Penulis adalah penyelidik di Pusat Pendidikan dan Kajian Bank Sentral - Bank Indonesia.Kandungan artikel ini adalah tanggungjawab penulis sepenuhnya. Syukur ke hadrat Tuhan Yang Maha Esa, pada kesempatan ini Pusat Pendidikan dan Pengajian Bank Negara (PPSK) menerbitkan semula siri buku mengenai bank pusat itu.
Pendahuluan
Buku ini akan mengulas peran Bank Indonesia dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah, selain tugasnya sebagai otoritas moneter dan perbankan. Penjelasan ini perlu dibedakan karena terdapat perbedaan mendasar tentang peran Bank Indonesia dalam membantu perkembangan dunia usaha setelah adanya undang-undang ini.
Profil UMKM
Difinisi dan Karakteristik
Definisi atau kriteria UMKM saat ini berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah didasarkan pada kekayaan bersih dan pendapatan penjualan, sebagaimana dapat dibaca pada Tabel 1. Secara umum, UMKM kecil dan usaha menengah memiliki kapasitas yang lebih baik dari usaha mikro, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Peranan UMKM dalam Perekonomian
Secara rata-rata, peran UMKM di negara-negara SEACEN dalam menciptakan tenaga kerja sedikit lebih tinggi dari rata-rata negara anggota OECD. Di negara-negara SEACEN, peran UKM dalam pembentukan GDP rata-rata jauh lebih tinggi dibandingkan peran negara-negara OECD.
Permasalahan UMKM
Oleh karena itu, produk UMKM di Indonesia harus terus mengembangkan perannya di sektor sekunder, karena sektor sekunder memiliki pertumbuhan yang relatif tinggi.
Permasalahan Internal UMKM
Keterbatasan sumber daya manusia menurunkan kualitas produk sehingga berdampak pada rendahnya kemampuan menembus pasar baru sektor usaha ini. Peningkatan pengetahuan dan keahlian sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan usaha, apalagi di era globalisasi diperlukan untuk mendorong peningkatan daya saing produk UMKM di pasar internasional.
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah
Heterogenitas tersebut menimbulkan kendala dalam memperoleh statistik potensi UMKM sebagai dasar pengambilan kebijakan, karena hingga saat ini sulit mengetahui secara pasti dengan data terkini berapa jumlah UMKM dan kontribusinya terhadap penciptaan lapangan kerja, ekspor, dan PDB.
Permasalahan yang terkait dengan Bank Indonesia
Permasalahan yang dihadapi Perbankan
Program Pemberdayaan UMKM
Kebijakan Pemerintah
Di negara maju, arah kebijakan umumnya lebih difokuskan pada pengembangan UMKM yang inovatif dan berbasis pengetahuan serta mendorong UMKM yang menggunakan teknologi tinggi. Meskipun Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian pemerintahan, kebijakan pengembangan UMKM tetap menjadi prioritas dalam agenda pembangunan nasional.
Sumber Pembiayaan
Berdasarkan studi literatur Bank of England, mereka mengatakan bahwa adanya asimetri informasi dalam pembiayaan bank menyebabkan kesenjangan finansial antara pembiayaan kredit dan ekuitas (Dagva Boldbaatar, 2005). Dana untuk pola kredit ini ada yang berasal dari bank sentral atau pemerintah, dan ada pula yang menggunakan dana bank sendiri. Beberapa ciri pola penyaluran kredit UMKM yang sumber dananya berasal dari bank sentral atau pemerintah antara lain pemeringkatan yang mengedepankan kelayakan usaha, memberikan suku bunga rendah (di bawah pasar), prosedur sederhana dan tanpa agunan (biasanya agunan kredit yang dibiayai proyek).
Dalam hal ini, usaha mikro dan kecil dapat memperoleh pembiayaan dari bank perkreditan rakyat, yang kegiatannya dikhususkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat kecil, dengan wilayah usaha umumnya di pedesaan atau di pinggiran kota.
Bantuan Teknis
Tujuan pemberian bantuan teknis kepada UMKM lebih ditekankan pada peningkatan keterampilan SDM dan perluasan informasi penting bagi perkembangan dunia usaha. Sedangkan tujuan bantuan teknis adalah untuk membantu meningkatkan kemampuan UMKM dalam pengelolaan usaha dan akses terhadap sumber daya produktif. Untuk menjamin efektivitas bantuan teknis yang diberikan kepada UKM, diperlukan adanya pendamping yang berkompeten di bidangnya, terutama untuk mengarahkan bantuan tersebut mencapai tujuannya.
Minimal, lembaga/lembaga terkait yang memberikan bantuan teknis kepada UMKM biasanya sudah menyiapkan personel tersebut.
