• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KEPALA DESA DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Di Desa Genting Kecamatan Jambu

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERANAN KEPALA DESA DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Di Desa Genting Kecamatan Jambu "

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran lurah Genting dalam konteks pelaksanaan otonomi daerah, untuk mengetahui kendala dan solusi peran lurah Genting dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Hasil kajian menunjukkan: Peran dan tugas Lurah Genting sesuai dengan Pasal 26 ayat (1) UU No. Menurut ketentuan umum Pasal 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu oleh perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa.

Kepala desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban mengatur rumah tangga desanya serta melaksanakan tugas pemerintah dan pemerintah daerah.2 Menurut UU No. Namun kenyataan menggambarkan bahwa kinerja- penilaian kepala desa oleh masyarakat dalam penyediaan layanan rumit dan seringkali lambat. Hal ini disebabkan belum optimalnya kinerja atau kinerja Kepala Desa Genting dalam menjalankan peran dan tugasnya sebagai Kepala Pemerintahan Desa.

Untuk meningkatkan semangat dan partisipasi masyarakat desa, seorang kepala desa harus mampu menjalankan peran utamanya. Kepala Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Pemimpin Pemerintahan Desa harus mampu menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab agar semangat dan partisipasi masyarakat meningkat.

Tinjauan Tentang Kepala Desa

Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk wakil yang sah untuk perwakilan sesuai dengan ketentuan hukum.

Tinjaun Tentang Otonomi Daerah

Cita-cita otonomi daerah bukan sekedar tuntutan efektifitas dan efisiensi pemerintahan, tetapi sebagai tuntutan konstitusional yang berkaitan dengan prinsip demokrasi dan negara hukum. Secara material, otonomi daerah mengandung arti upaya mewujudkan kemakmuran yang dipadukan dengan prinsip kesejahteraan dan sistem pembagian kekuasaan menurut dasar hukum negara. 16 Ateng Syarifudin, Penekanan Otonomi Daerah pada Daerah Tier II dan Perkembangannya, Penerbit Mandar Maju, 1991, hal 23.

Apalagi otonomi daerah adalah daerah yang diberi kewenangan atau kewenangan oleh pemerintah pusat untuk mengatur hal-hal tertentu. 19 Josep Riwu Kaho, Mekanisme Pengendalian Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah, Bina Aksara Jakarta, 1996, hal 20. Dewan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD sebagai bagian dari penyelenggaraan pemerintahan daerah. 21 Otonomi sendiri terkait sebagai bentuk kebebasan untuk menyelesaikan masalah internal tanpa campur tangan pihak lain.

Menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi tidak berarti kebebasan yang sebesar-besarnya untuk mengelola daerahnya sendiri. Kebebasan ini diartikan sebagai kebebasan yang bertanggung jawab, karena pusat berperan menyelenggarakan mekanisme kontrol terhadap pelaksanaan otonomi daerah, agar norma-norma yang terkandung dalam otonomi tidak bertentangan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Selain itu, konsep otonomi daerah yang dianut Indonesia adalah negara kesatuan. 22. Otonomi daerah pada hakekatnya diberikan kepada rakyat sebagai kesatuan masyarakat yuridis yang diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus.

Tinjauan Tentang Pemerintahan Desa 1. Pengertian Desa

Agar penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Daerah berjalan sesuai dengan kebijaksanaan nasional, Presiden berkewajiban memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 1, Desa adalah desa dan adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa adalah desa adat dan desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, originasi. hak dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sesuai dengan ketentuan umum Pasal 1 angka 3 UU No. 6 Tahun 2014, pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Sedangkan pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Dalam undang-undang no. 6 Tahun 2014 adalah Pasal 1 angka 4 yaitu badan permusyawaratan desa atau yang disebut dengan nama lain yang menjalankan fungsi pemerintahan, yang anggotanya merupakan wakil rakyat desa berdasarkan perwakilan daerah dan ditetapkan secara demokratis.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat (1) Kepala Desa bertugas dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, penyelenggaraan Pembangunan Desa, Bina Masyarakat Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Metode penelitian merupakan faktor penting dalam penelitian karena selain digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, metode penelitian juga digunakan untuk mempermudah pengembangan data demi kelancaran penyusunan penulisan hukum.

METODE PENDEKATAN

Metode penelitian adalah metode yang akan digunakan untuk memperoleh data dari objek penelitian, yang selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan data yang lengkap dan hasil penelitian yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak yang sesuai dengan objek penelitian. Dalam hal ini, penulis mencoba memaparkan aspek hukum dan memaparkan data secara tepat tentang peran Kepala Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang dalam konteks otonomi daerah.

SPESIFIKASI PENELITIAN

SUMBER DATA PENELITIAN

METODE PENGUMPULAN DATA

METODE ANALISIS DATA

Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara kualitatif, kemudian disajikan secara deskriptif berdasarkan rumusan masalah yang ada dan terakhir ditarik kesimpulan. Peran kepala desa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.

Peranan Kepala Desa Dalam Rangka Pelaksanaa Otonomi Daerah Di Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang

Peran Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Berdasarkan wawancara di atas, penyelenggaraan pemerintahan desa di Desa Genting Kabupaten Semarang berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan asas masyarakat terdahulu sesuai visi dan misi pemerintahan desa di Genting.

Pemerintah Desa Genting juga melakukan kerjasama dengan desa lain dalam pemanfaatan mata air Desa Genting. Pemerintah kabupaten dan kabupaten tidak lepas dari memberikan pembinaan dalam penyelenggaraan pemerintahan di Desa Genting. Dalam pembagian program beras raskin, kepala desa Genting berperan sebagai penanggung jawab, sedangkan sekretaris desa menjadi koordinator.

Jadi menurut penulis, semua program atau kegiatan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dilakukan oleh Pemerintah Desa dimana Kepala Desa Genting sangat berperan dalam kelangsungan semua program tersebut. Selain itu, Kepala Desa Genting juga bertanggung jawab atas semua program/kegiatan dengan bantuan perangkat desa dan masyarakat Desa Genting. Merujuk pada Rencana Pembangunan Kabupaten Semarang, Pemerintah Desa Genting sedang menyusun rencana pembangunan sesuai kewenangannya.

Pada tahap perencanaan pembangunan desa ini dilakukan dengan partisipasi pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan dengan melibatkan masyarakat Desa Genting.

Simpulan

Solusi mengatasi kendala dalam menjalankan peran kepala desa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang antara lain meningkatkan partisipasi masyarakat dengan menerapkan konsep perencanaan partisipatif, peningkatan sumber daya manusia yaitu saling membantu untuk mengembangkan program pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan, dan untuk melengkapi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam bentuk peran jaringan transportasi, komunikasi dan informatika yang memadai.

Saran

Pemerintah desa harus lebih memperhatikan kualitas sumber daya manusia di desa Genting, dalam perangkat desa ini, untuk menciptakan aparatur yang handal dan terampil di bidangnya.

Referensi

Dokumen terkait

Merujuk definisi dalam Pasal 1 angka 4 UU Desa yang menyatakan bahwa BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk

Faktor penghambat Implementasi Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 24 tentang pemerintahan desa di Desa Pekik Nyaring adalah dibalik kebijakan yang melibatkan unsur masyarakat desa