• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

N/A
N/A
Rahmatul Himma

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

Model standar pemberian insentif kepada mahasiswa program pelatihan Dokter Spesialis Kardiovaskular. Pendidikan kedokteran SpJP dilaksanakan oleh perguruan tinggi (melalui Fakultas Kedokteran/FK) di rumah sakit pendidikan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2Ol3 tentang Pendidikan Kedokteran

Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2OL4 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia

T\rjuan

  • Pemberi Layanan (care prouidefi: menerapkan dan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, keterampilan klinis,
  • Komunikator dan Kolaborator (communicator andalaboratorJ: menjalin komunikasi efektif baik dengan
  • Advokator Kesehatan (health aduocatof: dapat menyumbangkan keahlian dan pengaruhnya, untuk
  • Pemimpin (leadefl: mempunyai kemampuan sebagai pemimpin yang baik dari tim pemberi layanan
  • Mawas diri dan Pembelajar (sctalar): senantiasa mengevaluasi kemampuan dirinya dalam menjalankan
  • Peneliti (researcler): aktif dalam penelitian dan menghasilkan penelitian yang berkualitas, bermanfaat dan
  • Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah yang selanjutnya
  • Sertifikat Kompetensi Dokter SpJP adalah pernyataan pengakuan resmi dari Kolegium Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia, bahwa
  • Satuan Kredit Semester yang selanjutnya disingkat SKS adalah takaran waktu kegiatan belajar yang dibebankan pada mahasiswa
  • Kemampuan akademik adalah kemampuan dalam menerapkan metode ilmiah untuk pemecahan masalah, pengambilan keputusan,
  • Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai
  • Pemangku Kepentingan (stakeholdet) adalah semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan Dokter SpJP yakni: peserta didik,

Negara Republik Indonesia telah mencapai mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang melebihi kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Kedokteran SpJP. Standar Nasional Pendidikan Dokter SpJP merupakan kriteria minimal komponen pendidikan yang harus dipenuhi oleh setiap lembaga pendidikan dokter SpJP dalam penyelenggaraan pendidikan dokter.

BAB II

Sadar dan taat hukum

Mampu menangani permasalahan kardiovaskular individu, keluarga, dan komunitas secara komprehensif, holistik, terpadu, berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier sesuai dengan perkembangan terkini ilmu kardiovaskular.

Menggunakan alasan ilmiah, prinsip kendali mutu dan biaya dalam menentukan pemeriksaan penunjang untuk

Menerapkan prinsip ilmu biomedik, humaniora,

Mempertimbangkan bukti ilmiah kedokteran dan keterbatasan sumber daya (kendali mutu dan biaya), serta

Melakukan prosedur diagnosis bebrbagai jenis penyakit kardiovaskular

Melakukan prosedur tatalaksana penyakit kardiovaskular individu secara holistik dan

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non-verbal dengan pasien segala usia beserta keluarganya, rekan kerja, profesi lain dan masyarakat, sehingga tercipta landasan kepercayaan dengan semua pihak untuk membangun kolaborasi yang kuat. Penerapan praktik berbasis sistem berdasarkan praktik kedokteran yang baik, yaitu: keselamatan pasien Qtatient safetg) da.rr.

Mengembangkan jiwa kepemimpinan agar mampu

Lulusan pendidikan kedokteran SpJP menguasai pengetahuan teoritis keterampilan tersebut dengan penekanan pada penalaran klinis. Lulusan pendidikan kedokteran SplP menguasai pengetahuan teoritis keterampilan ini, termasuk latar belakang dan kemanjuran biomedis.

