• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Edukasi Pasien Lupus Eritematosus Sistemik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pentingnya Edukasi Pasien Lupus Eritematosus Sistemik"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Jurnal Penyakit Dalam Indonesia

Volume 10 Issue 4 Article 1

12-31-2023

Pentingnya Edukasi Pasien Lupus Eritematosus Sistemik Pentingnya Edukasi Pasien Lupus Eritematosus Sistemik

Evy Yunihastuti

Divisi Alergi Imunologi Klinik, Kelompok Staf Medis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, [email protected]

Fadlika Harinda

Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi Part of the Internal Medicine Commons

Recommended Citation Recommended Citation

Yunihastuti, Evy and Harinda, Fadlika (2023) "Pentingnya Edukasi Pasien Lupus Eritematosus Sistemik,"

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia: Vol. 10: Iss. 4, Article 1.

DOI: 10.7454/jpdi.v10i4.1545

Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi/vol10/iss4/1

This Editorial is brought to you for free and open access by the Faculty of Medicine at UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in Jurnal Penyakit Dalam Indonesia by an authorized editor of UI Scholars Hub.

(2)

Evy Yunihastuti, Fadlika Harinda

174

| Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 10, No. 4 | Desember 2023174

EDITORIAL

memiliki akses internet dan merupakan pengguna media sosial. Jenis media sosial terbanyak yang digunakan adalah WhatsApp (92,3%), diikuti dengan Instagram (75,4%), Facebook (60%), YouTube (58,5%), dan TikTok (44,6%).

Dari survei tersebut didapatkan frekuensi tertinggi dari pencarian informasi mandiri adalah saat pasien berada di kondisi khusus, seperti saat ada gejala atau terjadi kekambuhan atau flare (58,3%). Di sisi lain, Kementerian

Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia

melaporkan hoaks kesehatan merupakan hoaks terbanyak yang dilaporkan di Indonesia hingga triwulan pertama tahun 2023.

7

Fakta ini perlu menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan yang menangani kasus LES sekaligus menjadi kesempatan untuk memberikan edukasi yang benar lewat media daring. Scalzi, dkk.

8

menunjukkan pendekatan berbasis situs daring menjadi intervensi yang baik untuk memenuhi kebutuhan edukasi LES dan berhubungan dengan perbaikan luaran klinis pasien LES.

Adanya pendekatan media sosial kemudian menjadi daya tambah dalam memperbaiki kepatuhan pengobatan LES.

Selain edukasi daring yang bersifat umum, menurut suatu studi kualitatif, edukasi langsung dari tenaga kesehatan pada individu terkait memberi dampak yang lebih besar.

9

Survei yang dilakukan Josephine, dkk.

5

juga menunjukkan sarana edukasi yang menjadi pilihan utama ODAPUS adalah edukasi secara langsung oleh dokter atau perawat saat sesi konsultasi (87,7%). Hal ini dapat dipahami mengingat LES adalah penyakit yang sangat dinamis, bervariasi, dan perjalanan penyakit yang sangat berbeda, sehingga tenaga kesehatan dapat menyesuaikan dengan kondisi tiap ODAPUS. Harapannya, setelah banyaknya edukasi yang didapat, kepatuhan pengobatan dapat meningkat sehingga luaran pengobatan menjadi lebih baik. Dengan demikian, angka mortalitas maupun morbiditas pasien dengan LES dapat menurun.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjowall C, Parodis I. Clinical heterogeneity, unmet needs and long- term outcomes in patients with systemic lupus erythematosus. J Clin Med. 2022;11(22):6869.

2. Parodis I, Gomez A, Tsoi A, Chow JW, Pezzella D, Girard C, et al. Systematic literature review informing the EULAR recommendations for the non-pharmacological management of systemic lupus erythematosus and systemic sclerosis. RMD Open.

2023;9(3):

e003297.

Pentingnya Edukasi Pasien Lupus Eritematosus Sistemik

Evy Yunihastuti

1

, Fadlika Harinda

2

1Divisi Alergi Imunologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

2Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta

Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan penyakit kronik yang dapat mengenai berbagai macam organ dengan manifestasi ringan hingga serius. Karakteristik LES adalah sangat dinamis, bervariasi, dengan perjalanan penyakit yang kadang tidak dapat diprediksi. Walau saat ini semakin tinggi pengetahuan tentang patofisiologi, optimalisasi penanganan, dan banyak ditemukan obat yang lebih baik untuk terapi LES, masih banyak ODAPUS (orang dengan lupus) mengalami morbiditas, mortalitas, dan kualitas hidup yang kurang baik. Tanpa penanganan yang baik, pemantauan dan pengobatan yang teratur, tentu luaran yang baik akan lebih sulit didapatkan.

1

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa manajemen non- farmakologi merupakan bagian penting yang terintegrasi dalam protokol pengobatan LES.

2

Edukasi dan konseling dilaporkan berhubungan lurus dengan peningkatan kepatuhan pengobatan dan luaran klinis pasien.

