BAB 1 PENGENALAN
Berikut adalah rangkuman dari halaman 5 dokumen Technopreneurship - BAB 1:
Halaman ini membahas pentingnya transformasi ekonomi Indonesia dari resource-based economy (ekonomi berbasis sumber daya alam) menuju knowledge-based economy (ekonomi berbasis pengetahuan) dalam menghadapi globalisasi. Ekonomi berbasis sumber daya alam menghasilkan nilai tambah yang kecil, sedangkan ekonomi berbasis pengetahuan mengandalkan inovasi dan teknologi.
Technopreneurship menjadi kunci dalam menciptakan ekonomi berbasis pengetahuan, dengan technopreneur sebagai pelaku bisnis berbasis teknologi dan inovasi. Lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menjadi pekerja tetapi juga pencipta lapangan kerja, berkontribusi pada kemajuan bangsa melalui kewirausahaan berbasis teknologi.
Sebagai indikator, pada 2013, hanya 1,56% penduduk Indonesia yang menjadi entrepreneur, di bawah standar minimal 2% untuk negara maju. Rendahnya jiwa entrepreneurship ini disebabkan oleh paradigma masyarakat yang lebih menghormati pekerjaan sebagai karyawan dibandingkan menjadi pengusaha.
rangkuman dari halaman 6 dokumen Technopreneurship - BAB 1:
melanjutkan pembahasan mengenai rendahnya jiwa kewirausahaan di Indonesia. Paradigma masyarakat yang lebih menghargai pekerjaan sebagai karyawan dibandingkan menjadi pengusaha memperburuk situasi. Padahal, seorang entrepreneur adalah tulang punggung perekonomian nasional, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Di Indonesia, sebagian besar entrepreneur adalah pelaku usaha mikro dengan pendapatan tahunan kurang dari Rp300 juta. Globalisasi menuntut sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki kemampuan akademik, tetapi juga jiwa kewirausahaan dan daya saing yang tinggi. Kewirausahaan berbasis teknologi (technopreneurship) menjadi penting untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar dan memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi nasional.
Halaman 7-8: Definisi dan Konsep Technopreneurship
Definisi: Technopreneurship adalah gabungan antara teknologi dan kewirausahaan, yang fokus pada penerapan teknologi untuk menciptakan bisnis inovatif. Teknologi menjadi instrumen utama untuk menciptakan efisiensi biaya, waktu, dan modernisasi.
Komersialisasi Teknologi: Penelitian menghasilkan penemuan (invention) yang dikembangkan menjadi produk atau layanan melalui proses komersialisasi. Proses ini melibatkan lisensi, kemitraan, atau penjualan hasil penelitian untuk menghadirkan solusi di pasar.
Perbedaan dengan Entrepreneurship Umum: Technopreneurship melibatkan dua elemen penting: 1. Menjamin teknologi sesuai kebutuhan pelanggan. 2. Memastikan teknologi dapat menghasilkan keuntungan (profit).
Halaman 9-10: Menjadi Seorang Technopreneur
Tantangan dan Kualifikasi: Untuk menjadi technopreneur, seseorang harus memahami teknologi secara mendalam serta memiliki jiwa kewirausahaan.
Penguasaan Teknologi: -Teknologi harus terus dipelajari dan dikembangkan untuk memastikan penggunaannya tepat guna. -Seorang technopreneur perlu peka terhadap inovasi teknologi dan kreatif dalam mengembangkan ide baru.
Pengembangan Jiwa Entrepreneurship: Dibutuhkan tahapan berikut:
Internalization: Penanaman jiwa kewirausahaan melalui pemahaman dan kesadaran. Paradigm Alteration: Mengubah pola pikir dari instan menjadi orientasi pembangunan bisnis nyata. Spirit Initiation: Memberikan semangat melalui modal awal dan monitoring. Competition: Menghadapi persaingan dengan inovasi untuk menciptakan nilai tambah.