TINGKAT 2 TINGKAT 3

TINGKAT 4

  • TiltTabbTest
  • Yenografi
  • Advanced Cardiac Life Support (ACLS) 5.3 Akses vena
  • Akses arteri
  • Pemasangan dan pemantauan kateter Swan
  • Bedah Penyakit Jantung Bawaan 6.4 Bedah T\rmor Jantung
  • Bedah Arteri Perifer: Bypass Perifer,
  • Prosedur Hgbrid (Non Bedah dan Bedah)
  • Materi Teknik Uji Latih Jantung
    • Sindroma terkait penyakit kardiovaskular
    • Anti Aritmia
    • Lipid Loueirry Agent 6.3 Anti Hipertensi
    • Obat Gagal Jantung 6.6 Anti Platelet
    • Inotropik
  • l0 Insulin
    • Prinsip Farmakologi pada Usia Lanjut/
  • Hipertensi
    • Penyakit Jantung dengan Gangguan
    • Penyakit Jantung dengan Kelainan
  • Sindroma Koroner Akut dengan/tanpa komplikasi
  • T\rmor Jantung
    • Penyakit aorta.lpembuluhdarah perife
    • Obstruksi/ Regurgitasi Katup akibat
  • Gagal Jantung
    • Hipertensi Pulmoner sekunder (akibat disfungsi ventrikel kiri, kelainan paru,
  • Aritmia
  • Kematian Jantung Mendadak (KJM) dan Resusitasi
  • Penyakit Arteri Perifermis. mikroangiopati diabetic
    • Indikasi penggunaan antiplatelet/
    • Tata kelola penggunaan antiplatelet/
    • Mengatasi Komplikasi Perdarahan akibat
  • Kardiologi Struktural dan Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
    • PJB Sianotik (Biru)
    • Indikasi, kontraindikasi, dan waktu untuk dilakukan intervensi atau intervensi ulang
    • Gangguan Renal akibat penyakit
  • Standar Isi
    • Kerja Sama yang baik antara kolega, dokter, perawat,
    • Bisa bekerja sama dalam bentuk tim secara harmonis untuk pelayanan yang optimal
    • untuk menjalin hubungan dengan pasien berdasarkan empati dan membangun kepercayaan pasien,
    • Faktor risiko kardiovaskular pasien dan mengetahui pentingnya penilaian faktor risiko kardiovaskular secara
    • Manifestasi klinis dan pengobatan co-morbiditas yang sering menyertai penyakit kardiovaskular; dan
    • Menganalisis dan mengintegrasikan informasi yang
    • Menghormati pasien dengan memberi salam dan memperkenalkan diri;
    • Kesediaan untuk mendokumentasikan riwayat penyakit
    • Mendapatkandata objektif untuk mencari manifestasi penyakit kardiovaskular
    • Mendapatkandata objektif untuk mencari manifestasi penyakit lain yang mungkin menyertai
    • Karakteristik denyut nadi:laju, regularitas, pengisiannormal/ abnormal
    • Auskultasi jantung: bunyi jantung dan bising
    • Membuat dan mencatat secara akurat hasil pengamatan tentang status klinis pasien, dengan penekanan pada
    • Mencatat temuan pemeriksaan lisik secara terstruktur dalam berkas rekam medis pasien
    • Menyediakan waktu yang cukup untuk melakukan
    • Mekanisme selular dan molekular yang terlibat dalam aktivitas listrik jantung
    • BlokAV
    • Abnormalitaselektrolit
    • Hipotermia
    • Sadar akan pengaruh kemungkinan pre-test terhadap kemungkinan post-test (hukum Bayes)
    • Evaluasi respons hemodinamik non-invasif terhadap latihan (misalnya respons ronotropik,
    • Diferensiasi pada intoleransi latihan antara etiologi kardio-vaskular dan pulmonar
    • Kapasitas aerobik dan batasan anaerobik, slope VE/VCOz
    • Evaluasi pada pasien dengan penyakit
    • Mampu mengintepretasi gambaran EKG iskemia dan aritmia
    • Mampu menjelaskan penilaian klinis PJK yang dicurigai (laten) atau telah diketahui, termasuk evaluasi nyeri dada
    • Mampu menjelaskan hsiologi dasar latihan aerobik (dinamik) akut/ kronis
    • Memahami indikasi dan kontraindikasi uji latih jantung dlm upaya menilai penyakit jantung iskemik
    • Mahir menginterpretasikan perubahan EKG, mengukur kemampuan fisik, memberikan panduan latihan maupun
    • Mampu melakukan dan menginterpretasi dengan tepat
    • Memahami berbagai teknik pemeriksaan ekokardiograli yang meliputi
    • M-mode,
    • Stress ekokardiograli dengan uji latih atau
    • Speckle-tracking dan Doppler-based strain
    • Mampu melakukan dan menginterpretasi dengan tepat hasil pencitraan:Cardiac Computed Tomographg (CTl
    • Teknik
    • penyakitjantungkoroner;
    • morfologi jantung;
    • CT angiografiarteri koroner untuk menilai
    • Visualisasikarekteristik;
    • menilai abses annulus dan aneurisma mikotik
    • memilih indikasi yang tepat dan menghindari kontraindikasi cardiac CT
    • Mampu melakukan dan menginterpretasi dengan tepat hasil pencitraan Cardiouasanlar Magnetic Resonance (CMR)
    • anatomi jantung (termasuk teknik dark and bright bloodl;
    • fungsi jantung (termasuk metoda cine and mgocardtal taggin@;
    • CMR stress imaging (perfusimiokard, dobutaminestress);
    • Penitaian aliran darah dengatJlout-velocity encodedCMR;
    • diagnosis dan penentuan prognosis pada miokarditis;
    • kesertaan jantung pada peyakit
    • morfologi dan patologi aorta thorakalis dan abdominalis, termasuk aneurisma dan diseksi;
    • menilai morfologi katup;
    • menilai besar volumes pirau (slunfl;
    • memilih indikasi yang tepat dan menghindari kontraindikasi CMR;
    • memaparkan gambar pencitraan CMR dan menginterpretasinya dengan tepat untuk kepentingan
    • Terus mengikuti perkembangan CMR dan mau merujuk
    • Mampu melakukan dan menginterpretasi dengan tepat hasil pencitraan:nuklir kardiak
    • sfress imaging (stress exercise/farmakologis
    • Indikasi