Pengembangan Kelembagaan
Pengalaman kerja sama Bank Indonesia dengan lembaga-lembaga tersebut dalam beberapa proyek pengembangan UMKM terbukti berhasil. Misalnya untuk pendidikan dan pelatihan UMKM, instansi terkait sebaiknya mengutamakan kerja sama dengan lembaga penyedia layanan pelatihan di bidang terkait. Permasalahannya, jumlah penyedia jasa pengembangan usaha yang berkompeten seperti lembaga konsultasi, pelatihan, dan penelitian di daerah masih terbatas, baik jumlah maupun kualitasnya dibandingkan dengan kebutuhan.
Bahkan, beberapa lembaga internasional seperti Bank Dunia, UNIDO, ADB, GTZ-Jerman Barat dan lainnya telah banyak memberikan bantuan untuk memperkuat lembaga-lembaga yang memberikan layanan pendampingan kepada UMKM.
Peran Bank Sentral Dalam Pengembangan UMKM
Korea Selatan
Pengertian UMKM didefinisikan dalam undang-undang, yaitu unit usaha dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 1.000 orang dan total aset kurang dari 500 juta won (mata uang Korea Selatan). Sejalan dengan upaya meningkatkan persaingan sesuai kebutuhan dan permintaan pasar, intervensi bank sentral juga secara bertahap dikurangi. Bank Sentral memberikan insentif kepada bank-bank yang memiliki rasio kredit terhadap UMKM dan rasio pengembalian pinjamannya di atas rata-rata berupa peningkatan plafon/batas pemberian kredit sehingga mendorong bank untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM.
Keterbatasan informasi mengenai kegiatan bisnis telah membuat bank enggan memberikan pinjaman kepada UKM, sehingga bank sentral berupaya untuk menyempurnakan pedoman teknis dan meringankan persyaratan kredit, sehingga menurunkan suku bunga pinjaman secara keseluruhan.
Malaysia
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah memberikan bantuan pinjaman lunak melalui lembaga keuangan tertentu, lembaga pemerintah dan lembaga donor. Dalam rangka mendukung pengembangan UMKM, Bank Negara Malaysia (BNM) sebagai bank sentral merumuskan kebijakan langsung di bidang keuangan, antara lain pemberian fasilitas pembiayaan kepada UMKM melalui lembaga keuangan yang ditunjuk khusus untuk penyaluran dana/pinjaman dan risiko kredit. menjamin. Selain itu, bank sentral menetapkan alokasi portofolio kredit untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit kepada UMKM.
BNM juga mendirikan Lembaga Penjaminan Kredit (Credit Guarantee Corporation) yang berhasil mendorong dan meningkatkan penyaluran kredit perbankan kepada UMKM.
Philippines
Ada juga perjanjian dengan lembaga keuangan yang menetapkan batas kredit untuk UKM sebesar 8% dari total pemberian pinjaman. Sebagai bagian dari insentif tersebut, bank sentral mengembangkan dan memfasilitasi pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai dan pejabat bank atau lembaga keuangan lainnya. Selain itu juga melakukan penelitian, survei, penyampaian informasi, distribusi dan forum diskusi bagi lembaga keuangan dan UMKM.
Semua kegiatan tersebut dilakukan dan difasilitasi oleh bank sentral untuk mendorong pembiayaan bagi UMKM untuk pembentukan pasar keuangan dan pasar modal bagi UMKM.
Srilanka
Kebijakan pemerintah terkait pengembangan UMKM tertuang dalam ≈Strategi Nasional Pengembangan Sektor UMKM 2002∆. Bank of Ceylon (BOC) sebagai bank sentral memegang peranan yang sangat penting dalam upaya pengembangan UMKM di Sri Lanka melalui kebijakan struktural internal dan eksternal. Selain itu, Dewan Komisaris juga mendirikan dan menambah kantor cabang serta mendorong pembentukan bank pembangunan daerah untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM.
Dewan Komisaris juga memberikan fasilitas pembiayaan melalui kredit program yang dananya berasal dari lembaga keuangan di luar Dewan Komisaris, selain memberikan fasilitas kredit program khusus untuk pembiayaan UMKM yang dilakukan oleh bank pembangunan di daerah, serta mengadministrasikan skema penjaminan kredit untuk pinjaman program tersebut.
Taiwan
Berdasarkan hal tersebut, UKM mampu menyerap sebanyak 78% dari total tenaga kerja. Selain peran umum di atas, Bank Sentral Taiwan memberikan bantuan pinjaman khusus berdasarkan kebijakan tertentu, termasuk kredit ekspor, kredit dukungan likuiditas, pinjaman jangka menengah dan panjang untuk membiayai proyek infrastruktur, pinjaman valuta asing untuk membiayai peningkatan teknologi, dan pinjaman darurat. Bank Sentral Taiwan mendorong UKM untuk menggunakan dan mengikuti sistem penjaminan kredit, yang merupakan upaya untuk menjembatani kesenjangan antara UKM dan bank.
