PERBAIKAN KUALITAS PRODUKSI KARTON BOX MENGGUNAKAN METODE NEW SEVENTOOLS
DI PT WINDU SELARAS LESTARI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Industri
Disusun Oleh : Kris Muhammad Hajir
1970031165
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA
2023
KATA MUTIARA
“Kamu tidak harus menunggu baik dulu baru berubah, tetapi berubahlah dari sekarang dan ALLAH akan membantu kamu untuk perbaiki diri kamu”
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada ALLAH, niscaya ALLAH menjadikan baginya kemudahan dalam urusan nya”
(Q.S At- Talaq: 4)
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan, niscaya dia akan melihat balasan nya”
(Q.S Al-Zalzalah: 7)
ii
Laporan Tugas Akhir ini telah dibuat oleh:
Nama : Kris Muhammad Hajir
Nim : 1970031165
Program Studi : Teknik Industri
Judul :PERBAIKAN KUALITAS PRODUKSI KARTON
BOX MENGGUNAKAN METODE NEW SEVENTOOLS DI PT WINDU SELARAS LESTARI Telah diperiksa dan disetujui berdasarkan sidang Tugas Akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik:
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
Ir. Vera Nova Lumbanraja,MT Hendro Susiyanto,ST,MT
NIDN : 0302116203 NIDN : 0305057205
Mengetahui:
Ketua Program Studi
Ir. Florida Butarbutar,MT NIDN : 0310056507
iii
iv
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan tugas akhir dengan judul “PERBAIKAN KUALITAS PRODUKSI KARTON BOX MENGGUNAKAN NEW SEVENTOOLS (STUDI KASUS PT WINDU SELARAS LESTARI)”. Merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan turunan atau duplikasi dari hasil karya orang lain di lingkungan Fakultas Teknik UNKRIS dan lembaga lain, selain sumber informasi yang dicantumkan sebagai daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terjadi kekeliruan, maka saya menanggung segala akibatnya, yaitu pembatalan laporan proyek akhir saya.
Oleh karena itu surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk diperiksa serta dipertanggung jawabkan
Jakarta, Juni 2023
Kris Muhammad Hajir
v
ABSTRAK
PT Windu Selaras Lestari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan produksi Karton Box . Pada proses produksi ini banyak kesalahan data cacat yaitu sobek , mepet , penyek dan lem melupas sebanyak 46.493 pcs dalam 1 tahun, adapun faktor cacat tersebut di akibatkan oleh man , methode dan machine.
Di perusahaan persentase produk cacat naik setiap bulan yaitu rata rata sebesar 2 % sedangkan perusahaan menetapkan batas maksimum cacat adalah sebesar 10% .
Adapun metode untuk upaya mengatasi cacat tersebut bisa menggunakan metode New 7 Tool. New 7 tools digunakan untuk mengidentifikasi cacat yang ada serta memberikan usulan perbaikan . Usulan perbaikan yang diberikan yaitu , dengan memberikan pengawasan pada metode kerja serta pemeliharaan pada setiap mesin proses produksi . memberikan pengawasan pada metode ini agar operator bisa menjalankan proses produksi dengan baik dan mendapatkan kualitas yang di inginkan , serta pemeliharaan pada mesin yang baik bisa memberikan kenyamanan pada setiap operator pada saat menjalankan proses produksi .
Adapun hasil dari penelitian serta perbaikan ini yaitu setelah di temukan nya jenis dan jumlah cacat pada produksi karton box yaitu Sobek, mepet , krepek dan lem melupas , serta telah di ketahui faktor penyebab dari cacat tersebut, maka jumlah produk cacat menjadi menurun menjadi 5%.
Kata kunci : Kualitas, Jumlah cacat, jenis cacat , New seventoolsdan perbaikan
vi
PT Windu Selaras Lestari is a company engaged in the production of cardboard boxes. In this production process, there were errors such as the number of defective products, namely torn, pressed, crepe and 46,493 pieces of laminated glue, while the defective factors were caused by man, method and machine. In the company, the percentage of defective products increases every month, while the company sets a maximum defect limit of 10%.
As for efforts to overcome these defects, you can use the New 7 Tools of quality method. New 7 quality tools are used to identify existing defects and provide suggestions for improvements. the proposed improvements are given, namely, by providing oversight of work methods and maintenance of each machine in the production process. provide supervision on this method so that operators can carry out the production process properly and get the desired quality, as well as good machine maintenance can provide comfort to each operator when carrying out the production process.
The results of this research and improvement are that the type and number of defects in the cardboard box production have been found, and the causative factors of these defects have been identified.
Keywords: quality, number of defects, types of defects, New seventools and repairs
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat sehat wal afiat serta rahmat dan karunian nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ Perbaikan Kualitas Produksi Karton Bon Menggunakan Metode New Seventools di PT Windu Selaras Lestari ( Studi Kasus PT Windu Selaras Lestari ).
Penulis menyadari bahwa bimbingan dan dorongan dari semua pihak , maka penulis tidak akan lancar dan berakhir dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini. Maka dari itu ijinkan penulis untuk memberikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Ir. Vera Nova Lumbanraja, MT. selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Hendro Susiyanto, S.T, M.T selaku dosen pembimbing 2 yang telah membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
3. Ibu Ir. Florida Butarbutar M.T selaku ketua prodi fakultas Teknik Industri Universitas Krisnadwipayana .
4. Bapak Dr. Harjono Padmono Putro, S.T , M.Kom selaku Dekan Fakultas Teknik
5. Kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen Teknik Industri Universitas Krinadwipayana
6. Bapak Yudi selaku pembimbing di PT. Windu Selaras Lestari viii
semangat serta doa.
