• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN METODE SENTRA TERHADAP PENANAMAN NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI DI KB GEMILANG KOTA BENGKULU

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN METODE SENTRA TERHADAP PENANAMAN NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI DI KB GEMILANG KOTA BENGKULU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN METODE SENTRA TERHADAP PENANAMAN NILAI AGAMA DAN MORAL PADA ANAK USIA DINI DI KB GEMILANG KOTA

BENGKULU

1Lydia Margaretha Email:argarethalydia@gmail.com

Universitas Dehasen Bengkulu

2Ria Fransisca Emai:riafransisca89@gmail.com

Universitas Dehasen Bengkulu

………..

ABSTRACT

This research is motivated by the introduction of religious and moral values applied by KB Gemilang City of Bengkulu. The research objective was to determine the role of the central method in the introduction of religious and moral values in early childhood. This study focuses on the application of the central method in promoting religious and moral values in KB Gemilang City of Bengkulu, then finds the results achieved in the application of the central method in encouraging religious and moral values, identifies supporting and inhibiting factors, applies the central method to implementing religious and moral values at KB Gemilang. This research uses descriptive qualitative method. Data was collected using observation, interviews and documentation. To fulfill the function of data validity, the authors extend the observation and triangulation. The results showed that: (1) The application of the method of instilling religious and moral values went well and was successfully applied. (2) The results of the introduction of religious and moral values through the central method went well, as evidenced by the children from KB Gemilang who obey the school rules well, show good attitudes and morals, and the satisfaction of the parents of students towards the attitudes of children who start well developed.

Keywords: Central method, religious values, morals

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengenalan nilai-nilai agama dan moral yang diterapkan oleh KB Gemilang Kota Bengkulu. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peranan metode sentral dalam pengenalan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini.

Penelitian ini berfokus pada penerapan metode sentral dalam mendorong nilai-nilai agama dan moral di KB Gemilang Kota Bengkulu, kemudian menemukan hasil yang dicapai dalam penerapan metode sentral dalam mendorong nilai-nilai agama dan moral, mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat, menerapkan metode sentral untuk menerapkan nilai-nilai agama dan moral di KB Gemilang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk memenuhi fungsi keabsahan data, penulis memperluas observasi dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan metode penanaman nilai-nilai agama dan moral berjalan dengan baik dan berhasil diterapkan.

(2) Hasil pengenalan nilai-nilai agama dan moral melalui metode sentral berjalan dengan baik, terbukti pada anak KB Gemilang yang mentaati tata tertib di sekolah dengan baik, menunjukkan sikap dan akhlak yang baik, serta kepuasan wali murid terhadap sikap anak-anak yang mulai berkembang dengan baik.

Kata kunci:Metode sentra, nilai agama, moral

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan kebutuhan masyarakat Indonesia dari masa ke masa.

Proses pendidikan di sekolah tidak sepenuhnya berhasil membentuk karakter anak. Hal ini terlihat dari berbagai persoalan yang menimpa siswa, khususnya anak-anak sebagai aktor. Proses pendidikan tidak dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.1

Beberapa Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) telah mengembangkan kurikulum yang mengembangkan nilai-nilai agama dan moral. Jika dilihat lebih dalam, perencanaan kurikulum tidak mengikuti implementasi yang baik di sekolah. Fakta ini terlihat ketika peneliti melakukan wawancara dan observasi. Salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang mengembangkan nilai-nilai agama dan moral dalam kurikulumnya adalah KB Gemilang Kota Bengkulu. Saat dunia pendidikan Indonesia menekankan pendidikan karakter, karakter peserta didik seolah melemah. Kiranya sekilas dapat menjadi model untuk membimbing bangsa Indonesia menuju tujuan pendidikan karakter yang baik, sehingga dapat mengantarkan pada karakter bangsa Indonesia yang mulia di masa depan.2

Masalah yang seringkali bersumber dari kurangnya pengetahuan agama anak sehingga

1Husnaeni Usman, “PERAN METODE SENTRA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI TK ISLAM E-SCHOOL PINRANG MARDIA, HUSNAENI USMAN Sekolah Tinggi Agama Islam DDI Pinrang” 1 (2021):

108–121.

