• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Aplikasi Perangkat Lunak Penghapus Folder Dengan Menggunakan Algoritma Network Security Agency (NSA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Perancangan Aplikasi Perangkat Lunak Penghapus Folder Dengan Menggunakan Algoritma Network Security Agency (NSA)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom |Page | 506

Perancangan Aplikasi Perangkat Lunak Penghapus Folder Dengan Menggunakan Algoritma Network Security Agency (NSA)

Samsul Malik Ritonga

Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia Jalan Sisingamangaraja No. 338 Medan, Indonesia

Abstrak

Seiring dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, seakan – akan tidak pernah ada matinya untuk mempelajarinya. Dari hari ke hari kemajuan teknologi terus berkembang sangat pesat yang sangat mempengaruhi pekerjaan manusia dan banyak pekerjaan manusia itu sendiri telah digantikan oleh teknologi komputer. Pada sistem operasi Windows, pada saat melakukan penghapusan sebuah file, file tersebut tidak benar – benar terhapus. File ini hanya disembunyikan dengan cara melakukan “pemutihan” terhadap cluster tempat file tersebut berada. File ini dapat dipanggil kembali dengan menggunakan aplikasi khusus yang dapat melakukan pembacaan terhadap lokasi file tersebut. Hal ini dapat merugikan pengguna komputer tersebut. Bila data yang dihapus merupakan data yang tidak boleh diketahui orang lain, maka file tersebut harus benar – benar hilang dari media penyimpanan data. Untuk mengatasi masalah ini, dapat digunakan untuk penghapusan data secara secure pada cluster media penyimpanan data tersebut. Algoritma yang dapat digunakan dalam melakukan penghapus folder adalah NSA (Network Security Agency). Metode NSA merupakan metode yang melakukan penghapusan data dengan cara melakukan “pemutihan” data sebanyak tujuh kali. Dengan tujuh kali pemutihan data, metode ini sangat cocok digunakan untuk melakukan penghapusan data secara aman dengan kemungkinan dapat dikembalikan sangat kecil.

Kata Kunci: NSA, Forlder, Hapus, File.

Abstract

Along with technological advances in various fields, as if there was never a death to learn it. From day to day technological advances continue to develop very rapidly which greatly affects human work and much of human work itself has been replaced by computer technology. On the Windows operating system, when deleting a file, the file is not completely erased. This file is only hidden by

"bleaching" the cluster where the file is located. This file can be called back using a special application that can read the location of the file. This can harm the computer user. If the data deleted is data that should not be known to others, then the file must be completely lost from the data storage media. To overcome this problem, it can be used for secure data deletion in the data storage media cluster. The algorithm that can be used to delete a folder is the NSA (Network Security Agency). The NSA method is a method for deleting data by

"bleaching" the data seven times. With seven times of data bleaching, this method is very suitable for safe erasing of data with very little chance of being recovered.

Keywords: NSA, Forlder, Delete, File..

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini banyak perangkat lunak yang bisa digunakan oleh masyarakat dengan mudah. Perangkat lunak sendiri memiliki sejarah yang tidak pendek untuk dijelaskan. Komputer merupakan mesin yang memproses fakta atau data menjadi informasi.

Komputer digunakan orang untuk meningkatkan hasil kerja dan memecahkan berbagai masalah. Yang menjadi pemroses data atau pemecah masalah itu adalah perangkat lunak, simulasi merupakan suatu teknik peniruan operasi-operasi atau proses-proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil. Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer. Pada sistem operasi Windows, pada saat melakukan penghapusan sebuah folder, folder tersebut tidak benar-benar terhapus. Folder ini hanya disembunyikan dengan cara melakukan “pemutihan” terhadap cluster tempat folder tersebut berada. Folder ini dapat dipanggil kembali dengan menggunakan aplikasi khusus yang dapat melakukan pembacaan terhadap lokasi folder tersebut.

Hal ini dapat merugikan pengguna komputer tersebut. Bila data yang dihapus merupakan data yang tidak boleh diketahui orang lain, maka folder tersebut harus benar – benar hilang dari media penyimpanan data. Untuk mengatasi masalah ini, dapat digunakan shredding folder atau penghapusan data secara secure pada cluster media penyimpanan data tersebut.

Algoritma yang dapat digunakan dalam melakukan shredding folder adalah NSA (Network Security Agency). Metode NSA merupakan metode yang melakukan penghapusan data dengan cara melakukan “pemutihan” data sebanyak tujuh kali.

Dengan tujuh kali pemutihan data, metode ini sangat cocok digunakan untuk melakukan penghapusan data secara aman dengan kemungkinan dapat dikembalikan sangat kecil.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Folder

Folder atau berkas adalah kumpulan sejumlah komponen yang bertipe data sama, yang jumlahnya tidak tertentu. Banyaknya data dalam berkas dapat ditambah jika diperlukan. Dalam pascal berkas menyediakan data yang nantinya akan digunakan oleh suatu program. Berkas dapat berupa disk folder yang media penyimpanannya berupa cakram magnetis, kartu plong, dan sejenisnya atau berupa piranti logika yang sering digunakan. Satu aspek penting dari berkas adalah bahwa data yang ada didalam berkas bisa digunakan oleh sembarang program yang tipe datanya disesuaikan dengan kebutuhan..

