• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Direktorat Bandar Udara tentang Manual Operasi Standar (MOS) Volume I Aerodrome Daratan

N/A
N/A
Rafi Aditya

Academic year: 2025

Membagikan "Peraturan Direktorat Bandar Udara tentang Manual Operasi Standar (MOS) Volume I Aerodrome Daratan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PR 21 TAHUN 2023

MOS VOL. I AERODROME DARATAN

Direktorat Bandar Udara

Kementerian Perhubungan

(2)

2 UU No 1 Tahun 2009

UU No 11 Tahun 2020

PP 40 Tahun 2012 PP 32 Tahun 2021 PP 5 Tahun 2021

Civil Aviation Safety Regulation 139

Bandar Udara

MOS Volume I Aerodrome

Daratan

Advisory Circular

Staff Instruction

DASAR HUKUM

(3)

LATAR BELAKANG

PR 21 Tahun 2023 MOS Vol I Aerodrome Daratan

Regulasi Baru Sebelum

Sesudah KP 326 Tahun 2019 MOS

Vol I Aerodrome

Regulasi Lama

UU NO. 11 TH 2020 PP 32 TH 2021 PM 95 TH 2021 ANNEX 14 VOL I 9th Ed

(4)

4

Perubahan ketentuan Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara mengacu pada PM 31 Tahun 2021 tentang Sertifikasi dan Registrasi Bandar Udara;

Perubahan lingkup Aerodrome menjadi Aerodrome Daratan sesuai dengan PM 95 Tahun 2021 CASR 139 Aerodrome

Perubahan menyesuaikan Annex 14 Volume I 9

th

Edition Amendement 17,

July 2022

(5)

KP 326 Tahun 2019 PR 21 Tahun 2023

Bab 1 Ketentuan Umum

Bab 2 Data Aerodrome Daratan Bab 3 Karakteristik Fisik

Bab 4 OLS

Bab 5 Alat Bantu Visual

Bab 6 Bantuan Visual untuk Obstacle

Bab 7 Alat Bantu Visual untuk Restricted Use Areas Bab 8 Sistem Kelistrikan

Bab 9 Pelayanan Ops Aerodrome Daratan, Peralatan, dan Instalasi

Bab 10 Pemeliharaan Fasilitas Aerodrome Daratan

Bab 11 Standar Ops Aerodrome Beregister Bab 12 Standar Ops Aerodrome Berdiri Sendiri Bab 1 Umum

Bab 2 Data Bandar Udara Bab 3 Karakteristik Fisik Bab 4 OLS

Bab 5 Alat Bantu Visual Untuk Navigasi Bab 6 Bantuan Visual untuk Obstacle

Bab 7 Alat Bantu Visual untuk Restricted Use Areas Bab 8 Sistem Kelistrikan

Bab 9 Pelayanan Ops Bandar Udara, Peralatan, dan Instalasi

Bab 10 Pemeliharaan Fasilitas Bandar Udara Bab 11 Standar Utk Fasilitas Lain di Aerodrome Bab 12 Standar Ops Bandar Udara Beregister Bab 13 Standar utk Bandar Udara yang digunakan bagi Pesawat di Bawah PKPS 135 dan PKPS 137

DIHAPUS

(6)

6 Precision Approach Runway, Category III. Runway yang dilayani oleh alat bantu visual dan non

visual diperuntukkan untuk operasional pendaratan mengikuti operasional pendekatan instrumen tipe B dan sepanjang permukaan runway serta:

A – diperuntukkan untuk operasional dengan ketinggian keputusan (DH) kurang dari 30 m (100 kaki) atau tidak ada DH serta jangkauan jarak pandang runway tidak kurang dari 175 m.

B – diperuntukkan untuk operasional dengan ketinggian keputusan (DH) kurang dari 15 m (50 kaki) atau tidak ada DH serta jangkauan jarak pandang runway tidak kurang dari 175 m tapi tidak boleh kurang dari 50 m.

C diperuntukkan untuk operasional tanpa DH dan tidak ada batasan untuk jangkauan jarak pandang runway.