Halaman 11-12: Invensi, Inovasi, dan Dasar Technopreneurship
Invensi dan Inovasi: Invensi: Penemuan baru yang bertujuan mempermudah kehidupan.
Inovasi: Proses pengadopsian invensi oleh pasar untuk menghasilkan nilai tambah. Keduanya dapat diterapkan pada produk dan proses, yang berperan penting dalam technopreneurship.
Langkah Strategis Technopreneurship: Identifikasi kebutuhan masyarakat untuk menemukan peluang bisnis berbasis teknologi. Perkaya ide dan inspirasi melalui pembelajaran, seminar,
dan diskusi. Rencanakan bisnis dengan matang dan segera eksekusi untuk menghindari kehilangan momentum. Tambahkan nilai (value) pada produk agar lebih menarik dan relevan dengan kebutuhan pasar.
Halaman 13-14: Manfaat dan Tantangan Technopreneurship
Manfaat Technopreneurship: Ekonomi: Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Menciptakan lapangan kerja baru. Membuka peluang bisnis di berbagai sektor. Sosial:
Membangun budaya produktif. Memberikan solusi terhadap masalah sosial. Lingkungan:
Menggunakan sumber daya alam secara efisien. Mendukung pembangunan berkelanjutan.
Tantangan di Indonesia: Dukungan terhadap invensi dan inovasi masih terbatas. Keterbatasan dana riset dan pengembangan nasional. Kesenjangan antara penawaran solusi teknologi dan kebutuhan pasar. Kemampuan technopreneur domestik masih rendah.
BAB 2 Menggali Ide Bisnis dan Prinsip Dasar Bisnis
Poin Penting dalam Mengembangkan Ide Bisnis: Target Pasar:* Penting untuk mengetahui kepada siapa produk atau jasa akan dijual. Analisis pasar harus dilakukan untuk memastikan produk memiliki audiens yang jelas. *Produk atau Jasa: Pelaku bisnis harus memahami jenis dan manfaat dari produk yang ditawarkan. Ini akan memudahkan proses promosi. *Kebutuhan Pelanggan:
Produk atau jasa harus bermanfaat bagi pelanggan. Tanpa manfaat, produk tidak akan menarik perhatian. *Strategi Penjualan: Cara menjual produk juga krusial. Pelaku bisnis perlu menemukan cara untuk menarik perhatian konsumen yang mungkin tidak mengenal mereka.
Metode Menciptakan Ide Bisnis: Brainstorming: Teknik informal untuk menghasilkan ide dengan cepat. *Focus Group:Diskusi kelompok dengan individu yang memiliki karakteristik serupa untuk membahas ide baru.Perpustakaan dan Internet:* Sumber informasi yang penting untuk menemukan inspirasi bisnis. *Customer Advisory Boards: Pertemuan reguler dengan pelanggan untuk mendiskusikan kebutuhan dan masalah mereka, yang dapat memunculkan ide bisnis baru.
Pemilihan Ide Bisnis: Pilih ide yang konkret dan realistis. Pilih ide yang mudah dipasarkan. Sesuaikan ide dengan karakter pribadi agar tetap termotivasi. Minimalkan risiko dalam pemilihan ide. Pastikan ide dapat bertahan dalam jangka panjang dan mampu berinovasi.
Pemilihan Ide Bisnis: Tidak semua ide bisnis perlu direalisasikan; fokus pada satu ide yang membuat nyaman dan sesuai dengan passion. Tips untuk memilih ide bisnis yang tepat:
-Yang Membuat Anda Bangun Pagi: Pilih ide yang membuat Anda bersemangat untuk memulai hari.
-Yang Membuat Anda Lupa Lelah: Ide yang membuat Anda aktif dan tidak merasa lelah. -Yang Membuat Anda Lupa Tidur: Ide yang begitu menarik sehingga tidur terasa sia-sia. -Yang Membuat Anda Hanya Makan Sekali dalam Seminggu: Fokus pada ide yang sangat penting sehingga waktu untuk makan terasa terbuang.
