Modul panduan praktikum ini telah dibuat dan didistribusikan untuk digunakan di lingkungan Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Siapa pun yang memperbanyak seluruh atau sebagian materi yang terkandung dalam modul praktik ini merupakan pelanggaran. Praktek Farmakoterapi Penyakit Saluran Pernapasan, Saluran Pernapasan, dan Kondisi Khusus merupakan aplikasi dari Mata Kuliah Farmakoterapi Penyakit Saluran Pernapasan, Saluran Pernapasan, dan Kondisi Khusus yang diajarkan oleh tim pengajar praktikum di Laboratorium Farmakoterapi Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Andalas.
Praktikum ini diberikan dengan tujuan untuk membantu mahasiswa memahami berbagai teori dasar serta mampu menganalisa kasus penyakit melalui anamnesis dan diagnosa dokter, data klinis, data laboratorium melalui SOAP dan manajemen terapi termasuk permasalahan terapi obat. Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi permasalahan terapi, dan pada kasus tertentu seperti polifarmasi yang menjadi permasalahan utama dalam terapi, sehingga dapat memberikan pelayanan terapi yang optimal, aman namun efektif. Dengan adanya latihan pemecahan kasus pada praktikum farmakoterapi diharapkan mahasiswa terlatih dalam memecahkan kasus terapi berbagai penyakit, mampu berpikir kritis, dan nantinya terampil dalam melakukan praktik pelayanan kefarmasian.
Kami memahami bahwa buku panduan praktis ini masih belum sempurna, sehingga kami mengharapkan masukan berupa saran dari berbagai pihak untuk perbaikan pada edisi-edisi mendatang. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga modul panduan praktis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
PENGENALAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI
Laporan sementara akan dikembalikan kepada praktisi paling lambat 3 hari setelah jadwal diskusi kelompok sebagai dasar penyusunan laporan akhir praktikum. Dalam peran tersebut, apotek sebenarnya memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien, antara lain apotek berperan penting dalam peresepan obat yang rasional, yang dapat membantu memastikan bahwa obat yang tepat untuk pasien yang tepat dipesan dari tempat yang tepat. dokter. pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan mempertimbangkan biaya, serta mempertimbangkan bahwa pasien mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa menggunakan produk yang diresepkan dan yang dijual bebas. Pelayanan terapi farmasi adalah program manajemen terapi pengobatan yang dapat diberikan oleh apoteker dan dirancang untuk memastikan bahwa manfaat terapi yang ditargetkan tercapai.
Tujuan dari terapi ini adalah agar obat yang diresepkan digunakan secara tepat untuk mengoptimalkan hasil terapi melalui peningkatan penggunaan obat, dan untuk mengurangi risiko efek samping, termasuk interaksi obat yang merugikan. Drug-related problem (DRPs) merupakan keadaan yang tidak ingin dialami oleh pasien yang disebabkan oleh terapi obat sehingga dapat menimbulkan permasalahan bagi keberhasilan penyembuhan yang diinginkan. Komponen-komponen tersebut merupakan kejadian buruk yang dialami pasien berupa keluhan medis, gejala, diagnosa, penyakit dan kecacatan serta mempunyai hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat dimana hubungan tersebut dapat merupakan konsekuensi dari terapi obat atau suatu kejadian yang memerlukan terapi obat sebagai salah satu penyebabnya. solusi, sekaligus preventif.
Jenis informasi yang dikumpulkan meliputi: data demografi pasien, riwayat kesehatan, riwayat obat, riwayat alergi, terapi obat saat ini, riwayat sosial dan situasi keuangan, riwayat keluarga, dan temuan fisik yang relevan dengan terapi obat. Terapi farmakologis, meliputi rekomendasi terapi obat untuk setiap DTP/DRP lengkap dengan dosis dan alasan pemilihan terapi. Obat yang diberikan, mengapa harus meminumnya, gejala apa yang bisa dihilangkan, kapan efek obat mulai terlihat, dan apa jadinya jika obat tidak digunakan dengan benar.
Perumusan rencana dilanjutkan dengan pemantauan yang meliputi pemantauan terapi obat dan hasil yang ingin dicapai.