2Program Studi et al., “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA ( BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME ) DALAM MENGOPTIMALKAN ASPEK KOGNITIF PADA KELOMPOK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA ( BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME ) DALAM” (2019).

mereka bebas berbuat semaunya. Sebaliknya jika seorang anak diajarkan nilai-nilai karakter dan pendidikan agama dapat membentuk kepribadiannya sejak dini, tidak menutup kemungkinan siswa yang sedang menempuh pendidikan formal akan menjadi pribadi yang lebih baik hingga menjadi pribadi yang baik. orang dewasa Itulah sebabnya pendidikan karakter harus dikenalkan sejak dini, agar anak terbiasa sejak dini. Menurut pusat bahasa Depdiknas, karakter adalah “kodrat, hati, jiwa, kepribadian, hakikat, tingkah laku, hakikat, sifat dan watak. Oleh karena itu, pendidik yang menjadi ujung tombak ketika anak bersekolah adalah sosok guru yang dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran yang baik kepada anak.3 Pembelajaran serba guna yang baik juga dapat dikaitkan dengan metode yang tepat, sehingga anak dapat merasakan pendidikan yang nyaman dan mudah diterima olehnya. Mari kita lihat metode pengajaran yang ada di sekolah, bahwa di banyak sekolah kegiatan pengajaran dilakukan dengan metode dan model pengajaran yang berbeda- beda4

Setiap metode dan model memiliki tujuan tersendiri dalam mencapai pembelajaran serta nilai- nilai positif yang dapat diambil. Metode Sentra atau disebut juga dengan Sentra and Circle Time (Beyond Center and Circle Time atau BCCT) merupakan konsep pembelajaran anak usia dini yang telah resmi disetujui oleh Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia sejak tahun 2004.

3Mardi Fitri and Na’imah Na’imah, “Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Pada Anak Usia Dini,”Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini3, no. 1 (2020): 1–15.

4Lydia Margaretha, “Pengembangan Nilai Agama Dan Moral Aanak Usia Dini Di Kota Bengkulu,”Al Kahfi2, no. 1 (2020): 34–36,

file:///C:/Users/user/Downloads/84-Article Text- 324-1-10-20200723 (1).pdf.

(3)

Penulis menemukan sekolah yang menggunakan metode sentral dan guru-guru tersebut mengadopsi metode sentral yaitu KB Gemilang Kota Bengkulu. Oleh karena itu penulis memberi judul penelitian ini “Peranan Metode Terpusat dalam Penanaman Nilai Agama dan Moral pada Anak Usia Dini di KB Gemilang Kota Bengkulu” karena KB Gemilang Kota Bengkulu menggunakan Metode Terpusat dalam pembelajaran di sekolah.

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Pembelajaran

Suyono dan Hariyanto menjelaskan bahwa istilah pembelajaran berasal dari kata belajar, yaitu suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian. Pengertian ini menitikberatkan pada perbedaan individu dalam pengetahuan, sikap dan karakter orang dalam kehidupan sehari-hari. Belajar hendaknya menambah pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan membentuk kepribadian yang luhur.5

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru dan sumber belajar, bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan serta membentuk akhlak mulia siswa.

2. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini a. Pengertian Anak Usia Dini

Anak adalah orang yang membutuhkan pendidikan dan bimbingan sejak lahir hingga dewasa.

Saat ini, apa yang disebut pendidikan anak usia dini berkembang di dunia pendidikan. Hasan Alwin dkk.

5Bisrul Miftachul Asror, “Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual Pada Pokok Bahasan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa,”Journal of Accounting and Business Education1, no. 1 (2016).

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, anak adalah seseorang yang masih muda, jadi baru berumur 6 tahun. Dimaknai secara linguistik, anak usia dini mengacu pada anak usia 0-6 tahun. Seorang anak biasanya disebut orang yang lahir sebelum usia 6 tahun. 10 Sebaliknya, menurut Konvensi UNESCO, anak usia dini adalah sekelompok anak secara kronologis dari 0 sampai 8 tahun, anak usia dini adalah anak yang berusia antara 0 sampai dengan 6 tahun.6 Ingatlah bahwa anak usia dini sangat unik dan memerlukan pelatihan yang intensif untuk menjamin kelancaran tumbuh kembangnya. Dalam tugas perkembangan selanjutnya, stimulasi semua aspek perkembangan saat ini memegang peranan penting. Pada usia muda, sel somatik tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Pertumbuhan otak mengalami perkembangan yang luar biasa seperti pertumbuhan dan perkembangan fisik. Dalam hal ini, ada dua aspek yang sangat penting dalam pembentukan kecerdasan. Ini berarti pola makan yang bergizi dan seimbang dipadukan dengan rangsangan yang positif dan merangsang. Anak usia dini dapat dikatakan sangat tidak normal dalam tahap perkembangannya.

b. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan merupakan hak bagi setiap orang yang hidup di muka bumi, sejak lahir hingga akhir hayatnya hingga menutup mata.7Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa pola asuh di negeri ini dapat dimulai sejak awal kelahiran dengan cara merawat dan mengasuh kedua orang tua dengan pergaulan yang baik dan kasih sayang kepada buah hati. Tumbuh kembang anak dapat dirasakan oleh kedua orang tua atau orang-orang terdekat tanpa mengetahuinya

6Uswatun Hasanah, “Metode Pengembangan Moral Dan Disiplin Bagi Anak Usia Dini,”Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak2, no. 1 (2018).

7Margaretha, “Pengembangan Nilai Agama Dan Moral Aanak Usia Dini Di Kota Bengkulu.”

(4)

secara langsung.Mengingat pentingnya pendidikan anak usia dini, maka pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat krusial. Berbagai jenis pertumbuhan dan perkembangan dimulai pada usia ini, seperti perkembangan fisiologis, bahasa, motorik dan kognitif. Perkembangan ini merupakan dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu perkembangan masa awal ini merupakan faktor penentu bagi perkembangan selanjutnya.

Seperti dicatat Havighurts dalam bukunya Human Development and Education (1959), perkembangan pada satu tahap menentukan perkembangan selanjutnya. Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan pada satu titik waktu menentukan keberhasilannya pada periode perkembangan berikutnya.

3. Metode Penanaman Karakter a. Pengertian Karakter

Karakter, seperti yang didefinisikan oleh Ryan dan Bohlin, terdiri dari tiga unsur utama, yaitu mengetahui yang baik (knowing good), mencintai yang baik (loving good), dan berbuat baik (doing good). Pembinaan karakter yang baik sering dirangkum dalam seperangkat sifat yang baik.Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, karakter dapat diartikan sebagai perilaku baik yang muncul begitu alami sehingga tanpa disadari, perilaku tersebut dapat menjadi kebiasaan yang berakar pada kepribadian.8 Meskipun pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti, namun merupakan suatu sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran individu, tekad dan kemauan serta tindakan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dan kepada Tuhan Yang

8anggi dkk james, musnar,Keagamaan,

Pengembangan Moral &,Suparyanto Dan Rosad (2015, vol. 5, 2020.

Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan lingkungan. Bangsa untuk mewujudkan Insan Kamil

b. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter kini telah menjadi tujuan baru dalam pembangunan pendidikan di Indonesia karena kurikulum yang dirancang oleh pemerintah bertujuan untuk pendidikan karakter, sehingga saat ini banyak sekolah yang menggalakkan pendidikan karakter. Itu adalah Freyes Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai gerakan nasional untuk menciptakan generasi muda yang beretika, bertanggung jawab, dan peduli dengan memberi teladan dan mengajarkan karakter yang baik dengan tetap menekankan nilai- nilai universal yang disepakati bersama.9

4. Konsep Metode Sentra a. Pengertian Metode Sentra

Metode Sentra atau dikenal juga dengan Center and Circle Time (Beyond Center and Circle Time atau BCCT) merupakan konsep pembelajaran anak usia dini yang telah diakui secara resmi oleh Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Retno Sundari) sejak tahun 2004.

Metode Sentral merupakan wadah guru untuk kegiatan bermain anak. Dengan bantuan berbagai kegiatan permainan, guru membagikan materi pembelajaran yang disusun dalam bentuk jadwal.

Rangkaian kegiatan tersebut harus saling berhubungan dan mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran sehari-hari dan tujuan pembelajaran harus sama di semua sentra dan dalam satu hari.

Setiap sentra memiliki senter dan semuanya terkait

9Ibid.

