• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL-BAGIAN 139 {MANUAL OF STANDARD CASK - PART 139) VOLUME I BANDAR UDARA (AERODROME)

N/A
N/A
Asaitiel Muhro

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN TENTANG STANDAR TEKNIS DAN OPERASIONAL PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL-BAGIAN 139 {MANUAL OF STANDARD CASK - PART 139) VOLUME I BANDAR UDARA (AERODROME)"

Copied!
637
0
0

Teks penuh

Ketentuan Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil-Bagian 139 {Manual Standar CASR-Bagian 139] Jilid I Bandar Udara [Lapangan Terbang] sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini s Peraturan. Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil-Part 139 (CASR Manual of Standards-Part 139) Volume I Bandar Udara (Aerodromes) merupakan pedoman bagi penyelenggara bandar udara agar setiap pembangunan dan pengoperasian bandar udara (Aerodrome) dapat memenuhi persyaratan teknis dan operasional bandar udara. standar operasional lalu lintas udara yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai upaya mewujudkan keamanan dan keselamatan penerbangan.

11-11 Gambar 11.12- 1 Persyaratan ketinggian bangunan dan fasilitas di sekitar NDB (Persyaratan ketinggian bangunan dan fasilitas di sekitar NDB).

DAFTAR TABEL

APPENDIX

Data Aeronautika

Spesifikasi mengenai klasifikasi akurasi dan integritas sehubungan dengan data aeronautika terdapat dalam PANS-AIM (Doc.10066), Lampiran 1. Basis data peta aerodrome dapat disediakan pada salah satu dari dua tingkat kualitas - baik atau sedang dan konsisten dengan persyaratan numerik ini. dalam Dokumen RTCA DO-272B dan Dokumen Organisasi Eropa untuk Peralatan Penerbangan Sipil (EUROCAE) ED-99C-Persyaratan Pengguna untuk Informasi Peta Bandar Udara.

Elevasi Bandar Udara dan Runway

Temperatur Referensi Bandar Udara

Dimensi dan Informasi Terkait Bandar Udara

Selain itu, ketinggian jenis hambatan, marka dan penerangan (jika ada) harus dilaporkan kepada layanan informasi penerbangan. Lihat Lampiran 15, Lampiran 1, untuk ilustrasi grafis permukaan pengumpulan data dan kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi hambatan di Area 2 dan 3.

Kekuatan Perkerasan (Strength of Pavements)

Jarak yang ditunjukkan adalah jarak operasional yang dikomunikasikan kepada pilot untuk tujuan lepas landas, pendaratan, atau pembatalan lepas landas yang aman. Jarak yang ditentukan untuk suatu persimpangan harus diukur dari garis tegak lurus dari tepi taxiway yang lebih jauh dari arah take-off.

Kondisi Daerah Pergerakan (Movement Area) dan Fasilitas Terkait 1 Informasi tentang kondisi daerah pergerakan dan status operasional

Kondisi area pergerakan dan fasilitas terkait 2.9.1 Informasi kondisi area pergerakan dan status operasional. Petunjuk untuk melakukan inspeksi harian pada area pergerakan diberikan dalam Manual Pelayanan Bandara (Doc 9137), Bagian 8 dan dalam Manual Sistem Panduan dan Pengendalian Pergerakan Permukaan (SMCGS) (Doc 9476). AIR STANDING – untuk pengoperasian pesawat udara, lebih dari 25 persen area (baik di area terisolasi atau tidak) landasan pacu dengan panjang dan lebar apa pun yang digunakan ditutupi oleh air dengan kedalaman lebih dari 3 mm.

Penentuan suatu runway atau bagian dari suatu runway mungkin licin atau basah tidak hanya didasarkan pada pengukuran gesekan yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur gesekan kontinu. Petunjuk untuk melakukan program evaluasi karakteristik gesekan permukaan landasan pacu yang mencakup penentuan dan deklarasi tingkat gesekan minimum disajikan dalam Lampiran 7, Bagian 7. Kemampuan untuk memindahkan pesawat yang rusak dapat dinyatakan dengan jenis pesawat terbesar yang mampu dijangkau oleh bandara. bergerak.

Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadaman Kebakaran (PKP-PK)

Ketika perubahan tersebut dilakukan, unit yang disebutkan di atas akan diberitahu. Perubahan tingkat perlindungan yang tersedia di bandar udara dapat disebabkan oleh perubahan ketersediaan personel pemadam kebakaran, peralatan untuk mengangkut personel tersebut sehingga dapat mengoperasikan peralatan pemadam kebakaran tersebut, dan lain-lain.

Visual Approach Slope Indicator Systems

Untuk T-VASIS atau AT-VASIS harus pada ketinggian terendah dimana hanya tiang sayap yang terlihat;. Untuk PAPI adalah sudut yang ditetapkan dari unit ketiga dari runway dikurangi 2' yaitu sudut B dikurangi 2' dan untuk APAPI adalah sudut yang ditetapkan untuk unit yang terjauh dari runway dikurangi 2' yaitu sudut A dikurangi 2'.