Analisis SWOT: -Analisis SWOT adalah alat strategis untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) suatu bisnis. -Proses ini melibatkan penentuan tujuan spesifik dan mengidentifikasi faktor internal serta eksternal yang mendukung atau menghambat pencapaian tujuan. -Tujuan dari analisis ini adalah untuk memanfaatkan kekuatan dalam menghadapi peluang dan mengatasi kelemahan serta ancaman.
Prinsip Sukses dalam Bisnis: 1. Komitmen: Selalu berkomitmen terhadap bisnis dan mencintai pekerjaan yang dilakukan. 2. Pembagian Keuntungan: Bagikan keuntungan dengan rekan kerja dan perlakukan mereka sebagai mitra untuk meningkatkan semangat kerja. 3. Motivasi Berikan motivasi kepada mitra untuk menciptakan kompetisi yang sehat dalam bisnis. 4. KomunikasiSelalu berkomunikasi dengan mitra kerja untuk membangun hubungan yang kuat dan loyalitas.
5. Penghargaan:Menghargai rekan kerja sebagai cara untuk memperlancar operasional bisnis.
**Prinsip Dasar Bisnis Lainnya:** 6. Rayakan Kesuksesan Merayakan pencapaian bersama mitra kerja sebagai langkah penting menuju keberhasilan. 7. Minta Masukan: Dapatkan umpan balik dari karyawan mengenai keluhan pelanggan dan ide pengembangan bisnis. 8. Memuaskan Pelanggan:Fokus pada pelayanan yang baik dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk meningkatkan loyalitas. 9. Kontrol Biaya:** Mengelola biaya pengeluaran dengan efisien untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. 10. Cari Ide Berlawanan: Mencari ide yang berbeda dari yang umum dijalankan
untuk menciptakan peluang baru dalam bisnis. Prinsip-prinsip ini, berdasarkan panduan dari Walton dan Huey (1992), bertujuan untuk membangun fondasi yang kuat dalam menjalankan bisnis yang sukses.
BAB 4 Analisa Model Bisnis
DEFINISI BUSINESS MODEL CANVAS Business Model Canvas (BMC) adalahsuatu alat dalam manajemen strategik dan kewirausahaan untuk menjelaskan, mendesain, menantang, menciptakan, poros dalam suatu bisnis. Model bisnis kanvas pertama kali dikenalkan oleh Osterwalder dan Pigneur.
KOMPONEN BISNIS CANVAS
1. CUSTOMER SEGMENTS Menurut Osterwalder & Pigneur, pelanggan merupakan kunci utama dalam mendapatkan keuntungan, tanpa pelanggan maka sebuah perusahaan tidak dapat bertahan lama.
Berdasarkan teori dari Ostewalder & Pigneur, mereka membagi dua segmen pasar berdasarkan kebutuhan, perilaku konsumen yaitu segmen kelas menengah atas dan segmen kelas menengah bawah. Ada beberapa tipe dari customer segment yaitu: • Mass market, Mass market fokus pada penentuan segmentasi pasar, nilai proposisi, kerja sama, dan juga saluran distribusi. • Niche market, bisnis model yang memiliki target pasar yang hanya melayani segmen pelanggan tertentu atau lebih spesifik. • Segmented, bisnis model yang membedakan kebutuhan dan masalah yang berbeda pada pelanggan. • Diversified, bisnis model yang melayani dua atau lebih dengan kebutuhan yang berbeda dan saling bergantung satu sama lain.
2. VALUE PROPOSITIONS Proposisi nilai menggambarkan bagaimana pelanggan dapat beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain melalui produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda dengan para kompetitornya. Beberapa tipe pada Value Propositions, antara lain: Newness:
sebuah produk baru yang diciptakan yang belum pernah ada sebelumnya dan memiliki keunikan.
