1
PENYESUAIAN DIRI REMAJA DALAM LINGKUNGAN BARU PADA PERSATUAN WIRID REMAJA MESJID ASSA’ADAH
AIR MATI KELURAHAN PARAK GADANG TIMUR KOTA PADANG
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
DIANA PUSPITA SARI NIM: 11060077
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
2
PENYESUAIAN DIRI REMAJA DALAM LINGKUNGAN BARU PADA PERSATUAN WIRID REMAJA MESJID ASSA’ADAH AIR MATI KELURAHAN
PARAK GADANG TIMUR KOTA PADANG
Oleh:
Diana Puspita Sari NPM: 11060077
Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Adjustment adolescent in New Environment In Wirid Youth Association Mosque Dead Air Assa'adah Parak Village East Tower of Padang, Thesis, Department of Education Guidance and Counseling STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2011. This research is motivated by every individual will experience a period of transition. One is childhood into adolescence. At this time, the psychological condition of emotional and social adjustment still need guidance. This is due to the issue of emotional instability, volatile and unstable. Sometimes this can make teens do things that are not good. 1. The purpose of this study is to describe the personal adjustment teens in this new environment. 2. The purpose adolescent social adjustment in a new environment. This type of research used in this research is descriptive quantitative research The study population included 30 participants teen wird Mosque Assa'adah Dead Water Tower Parak East Village Padang. These samples included 30 participants teen wirid Mosque Assa'adah Dead Water Tower Parak East Village Padang. The sampling technique used is total sampling. To collect data using questionnaires. Research is adolescent adjustment in a new environment of unity wirid teenagers Mosque Assa'adah Dead Water Village Parak Padang City East Tower. He results showed that Adolescent Adjustment in New Environment Youth Association Wirid Mosque Assa'adah Dead Water Village Parak East Tower of Padang in terms of personal self 1. Adjustment of young people in the new environment that is harmonious relationship between itself and the surrounding environment, including in the category good. Physical state in good enough category. Mentally in good enough category. Emotions in good enough category. 2. Adjustment of social adolescents in the new environment in terms of rules, including in the category quite well. Customs in both categories. Values and norms in society at good enough category. Results of this study recommend to participants wird adolescents to improve adolescent adjustment in a new environment on adolescent wird unity Mosque Assa'adah Dead Water Tower Parak East Village Padang.
Keyword: Adjustment Adolescent New Environment
Pendahuluan
Setiap individu akan mengalami masa peralihan. Salah satunya adalah masa kanak-kanak menuju remaja. Pada masa ini, secara psikologis kondisi emosi dan penyesuaian diri secara sosial masih memerlukan bimbingan. Menurut Syamsu (2009:184) fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Setiap individu akan mengalami masa peralihan. Salah satunya
adalah masa kanak-kanak menuju remaja.
Menurut Sri (2004:67) penyesuaian diri terjadi pada masa remaja awal, proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh sifat pribadi yang dimiliki oleh setiap individu.
Kepribadian setiap individu secara keturunan telah memiliki potensi yang khas sepanjang kehidupan dan mengalami perkembangan. Pada masa remaja awal, remaja memiliki citra diri yang lebih tinggi atau rendah. Remaja telah memahami baik- buruk, benar-salah yang dipelajari dari agama dan lingkungan sosial. Penyesuaian
1
2 diri sangat ditentukan oleh proses yang dilalui. Selama proses penyesuaian diri terjadi, terdapat rintangan baik dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Dalam menghadapi rintangan tersebut, sebagian remaja dapat melaksanakan penyesuaian diri dengan baik, namun ada sebagian remaja melaksanakan penyesuaian diri yang salah. Apabila remaja bisa menyesuaikan dirinya dengan baik, remaja bisa menemukan jati dirinya. pada masa tersebut terjadi perubahan dari segi psikis, fisik dan sosial. Salah satu persoalan dari segi sosial adalah proses penyesuaian diri pada lingkungan baru. Berdasarkan hasil observasi, remaja yang tergabung dalam persatuan wirid remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang, dijumpai persoalan yang terkait dengan proses penyesuaian diri.
Pengamatan yang dilakukan, terdapat peserta wirid remaja tidak mematuhi peraturan kegiatan wirid remaja, kesulitan penyesuaian diri remaja sesama teman sebaya, penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dan penyesuaian diri sosial dalam lingkungan baru.