3

Dalam studi lainnya oleh Zhang, dkk.

4

, kurangnya edukasi pengobatan berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit dan makin seringnya kekambuhan penyakit LES.

Besarnya edukasi yang didapatkan menjadi daftar tilik yang perlu untuk dipenuhi oleh petugas dalam layanan kesehatan.

Dari wawancara yang dilakukan pada pasien LES oleh Josephine, dkk.

5

, pengetahuan tentang penyakit menjadi materi yang dianggap paling penting dalam edukasi LES bagi para ODAPUS. Selain itu, edukasi mengenai alasan terjadinya perasaan lelah, sedih, atau murung, dan bagaimana cara menghadapi perubahan mood/depresi dan stres yang dialami menjadi materi terpenting berikut yang dikemukakan.

Menurut survei sosial ekonomi nasional (Susenas), sebesar 66,48% penduduk Indonesia mengakses jaringan maya (internet) di tahun 2022.

6

Di era digitalisasi ini, telah terjadi perubahan pola komunikasi, termasuk bagi pasien.

Edukasi yang sebelumnya berjalan satu arah dapat menjadi dua arah dengan adanya internet. Kemajuan teknologi ini telah dimanfaatkan tenaga kesehatan untuk edukasi dalam bentuk poster, artikel daring, dan sebagainya.

ODAPUS yang sebagian besar wanita usia muda tentu

terbiasa menggunakan internet dan media sosial. Pada

survei Josephine, dkk.

5

pada Jurnal Penyakit Dalam

Indonesia kali ini dilaporkan sebanyak 96,9% pasien LES

(3)

Pentingnya Edukasi Pasien Lupus Eritematosus Sistemik

175

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | Vol. 10, No. 4 | Desember 2023 | 3. Williams EM, Lorig K, Glover S, Kamen D, Back S, Merchant A, et al.

Intervention to Improve Quality of life for African-AmericaN lupus patients (IQAN): study protocol for a randomized controlled trial of a unique a la carte intervention approach to self-management of lupus in African Americans. BMC Health Serv Res. 2016;16(a):339.

4. Zhang L, Luan W, Geng S, Ye S, Wang X, Qian L, et al. Lack of patient education is risk factor of disease flare in patients with systemic lupus erythematosus in China. BMC Health Serv Res.

2019;19(1):378.

5. Josephine J, Widhani A, Cahyanur R, Karjadi TH. Survei kebutuhan edukasi pasien lupus eritematosus sistemik. J Penyakit Dalam Indones. 2023;10(4):189-98.

6. Direktorat Statistik Keuangan TI, dan Pariwisata. Statistik komunikasi Indonesia 2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia; 2023.

7. Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.

Triwulan pertama 2023, Kominfo identifikasi 425 isu hoaks. Jakarta:

Kominfo RI; 2023 [disitasi 30 Desember 2023]. Tersedia pada:

https://www.kominfo.go.id/content/detail/48363/siaran-pers-no- 50hmkominfo042023-tentang-triwulan-pertama-2023-kominfo- identifikasi-425-isu-hoaks/0/siaran_pers

8. Scalzi LV, Hollenbeak CS, Mascuilli E, Olsen N. Improvement of medication adherence in adolescents and young adults with SLE using web-based education with and without a social media intervention, a pilot study. Pediatr Rheumatol Online J.

2018;16(1):18.

9. Kankaya H, Karadakovan A. Effects of web-based education and counselling for patients with systemic lupus erythematosus: self- efficacy, fatigue and assessment of care. Lupus. 2020;29(8):884-91.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, terlihat di sini bahwa gambaran status kesehatan pada pasien LES yang memiliki aktivitas penyakit LES ringan, sedang, dan berat

17 Hal ini terjadi karena pada penelitian ini didapatkan trombositopenia pada 4 (9%) penderita LES yang berat dan tidak ditemukan trombositopenia pada 23

Oleh karena kualitas tidur yang buruk merupakan hal yang umum ditemukan pada penyakit rematik terutama LES dan tingkat aktivitas penyakit adalah salah satu

Kesimpulan : Sebagian besar pasien LES (67%) memiliki tingkat aktivitas penyakit sedang, pasien LES yang mengalami depresi dalam jumlah kecil (23,3%) serta terdapat

Oleh karena kualitas tidur yang buruk merupakan hal yang umum ditemukan pada penyakit rematik terutama LES dan tingkat aktivitas penyakit adalah salah satu

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner Mexican Systemic Lupus Erythemathosus Disease Activity (MEX-SLEDAI) dan Pittsburgh Sleep Quality

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Individu yang memiliki penyakit kronis dan tidak dapat disembuhkan seperti penyakit Lupus ini, seringkali merasa

Terdapat perbedaan signifikan pola sidik jari pada jari I dexter pasien Lupus Eritematosus Sistemik (LES) dengan tangan orang normal yang mana frekuensi pola