Koordinasi antara Unit Pelayanan Informasi Aeronautika dan Penyelenggara Bandar Udara

37 km/jam (20 knot) untuk pesawat dengan ARFL 1.500 meter atau lebih, kecuali terdapat pengalaman pengereman landasan yang buruk karena koefisien gesekan longitudinal yang tidak mencukupi, maka komponen crossWind tidak boleh melebihi 24 km/jam (13 knot) ) ; . Kecuali sebagaimana ditentukan dalam Bab 3.1.9, panjang sebenarnya dari landasan pacu yang ditetapkan sebagai landasan pacu utama harus cukup untuk memenuhi persyaratan operasional pesawat terbang dan tidak kurang dari panjang terbesar yang ditentukan dengan menerapkan koreksi terhadap kondisi penerbangan setempat dan karakteristik kinerja pesawat. Dalam menentukan panjang landasan pacu yang akan dibangun, pertimbangan harus diberikan pada persyaratan lepas landas dan pendaratan pesawat, termasuk pengoperasian pesawat di kedua arah landasan pacu.

Jika runway mempunyai runway stop atau clear runway, panjang runway aktual yang kurang dari yang dijelaskan dalam bagian 3.1.7 atau 3.1.8 dapat dianggap memenuhi persyaratan, namun kombinasi runway, stop runways, dan clear runways tersedia dalam kondisi tersebut, memenuhi persyaratan operasional lepas landas dan pendaratan pesawat udara pada landasan yang digunakan. Jika terdapat landasan pacu yang berpotongan, direkomendasikan agar terdapat garis pandang yang tidak terhalang di antara ujung landasan pacu yang berpotongan. Pandangan tidak boleh terhalang dari satu titik ke titik lainnya pada garis tengah runway yang berpotongan di dalam area pengamatan runway.

Apabila jarak ujung runway ke garis tengah dua runway yang berpotongan kurang dari 250 m, maka titik yang dimaksud terletak pada garis tengah ujung runway; Jika jarak ujung runway ke garis tengah dua runway yang berpotongan sama dengan atau lebih besar dari 500 m, maka titik yang dimaksud terletak di tengah-tengah antara ujung runway dan garis tengah yang berpotongan. Pada jalur basah dengan angin melintang, masalah banjir akibat drainase yang buruk harus diperhitungkan.

Bahu Runway Umum

Bidang Perputaran Runway (Runway Turn Pads) Umum

Lokasi dan desain drainase pada runway strip harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan pada pesawat yang meninggalkan runway. Benda bergerak tidak diperbolehkan berada di dalam runway strip selama runway digunakan untuk kegiatan pendaratan atau lepas landas. Petunjuk mengenai kerataan area runway strip yang lebih luas, termasuk untuk runway pendekatan presisi dengan nomor kode 3 atau 4, diberikan dalam Lampiran 7, Bagian 9.

Perubahan kemiringan pada bagian lintasan yang rata, sejauh dapat dilakukan, harus dilakukan secara bertahap; perubahan lereng yang curam atau perubahan lereng yang berlawanan/berlawanan secara tiba-tiba harus dihindari. Jika dianggap perlu untuk drainase yang baik, saluran air terbuka dapat ditempatkan pada bagian lintasan yang tidak rata dan sejauh mungkin dari lintasan. Prosedur Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran (RFF) harus mempertimbangkan lokasi saluran air terbuka di dalam jalur lintasan pada bagian yang tidak rata.

Kemiringan Runway End Safety Area (RESA) dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian Runway End Safety Area (RESA) yang melampaui permukaan pendekatan atau take-off. Karena kemiringan runway, shoulder atau strip yang melintang atau membujur, maka dalam kondisi tertentu batas bawah bidang runway, sebagaimana dijelaskan di atas, mungkin berada di bawah ketinggian runway, shoulder atau strip. Hal ini tidak dimaksudkan agar permukaan diratakan agar sesuai dengan tingkat rendah runway dan juga tidak dimaksudkan agar permukaan tanah atau objek lebih tinggi dari ruang terbuka yang berada di luar ujung runway strip namun di bawah ketinggian strip. , kecuali dianggap membahayakan pesawat, maka harus disingkirkan.

Daerah Pengoperasian Altimeter Radio (Radio Altimeter Operating Area)

Pedoman untuk desain airfoil dan definisi panjang landasan pesawat diberikan dalam Aerodrome Design Manual (Doc 9157), Bagian 2. Panduan mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam studi aeronautika diberikan dalam Aerodrome Design Manual (Doc. 9157), Bagian 2. Panduan mengenai hubungan antara kekuatan runway dan kekuatan runway diberikan dalam Aerodrome Design Manual (Dokumen 9157), Bagian 3.