Berdasarkan wawancara dengan pembimbing wirid remaja pada tanggal 26 Februari 2015 hari Kamis Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang. Diperoleh informasi bahwa remaja dalam menyesuaikan dirinya adalah adanya kesulitan penyesuaian diri remaja sesama teman sebaya yang berasal dari sekolah yang berbeda, adanya kesulitan penyesuaian diri remaja terhadap peraturan kegiatan wirid remaja dan adanya peserta wirid remaja sibuk dengan dirinya sendiri pada saat mulai kegiatan wirid remaja dilaksanakan, penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dan penyesuaian sosial remaja dalam lingkungan baru.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik membahas penelitian dengan judul “Penyesuaian Diri Remaja dalam Lingkungan Baru Pada Persatuan Wirid Remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang”. Berdasarkan masalah penelitian ini dibatasi dengan:
1. Penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru
2. Penyesuaian diri sosial dalam lingkungan baru
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
dapat merumuskan penelitian ini dengan judul “Bagaimana Penyesuaian Diri Remaja dalam Lingkungan Baru Pada Persatuan Wirid Remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang”? Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan:
1. Penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru
2. Penyesuaian diri sosial remaja dalam lingkungan baru
Menurut Schneiders (Achmad &
Mubiar 2013:82) terdapat beberapa jenis penyesuaian diri sebagai berikut:
1. Penyesuaian diri pribadi
Penyesuaian diri merupakan penyusunan kembali sikap dan tingkah laku individu untuk berespon secara kuat terhadap keadaan dirinya sendiri, meliputi keadaan fisik, mental dan emosi.
Ketiga hal ini menjadi syarat tercapainya penyesuaian sosial yang baik.
2. Penyesuaian diri sosial
Penyesuaian sosial merupakan kapasitas untuk bereaksi secara efektif dan kuat terhadap kenyataan yang ada di lingkungannya sehingga ia mampu untuk memenuhi tuntutan sosial dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan bagi dirinya atau maupun lingkungannya.
Menurut Enung (2006:207) pada dasarnya, penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu:
1. Penyesuaian diri pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai oleh adanya kegoncangan dan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya jarak pemisah antara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya.
2. Penyesuaian diri sosial
Kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus-menerus dan
3 silih berganti. Dari proses tersebut, timbul suatu pola kebudayaan dan pola tingkah laku yang sesuai dengan aturan, adat istiadat, nilai, dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini dikenal dengan istilah proses penyesuaian sosial.
Metode Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Agustus tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan Mesjid Assa’adah Air Mati.
Penelitian deskriptif kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang wajib mengungkapkan permasalahan yang aktual sebagaimana adanya secara sistematis, faktual dan akurat. Maka penelitian ini akan mengungkapkan data mengenai penyesuaian diri remaja dalam lingkungan baru pada persatuan wirid remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2015. Peneliti memilih tempat di Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang. Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu peserta wirid remaja di Mesjid Assa’adah Air Mati yang terdiri dari 30 orang.
Populasi dari penelitian ini sebanyak 30 peserta wirid remaja dan sampel penelitian sebanyak 30 responden, karena pengambilan sampel kurang dari 100 peneliti menggunakan rumus total sampling.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Riduwan (2012: 9) menyatakan bahwa “Data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama”. sama”. Data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data yaitu angket.
Agar pengumpulan data berjalan dengan lancar maka peneliti menjalankan prosedur sebagai berikut:
a. Mengkaji teori yang berhubungan dengan objek yang diteliti sehingga memudahkan peneliti dalam mengembangkan instrumen penelitian.
b. Menggambarkan keseluruhan ruang lingkup objek yang akan diukur.
penyusunan kisi-kisi angket terlebih dahulu ditetapkan variabel, kemudian menjadi sub-variabel setelah itu menjadi beberapa indikator. Kemudian kisi-kisi angket tersebut diturunkan menjadi butir-butir pernyataan untuk mengetahui penyesuaian diri remaja dalam lingkungan baru pada persatuan wirid remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang, kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Alternatif jawaban yang akan dipilih responden yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang- kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Setiap pernyataan diberikan tanda checklist (√) salah satu jawaban yang telah disediakan.