8. Kepada sahabat sahabat saya Grup Pletas Jaya dan sahabat rumah saya yang telah memberikan dukungan support dan doa nya.
9. Kepada saudara saudara saya yang telah memberikan dukungan semangat dan doa .
Banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna , untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan dan membangun semangat untuk menjadi bahan evaluasi penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih , semoga laporan Tugas Akhir inih bisa bermanfaat .
Jakarta, 29 Juni 2023
Kris Muhammad Hajir 1970031165
ix
DAFTAR ISI
KATA MUTIARA...ii
LEMBAR PENGESAHAN...iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR...v
ABSTRAK...vi
ABSTRACT...vii
KATA PENGANTAR...viii
DAFTAR ISI...x
DAFTAR GAMBAR...xiv
DAFTAR TABEL...xvi
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Identifikasi Masalah...2
1.3 Rumusan Masalah...2
1.4 Tujuan Penelitian...2
1.5 Manfaat Penelitian...3
1.6 Batasan Masalah...4
1.7 Hipotesis Penelitian...4
1.8 Metodologi Penelitian...4
1.8.1 Flowchart Pemecahan Masalah...5 x
1.9 Sistematika penulisan...8
BAB II LANDASAN TEORI...10
2.1 Pengendalian kualitas...10
2.2 Definisi kualitas...11
2.3 Tujuan pengendalian kualitas...13
2.4 Langkah langkah pengendalian kualitas...13
2.5 7 Alat perbaikan kualitas ( seveentools )...17
1. Check sheet...18
2. Diagram pareto...19
3. Stratifikasi...20
4. Histogram...21
5. Scatter diagram...21
6. Control chart...22
7. Diagram fishbone...25
2.6 New Seventools...26
1. Affinity diagram...27
2. Interrelationship Diagram...27
3. Tree Diagram...28
4. Matrix Diagram...29
5. Analisis Diagram Matrix...30 xi
6. Activity Network Diagram...30
7. Process Decision Program Chart (PDPC)...31
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA...35
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan...35
3.1.1 Visi dan Misi Perusahaan...38
3.1.2 Alamat dan Lokasi Perusahaan...38
3.1.3 Jam Kerja...40
3.1.4 Mesin Produksi...41
3.1.5 Produk PT Windu Selaras Lestari...42
3.1.6 Struktur Organisasi...47
3.2 Pengumpulan Data...48
3.3 Check Sheet...50
13.4 Diagram Pareto...50
3.5 Pengolahan Data...33
3.5.1 Affinity Diagram...34
3.5.2 Interrelantionship Diagram...35
3.5.3 Tree Diagram...36
3.5.4 Matrix Diagram...37
3.5.5 Matrix Data Analis...38
3.5.6 Activity Network Diagram...39
3.5.7 Proses Decision Program Chart (PDPC)...40 xii
4.1 Hasil Pengumpulan Data...34
4.2 Analisa Affinity Diagram...60
4.3 Analisa Interrelationship Diagram...60
4.4 Analisa Tree Diagram...61
4.5 Analisa Matrix Diagram...61
4.6 Analisa Matrix Data Analis...62
4.7 Analisa Activity Network Diagram...62
4.8 Analisa PDPC...63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...65
DAFTAR PUSTAKA...65 LAMPIRAN……….
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Flow Chart………
Gambar 2.1 Diagram Pareto...20
Gambar 2.2 Histogram...21
Gambar 2.3 Scatter Diagram...22
Gambar 2.4 Control Chart...25
Gambar 2.5 Diagram Fishbone...26
Gambar 2.6 Affinity Diagram...27
Gambar 2.7 Interrelationship Diagram...28
Gambar 2.8 Tree Diagram...28
Gambar 2.9 Matrix Diagram...29
Gambar 2.10 Analisis Diagram Matrix...30
Gambar 2.11 Activity Network Diagram...31
Gambar 2.12 PDPC...31Y Gambar 3.1 Alamat & Lokasi Perusahaan...39
Gambar 3.2 PT. Windu Selaras Lestari...39
Gambar 3.3 Mesin Long Way...41
Gambar 3.4 Mesin Slitter...42
Gambar 3.5 Box A1...43
Gambar 3.6 Die Cut...43
Gambar 3.7 Papper Pallet...44
Gambar 3.8 Partisi Box...45
Gambar 3.9 Edge Protector...45
Gambar 3.10 Honeycomb Board...46 xiv
Gambar 3.12 Diagram Pareto...51
Gambar 3.13 Affinity Diagram...34
Gambar 3.14 Interrelationship Diagram...35
Gambar 3.15 Tree Diagram...36
Gambar 3.16 Matrix Data Analis...38
Gambar 3.17 PDPC...40
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Check Sheet...19
Tabel 2.2 Stratifikasi...20
Tabel 3.1 Check Sheet...50
Tabel 3.2 Matrix Diagram...37
Tabel 3.3 Activity Network Diagram...39
Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data Check Sheet...34
xvi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produk kemasan dengan berbahan dasar kertas saat ini sedang diminati oleh banyak kalangan selain harga bahan baku yang lebih murah, bahan baku kertas juga sangat ringan dalam penggunaannya sehingga banyak industri yang menggunakan kemasan berbahan dasar kertas diantaranya kemasan makanan, kemasan produk sparepat otomotif, produk elektronik, produk furniture, hingga produk alat kesehatan sekalipun.
