• Tidak ada hasil yang ditemukan

APPENDIX

5. ALAT BANTU VISUAL UNTUK NAVIGASI

5-1

5-2

Indikator harus dibuat sedemikian rupa sehingga bisa memberikan indikasi yang jelas akan arah angin permukaan dan indikasi secara umum akan kecepatan angin.

Warna harus dipilih sehingga indikator arah angin bisa terlihat dan dipahami dari ketinggian setidaknya 300 m, dengan memperhatikan latar belakangnya.

Jika bisa dilakukan, satu warna saja, disukai warna putih atau oranye, yang digunakan. Ketika kombinasi dua warna diperlukan untuk memberikan kekhasan yang memadai mengingat latar belakangnya, maka kombinasi warna adalah oranye dan putih, merah dan putih, atau hitam dan putih, dan harus diatur dalam lima tingkatan warna, dimana tingkatan pertama dan terakhir adalah warna yang paling tua.

Kain alami atau sintetis dengan berat berkisar 270 hingga 275 g/m2 telah digunakan secara efektif sebagai bahan baku sleeve indikator angin.

5.1.1.4 Lokasi dari setidaknya satu Wind direction indicator harus ditandai dengan sebuah pita melingkar dengan diameter 15 m dan lebar 1,2 m. Bagian tengah lingkaran ini harus menompang indikator arah angin dan hendaknya diberikan warna dengan kekhasan yang memadai, lebih disukai warna putih.

Gambar 5.1- 1 Indikator Arah Angin

5.1.1.5 Pada bandar udara yang ditujukan untuk penggunaan di malam hari, harus paling tidak disediakan satu Wind direction indicator yang perlu diterangi.

5-3

5.1.1.6 Jika suatu WDI (Wind Direction Indicator) disediakan di sekitar runway threshold untuk memberikan informasi angin permukaan kepada penerbang yang akan menggunakan instrument straight-in approach dan landing, dan bahwa operasi tersebut akan dilakukan pada malam hari, maka WDI (Wind Direction Indicator) harus diberi penerangan.

5.1.1.6.1 Persyaratan

a. Penerangan WDI (Wind Direction Indicator) dilakukan dengan menyediakan floodlighting dari atas berupa:

1. Empat lampu 200W 240 V tungsten filament general purpose yang ditempatkan pada vertical elliptical industry reflectors atau round deep bowl reflectors, ditempatkan di antara 1.8 m dan 2.2 m di atas pertengahan tiang indikator, dan pada jarak radial di antara 1,7 m dan 1,9 m di sekeliling sumbu perputaran Wind sleeve; atau


2. Delapan flood lamps 120 W 240V PAR 38 dalam reflectorless fittings, di antara 1,8 m dan 2,2 m di atas pertengahan tiang indikator, dan pada jarak radial di antara 1,7 m and 1,9 m di sekeliling sumbu perputaran Wind sleeve; atau 


3. Beberapa metoda floodlighting yang menghasilkan penerangan setara dengan apa yang akan dihasilkan dari penjelasan di Paragraf 9.6.2.1(a) atau 9.6.2.1(b), dengan memberikan warna yang tepat dan tenggat waktu untuk pemanasan kembali tidak terlihat dengan jelas.

b. Floodlighting harus diarahkan dan terlindungi dengan tujuan agar:

1. Tidak menyebabkan cahaya yang menyilaukan yang dapat mengganggu pilot; dan

2. Secara merata menyinari daerah lambaian maksimum Wind sleeve.

5-4

Catatan. - Rasio keseragaman pada bidang horisontal hingga pertengahan dari tinggi Wind cone agar tidak lebih dari 4:1 (rata- rata ke minimum) sudah cukup memadai.

Jika hanya satu Wind direction indicator yang diterangi pada suatu bandar udara dan ada dua atau lebih runway yang diterangi, kontrol terhadap penerangan Wind direction indicator dimasukkan ke dalam kontrol penerangan runway untuk masing- masing runway.

c. Jika lebih dari satu Wind direction indicator yang dapat diterangi, kontrol terhadap penerangan masing-masing Wind direction indicator digabungkan dengan kontrol penerangan runway untuk masing-masing runway terkait.

d. Jika suplai listrik pada Wind direction indicator disediakan dari sirkuit penerangan runway yang mana kontrol intensitasinya telah tersedia, dibutuhkan keseragaman intensitas bagi Wind direction indicator terlepas dari pengaturan intensitas pada penerangan runway.

