• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan kursi operator mesin inspeksi dengan pendekatan antropometri

N/A
N/A
Anime Ers

Academic year: 2023

Membagikan "Perancangan kursi operator mesin inspeksi dengan pendekatan antropometri"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Pada proses pembakaran bulu, kain akan mengalami proses pembakaran bulu-bulu pada kain. Proses ini dilakukan dengan cara menarik kedua sisi kain sehingga kedua sisi kain mempunyai lebar yang sama. Kemudian kain masuk ke dalam mesin pengering untuk dikeringkan, setelah keluar dari mesin pengering dilakukan proses selanjutnya.

Airing

Backing

Steam

Pencucian Setelah Printing

Setelah sampai di bak terakhir, cuci dengan air dingin, lalu masukkan kain ke dalam mesin pengering. Mesin pengering ini berbentuk roller besar yang memiliki suhu tinggi untuk mengeringkan kain. Setelah keluar dari pencucian, kain akan dimasukkan ke proses selanjutnya yaitu proses finishing.

Proses Finishing

Proses Inspeksi

PROSEDUR PERANCANGAN

Perancangan hendaknya tidak hanya diperhatikan dari segi estetika saja, namun yang lebih baik dan penting adalah kemudahan dalam produksi, baik proses pengolahan maupun perakitannya. Memiliki kebutuhan yang jelas berdasarkan masalah utama merupakan tahap awal dari prosedur desain. Setelah sejumlah ide dan alternatif dikembangkan, maka harus dipilih alternatif solusi terbaik melalui proses analisis yang cermat.

DEFINISI ERGONOMI

Selain definisi di atas, terdapat definisi lain yang menyatakan bahwa disiplin ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk menggunakan informasi tentang sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja agar manusia dapat hidup dan bekerja dengan baik dalam sistem tersebut. untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui kerja yang efektif, efisien, aman dan nyaman. Pendekatan khusus pada disiplin ergonomi adalah penggunaan informasi secara sistematis yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam perancangan alat, benda, dan lingkungan kerja yang digunakan. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu sistematik yang menggunakan informasi tentang sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja agar manusia dapat hidup dan bekerja dengan baik dalam sistem tersebut, mencapai tujuan yang diinginkan melalui kerja yang efisien, aman, dan nyaman (Sutalaksana, I. 1979).

SIKAP DUDUK DAN PERANCANGAN KURSI

Banyak sandaran punggung (pesawat terbang, teater) yang tidak memiliki penyangga empuk yang berguna sebagai bantalan penyangga. Oleh karena itu, pengukuran antropometri menjadi dasar tinggi tempat duduk, yaitu jarak dari tumit kaki hingga permukaan bawah paha. Ketebalan sol sepatu dalam hal ini dapat ditingkatkan dengan memberikan ketinggian tempat duduk yang maksimal.

Kriteria Kursi yang Ideal

  • ERGONOMI DI TEMPAT KERJA
  • ANTROPOMETRI DALAM ERGONOMI
    • Pengukuran Data Antropometri Pada Tubuh Manusia
    • Aplikasi Distribusi Normal dalam Antropometri
    • Aplikasi data antropometri dalam perancangan produk
    • Pengujian Data
  • PERHITUNGAN PERSENTIL
  • KONSTRUKSI
  • PENELITIAN SEBELUMNYA

Penggunaan nilai persentil yang biasa digunakan untuk menghitung data antropometri disajikan pada Gambar 2.3 dan Tabel 2.1 berikut ini. Meja dan kursi belajar yang ada belum cocok untuk semua bentuk dan ukuran tubuh siswa. Penelitian yang dilakukan mengambil data antropometri siswa sebagai bahan pertimbangan pembuatan meja dan kursi belajar.

Gambar 2.2  Gambar antropometri tubuh manusia yang biasa diukur dalam   posisi duduk (Roymech, 2005)
Gambar 2.2 Gambar antropometri tubuh manusia yang biasa diukur dalam posisi duduk (Roymech, 2005)

METODOLOGI PENELITIAN

Studi Pendahuluan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui kondisi kerja operator yang digunakan saat ini, khususnya kursi pengoperasian mesin inspeksi, dari sudut pandang kenyamanan.

Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

TAHAP PENGUMPULAN DATA

Cara memperoleh data awal dilakukan dengan menyebarkan kuesioner awal mengenai identifikasi posisi kerja aktual dan posisi duduk operator, kuesioner Nordic Body Map dan wawancara kepada pekerja. Data ini digunakan untuk mengetahui secara langsung postur duduk operator saat mengerjakan mesin inspeksi. Hasil evaluasi akan menunjukkan bahwa postur duduk operator rentan menimbulkan berbagai cedera dan gangguan kesehatan pada bagian tubuhnya, sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk perancangan selanjutnya.

Ketebalan paha adalah jarak vertikal dari permukaan tempat duduk sampai paha bagian atas pada perpotongan antara paha dan perut. Operator duduk tegak, mengukur jarak mendatar dari pantat bagian terluar sampai tekukan lutut bagian dalam (popliteal), paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. Operator duduk tegak dengan lengan atas dekat dengan badan dan lengan bawah diluruskan ke depan.

Dimensi kursi yang digunakan saat ini akan dibandingkan dengan dimensi kursi yang dirancang dan mengukur dimensi meja mesin inspeksi untuk menyesuaikan ketinggian kursi yang dirancang.

TAHAP PENGOLAHAN DATA

  • Pengujian Data

Uji Keseragaman Data

Apabila terdapat data yang berada di luar batas kendali atas (BKA) atau batas kendali bawah (BKB), maka data tersebut dibuang. Langkah pertama dalam uji keseragaman ini adalah menghitung mean dan deviasi standar untuk menentukan batas kendali atas dan bawah. Sebelum melakukan uji kecukupan data, terlebih dahulu ditentukan derajat kebebasan s = 0,05 yang menunjukkan simpangan maksimal hasil penelitian.

Selain itu, tingkat kepercayaan sebesar 95% juga didefinisikan dengan k = 2 yang menunjukkan keyakinan pengukur terhadap keakuratan data antropometri, yang berarti data pengukuran rata-rata diperbolehkan menyimpang sebesar 5% dari rata-rata sebenarnya (Barnes, 1980). ). Data dianggap cukup apabila memenuhi syarat N' < N, dengan kata lain jumlah data secara teoritis lebih kecil dibandingkan dengan jumlah data observasi (Wignjosoebroto, 1995).

Uji Kenormalan Data

  • Perhitungan Persentil
  • Pembuatan Rancangan Kursi Operator
    • Penentuan Ukuran Perancangan Kursi
    • Perancangan kursi
  • Pembuatan prototipe kursi dan perhitungan kekuatan bahan
  • TAHAP ANALISIS DAN INTRERPETASI HASIL
  • TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN
  • PENGUMPULAN DATA
    • Kuesioner Nordic
    • Sikap Duduk Operator Bekerja
    • Data Dimensi Aktual
  • PENGOLAHAN DATA

Persentil ke-95 digunakan agar operator dengan ketebalan paha lebih besar tidak merasa dibatasi saat bergerak, karena ketinggian tempat duduk disesuaikan dengan tinggi meja mesin. Untuk tinggi pijakan kaki diperoleh dari tinggi tempat duduk dikurangi tinggi poplitea dengan persentil ke 50. Persentil ke-50 digunakan agar pengemudi merasa lebih nyaman dalam jangka waktu yang lebih lama dan ketinggian langkah tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

Lebar kursi belakang ditentukan oleh persentil ke-95 lebar bahu (lb), sedangkan lebar kursi depan ditentukan oleh lebar kursi belakang ditambah kelonggaran 1 cm untuk mengakomodasi perpanjangan paha saat duduk. Untuk tinggi sandaran kursi digunakan data antropometri tinggi sandaran (sdt) dengan mengambil nilai persentil ke 95. Lebar sandaran kursi pada desain ini didasarkan pada pengukuran data lebar bahu (lb) pada persentil ke-95.

Proses pengumpulan dan pengolahan data meliputi kuesioner Nordic, data antropometri, data dimensi aktual kursi dan meja untuk pemeriksaan mesin, pengolahan data dan desain kursi. Setelah data antropometri dikumpulkan, selanjutnya diukur dimensi sebenarnya dari kursi, tempat duduk dan meja mesin pemeriksaan yang saat ini digunakan oleh operator. Desain kursi dan tempat duduk yang digunakan oleh operator pada mesin screening saat ini ditunjukkan pada Gambar 4.2 di bawah.