    • Memilih indikasi yang tepat darl menghindari kontraindikasi penggunaan nuklirkardiak;
    • Menangani bahan radiopharmasi yang sudah dibuka sehingga amal bagi diri sendiri, pasien dan staf ;
    • Memaparkan gambar pencitraan nuklir dan membuat interpretasi secara benar (kualifikasi level II)
    • Berkolaborasi dengan dokter perujuk, staf keperawatan, spesialis nuklir medisin, teknisi, tenaga kesehatan laindan
    • Pengambilan data hemodinamik dan oksimetrik, serta menggunakannya untuk menghitung curah jantung,
    • Berbagai tipe kateter yang digunakan dalam angiografi koroner dan kateterisasi jantung
    • Prinsip dasar dan indikasi ultrasound intrakoroner (IVUS), Doppler dan penilaian tekanan arteri koroner (FFR)
    • Komplikasi yang berhubungan dengan tindakan
    • Mengoptimalisasi penggunaan peralatan laboratorium
    • Mendapatkan akses arterial perkutan (femoral, radial, brachial) dan akses vena, serta pencapaian hemostasis
    • Melakukan kateterisasi jantung kiri yang meliputi
    • Mengatasi aritmia yang mengancam jiwa dan kegawatan lainnya di laboratorium kateterisasi
    • Klasifikasi, mekanisme kerja dandosis obat-obat
    • Memilih obat atau kombinasi obat sesuai kondisi pasien (usia, profil, co-morbiditas, latar belakang genetic dan
    • Menggambarkan pengetahuan dasar tentang percobaan
    • Mengambil an€unnesa yang relevan dari regimen
    • Mengamati efek yang diinginkan serta efek samping dari terapi pasien. Dari hal ini, mampu membuat modifikasi
    • Mengevaluasi desain dan hasil dari percobaan klinik yang telah dipublikasikan
    • Mengidentifikasi dan menginterpretasi kegunaan terapi herbal yang digunakan oleh pasien
    • Memperlimbangkan efektivitas biaya dan ketersediaan obat-obatan yang diresepkan
    • Mampu melakukan penilaian dan pengobatan kardiologik
    • Mengintegrasikar pengetahuan genetik dalam mengevaluasi faktor risiko dan penyakit kardiovaskular
    • Menjelaskan prinsip penyakit kardiovaskular poligenik
    • Memberikan penyuluhan terhadap anggota keluarga tentang kasus kelainan kardiovaskular genetik dan risiko
    • Mengenali masalah dengan interpretasi silsilah seperti penetrasi yang tidak lengkap, variasi ekspresi serta pola
    • Tatalaksana ketidakpastian yang berhubungan dengan pemeriksaan genetik
    • Menggunakan teknik konseling yang sesuai untuk menjelaskan, mengedukasi dan menginformasikan pada
    • Mengingat kemba-li penyakit kardiovaskular monogenik utama; kardiomiopati hipertropik; aortopati familial, seperti
    • Menilai dan menangani pasien dengan faktor risiko kardiovaskular
    • Dislipidemia
    • Pola hidup (sama pentingnya dengan faktor risiko mayor)
    • Penilaian risiko pada prevensi primer, interaksi risiko multifaktorial dan tabel penghitungan skor risiko
    • Dampak pola hidup terhadap populasi berisiko dan
    • Bekerjasama dengan spesialis lain seperti Ahli Gizi, Ahli Diabetes, Nefrologis, dan spesialis lainnya dalam
    • Mengkomunikasikan pentingnya berhenti merokok, diet dan aktifrtas lisik kepada pasien, keluarga dan komunitas
    • Memantau kepatuhan dan perilaku pasien terkait pola
    • Mengevaluasi manfaat intervensi faktor risiko terhadap individu
    • Perubahan fisiologi, hemodinamik, hemostatik dan metabolik pada kehamilan
    • Farmakologi kardiovaskular selama kehamilan dan masa menyusui
    • Efikasi, risiko dan kontraindikasi untuk berbagai macErrn
    • Membedakan dispnue fisiologis dan patologis pada
    • Menilai risiko jantung pada kehamilan berdasarkan evaluasi klinis dan interpretasi prosedur diagnostik
    • Mengindentifikasi kebutuhan dan melakukan atau
    • Melakukan evaluasi klinis dan tindakan diagnostic non- invasif untuk menilai toleransi jantung pada kehamilan,
    • Melakukan uji latih jantung
    • Menangani kehamilan yang membutuhkan antikoagulan, diperlukan kerjasama dengan rumah sakit tersier
    • Memahami pentingnya konseling dan edukasi sebelum hamil bagi perempuan dengan penyakit jantung beserta
    • Kerjasama dengan spesialis obstetri dan bidan dalam merekomendasikan penggunaan kontrasepsi yang aman
    • Kerjasama multidisiplin (spesialis obstetri, anestesi, neonatologis dan bidan) selama kehamilanuntuk
    • Menginformasikan pada ahli obtetri dan bidan mengenai
    • Menilai dan menanganipasien dengan kegawatan kardiovaskular
    • Melakukan bantuan hidup dasar dan lanjut (BLS dan ACLS)
    • Memberikan perawatan intensif bagr pasien kondisi kardiovaskular kritis
    • Epidemiologi, patofisiologi, diagnosis dan manajemen
    • Prinsip pemberian cairan, elektrolit dan keseimbangan asam-basa, dan penopang ginjal
    • Indikasi terapi antikoagulan agresif dan terapi
    • Melakukan BLS dan ACLS, serta penanganan pasca resusitasi
    • Menggunakan alat monitoring dan secara cepat
    • Mampu berkomunikasi secara efektif dengan pasien dan keluarganya yang sedang dalam kecemasan
    • Merespons cepat ketika dibutuhkan baik oleh sesarna peserta didik, staf atau perawat
    • Aktifitas Fisik Tujuan
    • Untuk pasien penyakit jantung yang akan operasi
  • Mengidentifikasi kebutuhan follow up jantung
    • Diagnosis dan terapi medik stroke hemoragrk yang membutuhkan intervensi neurologis
    • Patofisiologi, epidemiologi, evaluasi dan manajemen yang direkomendasikan pada pasien