(5)

dengan tujuan pembelajaran yang dirancang oleh tim pengajar.10

Metode inti membangun kecerdasan majemuk secara bersamaan dan seimbang, yaitu kecerdasan logis-matematis, linguistik, kinestetik, spasial, intrapersonal, interpersonal, dan musikal. Semua kecerdasan ini merupakan inti dari metode agar anak atau siswa melakukan kegiatan belajar dengan menanamkan nilai-nilai atau kecerdasan yang terlatih dengan baik. Dalam metode sentral, anak didorong secara aktif untuk belajar melalui bermain, semua kegiatan pembelajaran difokuskan pada anak sebagai subjek, sedangkan pendidik berperan sebagai motivator ganda dan fasilitator memberikan dukungan (scaffolding).11 Dasarnya dapat dijelaskan dalam proses pengecoran bangunan bertingkat.

Untuk mempertahankan kondisi bangunan yang kuat diperlukan penopang pada drainase. Bila betonnya keras, bangunannya masif, penopangnya bisa dilepas karena sudah tidak diperlukan lagi.

b. Tujuan Metode Sentra

Tujuan dari model Beyond Center and Circle Time yang diartikan sebagai pusat dan sebagai lingkaran adalah sebagai berikut: 1. Model ini dirancang untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (multiple intelligence) melalui permainan terbimbing. 2. Model ini menciptakan lingkungan belajar yang mendorong anak berpikir aktif, kreatif dan berkesinambungan dengan

10Margaretha Lydia et al., “The Influence of Parents�Parenting Style Towards The

Independence Of Preschool Children,”Indian Journal of Science and Technology11, no. 30 (2018): 1–6.

11Studi et al., “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA ( BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME ) DALAM MENGOPTIMALKAN ASPEK KOGNITIF PADA KELOMPOK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA ( BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME ) DALAM.”

mengeksplorasi pengalamannya sendiri (tidak hanya mengikuti perintah, meniru atau menghafal).3.

Diberikan standar kegiatan yang baku, fokus pada pusat kegiatan dan saat anak berada di sekitar dengan pendidik sehingga mudah dipantau.

c. Macam-macam Sentra

Metode BCCT atau Centered Method menawarkan berbagai macam kegiatan belajar dan bermain, beberapa di antaranya disusun sedemikian rupa sehingga kegiatan belajar dan bermain tersebut aktif, kreatif, menyenangkan dan menyenangkan, antara lain:

1) Sentra Persiapan 2) Sentra Balok 3) Sentra Bahan Alam 4) Sentra Seni

5) Sentra Imtaq

5. Konsep Dasar Nilai Agama dan Moral

Nilai-nilai agama dan moral merupakan wilayah pengembangan yang termasuk dalam wilayah afektif. Wert berasal dari bahasa Inggris value dan bahasa Latin valere, artinya berguna, mampu, bertenaga, bugar, dan kuat. Poerwaarminto dalam Kamus Besar Indonesia menyatakan bahwa nilai adalah harga dari sesuatu yang penting atau berguna bagi manusia.12 Mulyana menyatakan bahwa nilai adalah acuan dan keyakinan tentang pengambilan keputusan.13 Dari kedua perspektif tersebut dapat dikatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang tertanam dalam diri seseorang dan bersifat abstrak, sehingga nilai seseorang hanya dapat ditelaah melalui indikator-indikatornya. Jack R. Fraenkel Istilah

12Rofiq Faudy Akbar, “Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam,”Analisis Persepsi Pelajar Tingkat Menengah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus10, no. 1 (2015): 189–210.

13Margaretha, “Pengembangan Nilai Agama Dan Moral Aanak Usia Dini Di Kota Bengkulu.”

(6)

moralitas berasal dari kata Yunani etos dan kata Latin mos (mores), yang berarti adat istiadat, aturan/nilai atau cara hidup. Moralitas adalah keinginan untuk menerima dan mengikuti aturan, nilai atau prinsip moral. Menurut Yudrik Jahja menyatakan bahwa nilai- nilai moral meliputi, misalnya, (1) mendorong orang lain untuk berbuat baik, melindungi hak orang lain, dan (2) melarang mencuri, berzinah, membunuh, minum, dan berjudi. Purwaarminto Akhlak adalah ajaran tentang baik dan buruk perbuatan dan perilaku, moralitas, kewajiban, dll. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa moralitas adalah pengendalian tingkah laku menurut prinsip-prinsip moral.14 Seorang anak dapat disebut sebagai anak yang bermoral apabila perilakunya sesuai dengan perilakunya sesuai dengan nilai-nilai moral kelompok sosialnya.

