• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERADABAN ISLAM MASA DINASTI BANI UMAYYAH (661-750 M)

N/A
N/A
Afifah Nurhalizah

Academic year: 2023

Membagikan "PERADABAN ISLAM MASA DINASTI BANI UMAYYAH (661-750 M)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERADABAN ISLAM MASA DINASTI BANI UMAYYAH (661-750 M)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SEJARAH PERADAPAN ISLAM

Dosen Pengampu : Ikmal Fawaid

Disusun Oleh

Afifah Nurhalizah (205220003) Fiki Nabilatu Sausan (2052200)

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur hanya terpanjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah tentang “Peradaban Islam masa Dinasti Bani Umayyah” Doa dan salam terhaturkan kepada Nabi Muhammad Saw. serta pengikutnya yang selama ini menjadi suri tauladan, khususnya dalam mendidik anak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Madiun, 15 September 2023

Penulis

ii

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..………. i

KATA PENGANTAR……….………. ii

DAFTAR ISI……….……… iii

BAB I PENDAHULUAN……… iv

1. Latar Belakang……….………… iv

2. Rumusan masalah………... v

3. Tujuan Penulisan……….………….. v

BAB II PEMBAHASAN………. 1

1. Pengertian Kebijakan PAUD……….…….………. 1

2. Macam-Macam Lembaga PAUD……….. 2

3. Tujuan Pendidikan Islam PAUD……… 3

BAB III PENUTUP………... 4

1. Kesimpulan……….………. 4

DAFTAR PUSTAKA………...……… 5

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kajian tentang Sejarah peradaban Islam tidak terlepas dari keberadaan sebuah dinasti yaitu Dinasti Bani Umaiyyah yang berkuasa selama lebih kurang 90 Tahun.

Dinasti ini didirikan oleh Muawwiyah Bin Abi Sufyan Ibn Harb Ibnu Muawwiyah melalui peristiwa Tahkim. Kehadiran Dinasti Umaiyyah telah memberi warna baru dalam sejarah pemerintahan Islam dengan sistim Pemerintahan yang sangat berbeda dari sistim Pemerintahan Islam pada masa-masa sebelumnya.

Dinasti Umayyah (661-750 M) merupakan dinasti besar pertama yang menganut sistem monarchiheridetis yang dikenal dengan khalifah. Dinasti Umayyah dipimpin oleh Muawiyah bin Abi Sofyan, merupakan bagian dari keluarga besar pedagang suku Quraish yang berpusat di Mekkah. Seiring dengan perkembangan agama Islam Bani Umayyah merasa terancam dan menjadi penentang utama dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW. Ketika agama Islam kuat dan mampu merebut Makkah (Fathul Makkah, Abu Sufyan beserta sekutunya meyerah dan kemudian memeluk agama Islam hingga tahun 627 M.

Dengan kekuasaannya yang luas dan memiliki kekuatan yang besar Dinasti Umayyah mampu menyebarluaskan dakwah Islam keseluruh dunia. Tidak hanya itu pada masa ini, Dinasti Umayah menjadi pusat kajian politik, budaya, dan ilmu pengetahuan pertama di dunia sejak abad pertengahan. Kekuasaan Dinasti Umayyah dalam keberhasilannya melakukan ekspansi jauh lebih besar daripada imperium Roma.

Keberhasilan ini diikuti juga dengan perjuangannya dalam penyebaran Islam (dakwah), baik di bidang keagamaan, politik dan ekonomi. Dengan demikian disamping memiliki kekuasaan yang luas, kekuatan tentara yang besar, Dinasti Umayyah dapat dengan mudah menyebarkan ajaran Islam (dakwah) ke segala penjuru negeri dan memperoleh hasil yang gemilang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Definisi sejarah berdirinya Dinasti Umayyah iv

(5)

2. Siapa Saja Khalifah Dinasti Umayyah

3. Bagaimana masa keemasan Dinasti Umayyah 4. Mengapa Dinasti Umayyah mengalami kemunduran

C. Tujuan

1. Menganalisis definisi sejarah berdirinya Dinasti Umayyah 2. Mengetahui tokoh para Khalifah Dinasti Umayyah

3. Menganalisis masa keemasan Dinasti Umayyah 4. Menganalisis kemunduran Dinasti Umayyah

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah

Bani Umayyah (bahasa Arab: Banu Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafa al-Rasyidin yang memerintah dari 661H sampai 750M di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756M sampai 1031M di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah1.

