• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ALAT BANTU KERJA PADA STASIUN PACKING DALAM MEMINIMALISIR KELUHAN MSDS DI PT. TESENA INOVINDO MENGGUNAKAN METODE QEC DAN EFD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERANCANGAN ALAT BANTU KERJA PADA STASIUN PACKING DALAM MEMINIMALISIR KELUHAN MSDS DI PT. TESENA INOVINDO MENGGUNAKAN METODE QEC DAN EFD"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Ergonomi

Dalam hal ini pekerjaan harus disesuaikan agar selalu berada dalam jangkauan kemampuan dan keterbatasan manusia, artinya setiap penciptaan suatu sistem kerja harus disesuaikan dengan kondisi manusia, dengan dimensi dan fungsi yang sesuai dengan ciri-ciri manusia yang akan melakukannya. menggunakan sistem kerja. Menurut Moroney (1995) adalah “studi tentang kerja dan interaksi antara manusia dan sistem lingkungan kerjanya”, yang berarti bahwa ergonomi dalam proses perancangan akan sangat berkaitan dengan data dan pertimbangan faktor manusia (humanfactor engineering), pengujian, evaluasi, modifikasi produk sistem kerja. International Ergonomics Association/IEA (2002) menyatakan bahwa ergonomi adalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan aspek lain dari suatu sistem atau pekerjaan yang menerapkan prinsip, teori, data dan metode.

Ergonomi berkontribusi pada evaluasi desain tugas, pekerjaan, produk, lingkungan dan sistem kerja sehingga data digunakan secara tepat sesuai dengan kebutuhan dan keterbatasan manusia. Menurut Etchison (2007), ergonomi merupakan ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dan tempat kerja. Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologi dengan orang-orang dengan ilmu teknik untuk menyesuaikan pekerjaan dan orang-orang secara optimal dengan tujuan berguna untuk mengumpulkan dan mencari informasi tentang perilaku manusia, keterbatasan, kemampuan dan karakteristik dalam membuat. mesin, peralatan, sistem, pekerjaan, dan lingkungan produktif yang aman, nyaman, dan efektif bagi manusia.

Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang teratur dan sistematis yang menggunakan informasi tentang sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang sistem kerja yang baik untuk mencapai hasil yang efisien, nyaman dan aman.

Sikap – Sikap Posisi Kerja

  • Klasifikasi Posisi Kerja
  • Penilaian Posisi Kerja

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko berdiri terlalu lama, antara lain: Posisi kerja dinamis adalah perubahan posisi kerja (duduk, berdiri, bersandar dan berdiri secara bersamaan saat bekerja) yang lebih baik dibandingkan posisi statis (tegangan) dan banyak digunakan dalam industri. Antara manusia atau pekerja dengan mesin yang digunakan dan lingkungan Posisi kerja yang baik adalah posisi kerja yang ergonomis.

Semua pekerjaan harus dilakukan secara bergantian dalam posisi duduk atau berdiri. Semua postur atau posisi kerja yang tidak wajar harus dihindari, dan jika tidak dapat dihindari, upaya harus dilakukan untuk mengurangi beban statis. Posisi kerja yang buruk adalah terjadinya pergeseran gerakan tubuh atau anggota tubuh yang dilakukan pekerja selama ini.

Metode RULA juga digunakan untuk menentukan posisi kerja terkait keluhan MSDS, khususnya pada ekstremitas atas.

Gangguan Musculoskeletal Akibat Kerja

MSDs, terutama yang berhubungan dengan punggung, merupakan penyakit akibat kerja yang pengobatannya memerlukan biaya tinggi. Keluhan dalam sistem merupakan keluhan pada bagian otot rangka yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai dengan keluhan yang sangat nyeri. Jika otot menerima beban statis secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menimbulkan masalah berupa kerusakan pada sendi, ligamen, dan tendon.