5.1.2 Landing Direction Indicator Lokasi

5.1.2.1 Ketika diberikan, maka landing direction indicator harus berada di tempat yang menyolok di bandara.

Karaketeristik

5.1.2.2 Landing direction indicator harus berbentuk “T”.

Gambar 5.1- 2 Landing Direction Indicator

5-5

5.1.2.3 Bentuk dan dimensi dari sebuah landing “ T ” minimal haruslah seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.1-2 Warna landing “T” adalah putih atau orange, pilihannya bergantung pada warna yang memberikan kontras terbaik dengan latar belakang tempat indikator ini akan dilihat. Ketika dipersyaratkan untuk digunakan pada pendaratan malam hari, landing “T” pendaratan harus disoroti atau ditampilkan dengan lampu putih.

5.1.3 Lampu Pemberi sinyal (signaling Lamp) Penerapan

5.1.3.1 Lampu pemberi sinyal harus disediakan pada bandar udara yang dikendalikan oleh menara kontrol.

Karakteristik

5.1.3.2 Lampu pemberi sinyal harus dapat menghasilkan sinyal merah, hijau dan putih, dan:

a. diarahkan secara manual ke sasaran manapun yang dipersyaratkan;

b. memberikan sinyal dalam satu warna yang diikuti dengan sinyal dengan dua warna lainnya; dan

c. mentransmisikan pesan dalam salah satu dari tiga warna tadi dengan menggunakan Kode Morse dengan kecepatan hingga setidaknya empat kata per menit.

Ketika memilih penggunaan lampu hijau, penggunaan batasan nilai lampu hijau seperti dalam Appendiks 1, point 2.1.2 harus dilakukan.

5.1.3.3 Sinar penyebaran lampu harus tidak kurang dari 1° dan tidak lebih dari 3°, dengan cahaya yang diabaikan di luar 3°. Ketika lampu pemberi sinyal ini diperuntukkan untuk digunakan di siang hari, maka intensitas cahaya berwarna tidak kurang dari 6.000 cd.

5-6 5.1.4 Signal panels dan signal area

Catatan. – Dimasukkannya spesifikasi mendetil tentang signal area dalam bagian ini tidak diperuntukkan untuk mengimplikasikan bahwa ini harus disediakan. Apendiks 7, Bagian 17, memberikan petunjuk tentang perlunya menyediakan ground signal. Annex 2, Appendix I menspesifikasikan bentuk, warna dan penggunaan visual ground signal. Airport Design Manual (Doc 9157), Bagian 4 menyediakan petunjuk tentang desainnya.

Lokasi signal area

5.1.4.1 Signal area harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat terlihat dari semua sudut di azimut di atas sudut 10° di atas horizontal ketika dilihat dari ketinggian 300 m.

Karakteristik signal area

5.1.4.2 Signal area haruslah sebuah permukaan horizontal setidaknya 9 m persegi.

5.1.4.3 Warna signal area harus dipilih untuk memberikan kontras terhadap warna-warna signal panel yang digunakan, dan harus dikelilingi dengan batas putih yang lebarnya tidak kurang dari 0,3 m.

Gambar 5.1- 3 Signal area

5-7 5.2. Marka

5.2.1 Umum

5.2.1.1 Pada perpotongan dua (atau lebih) runway, marka runway yang lebih penting harus ditampilkan dan marka runway lainnya dihilangkan.

Marka runway side stripe pada runway yang lebih penting dapat dilanjutkan melewati perpotongan atau dihilangkan.

5.2.1.2 Urutan runway berdasarkan tingkat kepentingan untuk tampilan marka runway adalah sebagai berikut:

a. Pertama – precision approach runway;

b. Kedua – non-precision approach runway; dan c. Ketiga – non-instrument runway.

5.2.1.3 Pada perpotongan runway dan taxiway, marka runway harus ditampilkan dan marka taxiway dihilangkan, kecuali runway side stripe marking dapat dihilangkan.

Catatan. – Lihat 5.2.8.7 terkait dengan cara menghubungkan marka centerline runway dan taxiway.