Di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, umat Islam mulai bergejolak dan muncul menjadi tiga kekuatan politik yang dominan kala itu, yaitu Syiah, Muawiyah, dan Khawarij. Keadaan ini tentunya tidak menguntungkan bagi Ali, akibatnya posisi Ali semakin lemah, sementara posisi Muawiyah semakin kuat. Dan pada tahun 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij.2

Setelah khalifah Ali meninggal dunia bulan Ramadhan 40 H, penduduk Kufah mengangkat putranya, Hasan menjadi khalifah mereka walaupun sebenarnya dia tidak berbakat menjadi khalifah karena lebih suka hidup bersenang-senang dan kawin dengan banyak Wanita.

Sementara itu, penduduk Syam pun telah mengangkat Muawiyah menjadi khalifah mereka semenjak peristiwa tahkim. Berbeda dengan Hasan, dia didukung oleh tentaratentara militan yang keperluan finansial mereka ditanggung Muawiyah, apalagi tanah Syam yang kaya raya mendukung Muawiyah untuk hal itu3. Muawiyah adalah salah seorang yang ahli dan paling menguasai dunia politik, cerdik, ahli siasat, penguasa yang kuat dan bagus planingnya dalam urusan pemerintahan. Maka tidak mengherankan

1 Buku 2 hlm 79 2 jurnal hal 20 3 Buku 3 hlm 103

(7)

jika dia dapat menjadi gubernur selama dua puluh dua tahun (pada masa khalifah Umar dan Usman, 13-35 H.)dan menjadi khalifah selama dua puluh tahun (40-60 H).

Dengan demikian, dunia Islam sepeninggal khalifah Ali terdapat dua khalifah, yaitu di Kufah dan Syam, suatu hal yang tidak perlu terjadi apabila dikaitkan dengan perlunya menciptakan persatuan di kalangan umat Islam. Maka tawaran Hasan untuk berdamai merupakan suatu hal yang tepat untuk mengatasi masalah itu. Itulah sebabnya waktu Hasan mengajak Muawiyah berdamai langsung diterima Muawiyah karena dia sangat berambisi menjadi khalifah.

Adapun syarat-syaratnya yang diajukan Hasan untuk Muawiyah, yaitu:

a) Hasan menyerahkan jabatan khalifah kepada Muawiyah dengan syarat, Muawiyah berpegang teguh pada Kitabullah dan Sunnah Rasul serta sirah (prilaku) khalifah- khalifah yang saleh.

b) Agar Muawiyah tidak mengangkat seseorang menjadi putera mahkota sepeninggalnya dan urusan kekhalifahan diserahkan kepada orang banyak untuk memilihnya.

c) Agar Muawiyah tidak menaruh dendam terhadap penduduk Irak, menjamin keamanan dan memaafkan kesalahan mereka.

d) Agar pajak tanah negeri Ahwaz di Persia diperuntukkan kepada Hasan dan diberikan setiap tahun.

e) Agar Muawiyah membayar kepada saudaranya Husein sebanyak 5 juta dirham dari Baitul Mal.

f) Agar Muawiyah datang secara langsung ke Kufah untuk menerima penyerahan jabatan khalifah dari Hasan dan mendapat baiat dari penduduk Kufah4.

Setelah itu Hasan pindah ke Madinah dan hidup tenang di sana sampai meninggal tahun 675 M/ 49 H., lima belas tahun setelah penyerahan jabatan kekhalifahan itu. Untuk mempertahankan jabatan khalifah tetap di tangan Bani Umaiyah, Muawiyah menciptakan sistem Monarchi dalam pemerintahannya.

B. Para Khalifah Dinasti Umayyah

(8)

Masa kekuasaan Dmasti Umayyah hampir satu abad, Tepatnya selama90 tahun, dengan 14 orang khalifah. Khalifah Yang pertama adalahMuawiyah bin Abi Sufyan, sedangkan Khalifah yang terakhir adalahMarwan bin Muhammad. DiAntara mereka ada pemimpin-pemimpinbesar yang berjasa di Berbagai bidang sesuai dengan kehendakzamannya, sebaliknya Ada pula khalifah yang tidak patut dan lemah.Adapun urutan Khalifah Umayyah adalah sebagai berikut:

a) Muawiyah I bin Abi Sufyan 41-60H/661-679M

b) Yazid I bin Muawiyah 60- 64H/679-683M

c) Muawiyah II bin Yazid 64H/683M

d) Marwan I bin Hakam 64- 65H/683-684M

e) Abdul Malik bin Marwari 65- 86H/684-705M

f) Al-Walid I bin Abdul Malik 86-96H/705-714M

g) Sulaiman bin Abdul Malik 96-99H/714-717M

h) Umar bin Abdul Aziz 99- 101H/717-719M

i) Yazid II bin Abdul Malik 101-105H/719-723M

j) Hisyam bin Abdul Malik 105-125H/723-742M

k) Al-Walid II bin Yazid II 125- 126H/742-743M

l) Yazid bin Walid bin Malik 126H/743 M

m) bvrahim bin Al-Walid II 126- 127H / 734-744M

n) Marwan II bin Muhammad 127-132H / 744-750M5

5 Buku 1, hlm 37 3

(9)

C. Masa Keemasan Dinasti Bani Umayyah

Masa pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai suatu era agresif, di mana perhatian tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penakiukan, yang terhenti sejak zaman kedua khulafaur rasyidin terakhir. Hanya dalam jangka waktu 90 tahun, banyak bangsa di empat penjuru mata angin beramai-ramai masuk ke dalam kekuasaan Islam.

Menurut Prof. Ahmad Syalabi,5 penakiukan militer di zaman Umayyah mencakup tiga front penting, yaitu sebagai berikut.

a) Pertama, front melawan bangsa Romawi di Asia kecil dengan sasaran utama pengepungan ke ibu kota Konstantinopel, dan penyerangan ke pulau-pulau di Laut Tengah.

b) Kedua, front Afrika Utara. Selain menundukkan daerah hitam Afrika, pasukan muslim juga menyeberangi Selat Gibraltar, lalu masuk ke Spanyol.

c) Ketiga, front timur menghadapi wilayah yang sangat luas, sehingga operasi ke jalur ini dibagi menjadi dua arah. Yang satu menuju utara ke daerah-daerah di seberang sungai Jihun (Ammu Darya). Sedangkan yang lainnya ke arah selatan menyusuri Sind, wilayah India bagian barat6.

Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan perluasan wilayah yang terhenti pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dilanjutkan kembali, dimulai dengan menaklukan Tunisia, kemudian ekspansi ke sebelah Timur, dengan menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Sedangkan angkatan lautnya telah mulai melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.

Sedangkan ekspansi ke Timur ini kemudian terus dilanjutkan kembali pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan. Abdul Malik bin Marwan mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkanabad, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan7.

Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid bin Abdul- Malik. masa kekuasaan Al-Walid disebut-sebut sebagai “masa kemenangan yang luas”.

Pengepungan yang gagal atas kota Konstantinopel di zaman Muawiyah, dihidupkan

(10)

kembali dengan memberikan pukulan-pukulan yang cukup kuat. Walaupun cita-cita untuk menundukkan ibu kota Romawi tetap saja belum berhasil, tetapi tindakan itu sedikit banyak berhasil menggeser tapal batas pertahanan Islam lebih jauh ke depan, dengan menguasai basis- basis militer Kerajaan Romawi di Mar’asy dan ‘Amuriyah8.

Prestasi yang lebih besar dicapai oleh Al-Walid I ialah di front Afrika Utara dan sekitarnya. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (Maghrib) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Ibu kota Spanyol, Cordoba, dengan cepatnya dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordoba. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.

Di zaman Umar bin Abdul-Aziz, serangan dilakukan ke Perancis melalui pegunungan Pirenia. Serangan ini dipimpin oleh Aburrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeaux, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours, namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di Timur maupun Barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betulbetul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah9.

Di samping keberhasilan tersebut, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan berbagai bidang, baik politik (tata pemerintahan) maupun sosial kebudayaan. Dalam bidang politik, Barii Umayyah menyusun tata pemerintahan yang sama sekali barn, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi

8 Buku 1 hlm 39 9 Buku 2, hlm 81

5

(11)

kenegaraan yang semakin kompleks. Selain mengargkat Majelis Penasihat sebagai pendamping, khalifah Barn Umayyah dibantu oleh beberapa orang sekretaris untuk membantu pelaksanaan tugas.