Pedoman penyediaan, lokasi dan desain rapid exit taxiway terdapat dalam Aerodrome Design Manual (Doc 9157), Bagian 2. Lokasi rapid exit taxiway pada suatu runway didasarkan pada beberapa kriteria yang dijelaskan dalam Aerodrome Design Manual ( Dok 9157). ), Bagian 2, selain berbagai kriteria kecepatan terkait. Panduan mengenai karakteristik bahu taxiway dan perlakuan terhadap bahu tersebut diberikan dalam Aerodrome Design Manual (Doc 9157) Bagian 2.

Panduan mengenai pengendalian dan mitigasi satwa liar dapat ditemukan dalam Aerodrome Design Manual (Dokumen 9137) Bagian 3. Panduan mengenai lebar bagian runway strip yang bergradasi dijelaskan dalam Aerodrome Design Manual (Dokumen 9157), Bagian 2. Informasi mengenai ILS dan area kritis dan sensitif MLS masing-masing terdapat pada Lampiran 10, Volume I, Lampiran C dan G (lihat juga 3.12.6).

Posisi Parkir Pesawat yang Diisolir (Isolated Aircraft Parking Position)

PEMBATASAN DAN PEMINDAHAN HALANGAN (OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL)

  • Permukaan Terbatas untuk Terdapat Halangan (Obstacle limitation surfaces)
  • Persyaratan Pembatasan Halangan (Obstacle Limitation)
  • Benda-Benda Berada di Luar Permukaan Obstacle Limitation 1 Objek apapun yang melebihi ketinggian 150 m atau diatas
  • Benda-Benda yang Dapat Menjadi Obstacle

Batas permukaan pendekatan bagian dalam harus terdiri dari: lokasi bagian dalam yang sama dengan lokasi bagian dalam permukaan pendekatan, tetapi memiliki panjang tertentu; dua sisi dimulai dari tepi dalam dan sejajar dengan bidang vertikal yang memuat garis tengah runway; Dan. bagian luar sejajar dengan bagian dalam. Batas permukaan transisi harus terdiri dari: .. tepi rendah yang dimulai pada perpotongan tepi permukaan pendekatan dengan permukaan horizontal bagian dalam dan berlanjut ke tepi bagian dalam permukaan pendekatan dan kemudian sepanjang strip yang sejajar dengan runway. garis tengah; dan bagian atas terletak pada bidang permukaan horizontal bagian dalam. Perpotongan antara permukaan transisi dan permukaan horizontal bagian dalam juga akan berbentuk kurva atau garis lurus, tergantung pada profil runway.

Agar permukaan transisi dalam menjadi batas permukaan hambatan yang mengatur alat bantu navigasi, pesawat udara dan kendaraan lain harus berada di sekitar landasan pacu dan tidak boleh memasukinya, kecuali benda pecah belah. Perpotongan antara permukaan transisi dalam dan permukaan horizontal dalam juga akan berbentuk kurva atau garis lurus tergantung pada profil landasan pacu. Bidang miring terletak pada jarak tertentu setelah ujung runway (ambang batas) yang memanjang di antara permukaan transisi bagian dalam.

Bidang miring atau permukaan tertentu lainnya yang terletak di luar ujung suatu runway atau runway terbuka. Panduan mengenai permukaan pembatas rintangan untuk landasan pacu pendekatan presisi diberikan dalam Manual Pelayanan Bandara (Doc 9137), Bagian 6. Benda bergerak tidak diperbolehkan di permukaan ini saat menggunakan landasan pacu untuk mendarat.

ALAT BANTU VISUAL UNTUK NAVIGASI

Marka runway strip pada runway utama dapat dilanjutkan melewati persimpangan atau dihilangkan. Jika marka runway ditempatkan di atas marka ambang batas, maka garis tersebut harus berlanjut pada runway. Marka runway centerline harus dilanjutkan setelah berpotongan dengan marka runway holding position, paling sedikit 3 garis putus-putus atau total 47 m dari awal sampai akhir, mana saja yang lebih besar.

Lihat gambar 5.2-6 (b). c) Jika marka garis tengah taxiway yang diperbaiki berkesinambungan melalui taxiway atau persimpangan taxiway yang terletak dalam jarak 47 m dari marka runway holding position, maka marka garis tengah taxiway tersebut harus diberi jarak 1,5 m sebelum dan sesudah marka garis tengah taxiway yang dipotong. Lihat gambar 5.2-6 (c). d) Jika dua garis tengah taxiway yang dipertinggi bertemu pada atau sebelum tanda posisi penahan runway, maka panjang garis putus-putus bagian dalam tidak boleh kurang dari 3 m. Sudut perpotongan marka runway turning block dengan garis tengah runway tidak boleh melebihi 30 derajat.

Marka runway lepas landas dan mendarat harus disediakan pada taxiway beraspal dimanapun mereka memasuki area runway. Ketinggian huruf tidak boleh kurang dari 1,8 m dan tidak boleh lebih dari 0,9 m dari marka lintasan.

Referensi

Dokumen terkait

The man of Islam is he whose reason and language are no longer controlled by magic, mythology, animism, his own national dan cultural traditions opposed to Islam, and secularism.17