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian dilakukan di KB Gemilang Kota Bengkulu. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena Sekolah KB Gemilang Kota Bengkulu merupakan sekolah yang menerapkan metode sentral dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2023 sampai dengan tanggal 3 Maret 2023. Subyek penelitian ini adalah anak-anak KB Kota Gemilang Bengkulu 2. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif digunakan sebagai metode penelitian. Dalam penelitian ini, data, teori, dan hasil tindak lanjut disajikan dalam bentuk deskriptif tentang beberapa anak dan perilaku yang diamati.

Informasi diperoleh dengan menanyakan kelompok

14james, musnar,Keagamaan, Pengembangan Moral &, vol. 5, p. .

kepentingan sekolah, yaitu. H. (Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah).

a) Metode 1) Wawancara

Wawancara adalah suatu proses pengolahan informasi untuk kepentingan penelitian dalam suatu konsultasi tatap muka antara pewawancara dengan informan atau yang diwawancarai, dengan atau tanpa arahan.15

2) Observasi

Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata yang dibantu dengan panca indra lainnya. Jadi observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang a diteliti untuk menggali data tertentu, kondisi fisik, letak geografis, sarana dan prasarana.

b) Prosedur

Dalam prosedur pencarian, penulis menjelaskan prosedur dan langkah-langkah pencarian sebagai berikut: 1) Penulis terlebih dahulu mencari informasi dan gambaran awal tentang sekolah dan metode sentral sekolah belajar dan bermain. Dengan menggunakan metode wawancara, penulis meneliti materi dari kepala sekolah dan beberapa guru.2) Setelah menerima hasil wawancara, penulis melakukan kegiatan observasi lingkungan sekolah dan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode sentral yang dilaksanakan di sekolah. Penulis memfokuskan pada tiga kegiatan sentra dan mencari aturan main dan prosedur yang digunakan, kemudian mengamati kegiatan siswa di sekolah tersebut.3) Setelah observasi, penulis mencari informasi dasar berupa foto, dokumen dan informasi tentang kegiatan

15M. E Winarto, “Buku Metodologi Penelitian,”

Universitas Negeri Malang (UM Press), no. January (2018): 143.

(7)

sekolah untuk melakukan wawancara pasca observasi dengan guru inti/siswa kelas dua. 4) Penulis mewawancarai orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya ke KB Gemilang Kota Bengkulu untuk mendapatkan informasi dan gambaran hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui metode sentra di sekolah yang cenderung berkarakter religius melalui metode sentra bisa. dilaksanakan di sekolah- sekolah. Berfokus pada tiga kegiatan sentra, penulis mencari aturan main dan tata cara yang berlaku, kemudian mengamati kegiatan siswa di sekolah tersebut. 5) Setelah observasi, penulis mencari informasi dasar berupa foto, dokumen dan informasi tentang kegiatan sekolah untuk melakukan wawancara pasca observasi dengan guru/siswa kelas dua sentra. 6) Penulis mewawancarai orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya ke KB Kota Gemilang Bengkulu untuk mendapatkan informasi dan gambaran hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui metode sentral di sekolah yang mampu menanamkan karakter religius.

3. Data dan Sumber Data

Sumber data penelitian adalah subjek dari mana informasi ini dapat diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu: a) Sumber data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Sumber data utama penelitian ini adalah siswa, guru dan wali siswa di KB Gemilang Kota Bengkulu, b) Sumber data sekunder, yaitu data dikumpulkan langsung oleh peneliti dari sumber primer sebagai penunjang. Dapat juga dikatakan bahwa informasi diorganisasikan dalam bentuk dokumen. Dalam penelitian ini dokumentasi dan buku dapat membantu guru dalam melakukan kegiatan metode inti di KB Gemilang Kota Bengkulu.

4. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data a. Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah:

1) Aplikasi metode sentra di KB Gemilang Kota Bengkulu

2) Tujuan penggunaan metode sentra di KB Gemilang Kota Bengkulu

3) Aplikasi penggunaan metode sentra dalam penanaman karakter keagamaan di KB Gemilang Kota Bengkulu.

4) Aktifitas keagamaan yang dilaksanakan di KB Gemilang Kota Bengkulu

b.Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada responden.16

Wawancara adalah penelitian dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara( interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Data yang ingin diperoleh melalui teknik ini adalah :

1) Apakah tujuan kegiatan metode sentra dalam pelaksanaan kegiatan belajar di KB Gemilang Kota Bengkulu?