Performance: bagaimana meningkatkan kinerja suatu produk atau layanan yang ditawarkan.
Customization: bagaimana perusahaan dapat menyesuaikan produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggannya agar mendapat nilai lebih. Getting the Job Done: bagaimana produk atau jasa berfungsi membantu pelanggan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Design: dengan memiliki desain yang menarik maka suatu produk akan memiliki nilai proposisi yang baik. Brand: pelanggan dapat menemukan nilai suatu produk dari merek yang telah dikenal masyarakat luas. Price: bagaimana harga dapat ditentukan oleh pesaingnya . Cost Reduction: bagaimana sebuah nilai didapat dari biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan dalam membeli produk atau jasa dapat dikurangi. Risk Reduction:
resiko yang ditimbulkan oleh produk yang ditawarkan kepada pelanggan sangat kecil, memiliki garansi jika terjadi kerusakan. Accessibility: produk yang ditawarkan dapat dengan mudah digunakan atau dapat diakses oleh semua orang. Convenient/Usability: bagaimana sebuah produk dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan dan pelanggan tersebut merasa nyaman akan kehadiran produk tersebut.
3. CHANNELS Channel menggambarkan sebuah perusahaan dapat menjalin komunikasi dengan pelanggannya dalam menyampaikan proposisi nilai. Fungsi Channel antara lain: • Meningkatkan kesadaran kepada pelanggan atas produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. • Membantu pelanggan dalam mengevaluasi proposisi nilai perusahaan. • Memungkinkan pelanggan membeli produk atau jasa yang lebih spesifik. • Memberikan proposisi nilai perusahaan kepada pelanggan. • Memberikan layanan pendukung pasca pembelian kepada pelanggan.dengan kebiasaan pelanggan?
Channel dapat dikategorikan menjadi lima tipe, yaitu: • Sales force: penjualan dilakukan oleh karyawan • Web sales: penjualan melalui web (toko online) • Own stores: penjualan melalui toko sendiri • Partner stores: penjualan melalui toko partner/mitra kerja • Wholesaler: penjualan melalui grosir.
4. CUSTOMER RELATIONSHIP Hubungan dengan pelanggan hendaknya dibangun sesuai dengan customer segment. Customer Relationship dibagi menjadi enam tipe, yaitu: • Personal Assistant, yaitu komunikasi yang terjadi antara pelangan dan petugas pelayanan agar pelanggan mendapat bantuan selama proses penjualan. • Dedicated Personal Assistant, yaitu seseorang yang khusus melayani pelanggan secara individu. • Self Service, yaitu pelanggan tidak berhubungan langsung
dengan perusahaan tetapi perusahaan menyediakan sarana yang diperlukan oleh pelanggan dalam membantu dirinya sendiri. • Automated Service, yaitu hubungan yang menggabungkan proses layanan mandiri dan otomatis. • Communities, yaitu perusahaan membangun hubungan antar sesame anggota dengan membentuk sebuah komunitas untuk saling bertukar pikiran dalam mengetahui keinginan para pelanggannya. • Co-creation, yaitu membangun sebuah hubungan dengan konsumen untuk menciptakan sebuah proposisi nilai yang baru.
5. REVENUE STREAMS Arus pendapatan menampilkan keadaan keuangan perusahaan yang diperoleh dari uang tunai dari setiap segmen konsumen. Sebuah model bisnis dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang berbeda, antara lain: • Transaction Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh dari sekali pembayaran dari pelanggan. • Recurring Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh dari pembayaran yang masih berkelanjutan. Revenue Streams terdapat beberapa tipe, yaitu: • Asset Sale, yaitu perusahaan menjual asetnya untuk memperoleh pendapatan. • Usage Fee, yaitu pendapatan yang didapat dari berapa banyak pelanggan yang menggunakan produk atau jasa. • Subscription Fee, yaitu pendapatan yang diperoleh dari menjual layanan secara terus-menerus.
