• Tidak ada hasil yang ditemukan

APPENDIX

4. PEMBATASAN DAN PEMINDAHAN HALANGAN (OBSTACLE RESTRICTION AND REMOVAL)

4.1. Permukaan Terbatas untuk Terdapat Halangan (Obstacle limitation surfaces)

Catatan 1. - Obstacle limitation surfaces (OLS) adalah permukaan konseptual (imajiner) yang berhubungan dengan landas pacu dan mengidentifikasi batas bawah dari ruang udara (airspace) bandar udara di atas objek yang menjadi obstacle untuk operasi pesawat udara, dan harus dilaporkan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Catatan 2. - Istilah Obstacle limitation surfaces (OLS) digunakan untuk merujuk setiap permukaan imajiner yang bersama-sama menentukan batas bawah ruang udara (airspace) bandar udara, dan juga merujuk pada permukaan bayangan kompleks yang terbentuk dengan mengkombinasikan seluruh permukaan individual. Kebutuhan akan Obstacle limitation surfaces (OLS) dijelaskan berdasarkan penggunaan landas pacu yang diharapkan, misalnya take-off atau landing dan jenis pendekatan. Dalam kasus dimana operasi dilakukan menuju atau dari kedua arah landas pacu, fungsi permukaan tertentu dapat dihilangkan karena persyaratan yang lebih ketat terhadap permukaan lebih rendah lainnya.

4-2

Catatan 3. - OLS meliputi beberapa atau semua hal berikut:

4.1.1 permukaan horisontal luar (Outer Horizontal Surface);

4.1.2 permukaan kerucut (conical);

4.1.3 permukaan horisontal dalam (Inner Horizontal Surface);

4.1.4 permukaan pendekatan (approach surface);

4.1.5 permukaan pendekatan dalam (inner approach surface);

4.1.6 permukaan transisi (transitional surface);

4.1.7 permukaan transisional dalam (Inner Transitional Surface);

4.1.8 permukaan pendaratan balked dan Permukaan take-off climb.

4.1.1 Permukaan Horizontal Luar (Outer Horizontal Surface)

4.1.1.1 Tujuan dari permukaan horisontal luar adalah melindungi ruang udara (airspace) diluar permukaan kerucut pada ketinggian 150 m di atas datum yang menjadi acuan pada jarak 15.000 m (radius) dari titik acuan bandar udara (ARP).

4.1.2 Permukaan Kerucut (Conical Surface)

4.1.2.1 Permukaan kerucut terdiri dari elemen lurus dan lengkung, yang miring ke atas dan ke luar dari tepi permukaan horisontal dalam sampai pada ketinggian tertentu di atas permukaan horisontal dalam.

4.1.2.2 Kemiringan permukaan kerucut diukur pada bidang vertikal yang tegak lurus dengan keliling permukaan horisontal dalam.

4.1.3 Permukaan Horizontal Dalam (Inner Horizontal Surface)

4.1.3.1 Deskripsi – Permukaan horizontal dalam. Permukaan yang terletak di bidang horizontal di atas bandar udara dan lingkungannya.

4.1.3.2 Karakteristik – Radius atau batas luar dari permukaan horizontal dalam harus diukur dari sebuah titik referensi.

Catatan. – Bentuk dari permukaan horizontal dalam tidak harus lingkaran. Petunjuk untuk menentukan sejauh mana permukaan horizontal dalam terdapat pada Airport Service Manual (Doc 9137), Bagian 6.

4-3

4.1.3.3 Tinggi dari permukaan horizontal dalam harus diukur di atas datum elevasi.

Catatan. – Petunjuk untuk menentukan datum elevasi ini terdapat dalam Airport Service Manual (Doc 9137), Bagian 6.

4.1.4 Permukaan Pendekatan (Approach Surface)

4.1.4.1 Deskripsi. – Permukaan pendekatan. Sebuah bidang atau kombinasi bidang-bidang yang menurun sebelum memasuki ujung landas pacu (threshold).

4.1.4.2 Karakteristik. – Batas permukaan pendekatan harus terdiri dari

a. batas dalam dengan panjang tertentu, horizontal dan tegak lurus terhadap perpanjangan sumbu landas pacu dan terletak pada jarak tertentu dari ujung landas pacu (threshold);

b. dua sisi dimulai dari pinggiran dalam bergerak miring keluar secara bersamaan dengan tingkat tertentu dari perpanjangan sumbu landas pacu;

c. pinggiran luarnya paralel dengan pinggiran dalam; dan

d. permukaan atas bervariasi bergantung pada apakah pendekatan offset lateral, pendekatan offset atau kurva yang digunakan, khususunya di kedua sisi samping yang dimulai dari pinggiran dalam bergerak miring keluar secara bersamaan dengan tingkat tertentu dari perpanjangan sumbu landas pacu dari jalur darat lateral offset, offset atau kurva.