Keluhan cedera ini biasa disebut dengan musculoskeletal disorder (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal. Keluhan sistem muskuloskeletal umumnya terjadi akibat kontraksi otot yang berlebihan akibat beban kerja yang sangat berat dengan durasi pembebanan yang lama. Sebaliknya, keluhan otot mungkin tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20% dari kekuatan otot maksimal.

Suplai oksigen ke otot berkurang, proses penyerapan karbohidrat terhambat dan akibatnya terjadi penumpukan asam laktat yang menyebabkan nyeri otot.

Quick Exposure Check (QEC)

  • BRIEF Survey

Survei Identifikasi Faktor Risiko Ergonomis Dasar (Survei BRIEF) atau dalam bahasa Indonesia Survei Identifikasi Data Dasar untuk Faktor Risiko Ergonomis (SIDFRE) adalah alat penyaringan awal yang menggunakan sistem penilaian untuk mengidentifikasi faktor risiko ergonomis yang diterima dalam aktivitas pekerjaan yang dilakukan. . Metode SINGKAT menganalisis sembilan bagian tubuh (tangan kanan dan kiri, pergelangan tangan, siku, bahu, leher, punggung, dan kaki) sebagai alat untuk menentukan faktor risiko fisik. Metode ini mengidentifikasi risiko terkait usaha, durasi, postur tubuh, dan frekuensi saat mengamati bagian tubuh tersebut.

Identifikasi Masalah

Mengumpulkan data kuesioner yang diisi oleh pengamat dan juga seluruh operator yang bekerja di PT. Mengolah data kuesioner yang diperoleh dan menghitung nilai skor paparan untuk setiap bagian tubuh yang diamati. Perbaiki stasiun kerja yang diteliti jika tingkat paparan menghasilkan nilai yang tinggi karena risiko cedera pada operator.

Setelah itu tahap selanjutnya adalah menghitung tingkat paparan untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan berdasarkan hasil perhitungan total skor paparan.

Tabel 2. 3 Exposure Level QEC
Tabel 2. 3 Exposure Level QEC

Ergonomic Function Deployment (EFD)

  • Langkah-Langkah Metode Ergonomic Function Deployment (EFD) . 19

Untuk setiap ciri teknis ditetapkan satuan ukuran, arah kebaikan dan tujuan yang ingin dicapai. Bagian D: berisi penilaian manajemen terhadap kekuatan hubungan antara unsur-unsur bagian persyaratan teknis (Matriks C) dan kebutuhan konsumen (Matriks A) yang dipengaruhinya. Ketika digunakan untuk mengidentifikasi pertukaran relevan yang terjadi, matriks ini menunjukkan hubungan antara satu atribut dengan atribut lainnya.

Bagian bawah HOW menunjukkan daftar spesifikasi teknis yang akan memenuhi kebutuhan konsumen. Tolok ukur teknis kompetitif, informasi tentang hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk yang dihasilkan perusahaan dengan kinerja produk pesaing. Penentuan atribut Atribut yang digunakan berdasarkan aspek ergonomi yaitu Efektif, Nyaman, Aman, Sehat dan Efisien (ENASE).

Atribut-atribut tersebut digunakan untuk merancang kuesioner awal yang akan dibagikan kepada responden yaitu operator pengemasan (Meiharty, 2013). Berat mentah dan berat mentah yang dinormalisasi menunjukkan seberapa besar perbaikan yang harus dilakukan pada produk papan bayi. Berat mentah yang dinormalisasi adalah nilai berat mentah yang dilakukan dengan skala 0-1 atau dilakukan dalam persentase.

Jawaban Teknis Jawaban Teknis atau disingkat juga matriks How's berisi data atau informasi teknis yang digunakan perusahaan untuk menggambarkan kinerja produk atau jasa yang ditawarkannya. Cara yang dapat digunakan untuk menentukan isi matriks ini adalah dengan menentukan dimensinya dan cara mengukurnya, dengan melihat fungsi produk atau jasa serta subsistemnya. Korelasi Teknis Korelasi teknis mengidentifikasi hubungan-hubungan yang terjadi pada setiap bagian teknik teknis (persyaratan desain) yang dinyatakan dalam matriks korelasi.

