• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peperangan yang terjadi tidak selalu bertujuan sama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peperangan yang terjadi tidak selalu bertujuan sama"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah mencatat bahwa konflik telah ada sejak awal dalam beragam aspek kehidupan manusia. Konflik menurut Soerjono Soekanto dijelaskan bahwa dalam pencapaian tujuan, setiap individu atau kelompok akan menggunakan berbagai cara termasuk dengan ancaman atau kekerasan sebagai bentuk pertentangan terhadap lawan1. Sedangkan Zein (2001) menjelaskan konflik sebagai ketidaksetujuan terhadap perundingan, pendapat maupun perdebatan2. Dengan demikian konflik dapat disimpulkan sebagai suatu hasil yang timbul dalam rupa ancaman atau kekerasan ketika muncul ketidaksetujuan dalam perundingan, pendapat maupun perdebatan dalam mencapai tujuan.

Setiap konflik yang muncul dapat mengalami peningkatan ke tingkat yang lebih berbahaya seperti peperangan. Setiap negara dapat mengalami konflik hingga terjadi peperangan dengan negara lainnya. Peperangan yang terjadi tidak selalu bertujuan sama. Ada peperangan yang bermaksud memusnahkan suatu ras, untuk menginvasi suatu kawasan, karena perbedaan ideologi, demi memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki negara asal dan berbagai tujuan lainnya. Ketidaksetujuan dalam perjanjian yang dibentuk juga dapat memicu terjadinya peperangan antar negara. Dari peperangan yang telah terjadi terhitung diantaranya dapat diselesaikan dalam waktu beberapa bulan, sedangkan peperangan yang lain dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan. Peperangan yang telah berlangsung bertahun- tahun akan membutuhkan bantuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar kedua pihak yang bertikai setuju untuk menghentikan peperangan yang berlangsung sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang terlanjur berlarut dan sulit untuk menemukan jalan keluarnya.

PBB hadir untuk membantu seluruh individu atau kelompok di semua negara di dunia untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan sekaligus mengatasi konflik yang tengah berlangsung. PBB berdiri dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan topik penelitian dalam skripsi penulis, antara lain: mengupayakan perdamaian dan

1 Samhis Setiawan. 2023. 32 Pengertian Konflik Menurut Para Ahli Terlengkap Dalam Sosiologi.

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-konflik/#:~:text=11.-,Menurut%20Ariyono

%20Suyono,tuntutan%20dari%20masing%2Dmasing%20pihak. diakses pada 7 Desember 2022.

2 Ibid.

(2)

keamanan, melakukan tindakan militer atas ancaman perdamaian, memberikan sanksi terhadap pelanggaran keamanan dan tugas-tugas serupa lainnya3. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, setiap anggota PBB berkontribusi dalam mengadakan kerjasama di berbagai bidang salah satunya bidang militer yang saat ini tengah mengatasi konflik antara Lebanon dan Israel.

Titik awal konflik yang masih berlangsung hingga hari ini antara Israel dan Lebanon bermula dari perang besar untuk pertama kalinya antara negara-negara Arab melawan Israel karena proklamasi Israel pada tanggal 14 Mei 1948 dan berlanjut konflik berikutnya hingga Perang Lebanon 2006. Perang selanjutnya satu per satu mulai melibatkan negara Arab lainnya hingga pada akhirnya konflik Arab-Israel mulai berkembang menjadi konflik dengan berbagai kompleksitas kepentingan.

Konpleksitas konflik Arab-Israel terjadi akibat perbedaan kepentingan setiap negara Arab terhadap Israel.

Untuk menghentikan konflik abadi Arab-Israel maka kesepakatan damai dibentuk dan diterapkan mulai bulan Juli sampai Oktober 1994 yang harus berakhir akibat perpecahan melalui konflik bersenjata antara tentara Israel melawan embrio-embrio negara yaitu Hamas Gaza dan Hizbullah di Lebanon. Kerusakan yang diakibatkan dari Israel melawan Hamas Gaza dan Hizbullah Lebanon muncul dalam jumlah banyak di berbagai segi tidak hanya pada segi korban jiwa tetapi segi lain seperti fasilitas vital berupa air dan listrik ditambah dengan kerusakan pada fasilitas kota seperti jembatan dan bandara4.

Setelah perang yang terjadi antara Lebanon dan Israel pada tahun 2006, PBB mengambil langkah untuk membuat keputusan-keputusan yang nantinya akan membantu Lebanon menghadapi masa sulit pasca perang. Dengan memandang bahwa konflik yang terjadi di Lebanon tidak akan dapat diselesaikan oleh satu negara maka PBB kemudian memutuskan untuk mengadakan operasi yang dilakukan melalui gabungan berbagai negara dalam penyelesaian konflik di Lebanon yang dinamakan dengan United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

UNIFIL merupakan salah satu dari berbagai operasi perdamaian yang dibentuk oleh PBB. Keterlibatan Lebanon berawal dari ketidaksetujuan Lebanon bersama negara-negara Arab lain mengenai proklamasi Israel tahun 1948 yang

3 Nibras Nada Nailufar. 2020. PBB: Sejarah, Tujuan, dan Tugasnya.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/04/193000569/pbb--sejarah-tujuan-dan-tugasnya?

page=all diakses pada 14 Maret 2020.

