PAPER MATA KULIAH PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN
“Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembentukan Etika Dan Moral Generasi Muda”
Dosen Pengampu:
Muhammad Nur Nainggolan, S.S, MA
Oleh:
Rifa Lisly Santika 200406094
FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN ARSITEKTUR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2024
ABSTRAK
Abstrak: Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran strategis dalam pembentukan etika dan moral generasi muda di Indonesia. Penulisan paper karya ilmiah ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan dapat mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, kesadaran hukum, dan sikap toleransi ke dalam kurikulum pendidikan, serta mengidentifikasi peran penting yang dimainkan oleh berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, dosen, keluarga, dan masyarakat dalam proses ini. Metode yang digunakan dalam menulis paper karya ilmiah ini yaitu analisis literatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan yang diterapkan secara efektif dapat membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik, bermoral tinggi, dan beretika, yang pada gilirannya berkontribusi pada pembentukan warga negara yang berintegritas dan bertanggung jawab.
Sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan nilai-nilai moral. Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, Pendidikan Kewarganegaraan dapat menjadi instrumen kunci dalam mencetak generasi muda yang siap berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
Kata kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, etika, moral, generasi muda, Pancasila, karakter, integritas.
Abstract: Citizenship education has a strategic role in forming the ethics and morals of the younger generation in Indonesia. The aim of writing this scientific paper is to explore how Citizenship Education can integrate Pancasila values, legal awareness and tolerance into the educational curriculum, as well as identifying the important roles played by various parties, including educational institutions, lecturers, families and society in this process. The method used in writing this scientific paper is literature analysis. The results of the analysis show that Citizenship Education which is implemented effectively can shape the character of students to be better, have high morals and ethics, which in turn contributes to the formation of citizens with integrity and responsibility. Synergy between schools, families and communities is very important to create an environment that supports the development of moral values. With a holistic and collaborative approach, Citizenship Education can be a key instrument in producing a young generation who is ready to make a positive contribution to the progress of the nation and state.
Keywords: Citizenship Education, ethics, morals, young generation, Pancasila, character, integrity.
I. PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan adalah sarana pengajaran yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran, kecerdasan, dan tanggung jawab dalam diri para siswa agar mereka menjadi warga negara Indonesia yang baik. Tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk mendorong partisipasi aktif, rasional, dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik, sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. (Cicilia, et al., 2022) Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting dalam membentuk generasi muda yang sadar akan identitas nasional mereka serta tanggung jawab sebagai warga negara. Penekanan pada partisipasi aktif, rasional, dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik sangat relevan, terutama di era sekarang di mana demokrasi menghadapi berbagai tantangan.
Mengajarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia sejak dini sangat penting untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya memahami hak dan kewajiban mereka, tetapi juga mampu berkontribusi secara positif terhadap masyarakat dan negara. Adapun nilai yang sangat penting dalam pendidikan kewarganergaraan, yaitu nilai etika dan moral.
Moral adalah pengetahuan yang berkaitan dengan budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga mengacu pada ajaran mengenai baik dan buruknya tindakan dan perilaku (akhlak). Moral merupakan nilai dalam masyarakat yang secara otomatis akan diikuti oleh berbagai etika dalam penerapannya. Dengan adanya moral, maka secara otomatis etika juga ada. Contohnya, moral menghormati orang yang lebih tua diikuti dengan etika berbicara dengan lembut, tidak membantah, dan bersikap hormat.
(Anggraini & Wibawa, 2019) Moral berperan sebagai landasan utama bagi perilaku manusia yang beradab. Penekanan bahwa moral adalah nilai yang diikuti oleh berbagai etika dalam penerapannya menunjukkan bagaimana prinsip moral diterjemahkan menjadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan ini menyoroti pentingnya moral sebagai fondasi etika, di mana etika berfungsi sebagai manifestasi praktis dari nilai-nilai moral dalam tindakan sehari-hari, menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan pendidikan kewarganegaraan sebagai dasar pembentukan karakter yang dimulai dari usia muda.
II. PEMBAHASAN 2.1 Etika dan Moral
Secara etimologis, istilah etika berasal dari bahasa Yunani Kuno "ethos" yang dalam bentuk tunggal, kata ini berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, atau habitat. Selain itu, ethos juga dapat merujuk pada kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, sikap, atau cara berpikir. Sementara itu, dalam bentuk jamak, etika berarti adat kebiasaan. Etika dapat juga dapat diartikan sebagai “ilmu pengetahuan yang membahas tentang asas-asas akhlak (moral).” (Ulfah, et al., 2021)
Sedangkan kata moral secara etimologis, berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Moral mencerminkan nilai-nilai dan norma yang dipraktikkan dan dijalankan oleh masyarakat atau individu sebagai standar perilaku baik dan buruk. Sementara etika mencoba memahami dan merumuskan prinsip- prinsip umum, moral lebih terkait dengan penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam tindakan nyata. Keduanya saling melengkapi, dengan etika memberikan landasan teoritis dan moral mengarahkan perilaku praktis.