2) Apakah faktor yang dapat mengarahkan metode sentra dalam menanamkan karakter keagaamaan anak di KB Gemilang Kota Bengkulu?

3) Bagaimana upaya penggunaan metode sentra dalam penanaman karekter keagaamaan di KB Gemilang Kota Bengkulu?

16Ibid.

(8)

4) Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan metode sentra dalam pelaksanaan kegiatan belajar yang dapat menanamkan karakter keagamaan di KB Gemilang Kota Bengkulu?

c.Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik pengambilan data tertulis melalui dokumen-dokumen atau tulisan- tulisan yang berhubungan dengan penelitian, adapun data yang diambil dari teknik ini adalah sebagai berikut:

1) Sejarah berdirinya KB Gemilang Kota Bengkulu 2) Keadaan guru dan siswa KB Gemilang Kota

Bengkulu

3) Keadaan sarana dan prasarana KB Gemilang Kota Bengkulu

4) Gambar atau foto kegiatan di KB Gemilang Kota Bengkulu

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan mengumpulkan informasi secara sistematis dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori, mendeskripsikannya ke dalam unit- unit, mensintesiskannya, menggabungkannya ke dalam pola-pola, memilih data yang paling penting dan yang akan dipelajari, dan menarik kesimpulan sehingga mereka sendiri dan orang lain dapat dengan mudah memahaminya.

Dalam hal ini, data yang dikumpulkan oleh penulis berbeda jenis dan berasal dari sumber yang berbeda pula. Setelah terkumpul, penulis mengolah data dengan menggunakan metode analisis kualitatif berupa data yang diolah sebagai data kualitatif.Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan teknik analisis data interaktif Miles & Huberman. Menurut

Miles dan Hubermen (1984), untuk memungkinkan penulis memiliki data dalam jumlah besar, penulis mencari informasi di tempat sebanyak mungkin dan dalam jendela waktu yang teratur, sampai data jenuh atau sama dan tidak ada data baru. informasi. saat mengambil informasi.

Penulis kemudian mulai menganalisis materi dengan menyajikannya menggunakan fakta dan teori yang ditentukan dari sumber yang relevan. Setelah itu, penulis mulai menarik kesimpulan, membandingkan hasil data yang diperoleh penulis dengan teori.

6. Validitas Data

Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik yang ditentukan oleh penulis. Dalam hal ini, validasi data yang dilakukan masuk akal untuk membandingkan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan yang diperoleh secara teori dan praktek. Temuan atau informasi dapat divalidasi ketika tidak ada perbedaan antara apa yang dilaporkan peneliti dan apa yang sebenarnya terjadi pada subjek yang diteliti.

a. Kredibilitas

Uji kredibilitas atau uji derjat kepercayaan, penulis melakukan wawancara mengenai lingkuangan sekolah dari sisi sosial, ekonomi dan budaya kepada kepala sekolah, guru, kesekertariatan dan juga wali murid. Selain itu penulis juga melakukan kegiatan observasi dilapangan guna mendapatkan data yang valid sesuai hasil wawancara yang telah dilaksanakan.

b. Transferbilitas

Dalam proses transferbilitas atau keteralihan, maka penulis membuat hasil wawancara terhadap partisipan dengan mengeneralisasikan data dengan bentuk deskriptif dan mengkombinasikan secara

(9)

kontek sesuai hasil kegiatan wawancara yang telah dilaksanakan. Penulis juga mencocokkan hasil wawancara dengan hasil observasi lalu mengkombinasikannya dengan menggunakan hasil deskriptif data observasi.

c. Dependabilitas

Pada tahap dependabilitas atau kebergantungan, penulis melakukan peningkatan pencarian data melalui partisipan yang memiliki perbedaan posisi jabatan. Penulis mewawancari kepala sekolah, guru-guru yang mengajar di kegiatan sentra dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar dan bermain mengunakan metode sentra.