Warna dan kontrasnya

5.2.1.4 Marka runway haruslah berwarna putih pada semua beton, aspal atau permukaan runway yang dilapis

Catatan 1. – Pada permukaan runway yang berwarna terang, marka berwarna putih harus diperjelas dengan memberi warna hitam dipinggirannya.

Catatan 2. – Lebih disukai bahwa resiko tidaksamanya karakteristik friksi pada marka dikurangi sejauh mungkin untuk dilakukan dengan menggunakan jenis cat yang sesuai.

Catatan 3. – Marka bisa terdiri dari bentuk bidang solid atau bentuk garis-garis longitudinal yang memberikan efek seperti sebuah bentuk bidang solid.

5.2.1.5 Marka taxiway, marka turn-pad runway dan marka aircraft stand harus berwarna kuning.

5-8

5.2.1.6 Apron Safety Line harus memiliki warna yang menyolok dan harus kontras dengan warna yang digunakan untuk marka aircraft stand.

5.2.1.7 Pada bandar udara yang beroperasional pada malam hari, marka perkerasan harus dibuat dari bahan yang bersifat memantulkan cahaya / reflektif dan dirancang untuk meningkatkan kejelasan dari marka tersebut.

Untuk mengurangi resiko pengereman yang tidak seimbang, harus diperhatikan dengan benar bahwa marka-marka memiliki permukaan yang tidak licin, memiliki koefisien gesek yang sama dengan permukaan sekitar.

Catatan. – Petunjuk tentang material yang memantulkan cahaya diberikan dalam Airport Design Manual (Doc 9157), Part 4.

Taxiway yang tidak diperkeras

5.2.1.8 Taxiway yang tidak diperkeras harus diberi marka yang ditujukan untuk taxiway yang diperkeras.

Penutupan Bandar Udara

5.2.1.9 Semua marker, marka, dan rambu dalam penutupan bandar udara harus dibersihkan, kecuali untuk marker dan marka unserviceability.

Catatan. - Penutupan bandar udara adalah bandar udara yang secara permanen telah ditarik dari segala aktivitas pelayanannya atau dinonaktifkan, dan bukan bandar udara yang untuk sementara tidak dapat digunakan atau beroperasi.

5.2.2 Marka runway designation Aplikasi

5.2.2.1 Marka runway designation harus dibuat pada threshold runway yang diperkeras.

5.2.2.2 Marka runway designation harus dibuat, selama memungkinkan, pada threshold runway yang tidak mendapat perkerasan.

5-9 Lokasi

5.2.2.3 Marka runway designation harus dibuat pada threshold seperti diperlihatkan dalam Gambar 5.2-1

Catatan. – Jika threshold runway dipindahkan dari ujung runway, maka sebuah rambu yang menunjukkan runway designation dapat dibuat untuk lepas landas pesawat udara udara.

Karakteristik

5.2.2.4 Marka runway designation harus meliputi dua digit nomor dan pada runway paralel harus dilengkapi dengan huruf. Pada runway tunggal, runway paralel dual dan triple, dua digit nomor-nya adalah keseluruhan nomor yang terdekat dengan sepersepuluh magnetic north jika dilihat dari arah approach. Pada empat atau lebih runway paralel, satu set runway yang berdekatan diberikan nomor yang terdekat dengan sepersepuluh magnetic azimuth dan set runway berdekatan lainnya diberi nomor berikutnya yang terdekat dengan sepersepuluh magnetic azimuth. Jika aturan diatas memberikan angka satu digit, maka harus didahului dengan nol.

5.2.2.5 Dalam kasus runway parallel, setiap nomor runway designation harus dilengkapi dengan huruf sebagai berikut, dalam urutan yang diperlihatkan dari kiri ke kanan jika dilihat dari arah approach

− untuk dua runway paralel: “L” “R”;

− untuk tiga runway paralel: “L” “C” “R”;

− untuk empat runway paralel: “L” “R” “L” “R”;

− untuk lima runway paralel: “L” “C” “R” “L” “R” atau “L” “R” “L” “C”

“R”; dan

− untuk enam runway paralel: “L” “C” “R” “L” “C” “R”.

