• Tidak ada hasil yang ditemukan

penundaan kewajiban pembayaran utang untuk

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penundaan kewajiban pembayaran utang untuk"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

Penulis mengangkat permasalahan penundaan kewajiban pembayaran utang untuk mencegah debitur bangkrut akibat pandemi Covid-19 berdasarkan undang-undang kepailitan. Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini membahas rumusan masalah 1, apakah kelalaian debitur akibat pandemi Covid-19 dalam melunasi utangnya dapat dijadikan alasan untuk mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelalaian debitur akibat pandemi Covid-19 dapat dijadikan alasan untuk mengajukan permohonan penundaan kewajiban utang.

UUK & PKPU memberikan perlindungan hukum kepada debitur di tengah pandemi Covid-19 agar tidak jatuh pailit melalui PKPU sebagaimana diatur dalam pasal 222 UUK & PKPU. PENANGGUHAN PEMBAYARAN UNTUK MENCEGAH DEBITUR pailit AKIBAT PANDEMI COVID-19 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KEPAILITAN. Pemilihan judul tersebut menyimpang dari permasalahan karakteristik ekonomi akibat pandemi covid-19.

Kelalaian debitur akibat pandemi covid-19 dalam membayar utangnya dapat dijadikan alasan untuk mengajukan penangguhan pembayaran. Krisis ekonomi di tahun 2020 telah menghambat ruang usaha sehingga hutang debitur tidak dapat dilunasi tepat waktu, bahkan di masa pandemi Covid 19 saat ini, kasus kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang (PKPU) menumpuk di pengadilan niaga karena banyak kreditur yang mengajukan aplikasi dengan tujuan untuk memperoleh pembayaran utang. Di masa pandemi Covid-19, banyak perusahaan yang bangkrut akibat virus corona, dan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja sepihak.

Berdasarkan uraian yang telah dibahas di atas, maka peneliti memilih judul disertasi: PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG UNTUK MENCEGAH UTANG SEBELUM KEBANGKRUTAN AKIBAT PANDEMI COVID-19 BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KEPAILITAN.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Orisinalitas Penelitian

PROFIL JUDUL MERITHA

Akibat hukum penundaan kewajiban pembayaran upah pekerja bagi perusahaan yang dinyatakan pailit harus dipenuhi sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, Pasal 95(1). 4 tentang pembayaran upah buruh yang harus didahulukan atau dapat diterapkan asas pari passu pro rata, sehingga tidak terjadi perebutan harta pailit di antara para kreditur. Karena penentuan kreditur mana yang harus didahulukan masih belum jelas sehingga mengakibatkan tertundanya kewajiban membayar upah bagi perusahaan yang dinyatakan pailit dan keadaan beberapa pihak yang ingin dibayar di luar harta pailit. Memberikan pengetahuan tentang kepailitan dan hukum ketenagakerjaan serta akibat hukum yang timbul apabila PKPU terhadap pekerja dilakukan oleh perusahaan yang telah dinyatakan pailit.

Selain itu, penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap tata cara pembayaran upah pada perusahaan yang pailit. Apakah kelalaian debitur akibat pandemi Covid-19 dalam melunasi utangnya dapat dijadikan dasar untuk mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang. Bagaimana praktik penyelesaian pembayaran utang melalui Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Niaga Surabaya berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1. Obyek yang diperiksa pada saat debitur lalai membayar utang akibat pandemi Covid-19 sebagai alasan pengajuan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang. Obyek yang diteliti berkaitan erat dengan praktik pelunasan utang melalui permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang berdasarkan undang-undang no. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penangguhan Kewajiban Pembayaran Utang.

Metode Penelitian

Disebut penelitian hukum doktrinal, karena penelitian ini dilakukan atau difokuskan secara eksklusif pada peraturan tertulis atau bahan hukum lainnya. Penyelidikan normatif tentunya harus bersudut pandang hukum karena melihat berbagai pengaturan hukum yang bersifat sentral dan sentral bagi suatu kajian.9 Aturan hukum normatif atau inventarisasi hukum positif harus dilihat sebagai kegiatan persiapan yang mendasar bagi kajian lain. Kumpulan hukum tertulis yang dilakukan peneliti adalah kumpulan publikasi dan dokumen yang mengandung bahan hukum positif.

Menurut Ary Rand, konsep secara filosofis merupakan integrasi mental dari dua atau lebih unit yang diisolasi menurut suatu ciri dan disatukan oleh suatu definisi tertentu.12 Pendekatan konseptual adalah pendekatan penelitian hukum yang berangkat dari kepercayaan dan doktrin yang tumbuh di dalam hukum. Dalam penelitian hukum normatif digunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder sebagai bahan hukum. Bahan hukum primer terdiri atas peraturan hukum, catatan risalah dalam pembuatan undang-undang, dan putusan hakim.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 dan/atau dalam konteks penanganan ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau Sistem Keuangan menjadi undang-undang. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Tidak Alami Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat untuk Penyakit CORONA VIRUS 2019 (COVID-19).

Mengenai bahan hukum sekunder, bahan hukum diperoleh dari buku-buku teks, jurnal asing, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, serta simposium yang diadakan para ahli terkait pembahasan kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan yang bermakna terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, ensiklopedia dan lain-lain. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku, jurnal, pendapat para sarjana, mempelajari kasus-kasus hukum yang berkaitan dengan pembahasan kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang.

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan yang berarti tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Setelah bahan hukum terkumpul, bahan hukum primer, sekunder dan tersier berhasil dikumpulkan kemudian dilakukan analisis terhadap bahan hukum tersebut dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Analisis kualitatif deskriptif adalah penelitian hukum yang bersifat deskriptif dan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang keadaan hukum.

Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN\

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, yang meliputi: Pengertian Permohonan Penangguhan Kewajiban Pembayaran Utang, Dasar Hukum Pemeriksaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Menanggapi Permohonan Kepailitan melalui Exceptio Non Adimpleti Contractus, Penangguhan Kewajiban Pembayaran Utang Tetap dan Sementara , Rencana Perdamaian dan Peran Pengurus dalam Penangguhan Kewajiban Pembayaran Utang kewajiban pembayaran utang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kelalaian debitur akibat pandemi Covid-19 dalam melunasi utangnya dapat dijadikan alasan untuk mengajukan penangguhan kewajiban utang. Akibat pandemi Covid-19 yang mengganggu stabilitas keuangan debitur, debitur tidak dapat melunasi utangnya atau lalai dengan kreditur dan dapat mengajukan penangguhan kewajiban pembayaran utang.

Saran

UU No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Pembubaran. UU no. 49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas UU No. 2 Tahun 1986 tentang peradilan umum. UU no. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara UU No. 9 Tahun 2004 tentang perubahan UU.

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. UU No 13 Tahun 2016 Tentang Paten UU No 20 Tahun 2016 Tentang Merek UU No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Keputusan Mahkamah Konstitusi No 69/PUU-XIII/2015 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pedoman Iuran Jasa Pengurus dan Pengurus Kepailitan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 .

Keputusan Mahkamah Agung no. 2 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung No. 3 tahun 1999 tentang hakim ad hoc.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, debitor yang gagal bayar akibat terkena dampak Covid-19 dapat menggunakan upaya PKPU untuk menghindari kepailitan dengan cara