Percaya pada peran aktivitas fisik dan olahraga dalam meningkatkan kesehatan dan memastikan pencegahan penyakit seperti penyakit kardiovaskular a) Mengevaluasi dan menangani risiko kardiovaskular. 4l Pasien dengan kondisi primer yang bukan penyakit kardiovaskular Tujuan.. a) Mengobati pasien dengan penyakit non-jantung yang.. mempengaruhi sistem kardiovaskular atau disertai kelainan kardiovaskular.

  • Mengintegrasikan hipertensi ke dalam evaluasi risiko kardiovaskular menyeluruh
  • Mengidentilikasi hipertensi sebagai faktor risiko untuk
  • Gejala dan tanda kerusakan organ target (otak, ginjal, arteri besar)
  • Pemilihan obat anti-hipertensi atau kombinasi obat anti- hipertensi sesuai kondisi pasien (usia, profil, co-morbiditas,
  • Menurunkan risiko kardiovaskular menyeluruh pada pasien hipertensi dengan terapi farmakologi dan non-
  • Berpartisipasi aktif dalam pencegahan hipertensi, deteksi
  • Pengaruh diabetes terhadap kejadian penyakit jantung
  • Membuat anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik yang tepat
  • Secara aktif berpartisipasi pada kerjasama antar dokter multidisiplin dan mendukung staf medis dalam mengelola
  • Mengetahui pentingnya mengelola pasien diabetes yang asimptomatik untuk memperbaiki prognosis
  • Patofisiologi SKA termasuk ruptur atau erosiplak,
  • Komplikasi potensial yang dapat terjadi pada pasien
  • Memahami makna ke{asama multidisiplin yang
  • Memiliki kontribusi dalam meningkatkan kewaspadaan
  • Membuat anamnesis yang mengarah dan melakukan pemeriksaan klinis yang memadai
  • Melakukan pemeriksaan marka biokimiawi ulangan dan memahami makna kinetiknya (luas kerusakan miokard)
  • Tatalaksana farmakologis yang tepat:penggunaan obat
  • Skor risiko untuk menilai prognosis dan memilih pasien yang tepat untuk angiografi dan reperfusi segera(primer)
  • Mampu menyeleksi dan memberikan terapi yang tepat
  • Patofisiologi pembentukan plak iskemik, trombosis, mekanisme immunologis bawaan dan didapat, vasospasme
  • Dampak iskemia terhadap miokard (stunning, hibernasi, viabilitas)
  • Penilaian klinis PJK kronik yang telah diketahui atau
  • Indikasi dan informasi yang didapat dari prosedur
  • Manajemen PJK kronik termasuk pola hidup dan farmakologis
  • Indikasi revaskularisasi koroner termasuk intervensi
  • Memahami pentingnya manajemen risiko dan prevensi
  • Bila tidak mempunyai ahli bedah jantung, perlu kolaborasi dengan intervensionis dan ahli bedah jantung di rumah
  • Definisi dan epidemiolory kardiomipati dilatasi, hipertrofi, restriktif, aritmogenik dan kardiomiopati lain yang tidak
  • Terapi medik dan invasif (bedah, elektrofisiologi dan intervensi) dari kardiomipati: indikasi, kontraindikasi, efek
  • Definisi miokarditis, etiologidan fasenya (akut, sub-akut, kronik)
  • Memilih terapi dan modalitas pendukung (medik,
  • Evaluasi untuk biopsi endomiokardial, menginterpretasi hasilnya dan potensi risiko prosedur
  • Epidemiologi, patofisiologi, dan etiologi perikarditis (termasuk kelainan infektif, inflamasi, dan neoplastik)
  • Pemeriksaan yang relevan: laboratorium,non-invasif dan invasif
  • Terapi medikamentosa untuk mengatasi inflamasi perikard
  • Menggunakan modalitas pencitraan non-invasif
  • Tanggap terhadap berbagai strategi diagnostik dan terapi yang dibutuhkan pada tiap-tiap kasus penyakit perikardial
  • Bekerja sama dengan intensivis, anestetis, radiologis, bedah jantung
  • Gejala dan tanda tumor jantung, termasuk sistemik dan manifestasi embolik;
  • Efek radioterapi toraks pada perikardium, miokardium,
  • Efek toksik pada jantung akibat terapi kanker, misal
  • Menggunakan modalitas pencitraan yang tepat untuk mendiagnosis tumor primer dan metastatik,membedakan
  • Mengevaluasi sistem kardiovaskular selama dan sesudah terapi kanker;
  • Sebagai anggota tim yang mampu bekerja sama dengan
  • Anatomi jantung, vena dan pembuluh darah utama,
  • Aritmia dan gangguan konduksi bawaan
  • Patolisiologi, perjalanan alami dan komplikasi berbagai
  • Bahaya kehamilan, kontrasepsi, penyakit kambuhan dan bedah non-kardiak pada pasien PJB
  • Mendapatkan riwayat penyakit yang relevan dan melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai
  • Melakukan follou up jangka panjang, termasuk monitor pasien dan nasihat gaya hidup
  • Menilai dan menangani pasien dengan demam rematik akut
  • Etiologi, patolisiologi, patologi-anatomi, kelainan katup pada demam rematik, penyakit jantung rematik dan
  • Penggunaan diuretik, vasodilator, inotropik dan obat vasoattif
  • Etiologi, komplikasi dan farmakologi untuk pencegahan primer dan sekunder Demam Rematik dan Penyakit
  • Insidens dan prevalensi Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik di Indonesia
  • Melakukan upaya pencegahan pada pasien yang
  • Gambaran klinis berbagai jenis IE, termasuk pada katup asli, jantung kanan, katup prostetik (segera atau jangka
  • Pemilihan dan penanganan terapi antibiotik serta monitoringnya
  • Melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan lisik
  • Dapat menentukan kebutuhan dan waktu yang tepat untuk pembedahan
  • Melakukan pendekatan multidisiplin dengan ahli bedah
  • Secara konsisten memberikan informasi kepada pasien
  • Untuk mengenali dampak gagal jantung terhadap morbiditas dan mortalitas individu pasien dan populasi
  • Membangun struktur untuk mengevaluasi pasien setelah keluar rumah sakit
  • Klasifikasi gagal jantung menurut AHA (klas A-D), klasilikasi Weber-Janicki (peak Vo2)
  • Prosedur diagnostik pasien yang diketahui atau dicurigai
  • Terapi pendukung termasuk teknik ventilasi non-invasif, ultraflltasi, dialisis
  • Peran progrErm lalihan fisik pada pasien gagal jantung 15) Komplikasi gagal jantung
  • Stratifikasi risiko dan memilih terapi farmaklogis atau terapi lainnya
  • Epidemiologi PH: insidensi, prevalensi, etiologi, genetik, kelompok risiko tinggi
  • Kriteria diagnosis PH 6) Petanda prognostik PH
  • Meresepkan tata laksana medikal dan invasif (bedah,
  • Merencanakan perav/atan akhir hidup bagt yang
  • Membina kerjasama dengan dokter keluarga dan
  • Genetik
  • Gambaran EKG istirahat yang berisiko tinggi : long QT,
  • Prinsip elektrokardiografi, elektrofisiologi pada berbagai
  • Pentingnya kelainan penyerta seperti penyakit jantung koroner, PJB dalam penanganan aritmia
  • Melakukan ACLS
  • Memahami ketegangan yang dirasakan pasien dengan
  • Memahami efek paliatif dan efek samping penggunaan obat/alat
  • Diagnosis, gambaran klinis, dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup
  • Menggunakan skor risiko emboli dan skor risiko
  • Menyusun strategi antitrombotik yang tepat untuk
  • Memilihpasien untuk tindakan yang disebut pada
  • Memahami kecemasan pasien AF terkait palpitasi, terapi antikoagulan,dan tindakan invasif
  • Menyadari pentingnya pemberian informasi dan edukasi pada pasien dan pengasuhnya
  • Kerjasama dengan dokter keluarga, perawat,
  • Membedakan sinkope dari penyebab lain
  • Penyebab sinkope dan bentuk lain hilangnya kesadaran
  • Evaluasidiagnostik
  • Uji latih beban
  • Pemantauan EKG (Holter monitoring, perekam eksternal dan implantable loop recorder)
  • hipotensiortostatik
  • penyakit struktur jantung atau penyakit
  • Kematian jantung mendadak
  • Epidemiologi, etiologi, patologi, genetik, patofrsiologidan presentasi klinik penyakit aorta, trauma aorta dan jantung,
  • Mengenali kebutuham follotu up jangka panjang pasien dengan penyakit aorta kronik
  • Menilai dan menangani pasien dengan penyakit arteri perifer (PAD), termasuk aterosklerosis dan penyakit lain
  • Penanganan PAD secara umum termasuk modifikasi gaya hidup (stop merokok, diet sehat, program pelatihan fisik
  • Presentasi klinis berkaitan dengan komplikasi klinis yang
  • Diagnosis dan tata laksana berbagai penyakit limfe terutama limfedema
  • Anamnesis dan pemeriksaan klinis yang tepat terutama nadi perifer
  • Melakukan dan menginterpretasi skrining ABI,
  • Penyakit Vena dan Limfe
  • Menentukan pengobatan penderita penyakit varises vena secara medikal, interventional dan surgikal
  • Mewaspadai adanya proses sistemik aterosklerosis dan implikasinya pada pasien PAD yang manifestasinya hanya
  • Mampu bekerja sama dengan spesialis seperti intervensionis, radiologis, bedah vaskular dan diabetologis
  • Tata kelola
  • Menegakkan diagnosis emboli paru akut berdasarkan hasil pemeriksaan
  • Melakukan pemeriksaan non-invasif dan invasif, menginterpretasi hasil
  • Memahami kesulitan dan kendala dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan emboli paru