5-10

5.2.2.6 Angka dan huruf harus berada dalam bentuk dan proporsi yang diperlihatkan dalam Gambar 5.2-2. Dimensinya tidak boleh kurang dari yang diperlihatkan dalam Gambar 5.2-2, tetapi jika nomornya disatukan dalam tanda threshold, maka dimensi yang lebih besar dapat digunakan untuk mengisi kerenggangan antara garis-garis tanda threshold.

Gambar 5.2- 1 Marka Runway Designation, Centre Line and Threshold

5-11 5.2.3 Marka runway centerline

Penerapan

5.2.3.1 Marka runway centre line harus dibuat pada runway yang diperkeras.

Lokasi

5.2.3.2 Marka runway centre line harus dibuat di sepanjang runway centerline antara marka runway designation seperti ditunjukkan dalam Gambar 5.2-1, kecuali jika marka ini dihilangkan seperti menurut 5.2.1.1.

Karakteristik

5.2.3.3 Marka runway centre line harus terdiri dari garis-garis yang berselang seling dengan panjang sama. Panjang keseluruhan garis putih dan jeda (gap) tidak boleh kurang dari 50 m dan tidak boleh lebih dari 75 m. Panjang setiap garis setidaknya harus sama dengan panjang jeda/gap atau sepanjang 30 m, tergantung mana yang lebih panjang.

Garis pertama dimulai 12 m dari runway designation number.

5.2.3.4 Lebar garis tidak boleh kurang dari:

− 0,90 m pada precision approach runway kategori II dan III;

− 0,45 m pada non-precision approach runway yang mempunyai code number 3 atau 4, dan precision appproach runway kategori I;

dan

− 0,30 m pada non-precision approach runway yang mempunyai code number 1 atau 2, dan pada non-instrument runway.

5.2.4 Marka Threshold Penerapan

5.2.4.1 Marka threshold harus diberikan pada threshold sebuah runway instrument yang diperkeras, pada runway non instrument yang diperkeras untuk code number 3 atau 4 dan runway diperuntukkan untuk digunakan penerbangan internasional.

5.2.4.2 Marka threshold harus disediakan di threshold dari runway non instrument yang diperkeras untuk code number 3 atau 4 dan runway diperuntukkan untuk digunakan selain penerbangan internasional.

5-12

5.2.4.3 Marka threshold harus disediakan, sejauh bisa dilakukan, di threshold sebuah runway yang tidak diperkeras.

Catatan. – Airport Design Manual (Doc 9157), Part 4, menunjukkan bentuk marka yang dianggap sesuai untuk menandai kemiringan ke bawah yang ada sebelum memasuki threshold.

5.2.4.3.1 Jika marka threshold normal tidak dapat difungsikan maka rambu runway dapat digunakan untuk menggambarkan ujung unsealed runway.

Lokasi

5.2.4.4 Garis pada marka threshold harus dimulai 6 m dari threshold

Gambar 5.2- 2 Bentuk dan Proporsi Nomor dan Huruf untuk Marka Runway Designation

5-13 Karakteristik

5.2.4.5 Marka runway threshold harus terdiri dari pola garis-garis memanjang dengan dimensi sama dan ditempatkan secara simetris di sekitar garis tengah runway seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 5.2-1 (A) dan (B) untuk runway dengan lebar 45 m. Jumlah garisnya haruslah sesuai dengan lebar runway dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 5.2- 1 Jumlah Garis Runway Berdasarkan Lebar Runway Lebar Runway Jumlah Garis

18 m 4

23 m 6

30 m 8

45 m 12

60 m 16

kecuali pada runway non precision approach dan non instrument dengan lebar 45 m atau lebih, maka bisa seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 5.2-1 (C).

5.2.4.6 Garis harus diperpanjang secara lateral sampai 3 m dari runway edge atau jarak 27 m di kedua sisi runway centerline, manapun yang menghasilkan jarak lateral yang lebih kecil. Saat marka runway designation ditempatkan dalam marka threshold, harus ada minimal tiga garis-garis pada setiap sisi garis runway centerline. Jika marka runway designation ditempatkan di atas marka threshold, garis-garis harus dilanjutkan di runway. Panjang garis harus minimal 30 m dan lebar 1,80 m serta jarak antar garis 1,80 m, kecuali jika garis terus melintasi runway, sebuah spasi ganda harus digunakan untuk memisahkan dua garis terdekat centreline dari runway, dan dalam kasus di mana marka designation termasuk dalam marka threshold maka jarak ini akan menjadi 22,5 m.

