Keberkahan yang Allah limpahkan berupa kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Pesantren Dalam Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII MTs Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta”. Penyusunan skripsi ini berupa kajian singkat sistem boarding school dalam pendidikan karakter siswa kelas VII MTs Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pendidikan sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan yang juga menanamkan nilai-nilai pada peserta didik.
Sistem pesantren merupakan salah satu alternatif MT Nurul Ummah dalam menanamkan karakter pada siswa kelas VII. Disinilah peran penanaman kebiasaan melalui sistem pesantren dalam menumbuhkan karakter para santri menjadi penting yang pada akhirnya akan membentuk santri yang berkarakter dan menjadi generasi penerus bangsa. Dan untuk memudahkan para pendidik dalam mengontrol perilaku siswa dalam rutinitas sehari-hari, lembaga ini mewajibkan siswanya untuk tinggal di asrama selama belajar di MTs Nurul Ummah.
Berangkat dari latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Sistem Pesantren dalam Pembinaan Karakter Siswa Kelas VII di MTs Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta”.
Rumusan Masalah
Alasan pemilihan judul tersebut adalah MTs Nurul Ummah merupakan lembaga pendidikan yang dinilai sebagai wadah pembinaan karakter peserta didik di tengah zaman yang memerlukan perbaikan sistem pendidikan yang memperhatikan akhlak anak bangsa dan anak bangsa. pengarang. Ketertarikan untuk mendalami hal ini dikarenakan masih kurangnya perhatian peneliti yang menyelidiki pengembangan karakter di MTs Nurul Ummah. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan sistem boarding school pada siswa kelas VII MT Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Telaah Pustaka
Yang membedakan dengan skripsi penulis adalah objek penelitiannya: sistem boarding school diterapkan pada siswa SMA IT, sedangkan skripsi ini fokus pada siswa MTs yang muatan kurikulumnya berbeda. Skripsi yang ditulis oleh Umi Kholidah, Tarbiyah dan dosen keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2011 dengan judul “Pendidikan Karakter dalam Sistem Boarding School di MAN Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta”, Dalam penelitian ini sistem boarding school sangat berperan penting dalam pendidikan karakter peserta didik, karena sistem pesantren dimaksudkan sebagai upaya membentuk nilai-nilai karakter yang mendalam pada peserta didik, menciptakan lingkungan yang 14 Umi Kholidah, “Pendidikan Karakter dalam Sistem Pesantren di MAN Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta”, Tesis (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 2011).
Objek yang diteliti juga berbeda-beda; pada disertasi diatas yang menjadi objek penelitian adalah siswa sekolah dasar sepanjang sistem day school, sedangkan pada disertasi ini fokus penelitiannya adalah pada sistem boarding school dalam penanaman karakter. Perbedaan penelitian penulis dengan tesis di atas adalah pada cara penanaman karakter yang dilakukan; Penanaman karakter pada skripsi diatas dilakukan melalui pembelajaran PAI, sedangkan skripsi ini menggunakan suatu sistem yaitu sistem pesantren.
Landasan Teoretik 1. Sistem
Dilihat dari lembaganya, pendidikan Islam pada awalnya berbentuk Pesantren (Jawa), Dayah Kerangka (Aceh) atau Surau (Minangkabau). Karena para pembawa ajaran Islam menyebarkan atau mendakwahkan agama Islam, maka pendidikan Islam dimasukkan dalam pengertian umum pada abad ke-12 Masehi, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Madrasah dalam tradisi pendidikan Islam di Indonesia tergolong fenomena modern, dimulai sekitar awal abad ke-20 Masehi.
Secara umum pendidikan Islam telah disesuaikan dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat karena pendidikan Islam yang ada pada masa itu dirasa masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Dengan model pendidikan yang terintegrasi antara pesantren dan madrasah, maka bisa dikatakan pesantren. Boarding school adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu boarding school dan school, boarding school artinya boarding school dan school artinya sekolah, kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi boarding school.
Menurut Ensiklopedia dari Wikipedia yang dikutip Analisin, pesantren adalah lembaga pendidikan tempat para santri Pondok pesantren memadukan masa tinggal santri di lembaga pendidikan yang jauh dari rumah dan keluarga dengan pengajaran agama dan pembelajaran beberapa mata pelajaran. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pesantren merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan dalam suatu lembaga, yang tidak hanya memberikan pengajaran, tetapi juga menyatukan tempat tinggal dan sekolah.
Perpaduan sistem pendidikan pesantren dan madrasah melahirkan suatu bentuk pendidikan terpadu antara pesantren dan madrasah.25 Dari sudut pandang inilah MTs Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta disebut-sebut telah memperkenalkan sistem pesantren. Kurikulum pendidikan dan pengembangan karakter peserta didik di asrama dirancang dengan tujuan untuk membentuk karakter pribadi peserta didik. Sistem pesantren memadukan pendidikan agama dengan pendidikan umum, diharapkan santri dapat menyeimbangkan ilmu dengan praktek di lingkungan.
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sistem yang didasarkan pada asumsi bahwa segala sesuatu, apapun bentuknya, baik makhluk hidup maupun benda mati, dapat dianggap sistem dan mempunyai aspek-aspek yang dapat dipelajari. Pertama, penulis mewawancarai satu atau dua orang, karena data yang diperoleh kurang representatif maka yang diwawancarai lebih dari dua orang. Metode dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari data sejarah. 49 Metode ini digunakan untuk memperoleh sumber data yang berkaitan dengan penelitian seperti latar belakang.
49 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hal. Dalam penelitian kualitatif sering digunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan observasi partisipan, dalam metode ini peneliti terlibat langsung dengan aktivitas sehari-hari orang yang diamati atau dijadikan sumber data penelitian50. Cara ini digunakan untuk memperoleh data yang lebih lengkap, tajam dan untuk mengetahui tingkat keterampilan semu.