Epidemiologi dan manifestasi klinis serta strategi pengobatan penyakit kardiovaskular pada kelompok geriatri, penyakit paru-paru, . disfungsi ereksi, rematik dan penyakit penyerta lainnya.. a) Mencegah, mengidentifikasi dan membuat stratifikasi risiko. penyakit kardiovaskular, termasuk evaluasi khusus penyakit kardiovaskular pada pasien usia lanjut. 2l Gambaran klinis, teknik pencitraan (terutama CMR), patologi dan kriteria diagnostik miokarditis menular dan tidak menular. 1) Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat. 7l Lakukan perikardiosentesis pada pasien yang tepat l) Pertimbangkan penyakit perikardial dalam diagnosis banding pasien dengan penyakit kardiovaskular.

Menilai dan mengobati pasien dengan aritmia dan aritmia jantung. a) Pilih pasien yang sesuai dengan indikasi EP. 4l Mengobati berbagai penyakit aorta secara tepat waktu secara medis, intervensi, dan pembedahan l) Bekerja sama dengan ahli bedah kardiovaskular, intervensionis, intensivist, dan ahli radiologi jika diperlukan. diagnosis dan pengobatan. 2l Kenali potensi keadaan darurat pada pasien dengan penyakit aorta dan trauma jantung. 2l Menilai dan mengobati pasien dengan penyakit vena dan limfatik 2l Mendiagnosis dan menilai PAD, termasuk ABI dan pencitraan vena.

