• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Kasus Forensik di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2019-2020 sebagai Dasar Pertimbangan Kerjasama Program Pendidikan Dokter Spesialis Forensik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Prevalensi Kasus Forensik di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2019-2020 sebagai Dasar Pertimbangan Kerjasama Program Pendidikan Dokter Spesialis Forensik"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Luaran Penelitian

Target Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengertian Ilmu Kedokteran Forensik
  • Jenis-jenis kasus Forensik
  • Program Pendidikan Dokter Spesialis
  • Kerangka Teori

Dari berbagai macam yang ada, pada prinsipnya Rumah Sakit Pendidikan (“Teaching Hospital”) adalah rumah sakit yang juga digunakan untuk pendidikan kedokteran. Ensiklopedia Wikipedia mendefinisikan rumah sakit pendidikan sebagai rumah sakit yang terkait erat dengan pendidikan dan praktik kedokteran. pendidikan bagi mahasiswa kedokteran, “magang” dan residen atau peserta pendidikan spesialis Mencermati uraian di atas dan berdasarkan fungsi rumah sakit dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan bahwa rumah sakit pendidikan di Indonesia adalah rumah sakit yang merupakan jaringan institusi pendidikan kedokteran dan digunakan sebagai sarana pembelajaran klinik untuk melengkapi modul pendidikan untuk mencapai kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi kedokteran (KEMENKES, 2008).

Peningkatan jumlah mahasiswa, capacity building, keterbatasan fasilitas dan keterbatasan jumlah dan ragam kasus di Rumah Sakit Akademik. Konsep dasarnya adalah setiap lembaga pendidikan kedokteran harus memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi kasus. Oleh karena itu, setiap institusi pendidikan kedokteran harus memiliki minimal satu rumah sakit pendidikan dasar dan jaringan beberapa rumah sakit satelit.

Selain itu, Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau lebih Jaringan Rumah Sakit Afiliasi (Exsilensi) atau Rumah Sakit Umum dengan keunggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran klinis bagi mahasiswanya (KEMENKES, 2008). Untuk pendidikan profesi dokter spesialis, rumah sakit yang digunakan harus masuk dalam salah satu klasifikasi rumah sakit pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran klinik guna mencapai kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi dokter spesialis yang disusun oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Spesialis (KEMENKES). ), 2008). Bisa RS Pendidikan induk, RS Satelit atau RS Khusus Pendidikan yang ditentukan kolegium di luar standar RS Pendidikan yang ada (KEMENKES, 2008).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 512/Menkes/Per/IV/2007, salah satu ketentuan pelaksanaan UU No. 29 tentang Praktik Kedokteran, salah satu pasalnya (Pasal 6(2)) menyatakan bahwa ketentuan rumah sakit menjadi rumah sakit pendidikan, standar rumah sakit pendidikan dan standar rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya sebagai jaringan pendidikan ditetapkan dengan keputusan Menteri Kesehatan berdasarkan standar rumah sakit sebagai rumah sakit pendidikan. Excellence) dan satelit sangat dibutuhkan mengingat semakin bertambahnya jumlah institusi pendidikan kedokteran dan bertambahnya jumlah mahasiswa, serta terbatasnya jumlah dan ragam kasus serta ketersediaan sarana prasarana pendidikan dan alat kesehatan (KEMENKES, 2008).

Gambar 2.1 Kerangka teori
Gambar 2.1 Kerangka teori

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kerangka Konsep

Penelitian ini dilakukan di Fasilitas Forensik Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Jl.A.Yani no. 1A Langsa Kota. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kasus forensik di RSUD Langsa selama periode Januari 2019 sampai dengan Desember 2020. Pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada teknik whole sampling yaitu seluruh kasus forensik di RSUD Langsa inklusi dan kriteria pengecualian.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari hasil Visum et Repertum di RSUD Langsa. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan sumber informasi yang diperoleh dari Visum et Repertum RSUD Langsa periode Januari 2019 sampai dengan Desember 2020. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Kedokteran Forensik RSUD Langsa Jl .A.Yani no. 1A.

PENERBITAN KASUS RETENSI DI RSU LANGSA TAHUN 2019-2020 SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN DALAM KERJASAMA DALAM PROGRAM PENDIDIKAN. Tujuan penyusunan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi kasus forensik di RSUD Langsa tahun 2019-2020. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah: Bagaimana prevalensi kasus forensik di RSUD Langsa.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik total sampling yaitu semua kasus forensik di RSUD Langsa tahun 2019-2020. IKF dipimpin oleh ahli forensik dan forensik, serta dosen luar biasa di FKUSU, yang telah memberikan informasi sebelumnya (survei pendahuluan) bahwa banyak kasus forensik yang ditangani di Fasilitas Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, khususnya Kasus Klinis Forensik .