4.1.4.3 Elevasi batas dalam harus sama dengan elevasi titik tengah ujung landas pacu (threshold).

4.1.4.4 Kemiringan permukaan pendekatan harus diukur dalam permukaan vertikal yang berisi garis tengah (sumbu) landas pacu dan diteruskan dengan garis tengah dari jalur darat lateral offset, offset atau kurva.

Catatan. – Lihat Gambar 4.1-1

4-4

4.1.5 Permukaan Pendekatan Dalam (Inner Approach Surface)

4.1.5.1 Deskripsi. – Permukaan pendekatan dalam. Bagian persegi panjang dari permukaan pendekatan yang langsung bersebelahan dengan ujung landas pacu (threshold).

4.1.5.2 Karakteristik. – Batas dari permukaan pendekatan dalam harus terdiri dari:

a. bagian dalam yang sama dengan lokasi bagian dalam permukaan pendekatan tapi memiliki panjang yang dispesifikasikan tersendiri;

b. dua sisi dimulai dari bagian pinggiran dalam dan lurus secara paralel terhadap bidang vertikal yang berisi garis tengah landas pacu; dan

c. bagian luar yang paralel dengan bagian dalamnya.

4-5

Gambar 4.1- 1 Permukaan Obstacle Limitation

4-6

Gambar 4.1- 2 Permukaan Obstacle Limitation Pendekatan Dalam, Transisi Dalam dan Balked Landing

4.1.6 Permukaan Transisi (Transitional Surfaces)

4.1.6.1 Deskripsi. – Permukaan transisi. Permukaan yang kompleks sepanjang sisi strip dan bagian dari sisi permukaan pendekatan, yang miring ke atas dan keluar dari permukaan horizontal dalam.

4.1.6.2 Karakteristik. – Batas dari permukaan transisi akan terdiri dari:

pinggiran yang rendah yang dimulai dari persimpangan antara sisi permukaan pendekatan dengan permukaan horizontal dalam dan terus hingga sisi dalam permukaan pendekatan dan dari sana sepanjang strip yang paralel dengan garis tengah landas pacu; dan bagian atas yang terletak di bidang permukaan horizontal dalam.

4.1.6.3 Elevasi dari titik pinggiran dalam harus: sepanjang sisi dari permukaan pendekatan – setara dengan elevasi dari permukaan pendekatan di titik tersebut; dan sepanjang strip – setara dengan elevasi dari titik terdekat yang ada di garis tengah landas pacu atau perpanjangannya.

4-7

Catatan. – sebagai hasil dari b) maka permukaan transisi di sepanjang strip akan berbentuk kurva jika profil landas pacu adalah kurva atau sebuah bidang jika profil landas pacu adalah sebuah garis lurus.

Persimpangan antara permukaan transisi dengan permukaan horizontal dalam juga akan berbentuk kurva atau garis lurus bertangung pada profil landas pacu-nya.

4.1.6.4 Kemiringan permukaan transisi harus diukur dalam bidang vertikal pada sudut siku terhadap garis tengah landas pacu.

4.1.7 Permukaan transisi dalam (Inner Transitional Surface)

Catatan. – Permukaan transisi dalam. Agar permukaan transisi dalam menjadi batas permukaan obstacle yang mengatur alat bantu navigasi, pesawat terbang dan kendaraan lainnya yang harus berada di dekat landas pacu dan tidak masuk ke dalamnya kecuali untuk benda- benda yang mudah pecah. Permukaan transisi seperti yang digambarkan dalam 4.1.6 ditujukan untuk tetap sebagai batas permukaan obstacle untuk bangunan, dll.

4.1.7.1 Deskripsi. – Permukaan transisi dalam. Permukaan yang serupa dengan permukaan transisi tapi lebih dekat dengan landas pacu.