Standar Proses Pendidikan

  • kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per
  • Mampu menjelaskan proses pembelajaran klinis multidisiplin, filsafat ilmu, metodologi riset dan statistik,
  • Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan benar dan merangkum untuk menegakkan
  • Mampu melakukan bantuan hidup dasar dan lanjutan dengan benar, serta mampu menjelaskan perawatan paska

Proses pembelajaran dokter SpJP mempunyai ciri interaktif, holistik, integratif, ilmiah, kontekstual, tematik. efektif, kolaboratif dan berpusat pada peserta didik; ..diimplementasikan pada lembaga pendidikan, rumah sakit pendidikan dan masyarakat. Proses pembelajaran juga dilakukan dengan pendekatan pendidikan kesehatan interprofesional, berdasarkan praktik kolaboratif multidisiplin yang komprehensif. Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk interaksi aktif antara dosen, mahasiswa, pasien, keluarga pasien, masyarakat dan sumber belajar lainnya dalam lingkungan belajar yang sesuai.

Kurikulum Pendidikan Dokter SpIP adalah seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan yang memuat tujuan pendidikan, isi, materi pembelajaran, cara pencapaian dan penilaian, yang dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan Dokter SpJP. Isi kurikulum inti harus mengacu pada Standar Kompetensi Dokter SpJP dan Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter SpJP. Satu SKS setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester d Berupa pembelajaran ceramah, respon dan tutorial.

Kurikulum program pendidikan kesehatan SpJP memuat proses pembelajaran yang disusun dalam RPP yang berbentuk modul.

Tabel  4.  1  Garis Besar  Struktur  Kurikulumlnti  Pendidikan  Dokter
Tabel 4. 1 Garis Besar Struktur Kurikulumlnti Pendidikan Dokter

Tahap III berlangsung 2 (dua) semester (semester 7 dan 8), merupakan tahap pemantapan dari capaian pembelajaran

Mampu menghasilkan karya ilmiah/penelitian yang berkualitas

T\.rmor Jantung

Infektif Endokarditis Masalah Endokarditis

ACLS - BCLS

Dimer, Fibrinogen, ANA,ACA Protein C, Protein 5

  • Keterpaduan manajemen dan administrasi untuk pelayanan, pendidikan dan penelitian (good arporate
  • Dokter SpJP minimal 6 (enam) orang, yang selain
  • Sarana/ prasarana penunjang pendidikan yang memadai
  • Kerjasama dengan institusi pendidikan yang memperoleh akreditasi A dari LAM-PTKEs
  • Kerjasama dengan rumah sakit jejaring pendidikan yang memperoleh akreditasi A dari KARS
  • perpustakaan : buku teks/buku elektronik/repository terkait ilmu kardiovaskular
  • variasi dan jumlah kasus yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan
  • Keterpaduan manajemen dan administrasi untuk pelayanan, pendidikan dan penelitian (good corporate
  • Dokter SBJP minimal 3 (tiga) orang, yang selain
  • Sarana/prasarana penunjang pendidikan yang memadai

Program pendidikan kedokteran SpJP untuk dokter spesialis penyakit dalam berlangsung selama 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun. Sedangkan sebagai penilaian sumatif, portofolio merupakan suatu bentuk penilaian yang sesuai dengan kenyataan atau kinerja sebenarnya (karena mempunyai bukti dan proses, refleksi dan perbaikan dari pembelajaran). Program Pendidikan Doktor SpIP diselenggarakan oleh IPDS-JP/Fakultas Kedokteran yang mempunyai akreditasi dari LAM-PTKes, pada Rumah Sakit Pendidikan utama dan Rumah Sakit Jaringan Pendidikan (RS terafiliasi atau RS satelit) yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan oleh Kementerian Kesehatan. ..a Karakteristik Rumah Sakit Pendidikan utama.

Rumah Sakit Pendidikan Utama Dokter SpJP mempunyai : .. l) visi, misi, komitmen untuk mengutamakan pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah. Tugas Rumah Sakit Pendidikan Utama.. a) Menyediakan dosen klinis yang akan melaksanakan. pengelolaan dan pengawasan peserta.. pendidikan pelaksanaan pelayanan klinis sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;. Rumah Sakit Pendidikan Utama Dokter SpJP mempunyai : .. l) visi, misi, komitmen untuk mengutamakan pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang jantung dan pembuluh darah.

Tugas Rumah Sakit Jaringan Pendidikan.. a) menyediakan dosen klinis yang akan melaksanakan . orientasi dan pengawasan peserta..pendidikan dalam pemberian pelayanan klinis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;.