• Lending/Renting/Leasing, yaitu pendapatan yang diperoleh dengan cara memberikan hak eksklusif untuk menggunakan aset tersebut dalam periode tertentu dan selama penyewaan tersebut. • Licensing, yaitu pendapatan yang diperoleh dari pemberian hak intelektual dari perusahaan agar orang yang membeli lisensi tersebut dapat menggunakan perusahaan mereka dalam membuka usaha yang sama. • Brokerages Fee, yaitu pendapatan yang diperoleh dari layanan perantara dimana besar biaya diperoleh dari besarnya persentase yang telah disepakati bersama. • Advertising, yaitu pendapatan yang diperoleh dari mengiklankan suatu produk, merek ataupun jasa.
6. KEY RESOURCES Key Resources merupakan aset yang sangat penting yang diperlukan agar bisnis dapat berjalan dengan baik. Model sumber daya yang dikategorikan menjadi empat tipe, yaitu: • Physical Assets: meliputi gedung, mesin, tanah, kendaraan. • Intellectual Resources: meliputi hak intelektual, hak paten, merek. • Human Resources: sumber daya manusia yang merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan. Pada industry kreatif dan padat karya, sumber daya utamanya adalah manusia. • Financial Resources: keuangan yang mencerminkan kinerja dari sebuah perusahaan atau perputaran uang yang terjadi dalam perusahaan tersebut.
7. KEY ACTIVITIES Key Activities menggambarkan aktifitas penting yang dilakukan oleh perusahaan agar bisnis yang dilakukan dapat bekerja dengan baik. Key Activities dikategorikan menjadi tiga tipe, antara lain: • Production: aktivitas yang berhubungan dengan perancangan, pembuatan dan pengiriman produk. • Pemecahan masalah aktivitas yang berhubungan dengan masalah yang timbul dari produk tersebut. • Platform/Networks: model bisnis yang aktivitas utamanya berhubungan dengan jaringan dan sebagian besar perusahaan bergerak di bidang teknologi informasi.
8. KEY PARTNERSHIP, Perusahaan perlu membentuk kerjasama dengan perusahaan atau mitra lainnya untuk mengoptimalkan bisnis, mengurangi resiko, dan meningkatkan daya saing dengan kompetitor.
Tiga tipe key partnership yang umum digunakan adalah: 1. Optimization and Economy of Scale - Tujuan: Mengoptimalkan alokasi sumber daya dan aktivitas. -Deskripsi: Partisipasi ini dirancang untuk mengurangi biaya dan sering kali melibatkan pembagian infrastruktur. Misalnya, perusahaan dapat bergabung menjadi 1 collabs. 2. Reduction of Risk and Uncertainty -Tujuan: Mengurangi resiko dalam lingkungan yang kompetitif. -Deskripsi: Partnerships ini membantu mengurangi risiko dengan membentuk aliansi strategis dalam satu area. Contohnya, format optikal Blu-ray dikembangkan bersama oleh grup perusahaan elektronik dsb untuk pemasaran. 3. Acquisition of Particular Resources and Activities -Tujuan: Mendapatkan pengetahuan, lisensi, atau akses ke pelanggan.- Deskripsi:Beberapa perusahaan memiliki semua sumber daya dan aktivitasnya sendiri, tapi mereka memperluas kemampuan dengan mengandalkan perusahaan lain untuk menyediakan sumber daya atau melakukan aktivitas tertentu.