Definisi Operasional

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Lokasi Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

  • Populasi enelitian
  • Sampel Penelitian
  • Teknik Penarikan Sampel
  • Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Metode Pengumpulan Data

  • Data Sekunder
  • Alur Penelitian

Metode Analisis Data

Lokasi ini dipilih mengingat RS Langsa tidak jauh dari kota Medan, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dalam waktu sekitar 4-5 jam. ahli forensik dan forensik serta dosen luar biasa di FKUSU yang telah memberikan informasi sebelumnya (survey pendahuluan) bahwa kasus forensik ditangani di Fasilitas Kedokteran Forensik RSUD Langsa, banyak kasus terutama kasus forensik klinis, sehingga ada nuansa untuk membangun program kerjasama pendidikan dokter spesialis forensik di RSUD Langsa, namun sebelum sampai pada tahap ini, dirasa perlu dilakukan penelitian terhadap prevalensi kasus hukum medikolegal yang dirawat di RSUD Langsa beberapa tahun yang lalu untuk melihat bagaimana Besarnya jumlah dan ragam kasus forensik yang ditangani akan dijadikan bahan kajian kerjasama yang ditargetkan dalam program pendidikan dokter spesialis hukum. Jumlah korban yang dirawat di RSUD berdasarkan jumlah visum et repertum yang memenuhi kriteria penelitian adalah 295 kasus dengan 4 jenis variasi kasus. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kasus di RSUD Langsa tahun 2019-2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Dari Tabel 6.2 terlihat bahwa dari 151 kasus kecelakaan lalu lintas periode 2019-2020 di RSUD Langsa, terdapat 105 kasus (69,5%) korban laki-laki, sedangkan 46 kasus perempuan (30,5%) Dari Tabel 6.3 Terlihat dari 91 kasus penganiayaan selama periode 2019-2020 di RSUD Langsa, korban laki-laki menempati posisi tertinggi dengan 57 kasus (56,0%), sedangkan perempuan 34 kasus (37,4). Tabel 6.4) dapat dilihat bahwa dari 17 kasus KDRT periode 2019-2020 di RSUD Langsa, terdapat 14 kasus (82,4%) korban perempuan, sedangkan korban laki-laki ada 3 (17,6%). .

Dari tabel 6.6 terlihat bahwa dari 27 kasus prostitusi selama periode 2019-2020 di RSUD Langsa, 26 kasus (96,3%) adalah korban perempuan, sedangkan 1 kasus adalah laki-laki (3,7). Tabel 6.7 menunjukkan bahwa dari 3 kasus sodomi dalam kurun waktu satu tahun di RSUD Langsa, terdapat 3 kasus yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki.Berdasarkan data penelitian dari 295 kasus dengan empat variasi kasus medikolegal yang dirawat di RSUD Langsa tahun 2019- Tahun 2020 ditemukan kasus kecelakaan lalu lintas terbanyak yaitu 151 kasus dengan korban terbanyak laki-laki, data ini cukup banyak dibandingkan dengan kasus kecelakaan lalu lintas yang dirawat di RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Syakti Nasution dan kawan-kawan berdasarkan data tahun pengabdian 2011-2013 selama tiga tahun dengan jumlah 184 kasus.

Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik pemerintah kota Langsa yang menjadi rumah sakit rujukan bagi puskesmas di sekitarnya. Kasus asusila, korban terbanyak adalah perempuan, usia 11-20 tahun, dengan luka ringan Kasus sodomi, korban terbanyak adalah laki-laki, usia <11 tahun, dengan luka ringan.

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Anggaran Biaya

Jadwal Penelitian

Dari tabel 6.5 terlihat bahwa dari 6 kasus perkosaan selama beberapa tahun di RSUD Langsa, korbannya perempuan semua, karena di Indonesia tidak diketahui ada korban perkosaan laki-laki, sesuai Pasal 285 UU No. KUHP menyatakan: “Barangsiapa menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap seorang perempuan yang bersetubuh dengannya di luar perkawinan dipidana karena pemerkosaan dengan pidana penjara paling lama 12 tahun”. Sedangkan frekuensi penganiayaan berdasarkan karakteristik derajat kerugian yang dialami oleh korban, terdapat kelompok dengan derajat yang paling tinggi. Sebagian besar korban adalah laki-laki, baik di RSUD Langsa maupun di RS Dr.Mohammad Hoesin Palembang, hal ini dapat dimaklumi karena laki-laki lebih banyak bekerja di luar rumah dibandingkan perempuan yang kebanyakan bekerja di dalam rumah, sehingga resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas lebih tinggi. pada anak laki-laki.

