PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Konsep Perancangan
- Pengertian Ergonomi
- Konsep Ergonomi
- Postur Kerja
- Antropometri
- Penggunaan Persentil Dalam Rancangan Menggunakan Data
- Proses Assembly
- State Of The Art
Ergonomi merupakan bidang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan informasi tentang karakteristik, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja yang aman, sehat, produktif, dan nyaman. Menurut Mufti dkk (2013), pertimbangan ergonomis terkait postur kerja dapat membantu tercapainya postur kerja yang nyaman bagi pekerja baik saat berdiri, duduk, mengangkat maupun menggendong. Kondisi kerja seperti ini memaksa para pekerja untuk selalu berada pada posisi kerja yang tidak wajar dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Untuk menghindari postur kerja seperti itu, pertimbangan ergonomis meliputi hal-hal berikut. Mengurangi kebutuhan pekerja untuk bekerja dengan postur membungkuk dengan aktivitas yang sering atau dalam jangka waktu yang lama. Untuk beberapa hal, pekerja harus mampu dan cukup fleksibel dalam mengatur tubuhnya untuk mendapatkan postur kerja yang memungkinkan mereka bergerak lebih leluasa.
METODE PENELITIAN
- Metode Penelitian
- Objek Penelitian
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Pengolahan Data
- Flow chart Penelitian
Data antropometri hasil pengukuran yang akan digunakan untuk menentukan dimensi desain meja rakitan yaitu panjang, lebar dan tinggi meja rakitan dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini. Setelah membuat dimensi desain meja perakitan, langkah selanjutnya adalah merancang desain meja perakitan. Berikut gambar posisi kerja operator fitting sebelum dan sesudah meja fitting serta rangkuman hasil pengukuran Nordic Body Map (NBM) sebelum dan sesudah menggunakan meja fitting pada pos 1.
Dapat dilihat pada tabel 4.23 tentang hasil pengukuran Nordic Body Map (NBM) sebelum dan sesudah menggunakan meja pemasangan. Selanjutnya, setelah menggunakan meja pemasangan, tidak ada perubahan nyata pada keluhan operator. Oleh karena itu, meja perakitan yang dirancang dapat dikatakan ergonomis dan dapat memperbaiki postur tubuh operator pada saat proses produksi.
Data yang diperoleh merupakan informasi mengenai keinginan, minat dan tingkat kepuasan operator terhadap meja perakitan. Kemudian data dimensi car seat dan data antropometri operator digunakan untuk merancang meja pemasangan dengan metode EFD. Oleh karena itu diketahui bahwa meja perakitan sangat diperlukan bagi operator perakitan untuk mempermudah proses produksi dan mengurangi rasa sakit pada bagian tubuh.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai nilai kontribusi dan urutan prioritas tertinggi yaitu 21,69 untuk meja perakitan dapat mempermudah proses produksi. Dalam hal ini desain meja perakitan harus sesuai dengan keinginan operator perakitan, seperti hasil pengolahan data EFD. Meja perakitan ini juga dirancang agar operator perakitan tidak lagi melakukan proses produksi dengan memutar bodi 180o sehingga dapat mengurangi keluhan nyeri pada bagian bodi.
Perbedaan efisiensi waktu proses produksi sebelum dan sesudah penggunaan meja perakitan adalah sebelum penggunaan meja perakitan, pembuatan 1 set jok mobil membutuhkan waktu 220 detik dengan total produksi 8 jam yaitu.
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan Data
- Data Keinginan Operator
- Data Tingkat Kepentingan
- Data Tingkat Kepuasan
- Data Ukuran Kursi Mobil (Seat)
- Data Antropometri dan Tujuan
Memahami keinginan operator pada saat merancang produk merupakan hal yang terpenting agar penggunaan produk sesuai dengan keinginan operator dan proses kerja operator dapat dipermudah. Cara untuk mengetahui keinginan operator adalah dengan mengirimkan kuisioner langsung kepada operator mengenai produk yang akan dirancang nantinya. Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa keinginan operator terhadap desain meja perakitan yang akan dibuat adalah : meja dapat mempermudah proses produksi, terdapat tempat untuk menyimpan part-part kecil, dimensi meja sesuai pada postur operator, cocok untuk beban berat, mengurangi nyeri pada bagian tubuh, bahan kuat dan tahan lama, mudah perawatannya.
Untuk mengukur tingkat kepentingan operator ditentukan dengan menyebarkan kuesioner dimana operator diminta untuk memilih 5 kriteria respon yaitu sangat tidak penting, tidak penting, cukup penting, penting dan sangat penting. Berikut kuesioner beserta tanggapan operator shift A dan operator shift B serta ringkasan hasil survei. Tingkat kepuasan adalah mengukur kepuasan operator terhadap produk yang dibuat, hal ini ditentukan dengan menyebarkan kuesioner dimana operator diminta untuk memilih 5 kriteria tanggapan yaitu sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, dan sangat puas.