Pernyataan disusun secara sistematis, kemudian diberikan kepada responden untuk diisi oleh responden yaitu peserta wirid remaja Mesjid Assa’adah Air Mati.
c. Menguji dan mengetahui validitas alat pengumpulan data atau instrumen, maka dilakukan judge oleh 3 (tiga) orang dosen STKIP PGRI Sumatera Barat (Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons, Rila Rahma Mulyani, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Rici Kardo, M.Pd dari 70 item, setelah dilakukan analisis hasil judge ternyata ada item yang ditolak adalah 5 item. Nomor 13,15,34,51 dan 53 pernyataan angket adalah 65 item.
d. Setelah dijudge ada beberapa hal yang mungkin perlu diperbaiki, kemudian angket diperbaiki dan dikonsultasikan kembali kepada dosen pembimbing.
e. Dilakukan uji coba angket kepada 30 orang responden di luar dari sampel penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.
f. Melakukan uji validitas dan reliabilitas.
Setelah semua data yang diperlukan diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut sehingga dapat Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah megolah data dengan langkah sebagai berikut:
1. Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Proses seleksi ditempuh dengan cara memeriksa dan menyeleksi kelengkapan pengisian identitas maupun jawaban dari angket yang disebarkan kepada responden.
4 2. Penskoran data yang ditetapkan
dari angket untuk diolah kemudian diberi skor untuk setiap jawaban sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian isi angket yang telah diisi oleh subjek penelitian.
b. Membuat tabel pengolahan untuk penskoran
c. Menghitung presentasi yang diperoleh dengan
menggunakan teknik analisis persentase yang dikemukakan Sudjana (2002:50) sebagai berikut:
P = × 100 Keterangan:
P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah sampel
100 = Jumlah angka mutlak 3. Penetapan kriteria
Setelah data diolah menggunakan rumus persentase mutu di atas kemudian ditetapkan kriteria penilaian masing-masing data.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Penyesuaian diri Pribadi remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi:
a. Hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya Pada kategori sangat kurang baik 0.00%. Pada kategori kurang baik 3.33%. Pada kategori cukup baik 30%.
Pada kategori baik 46.67%. Serta pada kategori sangat baik 20%. Jadi, dapat disimpulkan penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi hubungan yang harmonis antara dirinya dan lingkungan sekitarnya tergolong kategori baik.
Menurut Enung (2009:206) menjalin hubungan yang erat dan harmonis dengan teman sebaya sangatlah penting pada masa remaja.
suatu hal yang sulit bagi remaja adalah menjauh dan dijauhi oleh temannya.
semakin mengerti ia akan dirinya, semakin meningkat keadaannya untuk menerima dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
b. Keadaan fisik
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi keadaan fisik pada kategori sangat kurang baik 0.00%. Pada kategori kurang baik 3.33%. Pada kategori cukup baik 36.67%. Pada kategori baik 30%. Serta pada kategori sangat baik 30%. Jadi, dapat disimpulkan penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi keadaan fisik tergolong kategori cukup baik.
Menurut Mohammad Ali &
Mohammad Asrori (2006:182) penyesuaian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat dari pada yang tidak sehat. Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya diri, harga diri, dan sejenisnya yang akan menjadi kondisi yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuaian diri.
c. Mental
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi mental pada kategori sangat kurang baik 0.00%. Pada kategori baik 0.00%. Pada kategori cukup baik 46.67%. Pada kategori baik 46.67%. Serta pada kategori sangat baik 13.33%. Jadi, dapat disimpulkan penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi keadaan fisik tergolong kategori cukup baik.
Menurut Siti (2005:69) pada saat- saat manusia menghadapi problema kehidupan, tiba pula saat mengadakan penyesuaian diri.
mental berarti terjadi penyesuaian yang wajar pula maka keseimbangan terwujud.
d. Emosi
5 Berdasarkan hasil analisis data
penyesuaian diri pribadi dalam lingkungan baru dilihat dari segi emosi pada kategori sangat kurang baik 0.00%. Pada kategori kurang baik 6.67%. pada kategori cukup baik 36.67%. Pada kategori baik 30%. Serta pada kategori sangat baik 26.67%. Jadi, dapat disimpulkan penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi keadaan fisik tergolong kategori cukup baik. Penyesuaian Diri Sosial Remaja dalam Lingkungan Baru.