Yang bernotabene menggunakan kemasan yang ramah lingkungan dan mudah di daur ulang. Hal ini berbanding terbalik dengan kemasan yang berbahan dasar plastik yang butuh ratusan tahun untuk dapat terurai oleh tanah.
PT Windu Selaras Lestari memiliki 6 jenis produk yang dihasilkan yaitu Karton box A1 , Die Cut , Paper pallet , Partisi Box , Edge protector dan Honeycomb board . Dari banyaknya jenis karton box yang di produksi , produk yang sering mengalami kecacatan yaitu Die Cut . Adapun jumlah cacat yang terjadi pada saat 1 tahun penelitian ini berjumlah 46.493 pcs . dengan berbagai macam cacat di antara nya Sobek 14.789 Krepek 12.784 Mepet 11.250 & Lem Laminasi 7.670 . cacat ini disebabkan oleh adanya metode yang salah dan operator yang kurang teliti. maka dari itu peneliti ini memfokuskan pe pada proses pembuatan karton box jenis Die Cut , agar dapat mengidentifikasi faktor – faktor penyebab cacat pada proses tersebut.
1
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka identifikasi masalah yang didapat antara lain ::
1. Terdapat cacat produk pada produksi karton box
2. Adanya faktor penyebab cacat produk pada produksi karton box 3. Belum adanya perbaikan pada produksi karton box
1.3 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas maka terdapat 3 permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini :
1. Apa saja jenis & jumlah cacat prooduk pada produksi karton box 2. Apa saja faktor penyebab cacat pada produksi karton box
3. Bagaimana cara untuk memperbaiki cacat pada produksi karton box 1.4 Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian yang didapat yaitu :
1. Untuk mencari jenis dan jumlah cacat pada produksi karton box
2. Untuk mencari faktor penyebab terjadinya cacat pada produksi karton box 3. Untuk menentukan perbaikan pada produksi karton box
1.5 Manfaat Penelitian
Dari adanya penelitian inih di harapkan bisa memberikan manfaat kepada semua pihak . Yaitu perusahaan , mahasiswa & universitas . Di antara nya adalah : 1. Bagi Peneliti
a. Mahasiswa mampu mencari faktor penyebab cacat produksi pada pt tersebut dan dapat mengidentifikasi faktor – faktor penyebab terjadinya cacat pada proses produksi
b. Mahasiswa mampu memberikan suatu perbaikan dengan metode New Seventools 2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi pihak perusahaan untuk dapat mengetahui seberapa besar cara kerja karyawan untuk bisa menghasilkan produk yang berkualitas bagi perusahaan dan karyawan.
3. Bagi Universitas
a. Penelitian dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang kegiatan kontrol kualitas produksi Fakultas Teknik Unkris
b. Kajian tersebut dapat dijadikan sebagai tambahan literatur atau sumber referensi
4
1.6 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – Mei 2023
2. Penelitian dilakukan pada area produksi Inner Box PT Windu selaras lestari 3. Penelitian inih dilakukan untuk melakukan perbaikan kualitas pada setiap proses
produksi Inner Box dengan memakai metode New Seventools
1.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan metode penelitian di atas , maka hipotesis yang akan di ajukan pada penelitian kami adalah :
H0 : Dengan metode New Seventools dapat memperbaiki kualitas produk H1 : Dengan metode New Seventools tidak dapat memperbaiki kualitas produk 1.8 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian menjadi langkah dalam menyusun Laporan Tugas Akhir. Untuk mempermudah memulai penelitian, terdapat Flowchart yaitu sebagai berikut :
LATAR BELAKANG MASALAH
STUDI PUSTAKA STUDI LAPANGAN
1.8.1 Flowchart Pemecahan Masalah
Tidak
Gambar 1.1 Flow Chart
PENGUJIAN DATA -UJI Kecukupan Data - Uji Keseragaman
-UJI KECUKUPAN
Ya
PENGOLAHAN DATA
Affinity Diagram
Interrelationship Diagram Tree Diagram
Matrix Diagram Analisis Diagram Matrix Activity Network Diagram PDPC
PENGUMPULAN DATA
pengumpulan data jenis – jenis cacat pengumpulan data cacat
TUJUAN PENELITIAN
Mulai
IDENTIFIKASI MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Analisis Hasil Pengolahan Data
Kesimpulan Dan Saran
Selesai
6
1.8.2 Filosofi alur pemecahan masalah
Berikut merupakan penjelasan mengenai proses penyelesaian masalah yang akan diteliti dari awal penelitian hingga akhir 1. Studi Lapangan
Studi dilakukan di PT. Windu Selaras Lestari , studi lapangan yang dilakukan adalah melakukan pengambilan data pada setiap elemen produksi produk Karton box
2. Studi Literatur
Studi ini memiliki tujuan untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini akan menggali berbagai teori dan konsep yang relevan. Sumber- sumber utama yang akan digunakan adalah buku-buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang telah diidentifikasi sebagai berisi informasi yang diperlukan
.3. Latar Belakang
Banyaknya produk cacat pada proses pembuatan karton box dan mengakibatkan kualitas produksi menurun.
