• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ABAD-21

N/A
N/A
Michael Dania

Academic year: 2024

Membagikan "PERAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ABAD-21"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING ISBN : 978-623-94501-0-6

PERAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA ABAD-21

Saudah

Pendidikan Matematika UM. Purwokerto Saudahvitriany9@gmail.com

Abstrak

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu di zaman sekarang pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan generasi muda bangsa. Salah satu cara untuk mendukung kemajuan suatu bangsa adalah dengan pembelajar matematika. Perkembangan pembelajaran matematika dikut dengan tuntutan meningkatnya kemampuan dan ketrampilan dalam pembelajaran matematika. Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan literasi matematika. Kemampan literasi matematika berperan penting dalam pada pembelajaran matematikaabad-21. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam pembelajaran matematika terutama peran guru dalam memilih metode pembelajaran yang sudah seharusnya sesuai dengan kemampuan literasi matematika agar dapat memunculkan kemampuan dan ketrampilan kompetensi sesuai pembelajaran matematika abad-21. Makalah ini akan menjelaskan tetang kemampuan literasi matematika, pembelajaran abad-21, dan peran kemampuan literasi matematika dalam pembelajaran matematika abad-2.

Kata kunci: Literasi Matematika, Pembelajaran Abad-21, Peran Literasi Matematis Pada Pembelajarn Matematika Abad-21

A. PENDAHULUAN

Abad ke-21 adalah keadaan yang ditandai dengan kemajuan ilmu teknologi informasi dan komunikasi, kompetensi global dan persaingan bebas (Anwar, 2018).

Dimana setiap orang harus mampu menguasai hal tersebut dalam berbagai bidang agar bisa bersaing dan bertahan untuk mengimbangi kehidupan abad ke-21.Pendidikan merupakan salah satu penentu maju mundurnya peradaban suatu bangsa, dalam zona ini khusunya guru memegang peranan penting dalam menciptakan generasi bangsa yang mampu mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Salah satu cara untuk mewujudkan peradaban suatu bangsa adalah dengan pembelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan penting baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi (Anwar, 2018). Matematika juga serimg desebut sebagai akar atau induk dari semua ilmu pengetahuan hal ini menunjukan bahwa matematika memiliki peran yang sangat penting. Disamping perannya yang besar tuntutan kemampuan matematis juga semakin besar dalam belajar matematika.Tuntutan kemampuan matematis tidak hanya sekedar kemampuan berhitung tetapi juga memerlukan ketrampilan berpikir dan beralasan matematis dalam menyelesaikan soal-soal yang baru dan mempelajarai ide baru yang akan dihadapi siswa dimasa mendatang baik dalam pembelaran matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu seorang guru harus mampu

(2)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

meilihi metode dan model yang tepat dalam proses pembelajaran agar ketrampilan kemampuan matematis bisa dimiliki oleh semua siswa. Dengan demikian, berdasarkan permasalahan diatas peneliti akan menjelaskan tentang kemampuan literasi matematika, pembelajaran abad-21 dan peran kemampuan literasi matemtaika pada pembeljaran matematika abad-21.

Menurut PISA mendefinisikan literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk merumuskan, mempekerjakan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks (Anwar, 2018). Dalam memahami matematika ke dalam berbagaii konteks, diperlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar matematis. Terdapat dua komponen dalam hal ini yaitu, 1) pengetahuan, merujuk pada pengeahuan konseptual dan prosedural dasar, dalam hal ini akan digunakan dalam mengubungkan dan menyelesaikan masalah matematis yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan kosnpetual merupakan pengetahuan bekaitan dengan fakta, makna, ide, prinsip, hukum – hukum rumus dan konsep matematis. Sedangkan pengetahuna prosedural merupaka pengetahuna tentang bagaimana menggunakan prosedur matematika, bahasa dan simbol, serta interpretasi dan menggambar grafik maupun tabel. 2) kompetensi, merujuk pada kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan ketarampilan matematis yang diperoleh dari kelas ke kehidupan sehari-hari serta memahami situasi yang termasuk dalam permasalahan matematika.

Dalam hal ini juga akan m akan memuat kemampuan seperti kemampuan memahami masalah, memeilih sumber dan pengetahuan yang relevan, merancang metode dan strategi untuk menyelesaiakan masalah dan juga kemampuan menguji solusi yang sudah dibuat sendiri.