Menurut Muhammad Al-Mighwar (2006:110) pada emosi pada kanak- kanak tidak jauh berbeda dengan pola emosi awal emaja. bedanya, hanya pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat, terutama dalam hal pengendalian latihan individu terhadap uangkapan emosinya.
2. Penyesuaian diri sosial dalam lingkungan baru dilihat dari segi:
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai penyesuaian diri remaja dalam lingkungan baru persatuan wirid remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang dilihat dari segi:
a. Aturan
Berdasarkan dari hasil data dapat diketahui bahwa penyesuaian diri sosial remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi aturan pada kategori sangat kurang baik 0.00%. Pada kategori kurang baik 0.00%. Pada kategori cukup baik 40.00%. Pada kategori baik 3.33%. Serta pada kategori sangat baik 26.67%. Jadi, dapat disimpulkan penyesuaian diri pribadi sosial remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi aturan tergolong kategori cukup baik.
Menurut Mohammad Ali &
Mohammad Asrori (2006:189) konsistensi nilai-nilai sikap, aturan, norma, moral dan perilaku masyarakat akan diidentifikasi oleh individu yang berada dalam masyarakat, sehingga akan berpengaruh terhadap proses perkembangan penyesuaian dirinya.
b. Adat Istiadat
Berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa penyesuaian diri sosial remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi adat istiadat pada kategori
sangat kurang baik 0.00%. Pada kategori kurang baik 0.00%. Pada kategori cukup baik 26.67%. Pada kategori baik 43.33%. Serta pada kategori sangat baik 30%. Jadi, dapat disimpulkan penyesuaian diri pribadi sosial remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi adat istiadat tergolong kategori baik.
Menurut Enung (2009:207) dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain yang terus-menerus dan silih berganti.
Dari proses tersebut, timbul suatu pola kebudayaan dan pola tingkah laku yang sesuai dengan adat istiadat dengan istilah proses penyesuaian sosial.
c. Nilai dan Norma yang berlaku dalam masyarakat
Berdasarkan deskripsi hasil data dapat diketahui bahwa penyesuaian diri sosial remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi nilai dan norma yang berlaku di masyarakat pada kategori sangat kurang baik 0.00%. Pada kategori kurang baik 0.00%. Pada kategori cukup baik 40%. Pada kategori baik 26.67%. Serta pada kategori sangat baik 33.33%. Jadi, dapat disimpulkan penyesuaian diri pribadi sosial remaja dalam lingkungan baru dilihat dari segi nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tergolong kategori cukup baik.
Menurut Syamsu Yusuf (2009:122) perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan terhadap remaja dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh dan menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, Penyesuaian Diri Remaja dalam Lingkungan Baru Persatuan Wirid Remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang. dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penyesuaian diri remaja dalam lingkungan baru persatuan wirid
6 remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang dapat disimpulkan dari 4 kategori data penelitian adalah dikategorikan cukup baik.
2. Penyesuaian diri remaja dalam lingkungan baru persatuan wirid remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang dapat disimpulkan dari 4 kategori data penelitian adalah dikategorikan cukup baik.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti ingin mengajukan saran kepada:
1. Peserta wirid remaja
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penyesuaian diri remaja dalam lingkungan baru persatuan wirid remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang.
2. Guru Pembimbing Wirid Remaja Sebagai masukan kepada guru pembimbing wirid remaja di Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang mengenai penyesuaian diri pribadi remaja dalam lingkungan baru dan penyesuaian diri sosial remaja dalam lingkungan baru.
2. Pengelola Studi
Memberikan kontribusi terhadap jenis penelitian terkait dengan penyesuaian diri remaja dalam lingkungan baru persatuan wirid remaja di Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang.
3. Penulis
Sebagai masukan bagi penulis untuk menambah wawasan tentang penyesuaian diri remaja dalam lingkungan baru persatuan wirid remaja Mesjid Assa’adah Air Mati Kelurahan Parak Gadang Timur Kota Padang.
Kepustakaan
Achmad Juntika Nurihsan dan Mubiar Agustin. 2013. Dinamika Perkembangan Anak & Remaja.
Bandung:Refika Aditama.
Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula.Bandung:Alfabeta.
Sri Rumini & Siti Sundari. 2004.
Perkembangan Anak &
Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika.
Bandung: Tarsito.
Syamsu Yusuf. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: Remaja Rosdakarya.
.
7