• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 "

Copied!
84
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat/ Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan Agama Islam

  • Pengertian Pendidikan Agama Islam
  • Landasan Atau Dasar Pendidikan Agama Islam
  • Tujuan Pendidikan

Tujuan utama pendidikan agama Islam adalah pembentukan akhlak agar mampu melahirkan manusia yang bermoral, berjiwa suci, berkemauan keras, dan cita-cita yang sejati. Pendidikan agama Islam berlangsung seumur hidup, sehingga tujuan akhir hidup di dunia ini tercapai. Oleh karena itu pendidikan agama Islam diterapkan sepanjang hayat untuk menumbuhkan, membina, mengembangkan, menjaga dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.

Tujuan akhir pendidikan agama Islam dapat dipahami dari firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat (3:102). Manusia Kamil sekarat dan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan agama Islam. Menurut Muhaimin (2002:76), pendidikan agama Islam adalah suatu usaha sadar, yaitu suatu kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang dilakukan secara terencana dan sadar dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai.

Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan dan pembinaan bagi peserta didik agar kelak setelah menyelesaikan pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikan cara hidup (wai of life) darinya untuk dijadikan. Matlamat pendidikan Islam menurut Muhaimin (2002:78) ialah untuk meningkatkan keyakinan, kefahaman, penghayatan dan pengamalan pelajar terhadap agama Islam agar menjadi umat Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia.

Kenakalansiswa

  • Pengertian siswa
  • Karesteristik Siswa

Guru tidak ada artinya tanpa kehadiran siswa sebagai objek bimbingan, sehingga siswa merupakan “kunci” yang menentukan terjadinya interaksi pendidikan. Mahasiswa merupakan manusia yang mempunyai potensi kecerdasan yang dapat dijadikan kekuatan untuk menjadi manusia yang cakap dan bermoral. Sebagai pribadi yang mempunyai potensi untuk menggunakan akal budinya sebagai kekuatan untuk menjadi pribadi yang cakap dan bermoral.

Dari sudut pandang pedagogi, peserta didik diartikan sebagai makhluk “Homo educandum” yang memerlukan pendidikan. Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang mempunyai potensi terpendam sehingga memerlukan bimbingan dan arahan. Dari sudut pandang psikologi, peserta didik adalah individu yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun psikologis sesuai dengan fitrahnya.

Dalam perspektif Undang-Undang Nomor 20 Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Pasal 1 ayat 4, “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pelajar atau mahasiswa merupakan individu yang mempunyai potensi fisik dan psikis yang unik, sehingga menjadikan dirinya sebagai pribadi yang unik. Kejahatan pelajar diartikan sebagai segala perbuatan yang dilakukan pelajar yang menyimpang dari norma hukum pidana.

Sedangkan menurut Mussen et al., kenakalan remaja diartikan sebagai perilaku yang melawan hukum atau kejahatan yang biasa dilakukan oleh remaja berusia 16 sampai 18 tahun. Jika tindakan ini dilakukan oleh orang dewasa, sanksi hukum akan menyusul. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kejahatan pelajar adalah perilaku yang menyimpang dari Al-Quran dan Sunnah baik lahir maupun batin. Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang terjadi di lingkungan pendidikan. Kenakalan bisa disebabkan oleh berbagai hal.

Secara garis besar penyebab terjadinya kenakalan remaja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyebab internal yang muncul dari kepribadian anak itu sendiri, sedangkan penyebab eksternal berasal dari lingkungan sekitar anak.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Lokasi dan objek penelitian

Variabel Penelitian

Defenisi Operasional Variabel

Populasi dan Sampel

Pengambilan sampel dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data dari sejumlah populasi yang berkaitan dengan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah “sebagian atau mewakili. Kaidah metode penelitian menyatakan bahwa sampel benar-benar mewakili populasi secara keseluruhan, karena jika sampel penelitian yang digunakan benar-benar mewakili populasi maka dapat diberikan kesimpulan mengenai sampel tersebut dan berlaku umum. kepada populasi Sementara itu, Suharsimi Arikunto mengatakan: Populasi yang objeknya kurang dari 100 diambil seluruhnya sehingga menjadi populasi penelitian.

Penelitian ini disebut penelitian populasi karena jumlah objek populasinya hanya 76 orang atau kurang dari seratus. Pengambilan sampel terhadap guru dilakukan dengan menggunakan teknik proven sampling yang artinya pengambilan sampel dilakukan langsung dari guru pendidikan agama Islam.