(2)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom |Page | 507 2.2 Algoritma Network Security Agency (NSA)

NSA (Network Security Agency) merupakan sebuah algoritma yang dikembangkan oleh departemen pertahanan Amerika Serikat yang pertama kali diprakarsai oleh Peter Gutman. Peter Gutman memiliki ide untuk mengembangkan algoritma ini dari cara departemen pertahanan Amerika Serikat dalam memusnahkan dokumen-dokumen rahasia yang sudah tidak diperlukan lain. Dokumen-dokumen ini dimusnahkan dengan cara dicacah menjadi beberapa bagian sebelum dibakar.

Dari proses pencacahan ini, peter gutman memiliki ide untuk mengembangkan pemusnahan data pada sebuah media penyimpanan data dengan cara mencacah dan memutihkan folder tersebut. Adapun hasil pengembangan yang diperoleh peter gutman adalah algoritma NSA Secure Eraser yang mana proses kerjanya adalah sebagai berikut :

1. Buka folder dokumen yang akan dihapus 2. Pecah folder dokumen menjadi n bagian.

3. Catat alamat register hasil pemecahan ke dalam register sistem.

4. Catat alamat index folder hasil pemecahan pada media penyimpanan data.

5. Timpakan layer data kosong pada setiap alamat index folder.

6. Timpakan alamat index folder bagian pemecahan paling akhir ke alamat index folder paling awal.

7. Ulangi langkah enam hingga seluruh alamat index folder berisi alamat index folder yang berbeda.

8. Ulangi langkah empat sampai langkah tujuh sebanyak tujuh kali.

9. Hapus alamat register hasil pemecahan dari register sistem.

Karena menggunakan sistem pemecahan dan pemutihan sebanyak tujuh kali, algoritma NSA ini benar-benar aman dalam melakukan penghapusan terhadap sebuah folder. Dengan melakukan pemecahan terhadap folder yang akan dihapus, walaupun seandainya folder hasil penghapusan dapat di-recover kembali, folder tidak dapat kembali secara utuh karena telah terpecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil.

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada perancangan perangkat lunak penghapus folder dengan metode NSA ini, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana menghapus sebuah folder pada media penyimpanan data, sehingga data yang dihapus tidak dapat direcover lagi. Untuk itu, terlebih dahulu dilakukan analis terhadap cara kerja metode NSA dalam melakukan penghapusan folder. Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh, metode ini melakukan penghapusan folder dengan cara mengubah nama folder secara acak. Setelah itu, folder ini “diputihkan” dengan cara menghapus data registry dari nama folder sebelumnya. Proses ini diulangi sesuai dengan level keamanan yang diinginkan. Semakin tinggi nilai perulangan yang ditentukan, semakin tinggi pula tingkat keamanan penghapusan folder tersebut.

Sebagai contoh, akan dihapus sebuah folder dengan nama “pelangi.jpeg” yang berada pada lokasi “D:\dataku”. Proses penghapusan folder ini dengan menggunakan folder shredder adalah sebagai berikut :

1. Catat alamat register lokasi folder “pelangi.jpeg”.

2. Deteksi folder lain yang berada pada folder yang sama dengan folder tersebut.

3. Jika tidak ada folder lain pada lokasi folder yang sama, deteksi folder yang berada pada lokasi folder satu tingkat diatas folder folder “pelangi.jpeg” berada (untuk selanjutnya folder ini akan disebut sebagai folder temporary).

4. Catat alamat register folder temporary.

5. Salin lokasi alamat register folder temporary pada alamat register folder “pelangi.jpeg”.

Berdasarkan hasil analisa masalah yang dilakukan sebelumnya, penulis merancang proses kerja perangkat lunak folder shredder dengan metode NSA secure eraser ini. Adapun bentuk rancangan proses kerja perangkat lunak ini dapat digambarkan menggunakan pemodelan sistem dengan use case diagram dan activity diagram seperti terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. Use Case Diagram Proses Kerja Sistem

(3)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom |Page | 508 Pada use case diagram yang ditunjukkan oleh Gambar 1, proses kerja sistem shredding folder dengan metode NSA Secure Erasure ini dimulai dengan penginputan folder yang akan dihapus serta jumlah perulangan yang diinginkan. Berdasarkan nama folder ini, sistem akan mencatat alamat register folder tersebut. Sistem kemudian melakukan pengecekan terhadap folder lain yang berdekatan dengan folder yang akan dihapus dan mencatat alamat register folder tersebut dan menimpakannya ke dalam alat register folder yang lama. Proses ini akan diulang sebanyak jumlah perulangan yang diinputkan pengguna. Akhirnya sistem akan menghapus folder yang diinginkan dan menampilkan hasilnya kepada pengguna.

