• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan skripsi ini merupakan kajian tentang reflective history peran ash-shuffah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Muhammad Saw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penyusunan skripsi ini merupakan kajian tentang reflective history peran ash-shuffah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Muhammad Saw"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Penyusunan skripsi ini merupakan kajian tentang refleksi sejarah peranan asy-shuffah dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang optimalnya pendidikan tinggi Islam di Indonesia dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Permasalahan penelitiannya adalah apa peranan Asy-Shuffah pada masa Nabi Muhammad SAW dalam perkembangan ilmu pengetahuan, bagaimana sejarah reflektif (reflective history) peranan Asy-Shuffah pada masa Nabi Muhammad SAW. dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis peran dan refleksi Asy-Shuffah dalam pendidikan tinggi Islam saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pembahasan sejarah reflektif tentang peranan Asy-Shuffah dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Muhammad SAW. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pada masa Nabi Muhammad SAW, Ash-Shuffah merupakan lembaga pendidikan yang berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Menjadikan asy-shuffah sebagai sistem pendidikan teladan dan bagian dari sistem pendidikan: guru, siswa dan lembaga. Guru di pusat pendidikan asy-Shuffah adalah Nabi Muhammad SAW, dan dibantu oleh beberapa sahabat yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis. Untuk melihat lebih dalam mengenai infrastruktur yang ada pada masa Nabi SAW ketika beliau memerintah Asy-Shuffah sebagai lembaga pendidikan.

7 Yakhsallah Mansur, Ash Shuffah: Pusat Pendidikan Islam pertama yang didirikan dan dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Republika, 2015), hal.189-190.

Rumusan Masalah

Oleh karena itu, patut kiranya penulis mencoba melihat lautan hikmah yang ada di lembaga pendidikan Asy-Shuffah, mengambil hikmah darinya dan membawa semangat masa itu ke dalam lembaga pendidikan tinggi Islam saat ini. Praktisnya menjadi acuan dan pedoman bagi komponen lembaga pendidikan yaitu pengelola dalam mengembangkan perguruan tinggi Islam.

Kajian Pustaka

Praktisnya menjadi acuan dan pedoman bagi komponen lembaga pendidikan yaitu pengelola dalam mengembangkan perguruan tinggi Islam. Kajian Peran Aisyah r.a dalam Pendidikan Agama Islam). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan seperti Aisyah r.a layak menjadi panutan atau rujukan bagi para pendidik perempuan. Rekonstruksi yang disampaikan berupa: pendidik perempuan harus mengetahui cara mendidik, menguasai bahan/bahan ajar, mampu membangun komunikasi dan interaksi sosial, serta menjadi teladan bagi peserta didiknya.9.

Tina Cahyani (2014) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta “Merekonstruksi Kurikulum Pendidikan Islam Nabi Muhammad Untuk Mengatasi Kenakalan Remaja”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum Islam Rasulullah mampu membentuk akhlak mulia peserta didik. Dalam tinjauan pustaka, fokus pertama pada Kuil Hikmah pada masa dinasti Abasiyah, kedua pada pendidik.

9 Maria Ulfah, “Rekonstruksi Peran Pendidik Wanita Pada Masa Nabi (Studi Peran Aisyah Ra dalam Pendidikan Agama Islam)”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, UIN Sunan Kalijaga, 2014.

Landasan Teori

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa peran yang dimaksud peneliti adalah Ash-Shuffah sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menjalankan perannya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ash-Shuffah merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Madinah yang berbentuk serambi atau adz-Dzillah (teduh) di teras Masjid Nabawi.20 Nabi Muhammad SAW sendiri turut serta langsung sebagai guru dan turut mendampinginya. Ash-Shuffah didirikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadi lembaga pendidikan Islam untuk pembinaan kader ulama.

Tujuan didirikannya Asy-Shuffah adalah untuk mewujudkan seluruh rujukan pendidikan Islam, meliputi tujuan tertinggi, tujuan umum, dan tujuan khusus. 21 Yakhsallah Mansur, Ash-Shuffah: Pusat Pendidikan Islam Pertama yang Didirikan dan Dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Republik, 2015), halaman 34. Shuffah mendidik ahl ash-Shuffah agar menjadi manusia yang mempunyai ketaatan seutuhnya kepada Allah SWT.

Tujuan utama pendidikan Asy-Shuffah adalah membentuk pribadi-pribadi muslim yang mampu menyebarkan risalah Islam dan mempertahankannya. Hal ini menunjukkan hasil dengan banyaknya ahl ash-Shuffah yang menjadi penyebar dan pembela Islam di berbagai bidang, baik ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup maupun setelah beliau wafat. Tujuan khusus pendidikan Asy-Shuffah adalah untuk mengajarkan berbagai macam keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.