Standar Dosen

  • Dokter SpJP/Spesialis lain yang telah menjadi pendidik
  • Mengupayakan agar setiap dosen disertakan dalam pelatihan peningkatan kemampuan mendidik
  • Memberi kesempatan yang sama kepada setiap dosen
  • Fotocopy ijazah Sarjana Kedokteran dan ijazah Profesi,
  • Memiliki Sertifikat TOEFL dengan nilai >SO0(dari LIAILBI terakreditasi atau LBI universitas negeri tempat asal S1)
  • Memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Nasional/BPJS- Kesehatan
  • Tidak pernah melakukan malpraktek atau melakukan pelanggaran kode etik kedokteran dibuktikan dengan Surat
  • Persyaratan lainlain sesuai kebijakan tiap-tiap Fakultas Kedokteran
  • Diutus oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota, dengan
  • Memiliki pengalaman mengikuti praktik/mendapat bimbingan dalam mengelola kasus kardiovaskular, dengan
  • Memperoleh penghargaan pemerintah seperti sebagai
  • Pemah bertugas dengan baik di daerah 3T (terdepan,
  • Dapat menunjukkan minat pada program studi dokter
  • Fotocopy ijazah pendidikan atau kursus > 3 bulan terkait kesehatan atau pendidikan kedokteran
  • Pemeriksaan jasmani, termasuk test buta warna dan audiogram yang di Rumah Sakit Pemerintah
  • kemampuan mengambil keputusan penting dengan cepatdan tepat
  • Hasil penilaian berkala unsur pemahaman, pemecahan masalah, ketrampilan teknik, ketrampilan hubungan inter-
  • Bila pembinaan telah dilakukan dan peringatan akademik

Pegawai Negeri Sipil (PSA), Pegawai Badan Layanan Umum (PSA) dan Pegawai Swasta pada Rumah Sakit Pendidikan Utama. Setiap dosen harus terlibat dalam tridharma perguruan tinggi, dan mendapat penilaian kinerja dari IPDS-JP kecuali rumah sakit. SplP dilaksanakan 2 (dua kali) dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan September, atau disesuaikan dengan jadwal yang ditentukan oleh masing-masing Fakultas Kedokteran.

Jumlah mahasiswa yang diterima pada setiap penerimaan mahasiswa periode baru direncanakan oleh Koordinator Program Studi Doktor SpJP dengan memperhatikan rasio mahasiswa terhadap tenaga pengajar sebesar 3:1. Calon peserta mengajukan lamaran melalui Sekretariat Bersama Forum dari Dekan. Fakultas Kedokteran Negeri yang dikehendaki, dengan melampirkan Persyaratan Umum dan Administrasi di atas, masing-masing sebanyak 4 (empat) rangkap. I ) Telah memenuhi persyaratan administratif pada saat pengisian formulir permohonan PPDS di Sekretariat Bersama Forum Dekan Fakultas Kedokteran Negeri (FKN).

Dari Dekan FKN kemudian diteruskan lagi ke Tim Koordinasi Organisasi Program Studi FKN (TK PPDS-1 FKN).

Tabel  I  l.  l.  Matrik  Penilaian  Penerimaan  Peserta  Pendidikan  Dokter  SpJp
Tabel I l. l. Matrik Penilaian Penerimaan Peserta Pendidikan Dokter SpJp

Untuk pengaduan dari luar IPDS-JP, KPS akan menghimpun pengaduan itu dan menerapkan proses yang

2l Apabila hasil evaluasi dinyatakan kurang memadai, dilakukan analisis khusus terhadap faktor penyebab dan . mendapat peringatan akademis Tahap I dengan. nyatakan alasannya dengan jelas.

Untuk pelanggaran etika profesi, pidana, tindak asusila, atau bertindak tidak sopan terhadap sejawat, staf pengajar,

Penghentian pendidikan pada akhir semester II, setelah

Keputusan penghentian peserta didik atas dasar alasan

Setelah hasil penilaian oleh yang berwenang menyatakan

Untuk tidak menutup pengembangan karier yang

Koordinator pendidikan PPDS I dapat memanggil peserta

Apabila alasan penghentian pendidikan karena alasan

Apabila tidak dimungkinkan untuk pengalihan ke PPDS

Standar Sarana dan Prasarana di Rumah Sakit Pendidikan

Program Diklat Doktor SpJP dikelola dengan prinsip: transparan, akuntabel, adil, obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Kelancaran pelaksanaan Program Diklat Doktor SpJP akan selalu menjadi perhatian dalam perencanaan program pendidikan karena pada hakikatnya adalah untuk kepentingan bersama. seluruh unsur, baik di Fakultas Kedokteran maupun Rumah Sakit Pendidikan. Di tingkat fakultas, pelaksanaan program pendidikan kedokteran SpJP dikelola oleh: Ketua dan Sekretaris Tim Koordinasi Pelaksana. Ketua Program Studi (KPS) l) Ciri-ciri jabatan KPS. a) Program pendidikan kedokteran SpJP dipimpin oleh Ketua Program Studi/KPS.

Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular. e) KPS dibantu oleh sekretaris program studi (SPS). pengembangan sistem informasi akademik, . pengembangan database dan telekonferensi'.

Melaksanakan seleksi awal terhadap calon peserta studi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. program pendidikan termasuk penggunaan sumber daya, . infrastruktur dan guru departemen/bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular dan departemen/bagian lain bekerja sama.

Penanggung jawab masalah ketenagaan dan

Tanggung jawab ini akan mencakup perolehan, pengembangan dan pemanfaatan staf pengajar di bidang pendidikan, penelitian, . dan pengabdian kepada masyarakat yang terdaftar pada Program Pendidikan Dokter Spesialis. Apabila program pendidikan dokter SpJP memerlukan modul pendidikan dari departemen/departemen lain, maka harus melibatkan link dengan KPS lain. KPS membuat laporan lengkap setiap semester mengenai perencanaan pemanfaatan tenaga dan fasilitas akademik yang termasuk dalam penyelenggaraan program studi.