4. Identifikasi Masalah
Bagian dari proses penelitian yang dapat dipahami sebagai upaya mencari saran untuk meningkatkan kualitas produksi karton box
5. Rumusan Masalah
Pada tahap ini, masalah yang teridentifikasi diolah untuk memberikan informasi tentang apa yang menyebabkan adanya reject dan apa saja dampak setelah dilakukan perbaikan.
6. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mencari jenis dan jumlah cacat pada produksi karton box dan bagaimana cara menemukan faktor penyebab cacat serta bagaimana cara memperbaiki nya . 7. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi-informasi yang akan dibutuhkan seperti profile perusahaan, hasil produksi, dan data barang reject.
8. Pengolahan Data
Proses untuk mengartikan data-data di lapangan dan mengolahnya sesuai dengan tujuan, rancangan dan juga sifat penelitian serta kebutuhan pengambilan keputusan dengan menggunakan metode New Seventools
9. Analisa Hasil Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan analisis terkait hasil-hasil yang didapatkan pada tahap pengolahan data. Analisis ini untuk
8
menemukan masalah yang terjadi dan mendapatkan solusi yang nantinya akan digunakan untuk usulan perbaikan
10. Kesimpulan dan Saran
Dalam tahap ini, penting untuk menghubungkan hasil penelitian dengan tujuan awal studi, yaitu mengatasi permasalahan yang ada. Kesimpulan harus menggambarkan bagaimana temuan- temuan tersebut relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi, serta bagaimana usulan perbaikan dan solusi yang dihasilkan dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut..
1.9 Sistematika penulisan :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat dari penelitian, metedologi penelitian dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori mengenai metode yang berkaitan dengan New Seventools sebagai landasan pembahasan dalam masalah penelitian.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan mengenai pengumpulan dan pengolahan data serta perhitungan data yang didapat sehingga hasil data tersebut dapat ditentukan untuk mengetahui
masalah yang timbul dan dari masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
BAB IV ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
Bab ini merupakan bagian penting dari laporan penelitian, di mana analisis hasil pengolahan data yang diperoleh selama penelitian akan disajikan secara rinci. Selain itu, bab ini pula akan diajukan usulan perbaikan untuk sistem kerja yang mungkin dapat dilakukan oleh perusahaan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan sebagai titik akhir dari laporan penelitian, di mana hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan secara komprehensif. Simpulan dari hasil penelitian tersebut mencakup temuan-temuan utama yang telah diidentifikasi selama proses penelitian. Selain itu, bab ini juga memberikan saran-saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk langkah-langkah perbaikan di masa mendatang..
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengendalian kualitas
Agar dapat bersaing dengan pesaing, suatu perusahaan harus memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya, dan pengendalian mutu merupakan proses yang sangat penting dimana suatu perusahaan berusaha untuk bersaing di pasar dengan para pesaingnya. Kontrol kualitas adalah serangkaian tindakan yang diambil untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan oleh perusahaan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Hal ini berdampak langsung pada reputasi perusahaan, kepuasan pelanggan dan pada akhirnya kelangsungan bisnis.
Pengendalian kualitas adalah pendekatan yang melibatkan penggunaan berbagai teknik dan aktivitas untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas produk atau layanan (Attaqwa et al 2021). Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi atau melampaui standar yang ditetapkan, sehingga memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan.
Proses kontrol kualitas melibatkan pemantauan terus menerus, pengukuran, analisis data, mengidentifikasi penyimpangan, dan mengambil tindakan perbaikan atau pencegahan sesuai kebutuhan. Berfokus pada peningkatan berkelanjutan, pengendalian kualitas memiliki peran yang penting guna meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya dan membangun reputasi yang baik bagi perusahaan.
Selanjutnya menurut Audina et al(2020) Pengendalian kualitas adalah proses untuk mengukur output relatif terhadap suatu standar produk, dan melakukan tindakan korektif jika ada output yang tidak memenuhi standar. Adapun menurut Ginting et
10
al(2020) “Pengendalian kualitas adalah suatu sistem yang melibatkan verifikasi dan pemeliharaan tingkat atau derajat mutu yang diinginkan pada produk atau proses.
Pendekatan ini melibatkan perencanaan yang teliti, penggunaan peralatan yang sesuai, serta pelaksanaan pengujian yang relevan dan efisien. Pengendalian kualitas adalah proses untuk memastikan produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Ini melibatkan lebih dari sekadar pengujian akhir atau menentukan apakah produk baik atau buruk. (Chandra et al., 2022)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengendalian mutu adalah kegiatan yang melibatkan pengawasan dan tindakan perbaikan untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Proses ini mencakup pengukuran, pengawasan, analisis data, dan tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjaga kualitas produk atau layanan sejalan dengan harapan pelanggan dan standar internal perusahaan.
Dengan cara ini, organisasi dapat memastikan bahwa produk atau layanan yang mereka tawarkan memenuhi standar tertinggi dan membangun reputasi yang baik di pasar.
