• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit ‘Ain dalam Perspektif Al-Qur'an (Studi Kitab Tafsir Mafatih Al-Ghaib Karya Fakhruddin Ar-Razi) -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Penyakit ‘Ain dalam Perspektif Al-Qur'an (Studi Kitab Tafsir Mafatih Al-Ghaib Karya Fakhruddin Ar-Razi) -"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

64 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Pada bagian ini adalah penutup yang mana berisikan kesimpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan merupakan jawaban atar permasalahan yang dirumukan pada bab pertama, berikut ini adalah rinciannya:

 Fakhruddin Ar-R ̅z ̅ adalah seorang ulama mutabahhir paham secara mendalam ilmu naqliyah dan aqliyah. Beliau merupakan salah satu ilmuan yang terkenal dengan kecerdasannya dan termasuk pada ilmun paling cemerlang dalam sejarah peradaban Islam. Beliau merupakan tokoh dari abad 12 M yang terkenaldengan seorang intelektual yang senang dengan berhijrah untuk menuntut ilmu diberbagai wilayah, tidak hanya berguru ia juga merupakan salah satu sumber keilmun seseorang. Salah satu karyanya yang masih popular sampai sekarang adalah kitab tafsir Maf ̅t ̅h Al-Ghaib. Pendapat lain mengatakan bahwa Ar-R ̅z ̅ tidak sempat menyelesaikan kitab Maf ̅t ̅h Al-Ghaib, lalu kitab ini dilanjutkan oleh Syiḥabudd ̅n Al- Khub ̅ dan Najmudd ̅n Al-Qumuli. Dalam kitab ini Ar-R ̅z ̅ banyak menjelaskan munasabah, kecocokan antar ayat dan surat, dan dalam pembahasannya ia banyak menggunakan bahasa-bahasa yang bersifat falsafi. Dan untuk ayat-ayat seperti bidang teologis, fiqh, kesehatan dan lain-lain ia berusaha mengungkapkan sesuai dengan disiplin ilmu yang ia miliki. Metode penafsiran yang digunakan Ar-R ̅z ̅ adalah metode tahlili. Dalam tafsir Maf ̅t ̅h Al-Ghaib ini Ar-R ̅z ̅ mengungkapkan tentang ayat-ayat ‘Ain yang mana didalam tafsir tersebut dijelaskan akan adanya penyakit ‘Ain. Penyakit ‘Ain ini

(2)

65

ternyata memang sudah ada sejak nabi, dan bahkan nabi sendiri yang hampir kena, Ar-R ̅z ̅menjelaskan nabi ketika hampir terkena ‘Ain yaitu ketika sedang membaca ayat Al-Qur’an kemudian terdengar oleh kaum musyrikin dan mereka juga tidak terima dengan diangkatnya nabi sebagai rasul.

‘Ain adalah sejenis penyakit non medis yang mana penyakit ini disebabkan oleh dua faktor, pertama karena pandangan yang memiliki rasa hasud, dengki dan ingin mencelekai. Kedua karena pandangan yang memiliki rasa takjub sekalipun ketakjubannya tidak disertai dengan rasa dengki. Maka seyogyanya bagi seseorang yang memiliki rasa kekaguman dengan sesuatu hendaklah mengingat kebesaran Allah. Dalam hal ini ’Ain bisa terjadi jika Allah sudah menakdirkan, dengan itu kita sebagai manusia sangatlah penting untuk berhati-hati dengan cara selalu mengingat Allah dan berdoa agar terhindar dari segala malapetaka. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh penulis terdapat empat ayat yang membahas tentang ’Ain dalam surat Al-Qalam, Al-Falaq, Al-A’raf, dan Al-Hijr dan Yusuf. Hakikat penyakit ‘Ain ini adalah pandangan yang tergelincir maksudnya tergelincir disini berarti membinasakan terhadap pandangan akibat dorongan jika orang yang dipandang tidak kuat dapat membinasakan orang tersebut. Adanya penyakit ‘Ain memang benar, bahkan nabi sendiri yang menjawab

قَح ُْيَْعْلا

didalam

surat Al-Qalam sendiri bahwa nabi hampir terkena ‘Ain ketika ia sedang membacakan Al-Qur’an. Wujud penyakit ‘Ain adalah melihat,

‘Ain ini sangat berbahaya walau memang di negara Indonesia tidak sebanyak Negara Jazirah Arab. ‘Ain bisa disembuhkan dengan ruqyah salah satu bacaan agar terhindar dari kejahatan-kejahatan

(3)

66 syetan dengan membacanya surat muawwidzat yang mana surat ini adalah surat untuk berlindung dari segala sihir.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penyakit ini memang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW akan tetapi masih banyak umat Islam yang belum percaya dan memahami akan hakikat maupun wujudnya. Maka penulis lebih menyadari dan mengingatkan kepada semuanya bahwa dari hal demikian yang mungkin dianggap sepele bisa menyebabkan bahaya untuk kita dan bahkan bisa menyebabkan kematian.

Agar terhindar dari gangguan ‘Ain kita bisa juga tidak terlalu sering mengekspos kepada orang lain.

Penyakit ini memang sulit untuk dipercaya karena memang penyakit ini jarang juga keberadaanya di Negara kita yakni Indonesia, akan tetapi setelah penulis teliti penyakit ini bukan sembarang penyakit yang bisa disembuhkan oleh dokter, penyakit ini termasuk kedalam penyakit non medis dan hanya orang tertentu yang bisa mengobati penyakit ini.

Untuk itu penulis berharap terutama pada penulis sendiri untuk terus tetap berhati-hati menjaga pandangan ketika hendak memuji dan juga selalu minta pertolongan kepada Allah agar dijauhkan dari segala malapetaka. Dan dari hasil penelitian ini penulis bisa memberikan penambahan wawasan mulai dari mengenal penyakit ‘Ain dan cara mengatasinya khususnya dalam Islam itu sendiri.

Referensi

Dokumen terkait