5-14 Transverse Stripe

5.2.4.7 Jika threshold dipindahkan dari ujung runway atau jika ujung runway tidak selaras dengan runway centre line, maka transverse stripe seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.2-3 (B) hendaknya ditambahkan ke marka threshold. Jika threshold berada pada ujung runway, maka transverse stripe dapat berhimpitan pada bagian Marka threshold yang berhubungan.

5.2.4.8 Garis melintang tidak boleh lebih lebar dari 1.80 m.

Arrow (Displaced Threshold Marking)

5.2.4.9 Ketika threshold runway dipindahkan (displaced threshold) secara permanen, panah yang sesuai dengan di Gambar 5.2-3 (B) harus diberikan di tempat runway sebelum displaced threshold.

5.2.4.10 Ketika threshold runway dipindahkan (displaced threshold) sementara dari posisi normal, maka harus ditandai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5.2-3 (A) atau 5.2-3 (B) dan semua marka sebelum threshold yang dipindahkan ini harus digelapkan kecuali marka runway centerline, yang harus diubah menjadi tanda panah putih.

Catatan 1. – Dalam hal dimana displaced threshold secara sementara untuk masa waktu singkat, maka ternyata memuaskan untuk menggunakan rambu dalam bentuk dan warna marka displaced threshold itu dan bukannya mencoba mengecat marka ini di atas runway.

Catatan 2. – Ketika runway sebelum threshold yang dipindahkan ini tidak cocok untuk pegerakan permukaan pesawat, maka marka closed harus diberikan

5-15

Gambar 5.2- 3 Marka Displaced Threshold

5-16 5.2.5 Marka Aiming Point

Penerapan

5.2.5.1 Sebuah marka Aiming point harus diberikan di setiap akhir pendekatan pada runway instrument yang diperkeras yang bernomor kode 2, 3, atau 4.

5.2.5.2 Sebuah marka Aiming point disediakan pada setiap akhir pendekatan dari:

a) runway non instrumen yang diperkeras yang bernomor kode 3 atau 4;

b) runway instrument yang diperkeras dengan kode nomor 1;

ketika kejelasan tambahan untuk Aiming point menjadi hal yang diperlukan.

Lokasi

5.2.5.3 Marka Aiming point harus dimulai dengan jarak ke threshold tidak kurang seperti yang diindikasikan dalam kolom terkait yang ada di Tabel 5.2-1, kecuali bahwa, pada runway yang dilengkapi dengan sistem indikator kemiringan pendekatan visual, maka awal dari marka ini harus sama dengan awal dari kemiringan pendekatan visual.

5.2.5.4 Marka Aiming point harus terdiri dari dua garis berwarna putih yang kontras. Dimensi dari garis dan jarak lateral nya harus sesuai dengan ketentuan yang ada di kolom terkait pada Tabel 5.2-1 Jika marka touchdown zone juga disediakan, maka jarak lateral antara marka-marka ini harus sama dengan jarak yang ada di marka touchdown zone.

5.2.6 Marka Touchdown Zone Penerapannya

5.2.6.1 Marka touchdown zone harus disediakan di touchdown zone pada runway yang diperkeras untuk code number 2, 3, atau 4.

5.2.6.2 Marka touchdown zone harus disediakan di touchdown zone dari non precision approach runway atau non instrument runway yang telah diperkeras bernomor kode 3 atau 4 dan tampilan lebih kontras dari touchdown zone memang diinginkan.