2.2 Definisi kualitas
Kualitas didefinisikan sangat luas dan bervariasi di antara para ahli, Penting untuk diingat bahwa persepsi kualitas dapat bervariasi di antara berbagai kelompok pelanggan atau pengguna, dan juga dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, perusahaan harus senantiasa berupaya memahami preferensi dan harapan pelanggan mereka untuk dapat menghasilkan produk atau layanan yang memuaskan dan memberikan nilai tambah. Menurut Goetsch dan Davis (1994) yang dikutip oleh
12
Tjiptono (2012:152), Kualitas dapat diartikan sebagai kondisi atau karakteristik yang berkaitan dengan berbagai aspek, seperti produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Dalam konteks ini, kualitas berkaitan dengan sejauh mana sesuatu memenuhi atau bahkan melampaui harapan yang telah ditetapkan. Disisi lain menurut Prawirosentono (2002), Kualitas produk adalah karakteristik fisik dan fungsional dari suatu produk yang mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Ini mencakup sejumlah faktor yang mempengaruhi seberapa baik suatu produk guna memenuhi standar yang diharapkan oleh pelanggan. Dalam lingkungan operasi yang kompetitif, penting bagi perusahaan untuk memiliki kemampuan yang kuat untuk menanggapi dan memahami kebutuhan pelanggan. (Runtuwarouw et al., 2022)
Menurut Herjanto (2006:430) Peta kendali adalah alat statistik yang digunakan untuk memonitor dan mengontrol proses atau kualitas produksi dengan cara membandingkan data pengukuran aktual dengan batas kendali yang telah ditetapkan.
Hal ini membantu dalam mengidentifikasi penyimpangan atau variasi dari suatu proses atau karakteristik tertentu. Untuk membantu mendeteksi menetapkan batas kendali, digunakan cara sebagai berikut :
1. Batas Kendali Atas (Upper Control Limit, UCL): Ini adalah garis batas atas pada peta kendali yang menunjukkan batas toleransi atas hasil pengukuran. Jika data sampel melewati batas ini, itu mungkin mengindikasikan adanya penyimpangan atau variasi yang signifikan dalam proses.
2. Garis Pusat atau Garis Tengah (Central Line): Ini adalah garis tengah yang mewakili rata-rata atau target karakteristik yang diukur. Garis ini memungkinkan untuk melihat apakah proses berjalan di sekitar target yang diinginkan
3. Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit, LCL): Ini adalah garis batas bawah pada peta kendali yang menunjukkan batas toleransi bawah hasil pengukuran.
Seperti UCL, melewati batas ini juga dapat menunjukkan penyimpangan atau variasi yang signifikan dalam proses. (Somadi et al., 2020)
2.3 Tujuan pengendalian kualitas
Tujuan dari kontrol kualitas yaitu agar dengan cepat menentukan penyebab dari perubahan proses yang tidak diinginkan atau serupa sebagai akibatnya penyelidikan proses dan tindakan korektif bisa dilakukan sebelum terlalu banyak produk yang tidak sesuai diproduksi. (Montgomery D.C. 1990) (Suprianto, 2016). Tujuan dari pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (2008:299) adalah:
1. Produksi Sesuai Standar Kualitas yang Ditetapkan: Tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Hal ini mencakup pengendalian karakteristik dan fitur produk agar memenuhi ekspektasi pelanggan dan persyaratan yang telah ditetapkan.
2. Pertahankan Biaya Percobaan Serendah Mungkin: Pengendalian kualitas juga berhubungan dengan upaya untuk mengurangi biaya uji coba atau percobaan dalam pengembangan produk. Dengan melakukan uji coba yang efisien dan tepat sasaran, perusahaan dapat menghindari pemborosan biaya dan sumber daya yang tidak perlu.
3. Pastikan Biaya Desain Produk dan Proses Serendah Mungkin: Tujuan ini berfokus pada optimalisasi biaya dalam tahap desain produk dan proses produksi. Dengan
14
mempertimbangkan faktor kualitas sejak awal dalam desain, perusahaan dapat menghindari biaya yang tinggi yang mungkin muncul akibat perubahan desain yang diperlukan..
4. Menjaga Biaya Produksi Serendah Mungkin: Meskipun fokus pada kualitas, tujuan ini juga menggarisbawahi pentingnya efisiensi dalam biaya produksi secara keseluruhan. Dengan memastikan kualitas yang konsisten, perusahaan dapat menghindari biaya yang mungkin timbul akibat cacat produksi atau perbaikan yang berulang.
2.4 Langkah langkah pengendalian kualitas
Kontrol kualitas yang efektif harus menjadi proses yang berkelanjutan dan terkait erat dengan perbaikan berkelanjutan. Proses PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang diperkenalkan oleh W. Edwards Deming merupakan pendekatan yang sangat relevan dalam hal ini. PDCA adalah siklus perbaikan berkelanjutan yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk pengendalian kualitas. Siklus PDCA adalah pendekatan yang fleksibel dan dapat diulang-ulang. Dengan menerapkan siklus ini secara teratur, organisasi dapat mencapai perbaikan berkelanjutan dan mengoptimalkan proses, produk, atau sistem mereka. Hal ini berkontribusi pada upaya untuk mencapai tingkat kualitas yang lebih tinggi dan memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap langkah dalam siklus PDCA:
a. Plan (Rencana): Langkah pertama melibatkan merencanakan perubahan atau peningkatan. Di sini, dilakukan identifikasi masalah atau peluang, mengumpulkan data, dan merencanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rencana ini harus terinci, termasuk tujuan
yang jelas, metode pengukuran, serta langkah-langkah konkret yang akan diambil..