ASMA
RHINITIS
Jelaskan golongan terapi obat yang digunakan dalam pengobatan rinitis, termasuk nama generik, mekanisme kerja, dosis, cara dan cara pemberian, serta efek samping. Sebagian besar kasus diare akut disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau protozoa dan umumnya sembuh dengan sendirinya. Namun perlu diingat bahwa diare melibatkan ketidakseimbangan penyerapan dan sekresi cairan dan elektrolit di usus besar, masalah dehidrasi sering ditemukan pada penderita diare.
Menjelaskan golongan terapi obat yang digunakan untuk mengobati diare, meliputi nama generik, mekanisme kerja, dosis, cara dan cara pemberian, serta efek samping. Uraikan minimal 3 contoh sediaan larutan rehidrasi (oral atau parenteral) yang digunakan untuk mengobati diare, meliputi nama sediaan, komposisi, cara dan cara pemberian. Nyeri somatik: nyeri yang umumnya terlokalisasi, disebabkan oleh aktivasi nosiseptor perifer tanpa merusak sistem saraf perifer atau pusat.
Menjelaskan golongan terapi obat yang digunakan dalam pengobatan HNP, meliputi nama generik, mekanisme kerja, dosis, cara dan cara pemberian, serta efek samping. Menetapkan tujuan dan merencanakan terapi yang tepat dalam penatalaksanaan asam urat berdasarkan pedoman terapi yang berlaku dan mempertimbangkan kondisi pasien. Selain itu juga ditemukan endapan kristal monosodium urat pada jaringan di dalam dan sekitar sendi (tophi), penyakit ginjal interstisial, dan nefrolitiasis asam urat.
Pada pria, hiperurisemia ditandai dengan kadar asam urat >7 mg/dL, sedangkan pada wanita >6 mg/dL. Sedangkan diuretik, asam nikotinat, salisilat, dan juga obat sitotoksik dapat menyebabkan rendahnya ekskresi asam urat. Menjelaskan golongan terapi obat yang digunakan dalam penatalaksanaan asam urat akut, meliputi nama generik, mekanisme kerja, dosis, cara dan cara pemberian, serta efek samping.
Menjelaskan golongan terapi obat yang digunakan dalam pengobatan penurunan asam urat, meliputi nama generik, mekanisme kerja, dosis, cara dan cara pemberian, serta efek samping. ISPA menjadi salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL, 2011). Menjelaskan golongan terapi obat yang digunakan dalam pengobatan ISPA, meliputi nama generik, mekanisme kerja, dosis, cara dan cara pemberian, serta efek samping.
Sedangkan masalah lain yang jarang terjadi pada pasien sirosis adalah sindrom hepatorenal, sindrom hepatopulmoner, dan disfungsi endokrin yang merupakan komplikasi penatalaksanaan. Menjelaskan golongan terapi obat yang digunakan dalam penatalaksanaan sirosis, termasuk nama generik, mekanisme kerja, dosis, cara dan cara pemberian, serta efek samping. Sebagai seorang apoteker merancang penatalaksanaan terapeutik yang tepat untuk kasus-kasus di atas dengan menerapkan konsep patofisiologi dan mekanisme kerja yang dipelajari.
DIARE
MANAJEMEN NYERI
GOUT
KONDISI KHUSUS (PEDIATRI)-ISPA…
WHO memperkirakan kejadian ISPA di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15–20% per tahun pada kelompok usia balita. Menurut WHO, sekitar 13 juta anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap tahunnya di dunia dan sebagian besar kematian tersebut terjadi di negara berkembang, dimana ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian ± 4 juta anak di bawah usia lima tahun per tahun. tahun (Rudianto, 2013). . Dari seluruh kasus ISPA yang terjadi di masyarakat, 7-13% kasusnya tergolong parah dan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Survei kematian yang dilakukan oleh Subdirektorat ISPA pada tahun 2010 menempatkan ISPA sebagai penyebab utama kematian bayi di Indonesia dengan persentase sebesar 22,30% dari seluruh kematian balita (Kemenkes RI, 2012). Faktor yang berhubungan dengan gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada anak kecil di Posyandu 5 Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan Karawang Tahun 2013.
KONDISI KHUSUS (GANGGUAN FUNGSI ORGAN)-SIROSIS