9. COST STRUCTURE Cost Structure menggambarkan semua biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu model bisnis. Dua tipe cost structure: • Cost Driven yaitu model bisnis yang berfokus pada penekanan biaya serendah mungkin. Pendekatan ini bertujuan untuk mempertahankan struktur dan menggunakan proposisi nilai dengan harga rendah. • Value Driven yaitu perusahaan yang tidak terlalu
mementingkan biaya yang akan muncul ketika mendesain sebuah model bisnis dan lebih fokus pada penciptaan nilai. Beberapa karakteristik Cost Structure, antara lain: • Fixed Cost: biaya tetap yang tidak berubah dan tidak terpengaruh pada penjualan yang dihasilkan. • Variable Cost: biaya yang dapat berubah sesuai dengan barang yang dihasilkan. • Economies Scale: perusahaan dapat meminimalisasi biaya produksi karena memproduksi barang dalam jumlah besar. • Economies of Scope: keuanggulan biaya yang lebih murah saat operasi perusahaan menjadi lebih besar dengan memperluas area industri baik di dalam maupun luar negeri.
INOVASI MODEL BISNIS. Resource Driven inovasi yang berasal dari infrastruktur yang ada dalam sebuah organisasi atau memperluas kemitraan atau mengubah sebuah model bisnis. Offer Driven inovasi yang dibuat dengan menciptakan proposisi nilai yang baru yang dapat memberikan dampak kepada building blocks bisnis model yang lain. Customer Driven inovasi yang didasarkan pada kebutuhan pelanggan, memfasilitasi akses atau meningkatkan kenyamanan. Finance Driven inovasi yang memberikan aliran penghasilan baru, mekanisme penetapan harga atau mengurangi struktur biaya yang dapat mempengaruhi pada building blocks lainnya. Multiple-epicenter Driven inovasi yang didorong oleh banyak faktor yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap beberapa building blocks lainnya.
MANFAAT BISNIS MODEL CANVAS. - VISUAL THINKING Cara terbaik untuk menggunakan BMC adalah mencetak versi berukuran poster besar dan menempelkannya ke dinding. - DENGAN CEPAT MELIHAT KAITAN DARI 9 KOMPONEN BISNIS Model Bisnis Kanvas memungkinkan entrepreneur untuk secara visual menggambarkan kaitan dari masing-masing komponen bisnis tersebut. BMC memudahkan para perencana dan pengambil keputusan. -TIM DAPAT MENYAMPAIKAN IDE PIKIRANNYA DENGAN RINGKAS Karena informasi dicatat dengan pendek dan singkat pada post-it notes, - MEMBANTU MENGUJI KONSISTENSI HUBUNGAN ANTAR KOMPONENNYA. Seberapa besar kemampuan perusahaan menggunakan komponen dari model bisnis secara konsisten. -Membantu Berbagi dengan Partner/Kerja: Karena bisnis model kanvas disajikan dalam bentuk poster 2d cetak, mudah untuk berbagi melalui foto atau mengambil untuk berkomunikasi.
BAB 5 SISTEMATIKA PENULISAN BUSINESS PLAN
Terdapat tiga tipe business plan yaitu: Summary Business Plan terdiri dari 10-15 halaman dan sangat berguna untuk menuliskan suatu ide mearik. Full Business Plan terdiri dari 25-35 halaman. Business plan ini sangat berguna untuk suatu usaha baru yang sudah berjalan dan butuh tambahan modal.
Operational Business dari 40-100 halaman dan utamanya digunakan untuk bagian internal Perusahaan/proposal.
MANFAAT BISNIS PLAN. 1. Diluar Perusahaan: Investor: Bagi investor, sebuah business plan bermanfaat untuk dapatkan investor. Stakeholder: Stakeholder dari luar adalah individu atau organisasi dari luar yang terkena dampak dari bisnis tersebut, (perizinan). 2. Didalam perusahaan:
Enterpreneur (pengusaha) Business plan dapat membantu seorang enterpreneur untuk: - Memutuskan apakah bisnis yang direncanakan dapat dimulai atau tidak. - Mengelola ide bisnis sehingga dapat memulai menjalankan suatu ide bisnis dengan jalan yang tepat. - Menjelaskan ide bisnis kepada lembaga keuangan seperti bank agar mendapatkan modal.
.