4 Ibid. hal 5

(3)

diwujudkan dalam gempuran bersama tentara Mesir, Lebanon, Suriah beserta tentara negara Arab lain. Setelah tahun 1948, perlawanan Lebanon tampak dalam perang Arab-Israel dikarenakan Lebanon ikut terkena dampak perang Arab-Israel sekaligus Lebanon menjadi basis militer oleh milisi Palestina dan basis perlindungan oleh pengungsi Palestina. Dalam pembalasan Lebanon terhadap Israel, para anggota Hizbullah yang mendiami Lebanon turut memberikan perlindungan kepada masyarakat dan wilayah di Lebanon. Setelah tahun 1982 dan 2006, ketegangan antara Israel-Lebanon mengalami peningkatan. Baik dari Israel atau dari kelompok Hizbullah yang berada di Lebanon Selatan mulai menyerang.

Pelanggaran-pelanggaran dari Israel atau Hizbullah dan ketegangan yang belum sepenuhnya mereda menjadi poin mengapa peran Kontingen Garuda khususnya mengenai perwujudan tujuan UNIFIL dibahas dalam penelitian ini. Setiap tahun misi UNIFIL selalu berubah menyesuaikan situasi di Lebanon, pergantian personel militer maupun personel non-militer secara rutin berganti dengan personel-personel baru secara berkala. Bergantinya mandat UNIFIL dan personel UNIFIL setiap tahun masih belum mampu untuk sepenuhnya meredam ketegangan di Lebanon sehingga Indonesia turut memberi kontribusi dalam pelaksanaan operasi UNIFIL guna membantu tercapainya tujuan-tujuan UNIFIL.

Indonesia telah resmi bergabung dengan PBB sebagai anggota ke-60 pada tanggal 28 September 1950. Pada tahun-tahun ini masih merupakan proses pengakuan kemerdekaan Indonesia dan setelah bergabungnya Indonesia dengan PBB maka kemerdekaan Indonesia pun secara tidak langsung diakui oleh anggota-anggota dalam PBB. Selain diakuinya kemerdekaan secara tidak langsung, kedudukan Indonesia sama dengan kedudukan ke-59 negara lain yang tergabung dalam PBB. Indonesia memperoleh haknya untuk ikut menciptakan, melaksanakan ketertiban dan perdamaian dunia sekaligus turut memberikan solusi dalam segala permasalahan yang terjadi di dunia.

Sampai tahun 2015 ketegangan antara Hizbullah di Lebanon dan Israel masih meresahkan masyarakat Lebanon, oleh karena itu Indonesia sesuai dengan tujuannya untuk melaksanakan ketertiban dunia turut mewujudkan tujuannya dengan mengirim Kontingen Garuda ke Lebanon. Karena kontak lewat laut dapat terjadi antara Lebanon dan Israel, Indonesia mengutus anggota operasi perdamaian matra laut yakni Kontingen Garuda Maritime Task Force XXVIII-I (periode 2016-2017) dan Kontingen Garuda Maritime Task Force XXVIII-J (periode 2017-2018) untuk

(4)

membantu Angkatan Laut Lebanon menurunkan tingkat ketegangan akibat konflik Hizbullah dan Israel di Lebanon dan melatih Angkatan Bersenjata Lebanon agar dapat secara mandiri mempertahankan keamanan Lebanon.

Partisipasi Indonesia sesuai dalam Pembukaan UUD 1945 “…dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan” diwujudkan dalam pembentukan Kontingen Garuda atau memiliki nama lain yaitu Pasukan Garuda.

Kontingen Garuda telah membantu Indonesia sejak bergabungnya Indonesia dengan PBB yakni dimulai dari Kontingen Garuda I yang dikirim ke Mesir pada tanggal 8 Januari 1957. Kontingen Garuda yang dikirimkan oleh Indonesia sebagian besar melaksanakan misinya dengan baik dan Kontingen Garuda terus meningkatkan kualitasnya sehingga sampai sekarang masih dikirimkan ke negara yang membutuhkan bantuan.

Peranan Kontingen Garuda secara umum adalah pemeliharaan gencatan senjata, stabilisator situasi di daerah berkonflik, membantu mengatasi konflik internal, memberi kontribusi positif dalam mengatasi situasi ancaman terorisme dan radikalisme, membantu mencegah terjadinya perang saudara5, memberi kontribusi dalam pemberian bantuan sosial seperti pendidikan; kesehatan; pangan; keamanan di wilayah berpenduduk, pemberian pelatihan kepada pihak berwenang di daerah berkonflik. Dalam upaya penurunan ketegangan yang masih berlangsung di Lebanon maka peran-peran Kontingen Garuda akan diperhatikan dan dibahas dalam penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peran Kontingen Garuda XXVIII Maritime Task Force dalam operasi UNIFIL untuk menurunkan tingkat ketegangan yang terjadi di kawasan Lebanon selama tahun 2016-2018 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui peran Kontingen Garuda XXVIII Maritime Task Force dalam operasi UNIFIL untuk menurunkan tingkat ketegangan yang terjadi di kawasan Lebanon selama tahun 2016-2018.