4.1.7.2 Karakteristik. – Batas dari permukaan transisi dalam harus terdiri dari :

a. bagian bawah yang dimulai dari akhir permukaan pendekatan dalam dan diperpanjang di sisi permukaan pendekatan dalam hingga pinggiran dalamnya, dari sana sepanjang strip paralel dengan garis tengah landas pacu hingga ke bagian dalam dari permukaan balked landing dan dari sana ke sisi dari permukaan balked landing hingga ke titik dimana sisi ini bersilangan dengan permukaan horizontal dalam; dan

b. pinggiran atas yang terletak di bidang permukaan horizontal dalam.

4-8

4.1.7.3 Elevasi titik pada pinggiran bawah harus

a. sepanjang sisi permukaan pendekatan dalam dan permukaan balked landing – setara dengan elevasi dari permukaan yang ada pada titik tersebut; dan

b. sepanjang strip – setara dengan elevasi dari titik terdekat yang ada di garis tengah landas pacu atau perpanjangannya.

Catatan. – sebagai hasil dari b) maka permukaan transisi dalam sepanjang strip akan berbentuk kurva jika profil landas pacu adalah kurva atau berbentuk bidang jika profil landas pacu adalah garis lurus. Persimpangan antara permukaan transisi dalam dengan permukaan horizontal dalam juga akan berbentuk kurva atau garis lurus bergantung pada profil landas pacu-nya.

4.1.7.4 Kemiringan dari permukaan transisi dalam harus diukur dalam sebuah bidang vertikal pada sudut siku terhadap garis tengah landas pacu.

4.1.8 Permukaan balked landing (Balked Landing Surface)

4.1.8.1 Deskripsi. – Permukaan Balked Landing. Sebuah bidang miring terletak pada jarak tertentu setelah ujung landas pacu (threshold), terbentang antara permukaan transisi dalam.

4.1.8.2 Karakteristik. – Batasan dari permukaan balked landing akan terdiri dari :

a. pinggiran dalam horizontal dan tegak lurus terhadap garis tengah landas pacu dan terletak pada jarak tertentu setelah ujung landas pacu (threshold);

b. dua sisi dimulai dari akhir pinggiran dalam dan bergerak miring keluar secara bersamaan pada tingkatan tertentu dari bidang vertikal yang berisi garis tengah landas pacu; dan

c. pinggiran luar yang paralel dengan pinggiran dalam dan terletak pada bidang di permukaan horizontal dalam.

4.1.8.3 Elevasi pinggiran dalam harus setara dengan elevasi dari garis tengah landas pacu di lokasi pinggiran dalam.

4-9

4.1.8.4 Kemiringan permukaan balked landing harus diukur dalam bidang vertikal yang berisi garis tengah landas pacu.

4.1.9 Permukaan take-off climb (Take-off climb Surfaces)

4.1.9.1 Deskripsi. – Permukaan take-off climb. Bidang miring atau permukaan lainnya yang dispesifikasikan yang terletak di luar dari ujung landas pacu atau clearway.

4.1.9.2 Karakteristik. – Batasan dari permukaan take-off climb harus terdiri dari :

a. pinggiran dalam horizontal dan tegak lurus terhadap garis tengah landas pacu dan terletak baik pada jarak yang telah ditentukan di luar ujung landas pacu atau pada akhir clearway ketika hal ini ditentukan dan panjangnya melebihi jarak yang telah ditentukan;

b. dua sisi dimulai dari akhir pinggiran dalam dan bergerak miring keluar secara bersamaan pada tingkatan tertentu dari lajur take- off hingga ke lebar akhir yang telah ditentukan dan terus setelahnya pada lebar tersebut untuk sepanjang sisa dari permukaan take-off; dan

c. pinggiran luar horizontal dan tegak lurus terhadap jalur take-off yang telah ditentukan

4.1.9.3 Elevasi dari pinggiran dalam harus setara dengan titik tertinggi dari perpanjangan garis tengah landas pacu antara bagian ujung landas pacu dan pinggiran dalam, kecuali bahwa ketika clearway ada maka elevasi harus setara dengan titik tertinggi dari tanah pada garis tengah clearway tersebut.

4.1.9.4 Ketika jalur terbang take-off adalah lurus, maka kemiringan permukaan take-off climb harus diukur dalam bidang vertikal yang berisikan garis tengah landas pacu.

4-10

4.1.9.5 Ketika jalur terbang take-off melibatkan adanya belokan, maka permukaan take-off climb adalah permukaan yang kompleks berisikan bidang horizontal yang normal terhadap garis tengahnya, dan kemiringan garis tengah haruslah sama dengan kemiringan untuk jalur penerbangan take-off yang lurus.