Penyusunan Persyaratan Teknis Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi kebutuhan teknis yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Mendefinisikan hubungan antara kebutuhan pelanggan dan kepentingan teknis Definisi ini menunjukkan hubungan (matriks hubungan) antara setiap kebutuhan dan kepentingan teknis.

Tabel 2. 4Nilai Improvement Ratio
Tabel 2. 4Nilai Improvement Ratio

Tempat dan Waktu Penelitian

  • Tempat Penelitian
  • Waktu Penelitian
  • Objek Penelitian

Tujuannya agar penelitian dapat dilaksanakan lebih tepat sasaran, sehingga penelitian dapat tercapai dan memudahkan dalam menganalisis permasalahan yang ada.

Identifikasi Masalah

Menurut Brown dan Li pada tahun 2003, tingkat paparan (E) dihitung berdasarkan persentase antara total skor paparan aktual (X) dan skor total maksimum (Xmax). X = Total skor yang diperoleh dari evaluasi postur kerja Xmax = Total skor maksimal postur kerja.

Tabel 3. 1 Exposure Level QEC  Exposure Level
Tabel 3. 1 Exposure Level QEC Exposure Level

Tahapan Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis

Kesimpulan dan Saran

Flowchart

PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Pengumpulan Data

Hasil kuisioner QEC yang dibagikan kepada 5 operator ditemukan adanya keluhan yang terfokus pada tubuh bagian atas antara lain punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher. Kuesioner EFD tahap awal berisi saran dari responden mengenai perlunya meja packing. Setelah hasil kuesioner awal diperoleh, maka akan digunakan sebagai alat pernyataan pada kuesioner selanjutnya.

Tabel 4. 2 Rekapitulasi Kuesioner QEC
Tabel 4. 2 Rekapitulasi Kuesioner QEC

Pengolahan Data

Analisis Implementasi EFD

  • Implementasi Ergonomic Function Deployment (EFD)
  • Tingkat Kepentingan dan Kepusan Konsumen
  • Menentukan Goal
  • Menentukan Rasio Perbaikan
  • Menentukan Raw weight dan normalized raw weight
  • Menentukan Respons Teknik
  • Perhitungan Kontribusi
  • Menentukan Target Spesifikasi
  • House of Ergonomic
  • Antropometri
  • Langkah-Langkah Pembuatan Meja

Dengan demikian kepentingan konsumen mendapat nilai total 1 dari 4 dan nilai pekerjaan 3,8, nilai total 2 dan nilai pekerjaan 2,2, nilai total no. 3 dari 3 dan nilai pekerjaan 3,6, total. nilai no.4 adalah 3 dan nilai pekerjaan adalah 3,6, nilai no.5 adalah 4 dan nilai pekerjaan adalah 4,2, nilai no.6 adalah 4 dan nilai pekerjaan adalah 4,2, nilai total no.7 bernilai 3 dan nilai kerja 3,6. Dengan kepuasan pelanggan ini, nilai total No. 1 adalah 3 dan nilai pekerjaan adalah 2, total nilai No. no.4 berjumlah 4 dan nilai pekerjaan 1.8, nilai no.5 berjumlah 4 dan nilai pekerjaan 2.2, nilai no.6 berjumlah 2 dan nilai pekerjaan adalah 2.2, nilai total dan no. . itu 4,8. 6 Meja packing mudah perawatannya 4.2 7 Meja packing mempunyai bahan yang kuat dan tahan lama 3.6 (sumber : Pengolahan Data 2023).

Nilai bobot mentah merupakan nilai keseluruhan tingkat harapan konsumen (kepentingan umum) terhadap kebutuhan konsumen. 6 Meja packing mudah dirawat, Meja packing mudah dibersihkan. 7 Meja packing terbuat dari bahan yang kuat. 1 Meja pengepakan yang sederhana Tidak menyulitkan operator 2 Proses cepat Meja pengepakan dapat terisi 1.