Terdapat 91 kasus penyerangan dalam penelitian ini dengan bentuk kekerasan yang berbeda-beda, data ini menunjukkan jumlah yang sedikit jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tymothy Gershon Situmorang dengan judul “Prevalensi Trauma Mekanik pada Korban Hidup di RSUD DR.R.M Djoelham Binjai Tahun 2019”, dengan sebanyak 141 kasus dalam satu tahun. Berdasarkan data penelitian dari 295 kasus dengan empat variasi kasus forensik yang dirawat di RSUD Langsa tahun 2019-2020, ditemukan kasus kecelakaan lalu lintas yang menjadi kasus terbanyak yaitu 151 kasus, dimana sebagian besar korbannya adalah laki-laki. Data ini jumlahnya cukup besar dibandingkan dengan kecelakaan lalu lintas yang ditangani di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Syakti Nasution dan kawan-kawan berdasarkan data tahun bakti 2011-2013 selama tiga tahun dengan jumlah 184 kasus. Terdapat 91 kasus penyerangan dalam penelitian ini dengan bentuk kekerasan yang berbeda-beda, data ini menunjukkan jumlah yang sedikit jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tymothy Gershon Situmorang dengan judul “Prevalensi Trauma Mekanik pada Korban Hidup di RSUD DR.R.M Djoelham Binjai Tahun 2019”, dengan sebanyak 141 kasus dalam satu tahun.

Table 6.1 Distribusi frekuensi kasus forensic yang ditangani di RSUD Langsa tahun 2019-2020
Table 6.1 Distribusi frekuensi kasus forensic yang ditangani di RSUD Langsa tahun 2019-2020

HASIL PENELITIAN

PEMBAHASAN

Terdapat 36 kasus kejahatan seksual dalam penelitian ini, jumlah tersebut cukup kecil dibandingkan dengan kasus yang ditangani di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado selama periode Januari 2017-Desember 2019 (3​​​​​​​​ berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aditya P dan kawan-kawan pada tahun 2020. Terdapat 17 kasus kekerasan dalam rumah tangga dalam penelitian ini. Para peneliti tidak menemukan penelitian yang berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga. Jadi menurut peneliti, sebenarnya kasus KDRT di Kota Langsa sebenarnya cukup banyak, karena kasus KDRT ini mengikuti pola fenomena gunung es, dimana untuk setiap kasus yang dilaporkan ke polisi sebenarnya ada sepuluh kasus. kasus yang tidak dilaporkan karena berbagai alasan, seperti malu, menunjukkan aib keluarga, dll.

KESIMPULAN DAN SARAN

  • Kesimpulan
  • Saran
  • Format Justifikasi Anggaran
  • Format susunan organisasi Tim Peneliti
  • Biodata Ketua Peneliti
  • Biodata Anggota Peneliti
  • Surat Ijin Penelitian
  • Surat Persetujuan Komite Etik
  • Power Point Seminar Laporan Akhir Penelitian
  • Daftar Hadir Seminar Hasil Akhir Penelitian
  • Foto Kegiatan Seminar Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prevalensi kasus forensik tahun 2019 sampai dengan tahun 2020. RSUD Langsa menangani kasus forensik sebanyak 295 kasus dengan berbagai kasus yaitu kecelakaan lalu lintas 151 kasus (51,2%) dan kasus terbanyak yang ditangani. Dalam kecelakaan lalu lintas, mayoritas korban adalah laki-laki berusia antara 11 dan 20 tahun, dengan luka fisik sedang. Berdasarkan jumlah dan ragam kasus di atas, maka peneliti menyarankan agar RSUD Langsa dipertimbangkan sebagai program pelatihan spesialis forensik.

Foto copy  dokumen  100  200  20.000
Foto copy dokumen 100 200 20.000

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka teori
Gambar 2.2 Kerangka konsep
Tabel 5.2 Format Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian .
Table 6.1 Distribusi frekuensi kasus forensic yang ditangani di RSUD Langsa tahun 2019-2020
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

iii Ahmad Yani, Universitas Tanjungpura, Indonesia Masrukan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Sugiatno, Universitas Tanjungpura, Indonesia Ariyadi Wijaya, Universitas Negeri