Dan metode ini tidak menggunakan petunjuk wawancara secara sistematis, melainkan hanya menggunakan petunjuk wawancara berdasarkan garis besar permasalahan. Analisis data adalah proses meneliti dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, mengorganisasikan data tersebut ke dalam. Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan di awal, namun bisa juga tidak, karena permasalahan dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang seiring dengan berjalannya penelitian. .54.
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Peneliti mengumpulkan data sambil menguji kredibilitas data, yaitu memeriksa kredibilitas data dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.55. Dalam penelitian ini peneliti mencari sumber data yang sama dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data antara lain observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan angket.
Sistematika Pembahasan
Uraian tersebut meliputi: letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, visi dan misi sekolah, kondisi guru dan pegawai, peserta didik, serta kondisi sarana dan prasarana sekolah dan sarana pendidikan, termasuk kondisi pondok pesantren. Bab ini berfungsi untuk memberikan gambaran secara utuh mengenai MT Nurul Ummah sebelum melanjutkan ke pembahasan utama yaitu “Sistem Asrama Dalam Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII MT Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta”. Bab ini berisi pembahasan permasalahan yang diteliti yaitu “Sistem Boarding School dalam Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII MT Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta”, yang meliputi faktor pelaksanaan, penghambat dan pendukung, serta hasil dari pesantren tersebut. sistem sekolah. dalam Pendidikan Karakter Siswa MT Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta.
Bab ini juga menyampaikan saran-saran mengenai hasil penelitian, agar dapat diperhatikan kontribusi para peneliti, baik bagi MT Nurul Ummah, maupun bagi peneliti lain atau masyarakat umum. Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: ..langkah-langkah sistem pesantren dalam membina karakter siswa VII. kelas MT. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam proses pembelajaran: religius, jujur, pekerja keras, mandiri, disiplin, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, hormat, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Penanaman karakter dilakukan melalui pembiasaan sehari-hari peserta didik di kediaman, nilai-nilai karakter yang terkandung dalam proses pembiasaan yaitu: disiplin, jujur, kerja keras, mandiri, toleran, demokratis, rasa ingin tahu, persahabatan, cinta damai, cinta kasih. membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Penanaman karakter dilakukan dengan cara mengembangkan diri, program yang ada bersifat ekstramural, nilai-nilai karakter yang terkandung dalam ekstramural antara lain: semangat kebangsaan, semangat dakwah, kreativitas dan rasa percaya diri. D. Penerapan sistem pesantren dalam pendidikan karakter peserta didik dapat disimpulkan bahwa sistem pesantren belum mencapai tujuan pendidikan.
Sebab tujuan pendidikan sebenarnya adalah mempersiapkan peserta didik untuk berinteraksi dengan masyarakat luas, sedangkan dalam teori sosiologi sistem pesantren tidak memenuhi tujuan pendidikan yang sebenarnya karena peserta didik di pesantren hanya berinteraksi dengan teman sebaya dan pendidik, tidak berinteraksi langsung dengan teman sebayanya. masyarakat luas.. Siswa dapat berhasil menjadi siswa yang berkarakter dalam hal menaati peraturan asrama, karena sistem, bukan karena kesadaran pribadi sebagai pribadi yang berkarakter.
Saran-saran
Kata Penutup
Awalnya penulis mengajukan permohonan izin untuk meneliti pendidikan karakter siswa VII. kelas MTsNU di asrama siswa. Setelah diperkenankan, penulis langsung menanyakan tentang sejarah berdirinya asrama putra, latar belakang, struktur kepengurusan dan jadwal kegiatan. , peraturan yang mengatur kehidupan sehari-hari siswa, dan kondisi siswa di asrama. Informan adalah salah satu guru siswa VII. Kelas MTsNU dalam proses pembelajaran di asrama mahasiswa (MDNU). Misalnya dilarang membawa handphone di asrama, sudah beberapa kali disosialisasikan, dan berkali-kali diancam denda Rp.
Peneliti : Mengenai proses pembelajaran di asrama bu, siapa yang menjadi pengelola khusus proses pembelajarannya bu? Informan : Iya, sering kali setelah tinggal di asrama menjadi kebiasaan apa jadinya kalau tidak salat. Peneliti : Mencuci saja di kamar tidur atau saat hendak pulang atau mencuci di rumah.
Peneliti : Kalau di asrama biasanya dikirim uang pak, pernahkah ada teman yang tidak punya uang lalu meminjamnya? Apakah anak tersebut berprestasi atau mengalami kendala, dalam hal melanggar peraturan asrama, dan tidak dapat ditangani oleh pihak pondok pesantren? Informan adalah salah satu pengawas asrama siswa MTsNU. Di asrama, kedisiplinan merupakan sikap seseorang yang melakukan aktivitas lebih bermanfaat tanpa membuang waktu.
Walaupun seharusnya kegiatan asrama dilakukan oleh pengawas, namun dalam situasi demikian kegiatan asrama menjadi terbengkalai. Untuk perkembangan anak-anak yang tinggal di pesantren berbasis Islam, keimanan agamanya ditingkatkan, walaupun kurang dalam bidang akademik, anak-anaknya pun demikian. Terkadang jika teman sedang tidak mood membuat anak tidak nyaman tinggal di asrama.
Pada mata pelajaran Fiqih, Ibu Lejli Nabilah mengajak para santri untuk berwudhu di area wudhu yang ada di asrama. Ikfina dan teman-temannya merupakan siswa MTsNU kelas VII. Proses belajar di asrama yang dilaluinya sama seperti teman lainnya yaitu saya.