• Tidak ada hasil yang ditemukan

APPENDIX

2.6. Kekuatan Perkerasan (Strength of Pavements)

2.6.1 Daya dukung perkerasan (bearing strength) harus ditentukan.

2-5

2.6.2 Daya dukung perkerasan yang diperuntukkan untuk pesawat udara dengan apron mass yang lebih besar dari 5.700 kg harus diberikan dengan menggunakan metode nomor klasifikasi pesawat udara – nomor klasifikasi perkerasan (Aircraft Classification NumberPavement Classification Number; ACN-PCN) dengan melaporkan informasi berikut ini:

a. Nomor klasifikasi perkerasan [Pavement Classification Number (PCN)];

b. Jenis perkerasan untuk penentuan ACN-PCN;

c. Kategori kekuatan subgradasi;

d. kategori tekanan ban maksimal yang dibolehkan atau nilai tekanan ban maksimal yang dibolehkan; dan

e. Metoda evaluasi.

Catatan. – Jika perlu, PCN bisa dipublikasikan sepersepuluh dari seluruh nomor.

2.6.3 Pavement Classification Number (PCN) yang dilaporkan harus menunjukan bahwa sebuah pesawat udara dengan Aircraft Classification Number (ACN) sama dengan atau kurang dari PCN yang dilaporkan dapat beroperasi di perkerasan ini dengan pembatasan pada tekanan roda, atau aircraft all-up mass untuk jenis-jenis pesawat udara yang telah ditentukan.

Catatan. – Nilai PCN yang berbeda dapat dilaporkan jika kekuatan perkerasan dipengaruhi variasi musiman yang signifikan.

2.6.4 ACN sebuah pesawat udara harus ditentukan sesuai dengan prosedur standar terkait dengan metode ACN-PCN.

Catatan. – Prosedur standar untuk menentukan ACN sebuah pesawat diberikan dalam Aerodrome Design Manual (Doc 9157), Bagian 3.

Untuk memudahkan, beberapa jenis pesawat yang sekarang sedang digunakan telah dievaluasi di atas perkerasan rigid dan flexible yang dibentuk atas empat kategori subgrade dalam 2.7.7 b) di bawah ini dan hasilnya telah ditabulasi di dalam manual tersebut

2-6

2.6.5 Untuk tujuan menentukan ACN, perilaku perkerasan harus diklasifikasikan sebagai setara dengan sebuah konstruksi yang rigid atau flexible.

2.6.6 Informasi tentang jenis perkerasan untuk penentuan ACN-PCN, kategori kekuatan subgrade, kategori tekanan ban maksimal yang diijinkan, dan metode evaluasinya harus dilaporkan dengan menggunakan kode-kode berikut ini:

a. Jenis perkerasan untuk penentuan ACN-PCN Jenis perkerasan untuk penentuan

ACN-PCN Kode

Perkerasan rigid R

Perkerasan flexible F

Catatan. – Jika konstruksi sebenarnya adalah komposit atau non standar, masukkan catatan akan hal ini (lihat contoh 2 di bawah).

b. Kategori kekuatan subgrade

Kategori kekuatan subgrade Kode

Kekuatan tinggi: dikarakteristikkan dengan nilai K = 150 MN/m3 dan mewakili semua nilai K di atas 120 MN/m3 untuk perkerasan rigid, dan dengan CBR = 15 dan mewakili semua nilai CBR di atas 13 untuk

perkerasan flexible.

A

Kekuatan menengah: dikarakteristikkan dengan nilai K = 80 MN/m3 dan mewakili rentang nilai K antara 60 hingga 120 MN/m3 untuk perkerasan rigid, dan dengan CBR = 10 dan mewakili rentang CBR sebesar 8 hingga 13 untuk perkerasan flexible.

B

Kekuatan rendah: dikarakteristikkan dengan nilai K = 40 MN/m3 dan mewakili rentang nilai K antara 25 hingga 60 MN/m3 untuk perkerasan rigid, dan

dengan CBR = 6 dan mewakili rentang CBR sebesar 4 hingga 8 untuk perkerasan flexible

C

Kekuatan sangat rendah: dikarakteristikkan dengan K

= 20 MN/m3 dan mewakili semua nilai K di bawah 25 MN/m3 untuk perkerasan rigid, dan dengan CBR = 3 dan mewakili semua nilai CBR di bawah 4 untuk perkerasan flexible

D

c. Kategori tekanan ban maksimum yang diijinkan

Kategori tekanan ban maksimum yang diijinkan: Kode Tidak terbatas : tidak ada batasan tekanan W Tinggi: tekanan dibatasi hingga 1,75 MPa X Sedang: tekanan dibatasi hingga 1,25 MPa Y Rendah: tekanan dibatasi hingga 0,50 MPa Z