Bentuk tempat duduk yang digunakan saat ini oleh operator pada mesin inspeksi dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.1 Rekapitulasi keluhan otot skeletal pekerja setelah jam bekerja
Tabel 4.1 Rekapitulasi keluhan otot skeletal pekerja setelah jam bekerja

Uji keseragaman

  • Uji keseragaman tinggi popliteal (tpo) a) Perhitungan mean
  • Uji keseragaman lebar bahu (lb) a) Perhitungan mean
  • Uji keseragaman pantat popliteal (pp) a) Perhitungan mean
  • Uji keseragaman tinggi sandaran punggung (tsp) a) Perhitungan mean
  • Uji keseragaman tebal paha (tp) a) Perhitungan mean

Hasil perhitungan uji keseragaman data menunjukkan bahwa seluruh data memenuhi syarat keseragaman dan dianggap seragam. Sehingga tidak perlu melakukan uji keseragaman data lagi.

Gambar 4.3 Uji keseragaman tinggi popliteal
Gambar 4.3 Uji keseragaman tinggi popliteal

Uji kecukupan

  • Uji kecukupan tinggi popliteal (tpo)
  • Uji kecukupan data lebar bahu (lb)
  • Uji kecukupan data pantat popliteal (pp)
  • Uji kecukupan data tinggi sandaran punggung (tsp)
  • Uji kecukupan data tebal paha (tp)

Dari hasil perhitungan uji kecukupan data, seluruh data memenuhi syarat kecukupan dan dianggap cukup, sehingga tidak diperlukan penambahan data. Berdasarkan grafik uji kecukupan di atas, seluruh data antropometri yang akan digunakan untuk pengolahan data adalah cukup.

Tabel 4.7  Rekap hasil perhitungan uji kecukupan data
Tabel 4.7 Rekap hasil perhitungan uji kecukupan data

Uji kenormalan

  • Uji kenormalan data lebar bahu (lb)
  • Uji kenormalan data tebal paha (tp)
    • Perhitungan persentil
  • Tinggi popliteal (tpo) 57
  • Pantat popliteal (pp) 22
  • Tinggi sandaran punggung (tsp) 60
    • Pembuatan Rancangan Kursi Operator
    • Perhitungan kekuatan bahan

Tinggi sandaran kursi menggunakan data antropometri tinggi sandaran (tsk) dengan mengambil nilai persentil ke 95 yaitu 57,23 cm dibulatkan menjadi 57 cm. Pertimbangan penggunaan nilai persentil adalah operator yang nilai persentil tinggi sandarannya kurang dari persentil ke 95 akan mengalami ketinggian sandaran yang berlebihan dan hal ini tidak mengurangi tingkat kenyamanan duduk seseorang pada saat berbaring. Panero J dan Zelnik M berpendapat, tinggi sandaran harus mampu menampung area punggung tengah, karena saat bersandar, sebagian beban tubuh akan terfokus pada punggung tengah.

Berdasarkan hasil kuesioner, enam belas dari delapan belas operator menyatakan pernah mengalami nyeri atau nyeri punggung. Dalam perancangan kursi dengan sandaran, pertimbangan pembuatan sandaran ini adalah dengan adanya sandaran operator dapat bersandar jika sewaktu-waktu operator merasa lelah pada bagian punggung dan sandaran tersebut dilengkapi dengan bantalan busa sehingga operator merasa lebih nyaman. . dan tidak sakit bila ditopang. Berdasarkan hasil kuesioner, enam belas dari delapan belas operator menyatakan mengalami nyeri atau nyeri pada bagian pantat.

Usulan desain untuk mengurangi kelelahan leher sama dengan sandaran, yaitu sandaran dibuat sedikit lebih tinggi sehingga operator juga dapat menyandarkan lehernya pada sandaran. Usulan desain untuk mengurangi kelelahan pinggang sama dengan sandaran: sandaran memungkinkan pengemudi untuk bersandar dan kekuatan duduk tidak hanya bertumpu pada pinggang, tetapi dapat menggunakan punggung kapan saja sehingga pinggang dapat bergerak. Usulan desain untuk mengurangi kelelahan pada bahu kanan sama dengan sandaran; sandaran memungkinkan bahu pengemudi untuk beristirahat dan bersandar pada sandaran.

Kursi dibuat secara sederhana tanpa sandaran tangan atau sandaran agar lebih mudah bergerak dan terdapat pijakan kaki sebagai sandaran kaki untuk mengurangi rasa lelah pada kaki. Desain kursi dibuat dengan sandaran sebagai saran untuk mengurangi kelelahan otot pada punggung, leher, pinggang dan bahu. Strip lembaran logam berukuran 25 mm x 5 mm untuk pelat dasar tempat duduk yang menopang bantalan busa dan untuk pelat sandaran yang menopang bantalan busa.