b. Do (Lakukan): Setelah merencanakan, langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut. Ini melibatkan implementasi tindakan yang telah direncanakan dalam langkah pertama. Pada tahap ini data yang dikumpulkan lebih lanjut dan mengamati bagaimana perubahan tersebut memengaruhi proses atau produk.
c. Check (Periksa): Setelah tindakan dilakukan, tahap periksa melibatkan evaluasi hasil dan membandingkan data yang dikumpulkan dengan tujuan yang ditetapkan dalam langkah pertama. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menilai efektivitas perubahan dan apakah target telah tercapai.
d. Melakukan tindakan penyesuaian (action). Tindakan penyesuaian merupakan langkah kritis dalam proses pengendalian kualitas yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi dan meningkatkan proses atau produk. Tindakan penyesuaian bertujuan untuk memastikan bahwa perbaikan dilakukan dengan cara yang sistematis dan berkelanjutan. Ini membantu perusahaan untuk menghadapi perubahan dan tantangan dalam bisnis dengan respons yang cepat dan efektif.
Pada saat melakukan kegiatan pengendalian mutu, GKM (Gugus Kendali Mutu) untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah kualitas. Hal ini sering digunakan dalam upaya perbaikan berkelanjutan dalam konteks pengendalian kualitas. Berikut adalah delapan langkah tersebut:
a. Pemahaman Terhadap Masalah: Langkah pertama adalah memahami masalah atau tantangan yang dihadapi. Memahami kebutuhan dalam meningkatkan kualitas adalah agar manajemen memahami dengan jelas kebutuhan untuk
16
meningkatkan kualitas. Peningkatan kualitas dapat dimulai dengan identifikasi masalah kualitas yang muncul atau kemungkinan peluang peningkatan.
Mengidentifikasi masalah dapat dimulai dengan mengajukan banyak pertanyaan menggunakan alat peningkatan kualitas seperti check sheet atau bagan Pareto.
b. Menyatakan masalah kualitas yang ada. Masalah utama yang dipilih pada fase pertama harus dituangkan dalam pernyataan khusus dan spesifik. Data yang akurat dan relevan diperlukan untuk menganalisis akar permasalahan dan mengidentifikasi faktor penyebabnya. Ketika berhadapan dengan masalah kualitas, itu harus disajikan dalam bentuk informasi yang konkret, jelas, pasti dan terukur, dan diharapkan pernyataan masalah yang ambigu dapat dihindari, jelas dan beragam.
c. Mengevaluasi penyebab utama. Diagram sebab dan akibat dapat digunakan untuk mengevaluasi alasan yang paling penting. Dari berbagai faktor penyebab yang ada, kita dapat menggunakan diagram Pareto untuk mengurutkan penyebab menurut bagaimana penyebab tersebut mempengaruhi kinerja produk, proses atau sistem manajemen mutu secara keseluruhan.
d. Merencanakan solusi atas masalah.--Rencana pemecahan masalah diharapkan fokus pada tindakan yang ditujukan untuk menghilangkan akar penyebab masalah yang ada. Setelah akar penyebab teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengembangkan solusi-solusi yang memungkinkan.
e. Melakukan perbaikan. Pelaksanaan rencana penyelesaian masalah mengikuti daftar rencana tindakan kendali mutu. Pemilihan solusi ini berdasarkan pada analisis dampak potensial, kelayakan, dan efektivitas Selama fase implementasi
ini, komitmen dari manajemen serta partisipasi penuh diperlukan untuk menghilangkan akar penyebab masalah kualitas yang teridentifikasi.
f. Meneliti hasil perbaikan. Setelah peningkatan kualitas berhasil, perlu dilakukan kajian dan evaluasi berdasarkan data yang terkumpul pada tahap implementasi untuk mengetahui-apakah-permasalahan yang ada sudah hilang atau berkurang.
Analisis hasil ditemukan selama fase implementasi danmemberikan informasi- tambahan-bagi pengambil keputusandan perencana untuk perbaikan lebih lanjut.
g. Standarisasi kualitas harus dibakukan dan kemudian perbaikan berkelanjutan dari jenis masalah lainnya. Standardisasi bertujuan untuk mencegah masalah yang sama terjadi lagi.
h. Pemecahan Masalah. Berdasarkan hasil evaluasi, tindakan lebih lanjut diambil.
Jika solusi berhasil, tindakan standarisasi dilakukan untuk memastikan bahwa perbaikan tersebut menjadi bagian dari praktik yang rutin. Jika solusi tidak berhasil, langkah-langkah pembenahan tambahan dapat diambil. (Waisul Kurni Rusmana et al., 2017)
2.5 7 Alat perbaikan kualitas ( seveentools )
Peningkatan kualitas produksi dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu. Alat bantu statistik yang dikenal sebagai "Seven Tools of Quality" (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas) adalah rangkaian alat yang dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang ahli manajemen kualitas asal Jepang. Alat-alat ini-digunakan untuk menganalisis data dan memecahkan masalah terkait kualitas dalam berbagai industri. Alat-alat ini membantu organisasi dalam meningkatkan kualitas produksi dan jasa dengan mengidentifikasi penyebab akar dari masalah dan mencari solusi
18
yang efektif. (A. Jaware, K. Bhandare, G. Sonawane, and S. Bhagat, 2018). Hal ini didukung oleh Fadhilah yang menyatakan bahwa metode ini sudah banyak dipakai dalam beberapa mitra terkait pengendalian kualitas (H. A. Fadhilah, 2022). Metode Seven Tools, juga dikenal sebagai Seven Basic Tools of Quality atau Seven QC (Quality Control) Tools, adalah seperangkat alat analisis statistik yang digunakan dalam manajemen kualitas untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah yang terkait dengan proses bisnis. Alat-alat ini sangat berguna dalam meningkatkan kualitas produk atau layanan, mengurangi biaya, dan meningkatkan efisiensi operasional. (Idris & Aditya Sari, 2016). Alat 7 Quality Control (tujuh instrumen kontrol kualitas) dapat digunakan di jalur pemrosesan produksi memastikan pengurangan cacat sambil menyarankan perbaikan .