Instrumen Penelitian

Petunjuk kuesioner atau angket (kuesioner) merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam rangka laporan mengenai hal-hal yang bersifat pribadi atau diketahuinya. Panduan wawancara, sering disebut wawancara, adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.

Tehnik Pengumpulan Data

Kuesioner memberikan pertanyaan tertulis kepada responden dalam bentuk pilihan ganda atau esai untuk memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian. Wawancara terhadap beberapa responden untuk memperoleh data-data yang diperlukan, baik dengan melakukan percakapan terkait masalah yang telah dirumuskan maupun dengan menggunakan daftar pertanyaan.

Tehnik Analisis Data

Keadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Parangloe dapat dilihat pada tabel di bawah ini. SMP Negeri 2 Parangloe kelas VII mempunyai guru pendidikan agama Islam dengan pendidikan guru dengan gelar sarjana ekonomi (S1). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara terhadap guru pendidikan agama Islam SMP Negeri 2 Parangloe, oleh Rasmah S.Pd.

Peran pendidikan agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe sehingga menimbulkan indeks kinerja yang dominan dalam pengamalan ajaran Islam yang dapat mewarnai sikap siswa. Padahal sebelumnya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe terlihat sangat prihatin dengan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam, guru SMP Agama Islam tersebut. Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parngloe mempunyai keinginan yang besar dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam, sehingga antusias mempelajari pendidikan agama Islam.

Pada dasarnya peran pendidikan Islam dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 2 Parangloe dalam upaya meningkatkan ketaatan dan pengamalan ajaran Islam merupakan suatu hal yang sangat baik. Terlihat dari penjelasan yang disampaikan di atas bahwa siswa kelas VII. kelas SMP Negeri 2 Parangloe menilai positif keteladanan guru pendidikan agama Islam. Peran pendidikan agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa VII. kelas di SMP Negeri 2 Parangloe VII. kelas di SMP Negeri 2 Parangloe.

Demikian pula hasil wawancara penulis dengan guru agama Islam kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe dikemukakan. Tingkat frekuensi guru pendidikan agama Islam dalam memberikan nasehat kepada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe. Hal ini menggambarkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe menikmati pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi lebih baik.

Frekuensi guru agama memberikan nasehat dan motivasi kepada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe pada akhir pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendidikan agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe memegang peranan yang sangat penting karena keberadaannya. Bagaimana upaya atau usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam menanggulangi tindak kriminalitas siswa atau siswi di SMP Negeri 2 Parangloe.

Tabel  diatas  adalah  gambaran  tentang  adanya  perubahan  kearah  yang  lebih  baik  setelah  siswa  belajar  pendidikan  agama  Islam,data  tersebut  diperoleh  dari  hasil  penyebaran  angket
Tabel diatas adalah gambaran tentang adanya perubahan kearah yang lebih baik setelah siswa belajar pendidikan agama Islam,data tersebut diperoleh dari hasil penyebaran angket

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Obyek penelitian

  • Gambaran umum SMP Negeri 2 Parangloe
  • Visi dan misi SMP Negeri 2 Parangloe
  • Keadaan Guru
  • Keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 2
  • Keadaan siswa

Peranan pendidikan agama islam di SMP negeri 2

Bentuk penanganan kenakalan siswa

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa
  • Usaha-usaha untuk mengatasi kenakalan siswa
  • faktor Pendukung
  • faktor Penghambat

Berdasarkan penjelasan di atas menjadi acuan bagi guru pendidikan agama Islam untuk selalu memberikan yang terbaik kepada siswa di SMP Negeri 2 Parangloe dalam memberikan pengajaran dan pemahaman ajaran Islam yang berujung pada perubahan perilaku. Bahwa kesadaran beragama tidak hanya berdasarkan tingkah laku yang terlihat saja, melainkan mewarnai sikap, pemikiran, etika, niat dan keinginan serta tanggapan, sehingga agama melahirkan kesadaran manusia agar senantiasa menjadi pasangan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga agama menjadi pedoman. dalam kehidupan sehari-hari pengamalan ajaran Islam akan terlaksana dengan baik.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan siswa tentang ajaran Islam menjadi kendala dalam meningkatkan rasa hormat dan pengamalan siswa VII. kelas SMP Negeri 2 Parangloe terhadap ajaran Islam.