Menurut PISA mendefinisikan bahwa literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk merumuskan, mengolah dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks. Dalam hal ini, memahami matematika kedalam berbagai konteks diperlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar matematis. Terdapat beberapa hal dalam memahami matematika dalam berbagai konteks. Pertama adalah kemampuan pengetahuan konseptual dan procedural dasar, artinya dalam hal ini engetahuan konsep matematis berarti menghubungkan suatu permasalahan dengan konsep matematis seperti merubah permasalah kedalam symbol symbol matematika kemudian diselesaikan dengan menggunakan rumus- rumus matematika. Sedangkan pengetahuan procedural adalah pengetahuan yang berhubungan dengan langkah-langkah atau strategi matematis yang sesuai untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah, dan memilih sumber belajar yang relevan seuai dengan permasalahan secara mandiri yang kemudian pada tahap terakhir akan melakukan evaluasi secara mandiri yang bertujuan untuk mendapatkan perbaikan dalam menyelesaikan masalah yang akan dating.

Terdapat beberapa komponen dalam aspek matematika yang melibatkan kemampuan literasi matematika yaitu; 1) spatial literacy, yaitu membantu kita dalam memahami tentang dunia tiga dimensi; 2) numerachy, yaitu berkaitan dengan bilangan dan perhitungan; 3) quantititative literachy, yaitu berkaitan kuantitas dan ketidakpastian, kuantitas berkaitan dengan pemahaman dan kemampuan matematika dalam memahami tentang ukuran, pengenalan pola numerik dan penggunaan angka.

Ketidakpastian berkaitan dengan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesempatan yang sesuia dengan statistika dan probabilitas dan biasanya mengarah pada bidang kurikulum aljabar, grafis, simbolis, dan geometrik (Anwar, 2018).

(3)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

Pada dasarnya literasi matematika menekankan pada hal yang sama yaitu bagaimana mengunakan pengetahuan matematika guna memecahkan masalah sehari-hari secara lebih baik dan efektif dengan menggunakan prosedurdan metode yang tepat (Sari, 2015). Dalam proses memecahkan masalah ini, seseorang akan dengan mudah menggunakan atau menerapkan konsep matematika untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Dalam proses tersebut secara langsung akan mengarahkan seseorang berkembang dalam menerapkan kemampuan matematis yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian mengeksporasikan permasalahan tersebut secara matematis, menghubungkan permasalahan tersebut secara matematis, merumuskan permasalahan tersebut secra matematis, kemudian menentukan rumus, strategi, metode, dan prosedur atau langkah-langkah matematis yang sesuai dengan permasalahan terakhir, menalar permasalahan tersebut secara matematis yang kemudian dievaluasi sendri hasil yang sudah di dapat dari permasalahan tersebut yang bertujuan untuk perbaikan diri kedepannya sehingga akan selalu menjdi lebih baik dalam proses menyelesaikan suatu permasalahan baik permasalahan matematis maupun permasalahan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan lietrasi matematika adalah kemampuan individu dalam merumuskan suatu permasalahan secara matematis, kemampuan mengguankan rumus-rumus matematika dalam menyelesaikan masalah dan menginterpretasi hasil penyelesaian permasalahan baik masalah matematis maupun permasalahan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara mandiri.

Menurut Johar, berpendapat bahwa setiap level menujukan tingkat kompetensi siswa, seperti pada level satu siswa mampu menjawab pertanyaan yang bersifat umum dan informasi yang sudah tersedia dengan jelas, pada level dua, siswa mampu menginterpretasikan dan memahami situasi dalam konteks secara langsung, pada level tiga siswa mampu melalukan prosedur dengan baik, termasuk dalam mengambil keputusan secara berurutan dengan baik, pada level keempat siswa mampu bekerja secara efektif dalam mengadapi situasi yang konkrit namun tingkatannya lebih kompleks, pada level- lima siswa mampu bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks, mengetahui kendala yang dihadapi, dan melakukan dugaan-dugaan serta mampu memilih, membandingkan, mengevaluasi strategi untuk memecahkan masalah yang rumit yang berhubungan dengan model yang ada; pada level enam siswa mampu melakukan konseptualisasi dan generalisasi dengan menggunakan informasi berdasarkan pemodelan dan penelaahan dalam suatu situasi yang kompleks, menghubungkan sumber informasi berbeda dengan fleksibel dan menerjemahkannya. (Marzuki Ahmad, 2019)