5-17

Tabel 5.2- 2 Lokasi dan Dimensi Marka Aiming Point

Lokasi dan dimensi

(1)

Jarak pendaratan yang tersedia Kurang dari

800 m

(2)

800 m hingga tapi tidak sampai

1.200 m (3)

1.200 m hingga tapi

sampai 2.400 m

(4)

2.400 m dan lebih

(5) Jarak dari

ambang batas ke awal marka

150 m 250 m 300 m 400 m

Panjang garisa

30 – 45 m 30 – 45 m 45 – 60 m 45 – 60 m

Lebar garis 4 m 6 m 6 – 10 mb 6 – 10 mb

Jarak antara bagian dalam garis

ke garis

6 mc 9 mc 18 – 22,55 m 18 – 22,55 m

a. Dimensi yang lebih besar dengan besaran yang telah dispesifikasikan bisa digunakan jika tampilan yang lebih kontras menjadi persyaratan.

b. Jarak lateral bisa bervariasi dalam batasan ini untuk meminimalkan kontaminasi marka oleh sisa-sisa karet.

c. Angka ini didapatkan dengan mengacu ke Outer Main gear Wing span yang merupakan unsur kedua dari kode referensi bandara yang ada di Bab 1, Tabel 1.6-1

Lokasi dan karakteristik

5.2.6.3 Marka runway touchdown zone harus terdiri dari pasangan marka segi empat berwarna putih yang berukuran sama disekitar runway centre line dengan beberapa pasang yang berhubungan dengan jarak pendaratan yang tersedia atau jika diterapkan, jarak antara threshold adalah sebagai berikut:

5-18 Tabel 5.2- 3

Jumlah Pasangan Marka Berdasarkan Jarak Antara Kedua Threshold Jarak pendaratan

tersedia atau jarak antara kedua threshold

Pasangan marka

Kurang dari 900 m 1

900 m hingga tapi tidak mencapai 1.200 m

2

1.200 m hingga tapi tidak mencapai 1.500 m

3

1.500 m hingga tapi tidak mencapai 2.400 m

4

2.400 m atau lebih 6

5.2.6.4 Sebuah marka touchdown zone harus sesuai dengan salah satu dari dua pola yang ada di Gambar 5.2-4. Untuk pola yang ditunjukkan di Gambar 5.2-4 (A), panjang marka tidak boleh kurang dari 22,5 m dan lebarnya tidak kurang dari 3 m. Untuk pola yang ditunjukkan di Gambar 5.2-4 (B), masing-masing garis dari setiap marka memiliki panjang tidak kurang dari 22,5 m dan lebar tidak kurang dari 1,8 m dengan jarak 1,5 m antara satu garis ke garis lainnya. Jarak lateral antara bagian dalam persegi haruslah sama denga marka Aiming point jika tersedia. Ketika marka Aiming point tidak tersedia, maka jarak lateral antara sisi dalam dari persegi hendaknya sama dengan jarak lateral yang diberikan untuk marka Aiming point seperti yang ada di Tabel 5.2-1 (kolom 2, 3, 4, atau 5, berdasarkan yang sesuai).

Pasangan marka harus diberikan dengan jarak longitudinal sebesar 150 m dimulai dari threshold, kecuali pasangan marka touchdown zone yang berada tepat atau dalam jarak 50 m dari marka Aiming point yang akan dihapus dari pola ini.

5.2.6.5 Pada runway non-precision approach code number 2, sepasang garis marka touchdown zone disediakan 150 m diluar dari awal marka Aiming point.

5-19 5.2.7 Marka runway side strip

Penerapan

5.2.7.1 Marka runway side strip harus dibuat diantara kedua threshold dari sebuah runway yang telah diperkeras ketika tidak kontras terlihat antara bagian pinggir runway dan bahunya atau permukaan di sekitarnya.

5.2.7.2 Marka runway side strip disediakan pada runway precision approach tanpa memperhatikan kekontrasan antara bagian tepi runway dengan bahu atau permukaan di sekitarnya.

Lokasi

5.2.7.3 Marka runway side strip terdiri dari satu garis yang ditempatkan di tepi runway, ketika lebar runway lebih dari 60 m, maka garis harus terletak 30 m dari runway centerline.

5.2.7.4 Jika tersedia turn pad runway, maka marka runway side stripe harus diteruskan diantara runway dan turn pad runway dan Marka runway side stripe harus diteruskan pada perpotongan antara runway dengan taxiway.

5-20 Karakteristik

5.2.7.5 Marka runway side strip memiliki lebar 0,9 m pada runway selebar 30 m atau lebih dan 0,45 m untuk runway yang lebih kecil.