Runway Precision Approach Category III adalah Runway yang dilayani oleh alat bantu visual dan non visual diperuntukkan untuk operasional pendaratan mengikuti operasional pendekatan instrumen tipe B dan sepanjang permukaan Runway serta diperuntukkan untuk operasional dengan ketinggian keputusan (Decision Height – DH) kurang dari 30 m (100 kaki) atau tidak ada DH serta jangkauan jarak pandang Runway kurang dari 300 m, atau tidak ada batasan untuk jangkauan jarak pandang Runway;

KP 326 Tahun 2019

PR 21 Tahun 2023

(7)

Penambahan ketentuan Desain dan Rencana Induk Aerodrome Daratan pada butir 1.6

PR 21 Tahun 2023

Penambahan ketentuan Desain dan Rencana Induk Aerodrome Daratan dalam Annex 14 Volume I Aerodrome :

✓ Masih terdapat bandar udara yang tidak memiliki master plan atau rencana kedepan

✓ Pentingnya kolaborasi antara airport operator / owner dengan stakeholder bandar udara

✓ Secara garis besar ketentuan tersebut sudah tercantum dalam PM terkait

Penetapan Lokasi

(8)

8

2.6 Kekuatan Perkerasan (Strength of Pavements)

Pemberlakuan ketentuan ACR – PCR pada 28 November 2024 PR 21 Tahun 2023

ACR – PCR

1. Tidak lagi berdasarkan pada konsep "pesawat kritis."

2. PCR dilaporkan dengan tingkat akurasi yang tinggi.

3. Memperhitungkan kerusakan yang dihasilkan oleh setiap pesawat dalam campuran,

termasuk berat operasional, geometri roda pendaratan, beban, dan tekanan ban

masing-masing.

(9)

2.9 Kondisi Daerah Pergerakan dan Fasilitas Terkait

Penambahan ketentuan pelaporan keberadaan Air di Runway (Global Reporting Format) PR 21 Tahun 2023

What is GRF ?

• Suatu metode yang digunakan oleh semua stakeholder dalam suatu sistem yang didasarkan pada dampak performance pesawat udara akibat kondisi permukaan runway

• Runway Condition Report (RCR) didasarkan pada :

– Penilaian dan pelaporan kondisi permukaan runway – Deskripsi kondisi permukaan runway

– Penentuan performance pesawat oleh flight crew

(10)

10

Airport Operator Airport Operator ANSP

(AIS/ATS) Aircraft Operator Monitor & nilai

RSC dan

perubahannya

- RCAM - RWYCCs - RCR

- Upgrade/

downgrade RWYCCs

- SNOWTAM - ATIS

- AIREP

- Dispatch - Pilots

- AIREP

GRF Information Flow

Catatan :

RCAM : Runway Condition Assessment Matrik

RWYCC : Runway Condition Code

RCR : Runway Condition Report

(11)

Matriks Penilaian Kondisi Runway

(Runway Condition Assessment Matrix / RCAM)

Kriteria Penilaian Kriteria Penilaian Penurunan

Kode Kondisi Runway

Deskripsi Permukaan Runway Aeroplane Decelaration / directional Control Observation Laporan Pilot braking action runway

6 DRY - -

5 WET (permukaan runway terlihat lembab atau terdapat air dengan ketinggian kurang dari atau sama dengan 3mm)

Braking deceleration is normal for the wheel braking effort applied AND directional control is normal

GOOD

4 Braking deceleration OR directional control is between Good

and Medium

GOOD TO MEDIUM 3 WET (“slippery wet” dimana nilai kekesatan

dibawah ketentuan)

Braking deceleration is noticeably reduced for the wheel braking effort applied OR directional control is noticeably reduced

MEDIUM

2 STANDING WATER (ketinggian air lebih dari 3mm)

Braking deceleration OR directional control is between medium and poor

MEDIUM TO POOR

1 Braking deceleration is significantly reduced for the wheel

braking effort applied OR directional control is significantly reduced.

POOR

0 Braking deceleration is minimal to non- existent for the wheel

braking effort applied OR directional control is uncertain.

LESS THAN POOR

(12)

Operator Bandar Udara harus melakukan penilaian dan pengumpulan data terhadap :

09 27

1/3 Runway 1/3 Runway 1/3 Runway

• % Luasan air

• RWYCC

• Kedalaman

• % Luasan air

• RWYCC

• Kedalaman

• % Luasan air

• RWYCC

• Kedalaman

(13)

Kapan Penilaian Kondisi Runway Dilakukan?

Operator bandar udara harus menyediakan laporan kondisi runway terkini menggunakan RCAM setiap kali terdapat kontaminan (air) di runway.