Sebelum membuat dimensi struktur meja perakitan, Anda harus mengukur terlebih dahulu jok mobil yang akan berada di meja perakitan pada saat proses produksi. Hal ini untuk memastikan produk yang dirancang dapat sesuai dengan antropometri pengguna produk tersebut. Berdasarkan tabel tersebut terlihat hasil pengukuran antropometri terhadap 2 operator yaitu shift operator A dan shift operator B pada proses perakitan post 1, dimana data tersebut diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung pada bagian tubuhnya.
Pengolahan Data
- Implementasi Ergonomic Function Deployment (EFD)
- Tingkat Kepentingan
- Tingkat Kepuasan (Sebelum Produk Digunakan)
- Menentukan Goal
- Menentukan Rasio Perbaikan
- Menentukan Titik Jual (Sales Point)
- Menentukan Raw Weight
- Menentukan Normalized Raw Weight
- Penyusunan Spesifikasi Teknis Produk
- Hubungan Kebutuhan Konsumen Dengan
- Perhitungan Kontribusi
- Menentukan Target Spesifikasi
- House Of Ergonomic
- Perhitungan Persentil
- Menentukan Ukuran Perancangan Meja Assembly
- Gambar Rancangan Meja Assembly
- Peta Proses Operasi
- Kondisi Kerja di Area Produksi
- Penyebab Keluhan Kerja
- Nordic Body Map (NBM) Sebelum dan Sesudah Adanya
- Efisiensi Waktu Proses Produksi Sebelum dan Sesudah
- Gambar Meja Assembly Sesudah Jadi
Ketika operator belum menggunakan meja pemasangan, banyak keluhan rasa sakit yang berpusat pada leher bagian bawah, punggung, pinggang, dan pergelangan kaki kanan. Jika operator belum menggunakan meja pemasangan, maka termasuk dalam kategori sedang, yang mungkin memerlukan tindakan di lain waktu, sedangkan setelah menggunakan meja pemasangan, yang termasuk dalam kategori rendah, tidak diperlukan tindakan perbaikan. Tabel 4.24 menunjukkan adanya perbandingan waktu pada proses perakitan setelah 1 sebelum menggunakan meja perakitan yaitu 220 detik/set, sedangkan setelah menggunakan meja perakitan adalah 180 detik/set, sehingga dapat menghemat waktu kerja dengan efisiensi waktu sebesar 18,18%.
Total produksi selama 8 jam kerja sebelum meja perakitan sebanyak 131 set, sedangkan setelah meja perakitan sebanyak 160 set, sehingga sebelum meja perakitan kinerja produksi sebenarnya hanya . 87,33%, maka produksi aktual tidak tercapai yaitu 150 set per hari, sedangkan kinerja produksi aktual menurut tabel perakitan sebesar 106,67% sehingga kinerja produksi aktual melebihi produksi aktual. Hal ini memastikan nilai jual meja rakitan adalah 1,2 yang berarti nilai jual meja rakitan adalah sedang.
Meja dibuat bertingkat sehingga minimalis yaitu meja atas untuk menyimpan bagian-bagian kecil dan meja bawah untuk meletakkan produk (tempat duduk), letak meja perakitan berada pada proses perakitan post 1, sehingga langkah-langkah dalam proses produksi menjadi lebih ringan sehingga memudahkan operator dalam proses produksi. Saat operator perakitan bekerja tanpa menggunakan meja perakitan, banyak orang yang mengalami rasa tidak nyaman pada leher bagian bawah, punggung, pinggang, pergelangan kaki kanan dan masuk dalam kategori sedang yaitu 59 sehingga mungkin perlu dilakukan tindakan di lain waktu. Kemudian setelah operator perakitan bekerja menggunakan meja perakitan, keluhan sudah tidak ada lagi dan masuk dalam kategori rendah yaitu 38 sehingga tidak diperlukan tindakan perbaikan.
Pada proses perakitan post 1, sebelum menggunakan meja perakitan untuk membuat 1 set jok mobil memerlukan waktu selama 220 detik dengan total produksi selama 8 jam yaitu 131 set sehingga kinerja produksi aktual hanya 87,33% sehingga produksi aktual tidak tercapai yaitu 150 set per hari. Sedangkan pada item 1, proses perakitan setelah menggunakan meja perakitan hanya membutuhkan waktu 180 detik dengan total produksi 8 jam yaitu 160 set, sehingga kinerja produksi aktual sebesar 106,67% sehingga kinerja produksi aktual melebihi produksi sebenarnya. Meja koleksi dibuat ergonomis yaitu 2 meja dalam 1 yang terdiri dari meja atas dan meja bawah.
Perancangan meja perakitan dengan metode Ergonomis Function Placement (EFD) di PT Fuji Seat Indonesia menghasilkan desain meja dengan karakteristik teknis yaitu penyederhanaan proses produksi, kemampuan menyimpan bagian-bagian kecil (baut, sekrup dan steam). ), dimensi sesuai postur normal operator, aman digunakan, tidak membahayakan operator, bahan besi dan mudah dibersihkan. Kemudian setelah operator perakitan bekerja dengan menggunakan meja perakitan, keluhan tidak ada lagi, karena operator perakitan sudah tidak bekerja lagi dengan bodi berputar 180o dan berada pada kategori rendah yaitu 38 sehingga tidak diperlukan tindakan perbaikan. Sedangkan setelah menggunakan meja perakitan hanya membutuhkan waktu 180 detik dengan total produksi 8 jam yaitu 160 set sehingga pencapaian produksi aktual sebesar 106,67% sehingga pencapaian produksi aktual melebihi produksi aktual.