Gambar 2. Activity Diagram Proses Kerja Sistem.

4. IMPLEMENTASI

Hasil dari implementasi perangkat lunak yang penulis rancang adalah sebagai berikut : 1. Tampilan form Utama

Form Utama ini berisi tampilan menu untuk melakukan proses kerja dari penghapusan folder. Adapun tampilan Form Utama seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Tampilan Form Utama 2. Tampilan form penghapusan sebuah folder citra digital

(4)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom |Page | 509 Form ini digunakan untuk menampilkan penghapusan sebuah folder citra digital. Tampilan form penghapusan sebuah folder citra digital dapat dilihat pada Gambar 4.:

Gambar 4. Tampilan Form Penghapusan Folder 3. Tampilan form hasil pengujian penghapusan folder

Dalam tahap ini, penulis melakukan pengujian terhadap kemampuan sistem dalam melakukan penghapusan folder citra digital dalam jumlah penghapusan folder 28 terhadap citra digital yang disiapkan. Pada tahap ini, akan diuji parameter kestabilan sistem, serta ketepatan hasil yang diharapkan.

Dalam pengujian sistem ini, penulis memilih jumlah penghapusan folder 28 dari sub menu Mode pada Form Utama setelah terlebih dahulu membuka folder gambar yang akan dihapus. Adapun hasil pengujian yang diperoleh seperti terlihat pada Gambar 5.:

Gambar 5. Tampilan Form Pengujian Penghapusan

Pada pengujian ini penulis melakukan pengujian terhadap penghapusan sebuah folder citra digital, terlihat sistem telah dapat melakukan penghapusan folder dokumen dengan jumlah penimpaan folder 3. Berdasarkan hasil tampilan pada Gambar 5, pengujian penghapusan folder dokumen telah dapat dilakukan dengan sempurna, sehingga penulis mengambil kesimpulan bahwa perangkat lunak ini tidak memiliki masalah dalam melakukan penghapusan folder dokumen dengan jumlah penimpaan folder 3.

(5)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom |Page | 510

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi terhadap perangkat lunak dengan metode Network Security Agency (NSA) ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Network Security Agency ini merupakan sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk menghapus sebuah folder/file secara permanen. File/folder yang sudah dihapus dengan menggunakan perangkat lunak ini, kemungkinan dapat direcovery sangat kecil.

2. Metode Network Security Agency menggunakan sistem perulangan dalam proses penghapusan sebuah file/folder.

Semakin tinggi nilai perulangannya, semakin kecil kemungkinan file yang dihapus tersebut untuk dapat direcovery kembali.

3. Dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic.Net, dapat dirancang sebuah perangkat lunak file shredder, khususnya yang menggunakan metode NSA.

REFERENCES

[1] Kusumadewi.S,2000 Sistem Operasi, Edisi Kedua,Graha Ilmu,Jakarta.

[2] Hariyanto.B,1999, Sistem Operasi, Edisi Kedua, Informatika, Bandung.

[3] Pengantar Sistem Operasi,Masyarakat Digital Gotong Royong (MDGR),Revisi 4.0.

[4] Mesran,2009,Visual Basic, Mitra Wacana Media, Medan.

[5] Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan,Marir dalam 7 hari pemograman Visual Basic,Madiun:Andi, 2005 [6] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17025/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada tanggal 3 Juni 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Kartika Sari Sinaga : Perancangan Perangkat Lunak Sistem Pengolahan Data Transaksi Zakat Di Lembaga Amil Zakat Al – Hijrah Menggunakan Aplikasi Visual Basic 6.0, 2009..

Pada perancangan perangkat lunak pencarian file dengan menggunakan algoritma apostolic giancarlo ini, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana proses

Perancangan perangkat lunak APILL adaptif dengan menyesuaikan panjang antrian dapat diterapkan pada ruas jalan yang memiliki separator yang digunakan untuk

Perancangan perangkat lunak penentuan pengadaan alat tulis kantor ini dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu membantu sub bagian perlengakapan yang berada di

Berisi pembahasan dasar teori tentang sistem pakar serta metode yang akan digunakan dan dijadikan landasan untuk pengembangan perancangan perangkat lunak perbandingan

Pemodelan terstruktur, digunakan untuk perangkat lunak yang menggunakan modul-modul, sedangkan pemodelan berorientasi objek didasarkan pada class dan objek yang ada pada

DPPL- Aplikasi BogorLine.P-xxxx adalah kode yang digunakan untuk merepresentasikan fungsi atau modul pada Bogor Line, dengan Bogor Line merupakan kode perangkat lunak,

Manfaat penelitian adalah Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk mengamankan data yang terdapat pada suatu folder atau direktori tertentu dari pihak yang tidak