Literasi matematika adalah kemampuan individu untuk dapat memahami konsep matematika dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari – hari seperti fakta, prinsip, operasi, dan pemecahan masalah. Seseorang yang mempunyai literasi matematika yang dalam maka akan mempermudah mengapikasikannya dalam berbagai permasalahan baik permasalahan matematis mapupun permasalahan kehidupan sehari-hari dengan cara dan metode yang sesuai (Afriyanti, 2018). Literasi matematika merupakan kemampuan yang penting dalam proses belajar matematika, dengan kemampuan tersebut individu akan mudah merumuskan, menerapkan, dan mengkomunikasikan suatu permasalahan kehidupan sehari-hari yang dihubungkan dengan konsep matematika. Didalam matematika terdapat kemampuan bagaimana menggunakan konsep, memilih prosedur yang tepat dalam menyelesaiakn permasalahan matematika kemudian dapat mendiskripsikan, menjelaskan dan

(4)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

memprediksi suatu kejadian . denagn memeiliki kemampuan literasi matematika yang tinggi siswa akan mudah menerapkan pengetahuan matematika kedalam permasalahan kehidupan sehari – hari (Dinni, 2018).

Pendidikan sekarang adalah pendidikan yang berada di masa percepatan pengetahuan yang sangat pesat dalm perkembangannya. Percepatan pengetahunan ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang sangat canggih. Hal ini menyebabkan semua bidang harus siap dan mampu mengimbangi percepatan pengetahuan ini supaya tidak tertinggal oleh zaman tidak terkecuali bidang pendidikan. Pendidiakan yang baik adalah pendidikan yang mampu mengimbangi percepatan kecanggihan media dan teknologi informasi (Anwar, 2018).

Perubahan/ penerapan yang terjadi dibidang penddikan berfokus pada proses mengajar. Kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan media dan teknologi informasi. Bahan pembelajaran harus memberikan desain yang lebih otentik hal ini disebabkan agar proses pembelajaran lebih mennyenangkan dan tidak cepat bosan. Pembelajaran abad-21 adalah pembelajaran yang menekankan pada kemampuan penguasaan bukan hanya pengetahuan namun juga kemampuan teknologi dan telekomunikasi informasi dan kemampuan ketrampilan dalam berinovasi dalam belajar (Anwar, 2018).

Pembelajaran abad-21 menekankan pada kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan inovatif, komunikatif, kolaboratif, berfikir positif dan bersikap inisiatif dan mampu menghubungkan Pembelajaran yang dikuasai dengan kehidupan sehari-hari.

ATCS (assesment and teaching for 21st century skills) menyebutkan bahwa terdapat empat hal pokok yang berkaitan dengan kecakapan abad 21 yang harus dimiliki setiap siswa yaitu cara berpikir, cara bekerja, alat kerja dan kecakapan hidup. Cara berpikir meliputi kreatifitas, berpikir kritis, inovatif, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi matematis, kemampuan koneksi matematis dan kemampuan pengambilan keputusan dalam belajar. Sedangkan cara bekerja adalah mencakup kemampuan komunikasi dan kolaborasi dengan orang lain kemudian alat untuk bekerja mencakup kemampuuan individu dalam menguasi teknnologi informasi dan komunikasi serta kemampuan literasi matematis. Kemudian kecakapan hidup meliputi rasa tanggungjawab baik secara pribadi maupun sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Ketrampilan abad-21 memiliki empat komponen yaitu, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan pemecahan masalah, ketrampilan komunikatif, dan ketrampilan kolaborasi. Komponen tersebut harus dimiliki setiap individu dalam menyelesaiakn permasalahan baik permasalahan matematis maupun permasalahan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu untuk mencapai ketrampilan tersebut, seorang pendidik harus mampu mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju, penguasaan teknologi informasi sefta mampu memilih metode, strategi, dan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan (Nur, 2020).

Pembelajaran abad-21 menekankan bahwa setiap siswa harus memiliki empat ketrampilan yaitu ketrampilan berpikir kritis (critical thingking), berpikir kreatif (creativity thingking), ketrampilan komunikasi (communication), dan ketrampilan dalam berkolaborasi (collaboration). Dengan demikian dalam pembelajaran matematematika, dituntut harus menekankan ketrampilan tersebut agar siswa dapat menggunakan teknik dan membuat ide–ide baru dalam pembelajaran, merinci, memperbaiki, menganalis dan mengevaluasi ide-ide yang sudah digunakan supaya dapat menegmabngkan dan memaksimalkan kreatifitas siswa dan

(5)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

mengkomunikasikan hasil yang diperoleh baik dilakukan secara individu maupun kelompok (Nahdi, 2019).