2.2 Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Etika dan Moral Kemerosotan moral dan memudarnya nilai-nilai kearifan yang dulu menjadi dasar bangsa Indonesia di mata internasional berdampak pada hubungan kerjasama antar negara, terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai usaha untuk mengembangkan, menanamkan, dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai luhur moral Pancasila dalam diri para peserta didik. Dengan demikian, diharapkan muncul kesadaran akan pentingnya tatanan nilai moral tersebut dan keyakinan terhadapnya. (Suwari, 2015) Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya pendekatan yang komprehensif dalam pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter. Integrasi nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum dan kegiatan sekolah menjadi krusial untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi.
Pendidikan Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa, karena karakter yang kuat dan berkualitas menjadi fondasi yang kokoh untuk pembangunan bangsa yang berkelanjutan. (Nur, et al., 2023) Pertama, melalui Pendidikan Kewarganegaraan, nilai-nilai dasar Pancasila, yang mencakup keadilan, kemanusiaan, persatuan, dan demokrasi, diajarkan secara mendalam. Pancasila sebagai ideologi negara memberikan kerangka moral yang menjadi pedoman bagi generasi muda dalam bersikap dan bertindak. Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, para generasi muda dapat mengembangkan sikap yang berlandaskan pada prinsip-prinsip moral yang tinggi, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap orang lain.
Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan berperan dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya etika dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui pembelajaran tentang hak dan kewajiban warga negara, serta berbagai norma dan aturan yang berlaku, generasi muda akan belajar untuk menghargai hukum dan peraturan. Kesadaran hukum ini membantu mereka memahami bahwa tindakan yang etis dan bermoral bukan hanya didorong oleh dorongan pribadi, tetapi juga oleh pemahaman akan konsekuensi hukum dan sosial. Dengan demikian, generasi muda didorong untuk bertindak sesuai dengan etika yang berlaku, baik dalam konteks pribadi maupun dalam interaksi sosial.
Lebih lanjut, Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan pentingnya sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Indonesia, dengan keanekaragaman budaya, suku, dan agama, membutuhkan warga negara yang mampu hidup harmonis dalam keberagaman. Melalui pendidikan ini, generasi muda diajarkan untuk menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sikap toleransi ini merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan etika dan moral, karena mendorong peserta didik untuk bersikap adil dan menghormati hak-hak orang lain, sehingga tercipta masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Pendidikan Kewarganegaraan juga mempersiapkan para generasi muda untuk menjadi pemimpin yang beretika. Dengan berbagai aktivitas seperti diskusi kelompok, simulasi, dan proyek sosial, peserta didik dilatih untuk berpikir kritis, mengambil keputusan yang bijaksana, dan bertindak dengan integritas.
Kemampuan-kemampuan ini sangat penting dalam membentuk pemimpin masa depan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai moral dan etika. Sehingga, pendidikan ini tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga pada pengembangan karakter yang utuh dan berdaya saing global.
Secara keseluruhan, Pendidikan Kewarganegaraan memainkan peran esensial dalam membangun etika dan moral generasi muda. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila, meningkatkan kesadaran hukum, mengajarkan toleransi, dan mempersiapkan kepemimpinan yang berintegritas, pendidikan ini membentuk generasi muda yang siap berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara, sekaligus mampu menghadapi tantangan global dengan prinsip moral yang kokoh.
2.3 Upaya Pembentukan Nilai Etika dan Moral
Untuk membangun etika moral yang kuat pada generasi muda sesuai dengan pendidikan dan ideologi Pancasila, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak.
Lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulumnya dan juga Pembimbing akademik yang memiliki peran penting dalam memberikan teladan dan membimbing generasi muda dalam memahami nilai-nilai Pancasila. (Hayqal &
Najicha, 2023) Keluarga juga memegang peran vital dalam pembentukan etika dan moral generasi muda. Orang tua harus aktif menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari melalui contoh nyata dan komunikasi yang baik.
Masyarakat pun tidak kalah pentingnya, dengan menciptakan lingkungan yang mendukung pengamalan nilai-nilai moral dan etika, seperti gotong royong, toleransi, dan keadilan sosial. Program-program pengembangan karakter yang diselenggarakan oleh pemerintah dan organisasi non-pemerintah, seperti pelatihan kepemimpinan, kegiatan sosial, dan kamp-kamp remaja, juga dapat membantu memperkuat pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila. Media dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan positif dan edukatif yang mendukung pembentukan karakter yang kuat. Dengan kerjasama dan sinergi dari semua pihak, generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang berintegritas, memiliki moral yang kuat, dan siap berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Berikut beberapa langkah strategis yang dapat diambil sebagai upaya membentuk nilai etika dan moral pada generasi muda:
a. Pendidikan Karakter di Sekolah
Integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah sangat penting.