Ini adalah referensi yang akan dilengkapi dalam menentukan spesifikasi teknis alat Packing Table. Hubungan (Persyaratan Teknis dengan Kebutuhan Pelanggan) Hubungan antara persyaratan teknis dan kebutuhan pelanggan memuat hubungan antara unsur-unsur yang terdapat pada 7. Meja kemasan mempunyai bahan yang kuat dan kuat. Dengan kepuasan pelanggan ini, nilai total No. 1 adalah 3 dan nilai pekerjaan adalah 2, total nilai No. angka 4 adalah 4 dan nilai pekerjaannya 1,8, nilai totalnya.

Nilai rasio peningkatan dapat diketahui sebagai berikut. Perhitungan di atas memberikan nilai rasio peningkatan untuk angka 1 1,9, angka 2 0,84, angka 3 1,38, angka 4 sebesar 2, angka 5 sebesar 1,9, angka 6 sebesar 1,9 dan angka 7 sebesar 0,75 dan nilai point of sale adalah 1.5. Nilai kontribusi diperoleh dengan mengalikan setiap nilai dengan berat mentah yang dinormalisasi dan kemudian menambahkan: meja pengepakan mudah digunakan. Dari hasil perhitungan nilai tingkat paparan diperoleh total nilai masing-masing operator yaitu Heru sebesar 164, Rofan sebesar 178, Iwan sebesar 168, Wahasi sebesar 168 dan Basuki sebesar 156.

Dari segi ergonomis, meja pengepakan ini dapat memperbaiki postur tubuh operator dan menghilangkan keluhan nyeri yang dirasakan operator sebelum meja pengepakan mulai digunakan. Dari segi optimal dapat disimpulkan bahwa meja packing ini telah dirancang secara efisien dengan menggunakan metode EFD (Ergonomic Function Deployment).

Tabel 4. 27Identifikasi Konsumen
Tabel 4. 27Identifikasi Konsumen

ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN

Analisa

Setelah diperoleh Exposure Score setiap bagian tubuh yang diteliti pada masing-masing operator pada workstation di PT. Tingkat eksposur ini digunakan untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan terkait stasiun kerja yang diamati. Berikut rangkuman hasil perhitungan tingkat paparan seluruh operator pada stasiun kerja di PT.

Kuesioner QEC diberikan kepada 5 orang operator pada stasiun kerja yang ada dan juga kepada pengamat yang melihat posisi tubuh operator selama bekerja. Kuesioner QEC untuk pengamat dan operator berbeda, namun keduanya digunakan untuk menganalisis kondisi stasiun kerja. Kuesioner pengamat lebih fokus pada postur tubuh yang dibentuk operator saat melakukan pekerjaannya.

Kuesioner operator lebih fokus pada apa yang dirasakan operator selama bekerja, seperti beban yang perlu diangkat dan juga lamanya pekerjaan.

Implementasi Metode EFD

  • Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Konsumen

Menentukan Goal

Menentukan Rasio Perbaikan

Menentukan Raw Weight dan Normalized Raw Weight

Menentukan Respons Teknik

Perhitungan Kontribusi

Menentukan Target Spesifikasi

House of Ergonomics

Matriks Persyaratan Teknis Matriks ini merupakan matriks HOE yang paling rendah dan diselesaikan terakhir.

Antropometri

Hasil Rancangan Meja Packing

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 2. 2 Skor Paparan QEC
Tabel 2. 3 Exposure Level QEC
Gambar 2. 1 (Darmayanti, 2000 dikutip oleh Meyharti, 2013)  Sumber: Widodo, 2005 dikutip oleh Meiharty, 2013  House of ergonomi berisi mengenai:
Gambar 3. 1 Flowchart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Correlation Analysis of Knowledge and Education Against the Implementation of Basic Life Support BHD in Patients of Cardiac Arrest by Nurses in Emergency Installation and ICU of