Pembelajar abad-21 memiliki empat prinsip yaitu: 1) pembelajarn berpusat pada siswa, artimnya didalam pemeblajarn siswa dibebaskan untuk berkreatifitas sesuai dengan kemampuanya siswa bisa menentukan sistem pembelajaran yang sesuai dengan keinginannya, dan guru memiliki peran sebagai fasilitator dalam proses pemeblajaran sehingga pembelajaran dikelas kan kondusif dan menyenangkan; 2) pemeblajaran yang mengantar siswa untuk berkolaborasi dengan siswa lain, artinya siswa dilatih kerjasama dengan sswa lain yang tentunya memiliki latar belakang budaya yang berbeda beda; 3) pembelajaran kontekstual, artinya materi pembelajaran yang yang dajarkan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa mampu menerapkan pengetahuan matematikanya kedalam permasalahan kehidupan sehari-hari; dan 4) siswa dilibatkan dalam kehidupan sosial supaya siswa berlatih tanggung jawab dalam program- program sosial yang diadakan dalam kehidupan sosial (Syahputra, 2018).

Literasi matematika adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuan matematika dalam kehidpan sehari – hari. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampan dalam merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika kedalam berbagai kehidupan. Selai kemampuan tersebut terdapat juga kemampuan didalamnya kemampuan penalaran yang meliputi penggunaan pkonsep, prosedur dan fakta untuk menggambarkan suatu peristiwa. Berdasarkan definisi diatas literasi matemtika bukan hanyakemampuan berhitung namun kemampuan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dan membantu menggunakan kemampuan tersebut dalam mengambil keputusan – keputusan dalam kehidupan (Astuti, 2018).

Pembelajaran matematika abad-21 merupakan proses belajar yang mengutamakan ketrampilan. Ketrampilan yang sudah didapat, cara belajar, gaya belajar mereka. Ketrampilan abad-21 terdiri dari ketrampilan belajar dan berpikir (pemikiran yang lebih tinggi, perencanaan, pengelolaan, kerjasama), melek teknologi (menggunakan teknologi dalam pembelajaran), dan keterampilan menjadi seseorang pemimpin (kreatifitas, etika dan menciptakan produk). Dengan kata lain dalam tersebuat adalah ketrampilan teknologi. Pembelajaran abad-21 selain mahir dalam pengetahuannya juga haru mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang mengikuti zaman (Astuti, 2018).

Peran kemampuan literasi matematika dalam pembelajaran matematika Abad-21. Literasi matematis memiliki beberapa proses dalam penyelesaian matematika seperti merumuskan, artinya menerapkan konsep matematika dalam merumuskan penyelesaian masalah, menggunakan, artinya menggunakan rumus matematika yang relevan dalam menyelesaian masalah dan menginterpretasikan hasil penyelesaian masalah secara mandiri Proses ini memuat kegiatan mengeplorasi, menghubungkan, merumuskan, menentukan, menalar, dan proses berfikir matematis lainnya.. Singkatnya, dalam literasi matematis terdapat empat komponen penting yakni memahami konsep, memecahkan masalah, mengomunikasikan, dan menerapkan prosedur Literasi matematis memiliki tiga proses utama yakni merumuskan, menggunakan, dan menginterpretasi (Anwar, 2018).

Kempat komponen tersebut dapat diperoleh pada ketrampilan pembelajaran matematika abad 21. Pembelajarn matematika abad 21 tdak hanya sebagai transfer pengetahuan namun kegiatan yang harus dilakukan siswa secara aktiv beraktivitas

(6)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

dalam upaya membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan potensi yang dimiliknya. Siwa yang sudah mampu membangun kemampuan pengetahuannya dalam satu masalah belum tentu dapat menerapkannya dalam suatu masalah yang berbeda.

Siswa perlu utnuk mengalami proses pemecahan masalah dalam berbai situasi dan kondisi baik permasalahan matematis maupun berkaitan dengan masalah kehidupan sehari- hari supaya siswa dapat menggunakan ketarmpilannya secara efektif (Janaha, 2019) .

Penerapan konsep pembelajaran matematika ditingakat sekolah adalah membangun kecakapan personal dan kecakapan social yang bertujuan untuk membangun kecakapan personal dimana setiap inidividu berhak atas ilmu pengetahuan yang sesuai dengean kemampuan dan perkembangan yang dimiliki.