Institusi pendidikan kedokteran SpJP secara berkala melakukan pemantauan dan pelaporan pelaksanaan kurikulum, yang hasilnya dijadikan bahan penyempurnaan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Institusi pendidikan kedokteran SpJP mempunyai sistem pembinaan. dan bimbingan bagi siswa yang dikoordinasikan oleh KPS, . dengan tujuan untuk membantu memecahkan masalah tersebut. Dari segi profesionalisme, mahasiswa sebagai anggota muda dibina oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).

Pembiayaan pelatihan profesi dokter SpJP menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan fakultas.

Struktur Pembiayaan

Prinsip penilaian: sahih, terpercaya, edukatif, autentik, obyektif, adil, akuntabel, dan transparan, dilakukan secara terpadu. Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian menurut tahapan pendidikan, mengenai pengetahuan dan keterampilan dalam menegakkan diagnosis, manajemen pasien, keterampilan dalam melakukan prosedur dan sikap/perilaku profesionalisme sesuai dengan ketentuan dalam standar kompetensi dokter SPJP. Mekanisme penilaian dilakukan secara terjadwal berupa ujian semester, ujian kenaikan pangkat, ujian akhir tertulis, ujian lokal, dan ujian nasional.

Prosedur penilaian meliputi tahap perencanaan, pemberian tugas atau soal, penilaian kinerja dan pemberian nilai akhir.

Ujian di tiap modul : tes awal, pertengahan dan akhir pendidik modul

Ujian karya tulis akhir,

Semua penilaian peserta didik diserahkan kepada

Hasil penilaian ujian nasional lisan diumumkan langsung

Evaluasi terhadap proses dan hasil penelitian dilakukan secara terpadu dengan prinsip evaluasi yang mendidik, obyektif, akuntabel dan transparan serta harus memperhatikan kewajaran. dengan standar hasil, isi dan proses yang ditetapkan.

Kedalaman dan keluasan bahan penelitian harus mencakup prinsip-prinsip penerapan, kecanggihan, dan antisipasi kebutuhan di masa depan. Peneliti dituntut menguasai metodologi penelitian yang sesuai dengan ilmu kardiovaskular, serta memahami tingkat kompleksitas dan kedalaman penelitian. Sarana dan Prasarana Penelitian adalah sarana pada lembaga pendidikan kedokteran yang digunakan untuk memfasilitasi penelitian kardiovaskuler, juga digunakan untuk proses pembelajaran dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Sarana dan prasarana penelitian harus...memenuhi baku mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan dan keamanan bagi peneliti, masyarakat, dan lingkungan hidup.

Pendanaan penelitian dapat bersumber dari pemerintah, kerjasama dengan lembaga lain baik di dalam maupun di

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus mengarah pada pemenuhan capaian pembelajaran lulusan dan mematuhi ketentuan/peraturan dalam IPDS-JP. Penilaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara terpadu dengan prinsip penilaian yang paling sedikit memuat unsur-unsur sebagai berikut:

Edukatif - penilaian untuk memotivasi pelaksana agar

Akuntabel - penilaian yang dilaksanakan dengan kriteria

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus diprioritaskan. mutu, yang menjamin keselamatan, kenyamanan, dan keamanan kerja bagi pelaksana, masyarakat, dan lingkungan hidup. Kegiatan pelayanan kepada . Beasiswa harus diselenggarakan secara terarah, terukur dan terprogram serta dinyatakan dalam satuan kredit semester yang dapat diintegrasikan dengan proses pembelajaran klinis di rumah sakit pendidikan. 4l Terciptanya pengayaan pembelajaran dan/atau sumber belajar serta pendewasaan civitas akademika sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

Teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

Perjanjian Kerja Sama Standar untuk Sekolah Kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan Besar, dan Rumah Sakit Jaringan Pendidikan untuk Program Studi Penyakit Kardiovaskular. Utama dan Fakultas Kedokteran dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Kedokteran, Dirjen Rumah Sakit Pendidikan Utama dan Direktur Rumah Sakit Jejaring. Perjanjian kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan sinkronisasi dan harmonisasi guna meningkatkan penyampaian pelayanan, pendidikan dan penelitian di rumah sakit.

Mengembangkan sistem informasi terpadu yang

Ketua merangkap sebagai anggota berasal dari unsur Rumah Sakit Pendidikan;

Tim PMI menyusun sistem penjaminan mutu dan melakukan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan,

Pendidikan Kedokteran mengamanatkan bahwa selama mengikuti proses belajar mengajar, maka peserta program pendidikan kedokteran khusus berhak mengikuti. Rumah Sakit/Jaringan Pendidikan Utama, untuk pelayanan medis yang diberikan sesuai kompetensinya. 2l Model standar pemberian insentif ditentukan oleh manajemen. Rumah Sakit/Jaringan Pengajaran Utama dengan KPS, berdasarkan: .. a) beban mahasiswa sesuai dengan pencapaian kompetensi.

BAB III PENUTUP

Gambar

Tabel  2.1  Matriks Tingkat  Keterampilan  Klinis,  Metode Pembelajaran  dan Metode  Penilaian  untuk  Setiap  Tingkat  Kemampuan
Tabel  2.2  Daftar Jenis  dan  Tingkat  Kompetensi  Keterampilan  Dokter
Tabel  4.  1  Garis Besar  Struktur  Kurikulumlnti  Pendidikan  Dokter
Tabel  4.2.  Modul  dan  Capaian  Kompetensi Keterampilan  dan Pengetahuan
+2

Referensi

Dokumen terkait