d. Konfirmabilitas

Dalam tahap konfirmabilitas atau kepastian maka penulis melakukan pendokumentasian terhadap data-data yang sudah dimiliki melalui observasi, wawancara dan pengamatan terhadap objek penelitian tersebut. Setelah itu penulis mengcek ulang hasil temuan data yang sudah penulis dapatkan dari hasil kegiatan observasi, wawancara dan pengamatan terhadap objek penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode sentral merupakan rangkaian kegiatan bermain anak usia dini yang tujuannya untuk merangsang kemampuan anak dalam tahap perkembangan anak. Tumbuh kembang anak di usia muda terbukti sangat senang bermain di lingkungan yang nyaman. Dari beberapa observasi yang diperoleh penulis melalui wawancara dengan guru dan observasi tentang lingkungan dan kegiatan sekolah di kota KB Gemilang Bengkulu, penulis menemukan bahwa kegiatan permainan metode sentral cocok untuk pendidikan anak usia dini tokoh agama. Misalnya, memberikan rutinitas, aturan dan komunikasi yang baik dengan anak merupakan bukti

bahwa karakter religius telah ditanamkan dalam kegiatan bermain melalui metode sentral.

Mengajarkan tata cara pada anak merupakan langkah awal dalam mengembangkan karakter religius. Ketika seorang guru memberikan petunjuk kepada anak tentang cara bermain, itu seperti meminta anak untuk melakukan setiap kegiatan, baik umum maupun keagamaan, sesuai dengan ajaran Islam. Aturan main metode sentral dirancang agar anak bermain dengan baik dan mengetahui cara bermain dalam batas yang telah ditetapkan serta mengikuti aturan sehingga anak belajar mengikuti aturan dalam tindakan. Penulis menunjukkan bahwa aturan yang biasanya digunakan dalam pengelolaan center biasanya adalah cinta, teman, antrean, konsentrasi, kesabaran, dll.

Dalam aturan pengelolaan, sanggar ini bisa menunjukkan aturan seperti kasih sayang jodoh, kesabaran, giliran, konsentrasi bagaimana menanamkan nilai-nilai karakter religius, agar anak terbiasa sabar dalam menghadapi sesuatu. Begitu juga ketika anak diberi aturan mencintai teman, setiap orang harus mencintai orang lain dan nyaman berada di sekitar kita. Berdasarkan pengamatan penulis terhadap lulusan TK KB Kota Gemilang Bengkulu dapat diketahui bahwa siswa lulusan TK KB Kota Gemilang Kota Bengkulu memiliki pemahaman yang baik tentang kegiatan sekolah, memahami nilai- nilai agama yang diterapkan yaitu berakar di KB Gemilang kota Bengkulu saat bersekolah. Salah satunya adalah berbaris, berbicara dengan baik dan menggunakan sikap berbagi di antara siswa lainnya.

Sikap yang guru perkenalkan kepada anak-anak KB Kota Gemilang Bengkulu sudah dimulai

Hal ini tercermin dari perkembangan sikap anak selama masa sekolah, misalnya anak dapat saling berbagi, saling mencintai dan menyayangi.

Dalam hal ini dapat dibuktikan bahwa metode sentral

(10)

dalam kegiatan bermain dan belajar dapat disesuaikan dengan kegiatan sehari-hari di rumah.

Memberi anak sikap yang baik melalui aturan meninggalkan bekas pada perilakunya sendiri sehingga anak dapat dengan mudah menerapkannya dengan benar. Dari berbagai pengamatan yang dilakukan penulis berdasarkan pengamatan dan wawancara dari berbagai sumber, adab atau sikap islami adalah perilaku yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya menurut hadits di atas karena anak-anak dalam nilai-nilai adab atau perilaku yang baik dibawa . ke atas tumbuh dan berkembang. dengan nilai dan sikap serta perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh MARDIA, HUSNAENI USMANI (2021) yang berjudul “PERAN METODE SENTRA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI TK ISLAM E-SCHOOL”. Penelitian ini menemukan bahwa Model pembelajaran berbasis sentra pada TK Islam E-School Pinrang dapat berperan aktif dalam meningkatkan pendidikan karakter anak usia dini.

Dalam penerapan metode sentra, TK Islam E-School merancang pelaksanaan pembelajaran dengan membagi sentra dalam beberapa materi yaitu sentra tauhid, sentra life skill, sentra art, dan sentra alam.

Setiap sentra memiliki fokus pengembangan aspek pendidikan karakter dan didesain dengan berbagai strategi dalam proses kegiatan pembelajaran dimana anak-anak belajar secara nyata mendorong untuk terlibat langsung dalam pengamatan, berbuat langsung menggunakan media yang ada dengan mengikuti proses bermain sambil belajar (play and learn). Namun semua itu tidak terlepas dari upaya guru untuk menerapkan metode dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan anak usia dini, sehingga metode pembelajaran melalui bermain dan pembelajaran center circle melalui permainan.