2-7

Catatan. – Lihat Catatan 5 hingga 10.2.1 dimana perkerasan digunakan oleh pesawat udara dengan tekanan ban pada kategori-kategori atas.

d. Metode evaluasi :

Metode evaluasi Kode

Evaluasi teknis: adalah suatu studi yang spesifik tentang karakteristik perkerasan dan penerapan teknologi perilaku perkerasan

Pengalaman pesawat udara yang pernah beroperasi:

adalah pengetahuan tentang jenis dan berat dari pesawat udara yang sejauh ini dapat didukung secara memuaskan dalam kondisi penggunaan reguler

T

U

Catatan. – Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana data kekuatan perkerasan dilaporkan berdasarkan metode ACN-PCN

Contoh 1. – Jika daya dukung dari perkerasan kaku (rigid pavement), dibangun di atas subgradasi berkekuatan medium (medium strength subgrade), telah diukur secara teknis dan ditetapkan sebagai PCN 80 serta tidak ada batasan tekanan ban, maka informasi yang dilaporkan adalah:

PCN 80/R/B/W/T

Contoh 2. – Jika daya dukung pada perkerasan komposit, berperilaku seperti perkerasan flexible dan dibangun di atas subgradasi berkekuatan tinggi (high strength subgrade), telah diukur dengan menggunakan pengalaman pesawat udara dan ditetapkan sebagai PCN 50 serta tekanan ban maksimum yang diperbolehkan adalah 1.25 MPa, maka informasi yang dilaporkan adalah:

PCN 50/F/A/Y/U

Catatan. – Konstruksi komposit

2-8

Contoh 3. - Jika daya dukung perkerasan fleksibel (flexible pavement), dibangun di atas subgradasi berkekuatan medium (medium strength subgrade), telah diukur secara teknis dan ditetapkan sebagai PCN 40 serta tekanan ban dibatasi pada 0.80 MPa, maka informasi yang dilaporkan adalah:

PCN 40/F/B/0.80 MPa/T

Contoh 4. – Jika suatu pekerasan ditujukan untuk melayani B747-400 dengan batasan all up mass sebesar 390,000 kg, maka dalam informasi yang dilaporkan akan dicantumkan catatan berikut.

Catatan. - PCN yang dilaporkan disiapkan untuk melayani B747-400 dengan batasan all up mass sebesar 390,000 kg

2.6.7 Kriteria harus ditentukan untuk mengatur penggunaan perkerasan oleh pesawat udara dengan ACN lebih tinggi dari PCN yang dilaporkan untuk perkerasan seperti ini sesuai dengan 2.7.2 dan 2.7.4

Catatan. – Pada Appendiks 7, Bagian 20, memberikan informasi tentang metode sederhana unuk mengatur oprasional dengan beban berlebih sementara Aerodrome Design Manual (Doc 9157), Bagian 3, memasukkan penjelasan tentang prosedur yang lebih mendetil untuk mengevaluasi perkerasan dan kesesuaiannya untuk kegiatan operasional dengan beban berlebih

2.6.8 Daya dukung perkerasan yang diperuntukkan untuk pesawat udara pada apron dengan massa setara atau kurang dari 5.700 kg harus diberitahukan dengan melaporkan informasi sebagai berikut:

a. maximum allowable aircraft mass; dan b. tekanan ban maksimal yang diijinkan

Contoh: 4.000 kg/0,50 MPa

2-9

2.7. Pre-Flight Altimeter Check Location

2.7.1 Satu atau lebih pre-flight altimeter check location harus ditetapkan di bandar udara.

2.7.2 Pre-flight check location dapat ditempatkan di apron.

Catatan 1. – Penempatan pre-flight altimeter check location di apron dapat dilakukan sebelum mendapatankan ijin taxi dan menghilangkan kebutuhan berhenti untuk tujuan tersebut setelah meninggalkan apron.

Catatan 2. – Pada umumnya seluruh apron bisa menjadi altimeter check location yang sesuai.

2.7.3 Elevasi pre-flight altimeter check location harus diberikan sebagai elevasi rata-rata, dibulatkan hingga ke meter atau kaki terdekat, di area dimana ia terletak. Elevasi dari bagian dari pre-flight altimeter check location haruslah dalam jarak 3 m (10 ft) dari elevasi rata-rata untuk lokasi tersebut.

