Peran Pemerintah dalam Sistem Administrasi Negara
Dr. Abdul Kadir, M.Si
Pemerintah mempunyai tiga arti, yakni:
1. Pemerintah sebagai wakil (yang mewakili) negara;
2. Pemerintah sebagai pimpinan harian negara, menjalankan pimpinan yang disebut pemerintahan, terdiri atas pemerintahan politik dan administratif;
3. Pemerintah sebagai setiap jabatan (dan keseluruhan jabatan-jabatan) yang berwajib dan berwenang menegakkan serta mempergunakan wibawa dan kekuasaan negara.
Pemerintah menjalankan pemerintahan, terdiri atas pemerintahan politik dan pemerintahan administratif, pelaksanaan tehnis nonpolitik( administrasi negara).
Membuat dan menetapkan peraturan- peraturan yang mempunyai kekuatan atau sifat undang-undang. Undang-undang adalah setiap peraturan atau ketentuan yang dirumuskan secara umum, abstrak, impersonal, dan imperatif artinya bersifat memaksa dan tidak dapat dilawan oleh siapa pun.
Melakukan pembinaan terhadap masyarakat negara (melakukan penertiban, pemanggilan, pendidikan, penyuluhan, dan sebagainya tanpa pandang orang per orangan).
Menjalankan kepolisian (bertindak langsung terhadap setiap pelanggar undang-undang tanpa pandang bulu).
Melakukan peradilan (menyelesaikan persengketaan hukum, atau membentuk badan pengadilan untuk itu).
Dalam menjalankan pemerintahan tersebut, pemerintah mengambil bermacam-macam keputusan yang bersifat politik (mengandalkan kekuasaan negara) dalam berbagai bentuk, satu sama lain bergantung pada materi dan tujuannya : peraturan, strategi, policy, rencana, budget, instruksi, perintah, dan sebagainya.
Keputusan-keputusan pemerintah tersebut bersifat dan berlaku secara
umum, artinya tidak ditujukan kepada atau terhadap seseorang atau badan atau kasus yang tertentu, tetapi bersifat aturan (rule) atau prinsip umum atau ketentuan umum.
karena bertujuan memecahkan masalah atau menangani urusan kepentingan umum, baik kepentingan negara maupun kepentingan masyarakat. Keputusan- keputusan (kehendak-kehendak) pemerintah dijalankan oleh administrasi negara.
Memformulasikan birokrasi sebagai sebuah tipe organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif yang besar, dengan cara mengoordinasikan secara sistematika pekerjaan dari banyak orang. Dengan demikian, birokrasi tidak hanya dikenal dalam organisasi pemerintah, tetapi juga pada semua organisasi besar.
Dua kategori orientasi tanggung jawab birokrasi, yaitu: (1) orientasi pelayanan;
dan (2) orientasi pengendalian sosial.
Sebagai pelayanan masyarakat, birokrasi pemerintah secara profesional harus memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mampu menjamin kepuasan pihak yang dilayani. Status birokrasi pemerintah sebagai pelayan masyarakat, tidak terlepas dari sistem lain yangada dalam suatu negara.
Tugas dan tanggung jawab birokrasi sebagai pelayan masyarakat sangat kuat dan kompleks, yaitu bertanggung jawab pada ideologi dan dasar negara, pemerintah, partai politik, hukum, aturan- aturan kedinasan, etika, profesi, dan masyarakat.
Peran pemerintah dalam reformasi birokrasi sebagaimana diungkapkan oleh Osborne, antara lain sebagai berikut :
1. mengarahkan (katalisator) pembangunan;
2. memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat (fasilitator);
3. mendorong persaingan yang sehat (motivator);
4. .menghasilkan (enterpreneur);
5. public governance: alokator, distributor, stabilisator public goods.
Beberapa prinsip penataan ulang birokrasi, yaitu sebagai berikut.
1. Menciptakan pemerintahan katalistik, yaitu bentuk pemerintahan yang lebih banyak mengarahkan dari pada melayani. Dominasi pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik dikurangi dan secara bertahap diserahkan pada sektor nonpublik.
2. Pemerintahan adalah milik masyarakat, setiap orang akan bertindak dengan penuh tanggung jawab. Mereka lebih berhak mengontrol lingkungannya sendiri daripada bertindak di bawah kendali atau wewenang orang lain.
3. Pembentukan pemerintah kompetitif, yaitu pemerintahan yang mampu mendorong persaingan. Hal ini memungkinkan pemberi pelayanan tergerak melakukan pelayanan terbaiknya pada masyarakat.