Selain itu, bank sentral juga bertujuan agar UKM dapat memperoleh fasilitas kredit yang memenuhi persyaratan kehati-hatian berdasarkan ketentuan Komisi Prinsip-Prinsip Pengawasan Perbankan yang berkedudukan di Basel, Swiss (Basel Committee on Banking Supervision).
Thailand
Peran utama bank sentral dalam pengembangan UKM adalah memperbaiki struktur lembaga keuangan sehingga UKM dapat memperoleh kemudahan akses terhadap pembiayaan dan bimbingan keuangan langsung dari lembaga keuangan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, bank sentral melakukan restrukturisasi lembaga keuangan yang ada untuk memudahkan UKM mengakses pembiayaan melalui master plan yang bertujuan untuk: menyediakan layanan keuangan secara terintegrasi dan efisien, dengan tetap menjadikan perlindungan konsumen sebagai prioritas. Bank Sentral juga telah mengadakan program bimbingan dan bantuan keuangan selain membantu pemberian pinjaman lunak melalui pemerintah atau lembaga donor dan menyediakan pusat informasi kredit serta bekerjasama dengan perbankan dalam memberikan jaminan terhadap risiko kredit.
Pembinaan/pendampingan bagi UKM a. Forum diskusi perbankan dan UKM, transparansi penyediaan perbankan, xxx mendorong perbankan untuk membantu UKM b. Pengembangan UKM melalui jasa konsultasi, informasi dan bimbingan, sistem xxx c.
Peran Bank Indonesia Dalam Pengembangan UMKM
Kebijakan pengembangan UMKM sebelum Undang- undang Republik Indonesia nomor. 23 tahun 1999 tentang
Apalagi, jumlah kredit yang disalurkan kepada usaha kecil dan koperasi juga meningkat pesat dari tahun ke tahun, sehingga berperan sangat penting dalam mendorong perkembangan usaha di sektor ini. Tujuan PAKJAN 90 adalah (a) memperkuat fungsi perbankan dan lembaga keuangan sebagai pengelola dan pelaksana sistem perkreditan nasional; (b) memperkuat peran Bank Indonesia sebagai pemelihara keseimbangan moneter, serta menjadi pengawas dan pengawas perbankan agar perbankan di Indonesia dapat berkembang lebih baik; (c) memperbaiki sistem kredit nasional; dan (d) meningkatkan program kredit untuk usaha kecil. Kerjasama tersebut diperlukan agar bank-bank besar dapat menjangkau usaha-usaha kecil yang biasanya berada di pedesaan.
Dalam perkembangannya, untuk lebih mempercepat pemberian pinjaman kepada usaha kecil dan koperasi, ketentuan KUK mengalami beberapa penyesuaian, yaitu penyempurnaan melalui paket kebijakan pada tanggal 29 Mei. Untuk mengurangi dampak negatif krisis, khususnya bagi petani dan pengusaha kecil, Bank Indonesia antara lain mengkaji arah kebijakan kredit untuk usaha kecil dan koperasi. Proyek Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) Proyek Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) Proyek Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) Proyek Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) Proyek Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) .
Kebijakan Pengembangan UMKM setelah Undang- undang Republik Indonesia nomor. 23 tahun 1999 tentang
Selain itu, bank penyalur KUK dapat meminta bantuan teknis kepada Bank Indonesia jika diperlukan. Selain itu, Bank Indonesia membantu meningkatkan kapasitas bank pemberi pinjaman dalam menangani UMKM melalui berbagai pelatihan dan konsultasi. Selain itu, Bank Indonesia membantu penguatan kelembagaan dengan lembaga pendamping, antara lain Penasihat Keuangan Bank (KKMB) yang berada di bawah organisasi Business Development Service Provider (BDSP).
Bank Indonesia (1990), Ketentuan Lanjutan PAKTO 27 Tahun 1988 Tentang Penyempurnaan Sistem Perkreditan, 29 Januari. Biro Kredit, Menyelidiki Pelaksanaan Peraturan Kredit Usaha Kecil (KUK) di Indonesia.
Daftar Pustaka
Azwir Tainy Tara HM, (2001), Strategi Membangun Ekonomi Kerakyatan, Nuansa Sipil, Jakarta. 1998), UKM di Malaysia, Isu dan Tantangan Kebijakan, Ashgate Publishing Co., Aldershot. 2004), Biro Stabilitas Sistem Keuangan, Kajian Peta Masalah UMKM di Indonesia, Jakarta. 7/39/PBI/2005, tentang pemberian bantuan teknis dalam rangka pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah. Imam Taufik (1997), strategi pemulihan ekonomi Indonesia, makalah yang disampaikan pada diskusi panel SESPIBI Batch XXIII, Bank Indonesia.
The World Bank (1981), Indonesia Second Small Enterprise Development Project, Staff Appraisal Report, Regional Office for East Asia and the Pacific.
Peranan Bank Indonesia di Dalam Mendukung
Abdul Azis A. Herani Rusland