Alat 7 Quality Control disebut “manajemen tujuh” terdiri dari flowchart, check sheet, histogram, pareto diagram, sebab akibat diagram, diagram pencar dan diagram kendali (Somadi et al., 2020)
Berikut ada tools yang digunakan pada metode Seven Tools yaitu : 1. Check sheet
Check Sheet adalah alat pengumpulan dan analisis data. Tujuan penggunaan check sheet ini adalah untuk mengumpulkan dan menganalisis data dengan mengidentifikasi frekuensi munculnya masalah atau kejadian tertentu. Check sheet membantu mengumpulkan data secara sistematis dan analisis data serta menyajikan data dalam bentuk yang dapat diubah menjadi informasi. Check sheet sangat berguna untuk mengetahui frekuensi atau penyebab dan mengambil keputusan apakah perlu perbaikan
atau tidak. Sebagai hasilnya dilakukan pengumpulan data melalui check sheet. (Somadi et al., 2020).
Tabel 2.1 Check Sheet
Reject Item 07.00 – 08.00 08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00
Krepek III I
Sobek II IIII
Mepet
III
2. Diagram pareto
Diagram Pareto, adalah alat grafis yang mencakup bagan batang dan bagan garis. Bagan batang menunjukkan klasifikasi nilai data dan bagan garis menunjukkan total data kumulatif. Diagram Pareto digunakan untuk mengidentifikasi atribut kualitas yang perlu diprioritaskan untuk peningkatan dan pemantauan. Itu diperkenalkan oleh ekonom Italia V. Pareto. (Devani & Oktaviany, 2021)
Tujuan dari diagram pareto adalah untuk menjelaskan faktor terpenting atau terbesar diantara beberapa faktor yang ada. Bagan pareto juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah kritis kualitas. Pengukuran kemudian dilakukan dengan menggunakan peta kendali yang menghitung batas bawah dan batas atas untuk menentukan perlu atau tidaknya perbaikan proses (Devani & Oktaviany, 2021)
Prinsip diagram Pareto sesuai dengan hukum Pareto yang menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentasi terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%).
20
Sumber : Pribadi
Gambar 2.1 Diagram Pareto 3. Stratifikasi
Berdasarkan jumlah produk dan jenis data rusak pada PT. Windu Selaras Lestar selanjutnya dapat membagi informasi menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga lebih jelas terlihat. Stratifikasi pengiriman didasarkan pada 3 jenis produk. Dimana jenis produk-rusak paling tinggi yaitu Sobek , Krepek dan Mepet . Tabel 2.2 Stratifikasi
Jenis Kerusakan Barang
Jumlah Unit
Persentase
Kerusakan Akumulasi
Sobek 1.058 24% 53%
Mepet 1.031 24% 77%
Krepek 1.251 12% 89%
Total Kerusakan 3.160 100% 100%
4. Histogram
Histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi, penyebaran,
dan pola proses data. Histogram berupa grafik batang yang menunjukkan data yang diurutkan sesuai dengan ukuran tabel. Tabel data ini sering disebut distribusi frekuensi.
Histogram menunjukkan karakteristik data yang dibagi ke dalam kategori.
Histogram dapat berupa "normal" atau berbentuk lonceng, yang menunjukkan bahwa sebagian besar data adalah rata-rata. Bentuk histogram yang miring atau asimetris menunjukkan bahwa sebagian besar data tidak berada di rata-rata, tetapi sebagian besar data berada di batas atas atau bawah. Untuk mengetahui mean dari data yang ada maka digunakan rumus:
Jumlah persentase produk NG
Jumlah data ……….(2.1)
Gamba r 2.2 Histogram
5. Scatter diagram
Diagram Scatter adalah alat visual yang digunakan dalam analisis statistik untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel. Ini membantu dalam memahami korelasi atau hubungan antara dua faktor atau variabel, baik itu berupa hubungan
22
sebab-akibat atau hubungan yang lebih umum.
Untuk mengetahui nilai korelasi antar variable digunakan rumus sebagai berikut:
x
∑¿
¿y
∑¿
¿
¿2 n ∑ x2−¿
√¿
R=n ∑ xy−(∑ x)(∑ y)
¿
……….(2.2)
Dimana:
R = Adalah nilai korelasi x = variabel 1
y = variabel 2
Sumber : Pribadi
Gambar 2.3 Scatter Diagram
0 2 4 6 8 10 12 14
3400 3500 3600 3700 3800 3900 4000 4100 4200 4115
3897
3805 37853875 3869 3778
3955 3980 3944 3787
3703
Scatter Diagram Data NG
Periode Des 21 - Nov 22
Jumlah NG
6. Control chart
Control Chart atau Peta kendali adalah bagan yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan dalam suatu proses dari waktu ke waktu. Peta kendali adalah peta atau diagram yang menggambarkan perubahan proses dari waktu ke waktu dan menggambarkan kestabilan alur kerja (N. Aziza and F. B. Setiaji, 2020).