Direkomendasikan dilakukan :

• Minimal 1 kali setiap runway dalam kondisi WET atau terdapat kontaminan

• Setiap terdapat perubahan kondisi cuaca yang dapat mempengaruhi laporan kondisi permukaan runway sebelumnya

• Jika saat inspeksi runway dan / atau laporan braking action pilot menunjukan perubahan kondisi runway

• Permintaan ATC

• Terdapat Incident / Accident di runway

(14)

14 3.4 Runway Strip

Objek di Runway Strip

3.4.7 Tidak diperbolehkan adanya benda tetap, selain alat bantu visual yang diperlukan untuk navigasi udara atau yang diperlukan untuk tujuan keselamatan pesawat udara dan yang harus ditempatkan di Runway Strip, dan memenuhi persyaratan mudah patah (frangibility) seperti yang tercantum dalam Bab 5, harus diizinkan pada setiap bagian Runway Strip dengan Precision Approach Runway yang digambarkan dalam tepi bawah Permukaan Transisi Dalam (inner transitional surface).

PR 21 Tahun 2023 3.4 Runway Strip

Objek di Runway Strip

KP 326 Tahun 2019

(15)

3.6 Clearway Lebar Clearway

3.6.3 Clearway sebaiknya memanjang secara lateral (menyamping) pada setiap sisi perpanjangan centerline Runway, dengan jarak sekurang-kurangnya:

a. 75 m untuk Instrument Runway; dan

b. setengah dari lebar Runway Strip untuk Non-Instrument Runway PR 21 Tahun 2023

3.6 Clearway Lebar Clearway

3.6.3 Clearway membentang secara lateral dengan jarak sekurang-kurangnya 75 m pada setiap sisi perpanjangan dari sumbu runway.

KP 326 Tahun 2019

(16)

16

3.12. Holding Bay, Runway-Holding Positions, Intermediate Holding Positions, dan Road- Holding Positions

3.12.6 Jarak antara Holding Bay, Runway-holding position yang dibuat ditetapkan pada persimpangan Taxiway / Runway atau Road-holding position dan garis tengah Runway hendaknya sesuai dengan Tabel 3.12-1 dan, dalam hal Precision Approach Runway, sehingga Pesawat Udara atau kendaraan yang sedang menahan tidak akan saling mengganggu (interferensi) dengan pengoperasian alat bantu navigasi radio atau menembus bagian inner transitional surface.

PR 21 Tahun 2023

3.12. Holding Bay, Runway-Holding Positions, Intermediate Holding Positions, dan Road- Holding Positions

3.12.6 Jarak antara Holding Bay, Runway-holding position yang dibuat ditetapkan pada persimpangan Taxiway / Runway atau Road-holding position dan garis tengah Runway hendaknya sesuai dengan Tabel 3.12-1 dan, dalam hal Precision Approach Runway, sehingga Pesawat Udara atau kendaraan yang sedang menahan tidak akan saling mengganggu (interferensi) dengan pengoperasian alat bantu navigasi radio

KP 326 Tahun 2019

(17)

3.12. Holding Bay, Runway-Holding Positions, Intermediate Holding Positions, dan Road- Holding Positions

Tabel 3.12-1

Untuk Code Number 4 di mana lebar tepi bagian dalam dari permukaan pendekatan bagian dalam lebih dari 120 m, jarak yang lebih besar dari 90 m mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa Pesawat Udara aman dari Zona Bebas Halangan. Sebagai contoh, jarak 100 m didasarkan pada Pesawat Udara dengan tinggi ekor 24 m, jarak dari hidung ke bagian tertinggi ekor adalah 62,2 m dan tinggi hidung 10 m, ditahan pada sudut 45° atau lebih terhadap garis tengah Runway, aman untuk Zona Bebas Halangan.

PR 21 Tahun 2023

3.12. Holding Bay, Runway-Holding Positions, Intermediate Holding Positions, dan Road- Holding Positions

Tabel 3.12-1

c. Untuk huruf kode F, jarak ini hendaknya 107,5 m

KP 326 Tahun 2019

(18)

18

3.9 Taxiway

Penambahan Gambar 3.9 – 2 Jarak Pemisah Minimal Taxiway

PR 21 Tahun 2023

(19)

3.9 Taxiway

3.9.22 Taxiway yang berada di apron meliputi :

a. Apron Taxiway merupakan taxiway yang berada di apron dan ditujukan untuk menyediakan jalur taxi yang melintasi apron atau untuk memberikan akses menuju aircraft stand taxilane; dan

b. Aircraft Stand Taxilane merupakan bagian dari apron yang digunakan sebagai taxiway dan ditujukan hanya untuk memberikan akses menuju aircraft stand.