Mata pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama harus menekankan nilai-nilai moral dan etika, seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan keadilan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pembentukan karakter, seperti pramuka, debat, dan olahraga, dapat diperkuat.
b. Teladan dari Orang Dewasa
Generasi muda belajar banyak melalui contoh. Orang tua, guru, dan pemimpin masyarakat harus memberikan teladan yang baik dalam hal etika dan moral. Sikap dan perilaku positif dari orang dewasa akan menginspirasi generasi muda untuk mengikuti jejak yang sama.
c. Lingkungan Keluarga yang Mendukung
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak. Orang tua harus berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai moral sejak dini, seperti pentingnya kejujuran, kerja keras, dan rasa hormat terhadap orang lain. Komunikasi yang baik dan hubungan yang harmonis dalam keluarga juga sangat penting.
d. Program Pengembangan Karakter
Pemerintah dan organisasi non-pemerintah dapat menyelenggarakan program-program pengembangan karakter yang menyasar generasi muda.
Program seperti pelatihan kepemimpinan, kamp-kamp remaja, dan kegiatan sosial dapat membantu membentuk sikap dan perilaku yang positif.
e. Pendidikan Nilai Pancasila
Mengingat pentingnya ideologi Pancasila, pendidikan yang berfokus pada penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila harus terus digalakkan.
Ini bisa dilakukan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah- sekolah, serta melalui kampanye dan kegiatan masyarakat.
f. Media dan Teknologi
Menggunakan media dan teknologi dengan bijak untuk menyebarkan nilai- nilai moral dan etika juga sangat penting. Konten yang positif dan edukatif dapat disebarkan melalui berbagai platform media sosial, aplikasi pendidikan, dan program televisi.
g. Pelibatan dalam Kegiatan Sosial
Melibatkan generasi muda dalam kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat dapat mengembangkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
Kegiatan seperti kerja bakti, kunjungan ke panti asuhan, dan proyek lingkungan dapat memberikan pengalaman langsung tentang pentingnya kontribusi positif terhadap masyarakat.
h. Pendidikan Agama
Pendidikan agama yang baik juga berperan besar dalam pembentukan moral dan etika. Mengajarkan ajaran agama yang mengedepankan nilai-nilai universal seperti kasih sayang, keadilan, dan kebaikan akan membantu generasi muda mengembangkan landasan moral yang kuat.
III. KESIMPULAN
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan etika dan moral generasi muda. Melalui pengajaran nilai-nilai Pancasila, kesadaran hukum, dan sikap toleransi, pendidikan ini memberikan landasan yang kokoh bagi perkembangan karakter generasi muda. Dengan integrasi nilai-nilai moral dalam kurikulum, peran aktif pembimbing akademik, serta dukungan dari keluarga dan masyarakat, generasi muda dapat dibentuk menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bermoral tinggi dan beretika. Sinergi dari berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, orang tua, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter yang baik. Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan menjadi instrumen kunci dalam mencetak warga negara yang berintegritas dan siap berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
Daftar Pustaka
Anggraini, R. & Wibawa, S., 2019. PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PENERAPAN ETIKA DAN MORAL PESERTA DIDIK DALAM LINGKUNGAN FORMAL DI SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN PELAJARAN 2018/2019. Jurnal Serunai Pancasila dan Kewarganegaraan, 8(2), pp.
151-157.
Cicilia, I., Marsidi, Martini & Santoso, G., 2022. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Upaya Membentuk Generasi Penerus Bangsa yang Berkarakter. Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra), 01(03), pp. 146-155.
Hayqal, M. & Najicha, F., 2023. Peran Pendidikan Pancasila sebagai Pembentuk Karakter Mahasiswa.
Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan, 7(1), pp. 55-62.
Nur, R., Truvasi, L., Agustina, R. & Salam, I., 2023. Peran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Karakter Bangsa Indonesia: Tinjauan dan Implikasi. Advances in Social Humanities Research, 1(4), pp.
501-510.
Suwari, I., 2015. “PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PEMBENTUKAN MORAL SISWA MTs NURUL YAQIN PENGKOL KECAMATAN TAMBAKREJO KABUPATEN BOJONEGORO 2014/2015”.
Progam Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Jurusan Pendidikan Pancasilan Dan Kewarganegaraan, pp. 1- 12.
Ulfah, N., Hidayah, Y. & Trihastuti, M., 2021. URGENSI ETIKA DEMOKRASI DI ERA GLOBAL:
MEMBANGUN ETIKA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT BAGI MASYARAKAT AKADEMIS MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Jurnal Kewarganegaraan, 5(2), pp. 329-346.