2.8. Declared Distances

2.8.1 Berikut ini adalah jarak-jarak yang harus dihitung hingga ke meter atau kaki terdekat untuk runway yang diperuntukkan bagi penerbangan komersial internasional:

a. Take-off run available b. Take-off distance available

c. Acceleratestop distance available d. Landing distance available

Catatan. – Petunjuk perhitungan untuk jarak yang harus dideklarasikan diberikan di Apendiks 7, Bagian 3

2-10 2.8.2 Declared Distances

Declared distances adalah jarak-jarak operasional yang diberitahukan kepada penerbang untuk tujuan take-off, landing atau pembatalan take-off dengan aman. Jarak ini digunakan untuk menentukan apakah runway cukup untuk take-off atau landing seperti yang diinginkan atau untuk menentukan beban maksimum yang diijinkan untuk landing atau take-off.

Beberapa jarak berikut yang disajikan dalam satuan meter serta padanan dalam feet yang ditempatkan dalam tanda kurung, harus ditentukan untuk masing-masing arah runway.

Perhitungan declared distances. Declared distances harus dihitung sesuai dengan hal berikut ini:

a) Take-off run available (TORA) didefinisikan sebagai panjang runway tersedia bagi pesawat udara untuk meluncur di permukaan pada saat take off. Pada umumnya ini adalah panjang keseluruhan dari runway; tidak termasuk SWY atau CWY.

TORA = Panjang RWY

b) Take-off distance available (TODA) didefinisikan sebagai jarak yang tersedia bagi pesawat udara untuk menyelesaikan ground run, lift-off dan initial climb hingga 35 ft. Pada umumnya ini adalah panjang keseluruhan runway ditambah panjang CWY.

Jika tidak ada CWY yang ditentukan, bagian dari runway strip antara ujung runway dan ujung runway strip dimasukkan sebagai bagian dari TODA. Setiap TODA harus disertai dengan gradien take off bebas hambatan (obstacle clear take-off gradient) yang dinyatakan dalam persen

TODA = TORA + CWY

c) Accelerate-stop distance available (ASDA) didefinisikan sebagai panjang jarak meluncur take off yang tersedia (length of the take- off run available) ditambah panjang SWY. CWY tidak termasuk di dalamnya.

ASDA = TORA + SWY

2-11

d) Landing distance available (LDA) didefinisikan sebagai panjang dari runway yang tersedia untuk meluncur pada saat pendaratan pesawat udara. LDA dimulai dari runway threshold.

Baik SWY maupun CWY tidak termasuk di dalamnya.

LDA = Panjang RW (jika threshold tidak digantikan)

2.8.3 Declared distances adalah kombinasi antara runway (misal.

perkerasan penuh) dengan stopway dan/atau clearway yang disediakan.

2.8.4 Definisi dari declared distances diatas digambarkan pada Gambar pada dibawah ini :

2-12

Gambar 2.8 - 1 Ilustrasi Declared Distances

2-13

Tabel 2.8 - 1 Penentuan Declared Distances

RUNWAY TORA ASDA TODA LDA

m m m m

09 27 17 35

2 000 2 000 NU 1 800

2 300 2 350 NU 1 800

2 580 2 350 NU 1 800

1 850 2 000 1 800 NU 2.8.5 Intersection Departure Take-off Distances Available

Pada bandar udara dimana prosedur lalu lintas penerbangan (air traffic procedures) berisikan keberangkatan dari persimpangan taxiway secara reguler (regular taxiway intersection departures), jarak tersedia untuk take-off dari masing-masing persimpangan taxiway harus ditentukan dan diumumkan. Metode penentuan jarak take-off tersedia pada suatu persimpangan / intersection sama seperti yang digunakan pada ujung runway (runway end). Hal ini untuk memastikan bahwa parameter kinerja yang sama (misalnya, lineup allowance) mungkin diterapkan secara konsisten untuk line-up manoeuver, terlepas apakah memasuki runway di ujung runway (runway end) atau dari persimpangan lainnya. Declared distances untuk suatu persimpangan harus diukur dari garis tegak lurus yang dimulai dari tepi taxiway yang lebih jauh dari arah take off. Jika take-off dilakukan dari kedua arah, titik awal declared distances untuk setiap arah adalah garis tegak lurus yang dimulai dari tepi taxiway yang lebih jauh dari arah take-off.

Hal ini dijelaskan di Bagian 2.9. Format yang digunakan untuk memberitahukan informasi intersection departure adalah sebagai berikut :

RWY 16 – TKOF from TWY E: RWY remaining 2345 reduce all DIST by 1312.

2-14

2.8.6 Declared Distances untuk intersection departure

Diagram berikut ini menggambarkan metode penghitungan take-off distance available atau take off run available ketika pemberangkatan diperbolehkan dari intersection taxiway.

Gambar 2.8 - 2 Gambar TODA for intersection departure

2-15

2.9. Kondisi Daerah Pergerakan (Movement Area) dan Fasilitas Terkait