23 Yakhsallah Mansur, Ash Shuffah: Pusat Pendidikan Islam Pertama yang Didirikan dan Dibimbing Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Republika, 2015), hal.67. Penelitian ini akan mengkaji data dari teks-teks yang menggambarkan lembaga pendidikan Ash-Shuffah dan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin lembaga tersebut dan para santri di lembaga tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sejarah karena penulis pernah meneliti dan mengkaji lembaga pendidikan Islam Asy-Shuffah pada masa Nabi Muhammad SAW dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Pendekatan ini dimaksudkan untuk mencerminkan peran Ash-Shuffah pada masa Nabi Muhammad SAW dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Data primer penelitian ini adalah buku-buku atau dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Asy-Shuffah dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Muhammad SAW. Buku-buku yang menjadi data primer dalam penelitian ini. 26 Yakhsyallah Mansur, Ash-Shuffah Pusat Pendidikan Islam Pertama yang Didirikan dan Dipimpin Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Gema Insani Press, 2015), hal.

Sistematika Pembahasan

Analisis isi merupakan analisis mendalam yang dapat menggunakan teknik kuantitatif atau kualitatif terhadap pesan dengan menggunakan metode ilmiah dan tidak terbatas pada jenis variabel yang dapat diukur atau konteks di mana pesan dibuat atau disajikan.37. Proses analisis yang dilakukan peneliti adalah analisis yang dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topik pembahasan. Dengan menganalisis buku-buku yang berkaitan dengan isi buku tersebut maka data-data dalam penelitian ini dapat disimpulkan.

Bagian tengah berisi uraian penelitian mulai dari pendahuluan hingga bagian akhir, berbentuk bab-bab secara keseluruhan. Pada setiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan bab tersebut. Oleh karena skripsi ini merupakan kajian tentang peranan perguruan tinggi Islam, maka sebelum membahas peranan Asy-Shuffah pada zaman Nabi Muhammad SAW dalam perkembangan ilmu pengetahuan, maka perlu dikaji terlebih dahulu sejarah berdirinya lembaga tersebut. zaman Nabi. Muhammad SAW di Madinah dan Ash-Shuffah.

Bagian ini membahas tentang sejarah Nabi Muhammad SAW di Madinah, keadaan Madinah dan sejarah berdirinya Asy-Shuffah. Setelah menjelaskan sejarah masa Nabi Muhammad SAW di Madinah dan Asy-Shuffah, bagian selanjutnya yakni Bab III fokus menjelaskan peran Asy-Shuffah dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan tokoh-tokoh yang terlibat. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas permasalahan perguruan tinggi Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia, serta bekal reflektif sejarah untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan berbagai lampiran yang berkaitan dengan penelitian. Ash-Shuffah merupakan lembaga pendidikan tinggi Islam pertama yang didirikan, dikelola dan dikembangkan oleh Nabi Muhammad SAW. Lembaga ini berperan sebagai; lembaga pendidikan tinggi Islam teladan, teladan pendidik terbaik dan penghasil ulama pewaris Nabi.

Sejarah reflektif (reflective history) peranan Asy-Shuffah dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Nabi Muhammad yaitu masjid-masjid perguruan tinggi Islam sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi Islam menggunakan sistem asrama, sumbernya ilmu pengetahuan dalam Islam. perguruan tinggi berbasis pada integrasi-interkoneksi, dan pendidikan yang bernuansa spiritual.

Saran

Bagi masyarakat di lingkungan pendidikan tinggi Islam, harapannya adalah kematangan program sarjana yang dipilih akan semakin meningkat dan kematangan soft skill akan ditambah untuk mendukung persaingan yang semakin kompetitif. Kepada pemerintah khususnya Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan agar lebih memberikan dukungan kepada perguruan tinggi Islam dalam mengembangkan soft skill mahasiswa dan mendaftar di perguruan tinggi Islam. Bin Abdul Aziz Asy-Syalhud, Fu'ad, Beginilah Seharusnyanya Seorang Guru: Panduan Lengkap Metodologi Pengajaran Jalan Nabi, Jakarta: Darul Hak, 2014.

Cahyani, Tina, “Rekonstruksi Kurikulum Pendidikan Islam Nabi Untuk Mengatasi Kenakalan Remaja”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014. Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren; Kajian Pandangan Kyai tentang Kehidupan dan Visi Masa Depan Indonesia, Jakarta: LP3ES, 2011. Diya' al-Umari, Akram, Tolak Ukur Peradaban Islam: Arkeologi Sejarah Madinah dalam Wacana Trans-Global, Yogyakarta: IRCiSoD, 2003.

Ma'matul Maulla, Lina, “Merekonstruksi Peran Baitul Hikmah dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Abbasiyah”, Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016. Mansur, Yakhsyallah, Ash-Shuffah: The Pertama. Pusat Pendidikan Islam Didirikan dan Dibesarkan Nabi Muhammad SAW, Jakarta: Republika, 2015. Montgomery Watt, W, Islam dan Peradaban Islam: Pengaruh Islam di Eropa Abad Pertengahan, Jakarta: Gramedia Pustaka, 1972.

Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Allamah, Jalan Menuju Takwa; Tips Praktis Meningkatkan Kecerdasan Spiritual, Bandung: Mizan, 2011. Ulfah, Maria, “Merekonstruksi Peran Pendidik Wanita Pada Masa Nabi (Kajian Peran Aisyah r.a dalam Pendidikan Agama Islam)”, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan , UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014 .

Referensi

Dokumen terkait

Several conditions that are regarded as risk factors for inflammation in the development of cardiovascular disease, include dyslipidemias, comprising increased total cholesterol, low