Tabel 4.8  Rekap hasil perhitungan uji kenormalan data
Tabel 4.8 Rekap hasil perhitungan uji kenormalan data

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

  • ANALISIS KURSI SAAT INI
  • ANALISIS PERANCANGAN KURSI
    • Analisis Perancangan Tinggi Kursi
    • Analisis Perancangan Footrest
    • Analisis Perancangan Lebar Dudukan Kursi
    • Analisis Perancangan Panjang Dudukan Kursi
    • Analisis Perancangan Tinggi Sandaran Kursi
    • Analisis Perancangan Lebar Sandaran Punggung
    • Analisis Perancangan Panjang Sandaran Punggung
    • Analisis Perancangan Bantalan Kursi
  • ANALISIS PENGGUNAAN MATERIAL
  • ANALISIS PEMBUATAN PROTOTIPE KURSI
  • PERBANDINGAN KURSI SAAT INI DAN HASIL RANCANGAN Adapun perbandingan antara kursi aktual dan hasil rancangan terdiri dari

Pertimbangan penggunaan persentil ke 95 adalah operator dengan ketebalan paha lebih besar tidak akan kesulitan dalam menggunakan kursi dan operator dengan ketebalan paha lebih kecil tidak akan mengalami berkurangnya kenyamanan saat menggunakan kursi. Penentuan tinggi pijakan kaki diperoleh dengan menghitung tinggi kursi dikurangi persentil ke 50 dari data tinggi poplitea. Dengan pengukuran tinggi pijakan kaki ini operator tidak menganggapnya terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena persentase yang digunakan adalah persentil ke 50 yang diperoleh dari data antropometri operator.

Data antropometri yang diperlukan untuk mengukur tinggi sandaran kursi adalah tinggi punggung persentil ke-95. Pertimbangan penggunaan nilai persentil ke 95 adalah operator yang nilai persentil tinggi sandarannya lebih rendah dari persentil ke 95 akan mengalami ketinggian sandaran yang berlebihan, sehingga tidak mengurangi tingkat kenyamanan duduk seseorang pada saat bersandar. Pertimbangan penggunaan nilai persentil ke 95 adalah operator yang nilai persentil lebar bahunya kurang dari persentil ke 95 akan mengalami kelebihan lebar sandaran sehingga tidak mengurangi tingkat kenyamanan tempat duduk.

Pada perancangan ini dimensi panjang sandaran adalah 22 cm, penentuan ukuran ini mengacu pada Panera J dan Zelnik M (2003) 15,22 cm – 22,9 cm. Ketinggian sandaran harus sesuai dengan bagian tengah punggung, karena pada saat duduk sebagian beban tubuh akan terkonsentrasi di tengah punggung. Kesempurnaan desain yang dimaksud adalah kursi yang ada saat ini merupakan kursi plastik rendah tanpa sandaran.

Kursi yang dirancang juga memiliki sandaran yang dapat menopang punggung sehingga operator dapat bersandar ketika lelah.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Hasil perbandingan dimensi kursi untuk mengetahui perbedaan ukuran antara dimensi kursi sebenarnya dengan dimensi kursi yang dirancang. Tinggi kursi plastik adalah 40 cm, Dimensi kursi ini sangat rendah, sehingga dirancang kursi panjang menggunakan pijakan kaki dengan tinggi tempat duduk 79 cm. Untuk perbandingan dimensi kursi saat ini dengan kursi rancangan lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 dibawah ini.

Material yang digunakan cukup kuat untuk menahan beban maksimal berat rata-rata pekerja rata-rata 70 kg dengan menghitung beban yang diterima kaki kursi dan melakukan uji tarik material.

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 1.1 Posisi Duduk dan Posisi Kerja Operator  (Sumber : PT. Sekar Bengawan Tex)
Gambar 2.2  Gambar antropometri tubuh manusia yang biasa diukur dalam   posisi duduk (Roymech, 2005)
Gambar 2.3. Distribusi normal dengan data antropometri   (Nurmianto, 1996)
Gambar  2.4  berikut  mengilustrasikan  secara  sederhana  sebuah  perhitungan  gaya  yang bekerja pada struktur rangka kursi dengan memakai metode vektor
+7

Referensi

Dokumen terkait

IUPUI Center for Research and Learning IUPUI Nanotechnology Discovery Academy Summer Camp for High School Students