ANALISIS
Analisis Pengumpulan Data
Analisis Pengolahan Data
- Analisis Implementasi Ergonomic Function Deployment
- Tingkat Kepentingan
- Tingkat Kepuasan
- Menentukan Goal (Target)
- Menentukan Rasio Perbaikan
- Menentukan Titik Jual
- Menentukan Raw Weight
- Menentukan Normalized Raw Weight
- Penyusunan Spesifikasi Teknis Produk
- Hubungan Kebutuhan Konsumen Dengan
- Perhitungan Kontribusi
- Menentukan Target Spesifikasi
- House Of Ergonomic
- Analisis Penggunaan dan Pemilihan Persentil Dalam
- Analisis Rancangan Meja Assembly
- Analisis Peta Proses Operasi dan Kondisi Kerja di Area
- Analisis Penyebab Keluhan Kerja
- Analisis Nordic Body Map (NBM) Sebelum dan Sesudah
- Analisis Efisiensi Waktu Proses Produksi Sebelum dan
- Analisis Perubahan Layout Pada Proses Produksi Sebelum
- Analisis Meja Assembly Sesudah Jadi
Penentuan nilai tujuan dilakukan dengan memperhatikan nilai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan operator perakitan dengan menggunakan skala 1-5. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai rasio perbaikan tertinggi yaitu 1,43 untuk tabel dapat mempermudah proses produksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai berat baku yang lebih tinggi yaitu 8,58 untuk tabel dapat mempermudah proses produksi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai maksimum berat baku ternormalisasi sebesar 1,99 untuk tabel dapat mempermudah proses produksi. Dalam hal ini menunjukkan rencana atau rencana usaha teknis untuk mewujudkan keinginan operator perakitan, yaitu penyederhanaan proses produksi, kemungkinan penyimpanan bagian-bagian kecil (baut, sekrup dan tiang), dimensi sesuai dengan postur normal. operator, aman digunakan, tidak melukai operator, bahan terbuat dari besi dan mudah dibersihkan. Berdasarkan hal tersebut, rata-rata dan simpangan baku tinggi operator perakitan masing-masing adalah 169 dan 1,4.
Sedangkan untuk desain ukuran meja pemasangan semuanya menggunakan data persentil ke 50 karena persentil ke 50 merupakan rata-rata ukuran badan, sehingga meja tersebut dapat digunakan untuk operator dengan ukuran badan besar atau kecil, sehingga meja pemasangan tersebut ergonomis dan dapat memberikan kenyamanan saat digunakan. Namun jika menggunakan persentil ke 95 pada saat merancang meja perakitan, maka operator dengan ukuran bodi kecil akan kesulitan menggunakannya saat proses produksi dengan meja perakitan karena persentil ke 95 hanya berlaku untuk ukuran bodi besar. Untuk memudahkan dalam pembuatan meja perakitan, maka meja perakitan terlebih dahulu harus didesain sedemikian rupa sehingga pada saat proses produksi diketahui bentuk meja perakitan yang akan dibuat sesuai dengan yang diinginkan. dari operator perakitan, seperti hasil pengolahan data EFD.
Faktor mesin adalah operator perakitan bekerja dengan ban berjalan yang bergerak dan posisi alat sulit dijangkau. Perubahan tata letak pada proses produksi terjadi pada area persiapan, dimana sebelum terdapat meja perakitan, posisi area proses persiapan berada di sebelah kanan pos proses perakitan 1, namun setelah dipasang meja perakitan, posisi area pada proses persiapan diubah yaitu didepan pos proses perakitan 4, hal ini dikarenakan area pada proses produksi sangat terbatas sehingga area yang sebelumnya digunakan untuk proses persiapan diganti dengan meja perakitan pos 1. Untuk ukuran meja rakitan menggunakan data persentil ke 50 yaitu tinggi siku berdiri 90,5 cm sebagai tinggi kaki depan meja bawah, tinggi badan 169 cm sebagai tinggi keseluruhan kaki meja, dan jangkauan lengan ke depan adalah 75 cm sebagai lebar keseluruhan meja.
Perbedaan kondisi sebelum dan sesudah meja perakitan di PT Fuji Seat Indonesia adalah sebelum meja perakitan banyak terjadi keluhan pada bagian leher bawah, punggung, pinggang, pergelangan tangan kanan akibat pekerjaan memutar badan 180o dan berada pada posisi yang sama. rata-rata. kategori yaitu 59 sehingga tidak menutup kemungkinan tindakan tersebut akan dilakukan di kemudian hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hal ini dapat menghemat waktu kerja dengan efisiensi waktu sebesar 18,18% sehingga tidak diperlukan lembur.
Saran
Meningkatkan produktivitas kerja dengan intervensi ergonomis dengan meningkatkan kapasitas hanger dan alat bantu kerja pada tempat pengecatan di PT X.