Melalui metode ini kebutuhan dan keperluan anak dapat terpenuhi, karena pada dasarnya jiwa anak adalah permainan, sehingga anak dapat lebih mudah

menyerap ilmu yang diperolehnya melalui kegiatan permainan. Hasil temuan ini memberitahu kita bahwa masa kanak-kanak memang merupakan masa dimana mereka ingin banyak tahu dan banyak mencoba. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa pada masa ini anak dapat mengembangkan karakter religiusnya dan belajar bermain dengan bantuan pusat metode.

Karena dengan metode sentral ini, anak dapat dibuat memahami tata cara dan aturan serta bermain dengan baik, menyayangi teman, jujur, sabar dan bertahan, sehingga bermain yang baik dapat mengakarkan sifat religius anak melalui bermain.

menurut metode sentral.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis pada bab-bab sebelumnya tentang peranan metode sentral dalam mendidik karakter religius anak di KB Gemilang Kota Bengkulu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Penerapan metode penanaman nilai-nilai agama dan moral berjalan dengan baik dan berhasil diterapkan.

2. Hasil pengenalan nilai-nilai agama dan moral melalui metode sentral berjalan dengan baik, terbukti pada anak KB Gemilang yang mentaati tata tertib di sekolah dengan baik, menunjukkan sikap dan akhlak yang baik, serta kepuasan wali murid terhadap sikap anak-anak yang mulai berkembang dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Asror, Bisrul Miftachul. “Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual Pada Pokok Bahasan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa.”Journal of Accounting and Business Education1, no. 1 (2016).

Fitri, Mardi, and Na’imah Na’imah. “Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Pada Anak

(11)

Usia Dini.”Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini3, no. 1 (2020): 1–15.

Hasanah, Uswatun. “Metode Pengembangan Moral Dan Disiplin Bagi Anak Usia Dini.”Martabat:

Jurnal Perempuan dan Anak2, no. 1 (2018).

Asror, Bisrul Miftachul. “Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual Pada Pokok Bahasan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa.”Journal of Accounting and Business Education1, no. 1 (2016).

Fitri, Mardi, and Na’imah Na’imah. “Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Moral Pada Anak Usia Dini.”Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini3, no. 1 (2020): 1–15.

Hasanah, Uswatun. “Metode Pengembangan Moral Dan Disiplin Bagi Anak Usia Dini.”Martabat:

Jurnal Perempuan dan Anak2, no. 1 (2018).

james, musnar, anggi dkk.Keagamaan,

Pengembangan Moral &.Suparyanto Dan Rosad (2015. Vol. 5, 2020.

Lydia, Margaretha, Nina Kurniah Nina, Dharmayana Wayan, Sasongko Rambat Nur, and M. Lutfi Firdaus. “The Influence of Parents� Parenting Style Towards The Independence Of Preschool Children.”Indian Journal of Science and Technology11, no. 30 (2018): 1–6.

Margaretha, Lydia. “Pengembangan Nilai Agama Dan Moral Aanak Usia Dini Di Kota Bengkulu.”Al Kahfi2, no. 1 (2020): 34–36.

file:///C:/Users/user/Downloads/84-Article Text- 324-1-10-20200723 (1).pdf.

Rofiq Faudy Akbar. “Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam.”Analisis Persepsi Pelajar Tingkat Menengah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus10, no. 1 (2015): 189–210.

Studi, Program, Pendidikan Islam, Anak Usia, Jurusan Pendidikan, Islam Anak, Usia Dini, Fakultas Ilmu, et al. “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN SENTRA ( BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME ) DALAM MENGOPTIMALKAN ASPEK KOGNITIF PADA KELOMPOK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA ( BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME ) DALAM” (2019).

Usman, Husnaeni. “PERAN METODE SENTRA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DI TK ISLAM E-SCHOOL PINRANG MARDIA,

HUSNAENI USMAN Sekolah Tinggi Agama Islam DDI Pinrang” 1 (2021): 108–121.

Winarto, M. E. “Buku Metodologi Penelitian.”

Universitas Negeri Malang (UM Press), no.

January (2018): 143.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

"PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BENGKULU Studi Pada OPD Kota Bengkulu ", Jurnal Akuntansi, 2019Publication