4. Jalannya pemerintahan lebih banyak digerakkan misi daripada oleh aturan, rumusan kebijakan, tujuan, dan sasaran yang jelas, memberikan kesempatan pada setiap elemen pemberi pelayanan untuk merumuskan sendiri langkah dan aturan teknis pelaksanaannya.
5. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil, bukan input atau masukan.
Menjadikan kinerja bukan semata input atau proses sebagai tolok ukur penilaian dan pendanaan setiap program.
6. Pemerintahan yang berorientasi pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan (rakyat), bukan birokrat;
menempatkan rakyat pada kursi pengemudi, ke mana rakyat menunjuk dan mengarahkan ke sanalah pelayanan ditujukan.
7. Pemerintah wirausaha, yaitu lebih berupaya menghasilkan daripada membelanjakan. Birokrasi dijalankan dalam perspektif “investasi”.
8. Pemerintah antisipatif, menerapkan prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati.
9. Membangun pemerintahan desentralisasi, dari hierarki menuju partisipasi dan tim kerja.
Kumorotomo (1992) menyatakan bentuk organisasi birokrasi pemerintah yang memiliki daya tanggap terhadap kepentingan-kepentingan masyarakat, memiliki ciri-ciri pokok :
1. berorientasi pada kebutuhan para pemakai jasa;
2. bersifat kreatif dan inovatif;
3. menganggap sumber daya manusia sebagai modal tetap jangka panjang;
4. kepemimpinan yang memiliki kemampuan mempersatukan berbagai kepentingan dalam organisasi, sehingga dapat menumbuhkan sinergisme.
Aparatur pemerintah harus lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat dan tidak membeda-bedakan pelayanan antarawarga negara yang satu dengan warga negara lainnya. Pelayanan masyarakat menjadi semakin penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat atau orang banyak.
Bahwa pelayanan masyarakat merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang atau institusi tertentu untuk memberikan bantuan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dan birokrasi pemerintah merupakan institusi terdepan yang berhubungan dengan pemberian pelayanan masyarakat.
Goodnow (dalam Islamy, 1984) menegaskan bahwa pemerintah mempunyai dua fungsi yang berbeda (two distinct functions of government), yaitu fungsi politik dan fungsi administrasi.
Fungsi politik berkaitan dengan pembuatan kebijakan atau perumusan pernyataan keinginan negara (has to do with policies or expressions of the statewill), sedangkan fungsi administrasi berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut (has to do with the execution of these policies).
Pada kenyataannya, tidak semua pakar administrasi menyetujui adanya dikotomi antara politik dan administrasi sebagaimana dikemukakan oleh Goodnow.
Bahwa peranan birokrasi pemerintah bukan hanya melaksanakan kebijakan negara, melainkan berperan pula dalam merumuskan kebijakan. Peranan kembar tersebut menggambarkan pentingnya administrasi politik dalam proses politik.
Secara praktis, tugas birokrasi pemerintah Indonesia merupakan sebagian dari fungsi administrasi publik, karena lebih banyak sebagai pelaksana kebijakan yang telah ditetapkan oleh badan-badan politik melalui mekanisme dan proses politik dalam sistem demokrasi Pancasila.
Dalam konteks perumusan kebijakan, administrasi publik menyangkut implementasi kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh badan-badan perwakilan politik.
Bahwa administrasi publik bukan sekadar melaksanakan kebijakan negara, melainkan juga terlibat dalam proses perumusan kebijakan negara dan penentuan tujuan serta cara-cara pencapaian tujuan negara tersebut.
Administrasi publik tidak hanya berkaitan dengan badan-badan eksekutif, tetapi seluruh lembaga-lembaga negara dan hubungan antarlembaga tersebut.
Perumusan kebijakan negara yang semula merupakan fungsi politik telah menjadi fungsi administrasi publik.
Bahwa administrasi publik dalam tingkat operasional birokrasi pemerintah memiliki peranan lebih besar, karena tidak hanya dalam tingkat implementasi kebijakan, tetapi juga dalam perumusan kebijakan dan evaluasi kebijakan.
Dalam Politics and Administration (1900), Frank J. Goodnow mengungkapkan ada dua jenis fungsi pemerintah, yaitu politics yang berkaitan dengan kebijaksanaan atau pernyataan kehendak negara/pemerintah, dan administration yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijaksanaan tersebut.
.