Dalam bidang sosial budaya, Bani Umayyah telah membuka terjadinya kontak antar bangsa-bangsa muslim (Arab) dengan negeri-. negeri takiukan yang terkenal memiliki tradisi yang luhur seperti Persia, Mesir, Eropa, dan sebagainya. Hubungan tersebut lalu melahirkan kreativitas baru yang menakjubkan di bidang seni dan ilmu pengetahuan. Di bidang seni, terutama seni bangunan (arsitektur), Barn Umayyah mencatat suatu pencapaian yang gemilang, seperti Dome of the Rock (Qubah Ash- Shakhra) di Yerusalem menjadi monumen terbaik yang hingga kini tak henti-hentinya dikagumi orang. Perhatian terhadap seni sastra juga meningkat di zaman mi, terbukti dengan lahirnya tokoh-tokoh besar seperti Al-Ahtal, Farazdag, Jurair, dan lain-lain.

Pada masa itu Abul Aswad Ad-Duali (w. 681 M) menyusun gramatika Arab dengan memberi titik pada huruf-huruf hijaiyah yang semula tidak bertitik.

Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H/724-743 M) merupakan raja Bani Umayyah yang paling terkenal di lapangan ilmu pengetahuan dengan meletakkan perhatian besar pada ilmu pengetahuan.

Dalam bidang peradaban Dinasti Umayyah telah menemukan jalan yang lebih luas ke arah pengembangan dan perluasan berbagai bidang ilmu pengetahuan, dengan bahasa Arab sebagai media utamanya10.

D. Masa Kehancuran Dinasti Umayyah

Sepeninggal Umar bin Abdul-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul-Malik (720- 724 M). Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul-Malik cendrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin Abdul-Malik (724-743 M).

(12)

Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan baru dikemudian hari menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan Mawali. Walaupun sebenarnya Hisyam bin Abdul-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil, akan tetapi, karena gerakan oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil dipadamkannya.

Setelah Hisyam bin Abdul-Malik wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil berikutnya bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini semakin memperkuat golongan oposisi, dan akhirnya pada tahun 750 M, Daulah Bani Umayyah digulingkan oleh Bani Abbasiyah yang merupakan bahagian dari Bani Hasyim itu sendiri, dimana Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, walaupun berhasil melarikan diri ke Mesir, namun kemudian berhasil ditangkap dan terbunuh di sana.

Kematian Marwan bin Muhammad menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di Timur (Damaskus) yang digantikan oleh Daulah Abbasiyah, dan dimulailah era baru Bani Umayyah di Barat, Al-Andalus11.

11 Buku 2 hlm 84

7

(13)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

1. Sejarah berdirinya Dinasti Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafa al-Rasyidin yang memerintah dari 661H sampai 750M di Jazirah Arab dan sekitarnya. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin

‘Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah.

2. Tokoh para Khalifah Dinasti Umayyah a) Muawiyah I bin Abi Sufyan b) Yazid I bin Muawiyah c) Muawiyah II bin Yazid d) Marwan I bin Hakam e) Abdul Malik bin Marwari f) Al-Walid I bin Abdul Malik g) Sulaiman bin Abdul Malik h) Umar bin Abdul Aziz i) Yazid II bin Abdul Malik j) Hisyam bin Abdul Malik k) Al-Walid II bin Yazid II l) Yazid bin Walid bin Malik m) Bvrahim bin Al-Walid II n) Marwan II bin Muhammad

3. Masa keemasan Dinasti Umayyah ini mulai ditandai dengan ekspansi wilayah diperluas pada zaman Al-Walid bin Abdul-Malik, Prestasi yang lebih besar dicapai oleh Al-Walid I sampai dengan masa Umar bin Abdul-Aziz yang memperluas wilayah hingga spanyol, selain perluasan wilayah dinasti Umayyah juga pembangunan berbagai bidang, baik politik (tata pemerintahan) maupun sosial kebudayaan, menyusun tata pemerintahan membangun administrasi kenegaraan, dan mengangkat Majelis Penasihat sebagai pendamping, khalifah Barn Umayyah dibantu oleh beberapa orang sekretaris untuk membantu pelaksanaan tugas.

4. Masa kemunduran Dinasti Umayyah ditandai dengan Sepeninggal Umar bin Abdul-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul-Malik (720- 724 M).

Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul-Malik cendrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Kerusuhan terus berlanjut

(14)

Saran

Penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan adanya masukanberupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

9

(15)

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

ALBERT LUTHULI MUNICIPALITY COMMUNITY-BASED LABOUR-INTENSIVE IRMA INFRASTRUCTURE PROVISION: FINDINGS OF AN IMPACT STUDY MAC MASHIRI*, SIPHO DUBE & JAMES CHAKWIZIRA *GwaraJena