1.4 Manfaat Penelitian

5 George Clooney dkk. 2019. Makalah Indonesia & Perdamaian Dunia. https://osf.io/dj682/download diakses pada 14 Maret 2020.

(5)

Manfaat penelitian yang akan dihasilkan dari penelitian dibedakan menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis melalui pembahasan mengenai Kontingen Garuda dalam operasi UNIFIL.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang peran yang dilakukan oleh Kontingen Garuda XXVIII Maritime Task Force dalam mendukung pelaksanaan operasi perdamaian PBB di Lebanon. Serta, dapat memberi informasi sekaligus bahan kajian bagi mahasiswa Hubungan Internasional maupun mahasiswa jurusan terkait dan bagi pengamat masalah internasional.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat praktis dalam penjelasan mengenai peran Kontingen Garuda XXVIII Maritime Task Force sebagai pasukan perdamaian dibawah operasi perdamaian PBB dalam mendukung terwujudnya perdamaian dan keamanan di Lebanon.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian akan difokuskan pada pembahasan yang berkaitan tentang peran Kontingen Garuda XXVIII-I dan XXVIII-J Maritime Task Force dalam operasi keamanan sektor kelautan Lebanon tahun 2016-2018. Mengenai batas analisis dari topik penelitian ini, penulis memutuskan untuk membatasi pembahasan pada tahun 2016 hingga tahun 2018 selaku batas maksimal 10 tahun terakhir dalam penelitian.

Data tahun 2016 hingga 2018 dipilih oleh penulis karena terdapat poin-poin menarik dimana pelaksanaan tugas-tugas operasi UNIFIL dapat berjalan baik walaupun dengan sarana dan prasarana yang terbatas selama periode tersebut.

Kasus tahun 2016-2018 di Lebanon memiliki hal-hal yang menarik bagi penulis karena di tahun 2016 hingga 2018 tidak ditemukan adanya konflik minor atau pelanggaran dari kedua belah pihak dibandingkan dengan sebelum tahun 2016 dan sesudah tahun 2018. Selain tidak adanya konflik minor, penulis berkeinginan untuk meneliti apa yang menjadi perbedaan menonjol dalam peran Kontingen Garuda sebelum 2016 dan sesudah 2018, yang sukses dilakukan tahun 2016 hingga 2018 sehingga di tahun tersebut masyarakat Lebanon dapat merasakan dampak positif dari kehadiran Kontingen Garuda XXVIII-I dan XXVIII-J.

(6)

Poin menarik selanjutnya dari penelitian yang akan diteliti yakni dalam operasi UNIFIL periode 2016-2018 memiliki serangkaian masalah yang dihadapi baik oleh Kontingen Garuda, Kementerian Pertahanan dan PT. PAL Indonesia (Persero).

Masalah-masalah yang dihadapi oleh Kontingen Garuda antara lain perubahan teknis (deployment / sistem rotasi yang berbeda dibandingkan periode sebelumnya), belum terlaksananya dengan sempurna sejumlah tugas yang diberikan oleh MTF Commander seperti jaga malam yang terkadang mengalami kendala akibat sarana- prasarana terbatas.

Sedangkan untuk masalah yang dihadapi oleh Kementerian Pertahanan adalah persiapan sarana-prasarana belum dapat disesuaikan dengan peraturan sarana- prasarana yang diminta oleh PBB dan untuk masalah yang dihadapi oleh PT PAL adalah spesifikasi kendaraan Indonesia untuk operasi UNIFIL belum memenuhi standar spesifikasi yang diatur oleh PBB. Oleh karena banyaknya masalah yang dihadapi oleh Kontingen Garuda, Kementerian Pertahanan dan PT. PAL maka kerjasama antara pasukan Indonesia bersama dengan pasukan negara lain menjadi faktor bagaimana pada akhirnya operasi UNIFIL melalui peran-peran Kontingen Garuda dapat terlaksana dengan baik dan mendapat penghargaan dari MTF Commander.

Untuk penelitian topik terkait masih memiliki perkembangannya setelah tahun 2018 dimana kondisi Lebanon kemudian diliputi oleh konflik baru yang muncul akibat isu pergantian kepemimpinan di Lebanon beserta permasalahan lain yang mengikuti, namun pembahasan akan dibatasi hanya sampai pada pelaksanaan operasi Kontingen Garuda XXVIII-J/UNIFIL.

Referensi

Dokumen terkait

Tahap analisis merupakan tahap yang dilakukan penulis untuk menganalisis perlunya pengembangan media pembelajaran. Tahap analisis yang dilakukan penulis mencakup

Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui Peran, Strategi dan Faktor penghambat dan pendukung Kepala Madrasah dalam meningkatkan