Kecakapan personal bekaitan dengan kecakapan akademik, kecakapan disiplin, dan kecakapan kepribadian. Sedangkan kecakapan social meliputi kecakapan dalam berhubungan dengan dunia social dimana seseorang yang memiliki kecakapn social yang tinggi akan mampu memposisikan diri yang disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan kebutuhan dari ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan studi literatur dengan menelaah jurnal dan penelitian yang dilakukan oleh lembaga terkait. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana peran kemampuan literasi matematis dalam pembelajaran matematika pada abad-21.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu terkait peran literasi dalam pembelajaran abad-21 dapat dijelaskan bahwa, penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2018) dan Nur (2020), dan memiliki latar belakang yang sama yakni pendidikan adalah salah satu cara untuk meningkatkan peradaban suatu bangsa, salah satunya adalah dengan belajar matematika.

Matematika adalah induk ilmu dari semua ilmu pengetahuan dan matemtaika adalah ilmu dasar yang memiliki perasn penting dalam mempelajari semua ilmu pengetahuan dan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan matematis bukan hanya menitikberatkan pada kemampuan berhitung saja, namun kemampuan matematika juga harus mampu menerapkan pengetahuan konsep matematika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan komponen pembelajaran matematika pada abad-21 yang menitikberatkan pada ketrampilan kemampuan berpikir kritsi, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi matemtais dan kemampuan kolaborasi serta memiliki ketrampilan yang kreatif dan inovatif.

Anwar (2018), hasil penelitiannya mengatakan bahwa literasi matematika merupakan kemampuan individu dalam menerapkan pengetahuan matematika untuk menyelesaiakan msalah kehidupan sehari-hari. Dalam literasi matematika terdapat tiga komponen yaitu memahami, konsep, memecahkan masalah, komunikasi, dan menerapkan prosedur. Hal tersebut termuat dalam keterampilan abad-21 yakni critical dan problem solving, communication dan collaboration, serta creativity dan innovation. Keterampilan abad-21 sangat dibutuhkan agar dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan juga masalah yang diberikan oleh zaman. Dalam upaya mengembangkan keterampilan abad-21, yang didasari oleh pembelajaran di kelas matematika, pendidik sebaiknya menerapkan pembelajaran yang lebih cenderung mengacu pada keterampilanketeramplan tersebut.

Sedangkan Nur (2020) hasil penelitiannya mengatakan bahwa Literasi matematis adalah kemapuan seorang invidu dalam menggunakan pengetahuan matematikanya guna

(7)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari. Dalam literasi matematik terdapat beberapa komponen penting yakni, memahami konsep, memecahkan masalah, komunikasi, dan menerapkan prosedur. Hal tersebut termuat dalam keterampilan abad-21 yakni kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan kecakapan ketrampilan. Keterampilan abad-21 sangat dibutuhkan agar dapat menjawab dan menyelesaikan tantangan juga masalah yang diberikan oleh zaman. Dalam upaya mengembangkan keterampilan abad-21, yang didasari oleh pembelajaran di kelas matematika, pendidik sebaiknya menerapkan pembelajaran yang lebih cenderung mengacu pada keterampilan- keteramplan tersebut, seperti kompetensi analitik, kompetensi interpersonal, kemampuan untuk bertindak, kemampuan untuk memproses informasi, kemampuan untuk mengelola perubahan. Selain itu materi ajar pun harus mengalami sejumlah penyesuaian dari yang berbasis konten menjadi berorientasi konteks. Klasifikasi keterampilan abad-21 ada pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Klasifikasi Keterampilan Abad-21 Kompetensi

Analitik

Kompetensi Interpersonal

Kompetensi Bertindak

Kemampuan untuk Memproses

Informasi

Kemempuan Untuk Berubah Berfikir Kritis Komunikasi Inisitif dan

Kemandirian

Literasi Informasi

Kreatifitas dan Motivasi Pemecahan

masalah

Kolaborasi Produktivitas Literasi Media Pembejaran Adaptif Membuat

Keputusan

Kempemimpinan dan Tanggunggjawab

Masyarakat Digital

Fleksibelitas

Penelitian dan Penemuan

Operasio dan Konsep Teknologi Komuniskai dan Informasi

Janah (2019), dalam penelitiannya mengatakan bahwa pembelajaran abad-21 menekankan siswa pada kemampuan berpikir kritis mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata,menguasai teknologi informasi komunikasi, dan berkolaborasi. Pencapaian keterampilan tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan keterampilan.Dari permasalahan tersebut, yang harus di telaah adalah literasi matematika. Literasi matematika adalah kemampuan indivdu menerapkan pengetahuan matematikanya dalam kehidupan sehari- hari. Sehingga literasi matematika sebagai salah satu kunci dalam mengahadapi perubahan permasalahan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju.

D. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa Literasi matematika adalah kemapuan individu dalam menggunakan pengetahuan matematikanya dalam menyelaesaikan masalah matematis dan masalah kehidupan sehari – hari. Kemampuan literasi matematika memiliki beberapa komponen yaitu memahami konsep, memecahkan masalah, komunikasi dan menerapkan tersebut. Kompone tersebut terdapat pula dalam ketrampilan pemeblajaran abad-21 yaitu critical dan problem solving, communication dan collaboration serta creativity dan innovation. Literasi matematika memeiliki peran yanng sangat penting pada pembelajaran abad-21 yang didasari pada pembelajaran matematika. Pendidik bukan hanya mentransfer pengetahuannya namun guru harus menerapkan pembelajaran yang mengacu pada ketrampilan tersebut. Seperti ketrampilan dalam kompetensi analitik, kompetemnsi

(8)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

Interpersolan, kompetensi Bertindak, kompetensi untuk memproses informasi dan kompetensi untuk berubah. Dengan memeiliki sikap literasi matematika yang tinggi maka akan mudah mengikuti permasalahan yang berubah-ubah mengikuti perkembangan zam

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, N. T. 2018. Peran Kemampuan Literasi Matematis pada Pembelajaran Matematika Abad-21. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 3664- 370.

Astuti, P. 2018. Kemampuan Literasi Matematika dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 263 - 268.

Dinni, H. N. 2018. HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya denganKemampuan Literasi Matematika. Prisma 1, 1, 70 - 176.

Afriyanti, W. I., 2018. Pengembangan Literasi Matematika Mengacu PISA melalui Pembelajaran Abad Ke-21 Berbasis Teknologi. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1, 608-615.

Ahmad, D. P. M. 2019. Peningkatan Kemampuan Literasi Matematika Siswa sekolah Menengah pertama Melalui Pendekatan kontekstual. 7, 103-110.

Nahdi, D. S. 2019. Keterampilan Matematika di Abad 21. Jurnal Cakrawala Pendas, 5, 133 - 140.

Nur, J. 2020. Penerapan Kemampuan Literasi Matematika pada Pembelajaran Matematika Abad 21. Intelegensia Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran FKIP Universitas Kutai Karta Negara, 5, 25 - 34.

Sari, R. H. 2015. Literasi Matematika: Apa, Mengapa dan Bagaimana?. Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika UNY 2015. 713 - 720.

Janaha, H. S. R. 2019. Pentingnya Literasi Matematika dan Berpikir Kritis Matematis dalam Menghadapi Abad ke-21. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2, 905 - 910.

Syahputra, E. 2018. Pembelajaran Abad 21 dan Penerapannya. Prosiding Seminar Nasional SINASTEKMAPAN, 1, 1276 - 1283.

Referensi

Dokumen terkait

Sebesar 82,4 persen (14 orang) yang melewati tahapan ketiga, mampu mempertahankan kemampuan aksara mereka, serta mampu menerapkan kemampuan aksara tersebut dalam kehidupan

Dalam tahapan Think (berpikir) akan muncul kemampuan matematis siswa berupa pemecahan masalah, pada tahap Talk (berbicara) muncul kemampuan matematis

Kemampuan bernalar menjadikan siswa dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam maupun di luar sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa

Kalau siswa bermotivasi untuk memahami materi sebagai suatu aktivitas manusia dan dapat membantu mereka memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari maka

Sedangkan analisis penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari, keseluruhan responden atau 100% menyatakan bahwa telah menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari yaitu

1) S2 hanya sesekali mendapatkan soal dengan model soal cerita yang di konsepkan pada kegiatan sehari-hari, sehingga kemampuan menalar dan menafsirkan soal ke

Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Berdasarkan Indikator Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Rata-Rata Skor Indikator Skor Ideal Indikator Presentase

Penelitian yang dilakukan adalah dengan menerapkan pendekatan matematika realistik berbasis budaya masyarakat Bengkulu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa dalam