Dari wawancara di atas diberikan gambaran tentang faktor-faktor yang menjadi kendala dalam meningkatkan penghayatan dan pengamalan pelajaran agama Islam pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe yaitu kurangnya pengetahuan siswa tentang pelajaran agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya motivasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe untuk konsisten mengamalkan pelajaran agama Islam disebabkan oleh kurangnya keteladanan orang tua dalam meningkatkan pengamalan pelajaran agama. Hal ini menjadi kendala bagi guru PAI SMP Negeri 2 Parangloe dalam meningkatkan praktik siswa ketika siswa tidak melihat keteladanan dari orang tuanya.

Pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 2 Parangloe tentang agama merupakan suatu kebutuhan yang dapat menyelamatkan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Siswa harus dididik dan diajarkan amalan-amalan yang berkaitan dengan ajaran Islam, seperti amalan wudhu dan tata cara serta tata cara shalat. Pengamalan ajaran Islam akan sempurna jika seorang muslim mampu membaca Al-Quran dengan lancar.

Oleh karena itu, guru PAI membimbing dan mengajari siswa SMP Negeri 2 Parangloe lancar mengucapkan huruf hijaiyyah dan membaca Al-Quran. Kegiatan lain yang dilakukan guru PAI menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami tentang ajaran tersebut dan memberikan kesempatan untuk menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi terkait dengan pengamalan ajaran Islam. Selain itu para ustadz selalu berusaha melakukan pendekatan kepada santrinya dengan memberikan kesadaran untuk mengamalkan ajaran Islam.

Sebagai upayanya, mengembangkan praktik ajaran Islam bagi peserta didik bukanlah suatu hal yang mudah, namun harus didukung oleh berbagai aspek yang dapat mempengaruhi kepribadian peserta didik.

Peranan pendidikan agama islam dalam

Yang menjawab kadang-kadang sebanyak 32 siswa atau persentase 42,11%, yang menjawab kadang-kadang tidak sebanyak 5 siswa atau dengan persentase 6,53 siswa atau 6,58.

Kesimpulan

Saran

Penulis masuk SD Negeri Bontoparang pada tahun 1990 dan lulus pada tahun 1995. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Parangloe 1 dan lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA 18 Makassar dan pindah ke SMA Parangloe 1. Sekolah karena sakit dan tamat pada tahun 1998. 2001. Selanjutnya penulis melanjutkan studi Islam pada tahun 2009 dan Alhamdulillah lulus dari Unismuh dan menempuh pendidikan Sarjana Pendidikan jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dari Fakultas Agama Islam. Alhamdulillah, puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT, serta dukungan orang-orang di sekitar saya khususnya keluarga saya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan pendidikannya pada jenjang sarjana, semoga setelah ini penulis dapat melanjutkan pendidikannya lagi.

Bagaimana pendapat kalian tentang siswa saat ini dan apakah siswa di SMP Negeri 2 Parangloe termasuk siswa yang nakal. Kenakalan yang biasa mereka lakukan, baik merokok, berkelahi dengan teman, bolos sekolah, atau kesalahan lainnya, dapat merugikan sekolah atau diri mereka sendiri. Faktor apa saja yang membuat siswa sering melakukan perbuatan salah atau bahkan melanggar peraturan sekolah?

Pilih salah satu daripada 3 pilihan yang sesuai dengan pengalaman anda mempelajari pendidikan agama Islam. Semasa belajar pendidikan agama Islam di sekolah, adakah anda merasakan perubahan ke arah kebaikan sedang berlaku dalam diri anda?

Gambar

Tabel  diatas  adalah  gambaran  tentang  adanya  perubahan  kearah  yang  lebih  baik  setelah  siswa  belajar  pendidikan  agama  Islam,data  tersebut  diperoleh  dari  hasil  penyebaran  angket
Tabel  diatas  adalah  gambaran  tentang  pentingnya  membentengi  diri  dengan  memperbanyak  ibadah  dengan  melalui  kegiatan  keagamaan,  data  tersebut  diperoleh  dari  hasil  penyebaran  angket
Tabel  diatas  adalah  gambaran  tingkat  kesadaran  siswa  kelas  VII  SMP  Negeri  2 Parangloe  terhadap  apa yang  dilakukannya  adalah  suatu  kesalahan  dan  dapat  menimbulkan  dosa,  data  tersebut  diperoleh  dari  hasil  penyebaran  angket
Tabel diatas adalah gambaran tingkat kesenangan siswa kelas  VII  SMP  Negeri  2  Parangloe  belajar  pendidikan  agama  Islam,  data  tersebut diperoleh dari hasil penyebaran angket

Referensi

Dokumen terkait

0.48 I was asking for help from my caregivers during pain 0.46 Labor pain becomes more intense 0.46 The severity of my labor pain was less than I had heard 0.45 I had enough