PR 21 Tahun 2023

(20)

20

3.9 Apron Service Road

3.13.8 Jarak bebas antara tepi apron dan bangunan terminal jika tersedia service road sebagai berikut:

a. Untuk Pesawat Udara Jet lebar minimum 25 m (GSE lane 20 m + embedded piping zone 5 m).

b. Untuk Pesawat Udara Propeller lebar minimum 20 m (GSE lane 15m + embedded piping zone 5m).

PR 21 Tahun 2023

(21)

5.2.13 Marka Aircraft Stand

Marka Aircraft Stand harus memasukkan unsur-unsur sebagai berikut:

a. Identification Aircraft Stand b. Garis Pemandu

1. Garis Lead-in 2. Garis Lead-out 3. Garis Turning c. Reference bar

1. Turn bar

2. Alignment bar dan 3. Stop line

Pilot stop line

Marshaller stop line

seperti yang dipersyaratkan dalam konfigurasi parkir dan untuk melengkapi alat bantu parkir lainnya

PR 21 Tahun 2023

(22)

5.4 Sign

22

5.4 Sign

PR 21 Tahun 2023

KP 326 Tahun 2019

(23)

9.5 Apron Management Service

…………

9.5 Manajemen Apron

Manajemen Keselamatan Apron

…………

9.5.8 Aerodrome di Bandar udara yang melayani operasional helicopter wajib menyediakan :

…………

Apron Management Service

…………

PR 21 Tahun 2023

KP 326 Tahun 2019

(24)

24 9.9 SMGCS

9.9.9 Kepadatan Lalu Lintas pada waktu sibuk a. light

kurang dari sama dengan 15 pergerakan per runway untuk Aerodrome Daratan yang memiliki lebih dari 1 (satu) runway; atau

kurang dari sama dengan 20 pergerakan untuk Aerodrome Daratan yang memiliki 1 (satu) runway;

b. medium

mulai dari 16 sampai 25 pergerakan per runway untuk aerodrome yang memiliki lebih dari 1 (satu) runway; atau

mulai dari 20 sampai 35 pergerakan apabila hanya terdapat 1 (satu) runway;

c. heavy

mulai dari 26 pergerakan per runway apabila terdapat lebih dari 1 (satu) runway; atau

lebih dari 35 pergerakan apabila hanya terdapat 1 (satu) runway.

PR 21 Tahun 2023

9.8 SMGCS

9.8.9 Kepadatan Lalu Lintas pada waktu sibuk Light – kurang dari 20 pergerakan/jam di bandar udara

Medium – antara 20 sampai 35

pergerakan/jam di bandar udara Heavy – lebih dari 35 pergerakan/jam di

bandar udara

KP 326 Tahun 2019

(25)

9.14 Pengajuan Penerbitan NOTAM

Pengajuan Penerbitan NOTAM mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175 tentang Penyelenggara Pelayanan Informasi Aeronautika.

PR 21 Tahun 2023 9.13 Pengajuan Penerbitan NOTAM

…………

KP 326 Tahun 2019

(26)

26

9.16. Inspeksi Area Pergerakan PR 21 Tahun 2023

9.15. Inspeksi dan Pelaporan Aerodrome Serviceability

…………

KP 326 Tahun 2019

Inspeksi Area Pergerakkan

Serviceability

Teknis

(27)

9.17. Organisasi – Organisasi yang Beraktivitas di Bandar Udara

Penyelenggara Aerodrome Daratan wajib memastikan semua organisasi yang melakukan kegiatan jasa terkait untuk menunjang kegiatan pelayanan operasi Pesawat Udara di Aerodrome Daratan telah memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan.

PR 21 Tahun 2023

9.16. Organisasi – Organisasi yang Beraktivitas di Bandar Udara

Penyelenggara bandar udara wajib memastikan semua organisasi yang melakukan aktifitas di bandar udara telah memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan.

KP 326 Tahun 2019

(28)

28

.

PR 21 Tahun 2023

(29)

.

PR 21 Tahun 2023

(30)

30

PR 21 Tahun 2023

(31)

PR 21 Tahun 2023

(32)

THANK YOU

Ministry of Transportation

Directorate General of Civil Aviation

Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat, Indonesia http://hubud.dephub.go.id/

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Udara Nomor SKEP/110/VI/2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Bandar Udara dan

Berdasarkan Aerodrome Manual amandemen I tahun 2020 kondisi eksisting tahun 2013 kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) Bandar Udara Depati Parbo Kerinci,

Amandemen harus dilakukan dalam rangka perubahan terhadap Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara Perairan (water aerodrome manual) untuk memastikan status amandemen serta data