Gambar 5.2- 4 Marka-Marka Aiming Point dan Touchdown Zone (diilustrasikan untuk runway dengan panjang 2.400 m atau lebih)

5.2.8 Marka taxiway centerline Penerapan

5.2.8.1 Marka taxiway centerline harus disediakan pada taxiway yang diperkeras dan apron pada nomor kode 3 atau 4 sebagai petunjuk antara runway centre line dan aircraft stand.

5-21

5.2.8.2 Marka taxiway centerline harus disediakan pada taxiway yang diperkeras dan apron pada nomor kode 1 atau 2 sebagai petunjuk antara runway centre line dan aircraft stand.

5.2.8.3 Marka taxiway centerline harus diberikan pada runway yang diperkeras ketika runway adalah bagian dari standar taxi route, dan:

a) tidak ada marka runway centerline; atau

b) jika taxiway centerline tidak sama dengan runway centerline.

5.2.8.4 Jika diperlukan untuk menunjukkan posisi runway-holding sudah dekat, marka enhance taxiway centre line harus disediakan.

Catatan. – marka enhance taxiway centre line harus menjadi bagian dari pencegahan runway incursion

5.2.8.5 Jika ada, marka taxiway centerline dibuat pada masing-masing persimpangan taxiway/runway.

Lokasi

5.2.8.6 Pada bagian taxiway yang lurus, maka marka taxiway centerline berada di sepanjang taxiway centerline. Pada taxiway yang berbelok, marka harus tidak terputus dari bagian yang lurus dengan jarak yang konstan dari tepi luar belokan.

Catatan. – Lihat 3.9.5 dan Gambar 3.9-1

5.2.8.7 Pada persimpangan antara taxiway dan runway dimana taxiway merupakan jalan keluar dari runway, marka taxiway centerline harus berbelok ke marka runway centerline seperti ditunjukkan dalam gambar 5.2-5 dan 5.2-6. Marka taxiway centerline diperpanjang secara paralel hingga ke marka runway centerline untuk jarak setidaknya 60 m di luar titik tangensi untuk yang bernomor kode 3 atau 4, dan untuk jarak setidaknya 30 m untuk yang bernomor kode 1 atau 2.

5-22

Gambar 5.2- 5 Marka Taxiway (ditampilkan bersama marka runway)

5-23

Gambar 5.2- 6 Marka Taxiway Centerline yang Diperjelas

5.2.8.8 Pada marka taxiway centerline yang diberikan di runway seperti pada 5.2.8.3, maka marka harus berada pada centerline taxiway tersebut.

5-24 5.2.8.9 Jika ada:

a) Marka taxiway centerline yang diperjelas harus dimulai dari marka runway holding position Pola A (seperti didefinisikan dalam Gambar 5.2-5, Marka taxiway) hingga ke jarak sampai dengan 47 m ke arah menjauhi runway. Lihat gambar 5.2-6 (a).

b) Jika marka enhance taxiway centerline memotong marka runway holding position yang lain, seperti untuk runway dengan precision approach Cat II or III, yang terletak di dalam 47m dari marka runway holding position pertama, marka taxiway centerline harus diberi jarak 0.9m sebelum dan sesudah marka runway holding position yang terpotong. Marka taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka runway holding position sedikitnya 3 garis putus-putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar. Lihat gambar 5.2-6 (b).

c) Jika marka enhance taxiway centerline terus menerus melalui taxiway atau perpotongan taxiway yang terletak dalam jarak 47m dari marka runway-holding position, marka taxiway centerline harus diberi jarak 1.5m sebelum dan setelah marka taxiway centerline yang dipotong. marka enhance taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka taxiway centerline yang lain sedikitnya 3 garis putus-putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar. Lihat gambar 5.2-6 (c).

d) Jika dua enhance taxiway centre line bertemu pada atau sebelum marka runway holding position, garis putus-putus bagian dalam panjangnya tidak boleh kurang dari 3 m. lihat gambar 5.2-6 (d).

e) Jika terdapat dua marka runway holding position yang berlawanan dan jarak antar keduanya kurang dari 94 m, marka enhance taxiway centerline harus terus diperpanjang diantara kedua marka runway holding position. Marka enhance taxiway centre line tidak boleh diteruskan setelah kedua marka runway holding postion. Lihat gambar 5.2-6 (e).