Terdapat tiga macam garis kendali yaitu : batas kendali atas (UCL), garis pusat (CL) dan batas kendali bawah (UCL). Peta kendali P membantu perusahaan untuk memantau kualitas produksi dengan memberikan indikasi visual tentang perubahan dalam tingkat cacat, sehingga mereka dapat mengambil tindakan korektif segera jika diperlukan (Manan, Handika, & Nalhadi, 2018). Pada peta kendali P, terdapat tiga garis kendali utama yaitu:
a. Center Line (CL): Garis tengah pada peta kendali P mewakili nilai rata-rata atau proporsi cacat dari data sampel yang diplot pada peta kendali. CL membantu mengidentifikasi bagaimana nilai rata-rata berfluktuasi dari waktu ke waktu.
b. Upper Control Limit (UCL): Garis ini ditempatkan di atas garis tengah dan menunjukkan batas atas dari penyimpangan yang dianggap wajar atau dalam batas kontrol. Jika proporsi cacat melewati batas UCL, itu menunjukkan adanya
penyimpangan signifikan dari proses produksi yang mungkin memerlukan tindakan korektif. (Z. Nitafiyah, 2019).
c. Lower Control Limit (LCL), adalah data pada batas kontrol bawah yang dihitung dari nilai baku (H. Tarmizi and S. N. Indriyani, 2020). Peta kendali P juga memiliki Lower Control Limit (LCL) yang ditempatkan di bawah garis tengah. Ini adalah batas bawah dari penyimpangan yang dianggap wajar atau dalam batas kontrol.
24
Keuntungan peta kendali P adalah keakuratannya dalam memutuskan apakah suatu sampel berada di dalam atau di luar batas kendali (Somadi & Usnandi, 2019).
Peta kendali P membantu mengidentifikasi perubahan signifikan dalam tingkat cacat atau proporsi cacat, sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan sebelum masalah berkembang menjadi lebih serius. Jika jumlah sampel yang diambil untuk setiap pengamatan selalu sama atau konstan, pembuatan peta kendali -p terlihat seperti ini:
1. Tentukan sampel/subgrup yang cukup besar (n > 30)
2. Temukan jumlah subgrup (k) dari paling sedikit 20-25 subgrup.
3. Hitung nilai proporsi unit cacat untuk setiap subgrup , yaitu :
ρ=x
n ……….(2.3)
Dimana
p = proporsi kesalahan dalam setiap sampel
x = banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel n = banyaknya sampel yang diambil dalam inspeksi
a) Hitung nilai rata-rata dari p, CL dapat dihitung dengan :
CL= Total produk NG
Total produk diinspeksi ….………(2.4)
b) Hitung batas kendali CL, UCL dan LCL dari peta kendali p :
UCL=P+3
√
P(1−n P) ….……… (2.3)LCL=P−3
√
P(1−n P) ….……… (2.4) Catatan:UCL = Upper Control Limit / Batas pengendalian atas LCL = Lower Control Limit / Batas pengendalian atas
Sumber : Pribadi
Gambar 2.4 Control
Chart 7. Diagram fishbone
Diagram sebab-akibat atau juga juga dikenal sebagai diagram fishbone adalah alat untuk mengidentifikasi penyebab potensial dari suatu hasil atau masalah dan menganalisis masalah melalui sesi brainstorming. Dalam menerapkan diagram ini memiliki langkah-langkah berikut :
1. Menyiapkan sesi sebab akibat 2. Mengidentifikasi akibat
3. Identifikasi berbagai jenis kategori.
Dec-21 Jan-22
Feb-22 Mar-22
Apr-22 Mei 22
Jun-22 Jul-22
Agu 22 Sep-22
Okt 22 Nov-22 0
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Control Chart Data NG
NG AMOUNT Rata Rata NG UCL LCL
26
4. Menemukan penyebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mempertimbangkan setiap jenis akar penyebab
6. Buat kesepakatan tentang penyebab yang paling mungkin.
Tujuan dari Diagram Fishbone agar menemukan akar penyebab dari permasalahan yang muncul baik penyebab utama atau akar masalah dari-penyebab utama tersebut(Waisul Kurni Rusmana et al., 2017).
Masalah akan dibagi menjadi beberapa kategori terkait termasuk orang, bahan, mesin, prosedur, kebijakan, dan lain sebagainya. Untuk setiap kategori memiliki alasan yang perlu dijelaskan melalui sesi brainstorming.(Somadi et al., 2020)
Sumber : Pribadi
Gambar 2.5 Diagram Fishbone
2.6 New Seventools
New Seventools merupakan alat untuk mendeteksi masalah dan mencari solusi, serta meningkatkan produk atau produk dengan kualitas terbaik. Teknik pengendalian mutu ini adalah tujuh alat kontrol kualitas yang dapat menjamin hasil
dan kesuksesan perusahaan (Segure, 2020) yaitu : 1. Affinity diagram
Affinity diagram digunakan untuk mengumpulkan dan mengatur sejumlah fakta, pandangan, dan ide. Selain itu juga merangsang kreativitas, mendorong pengungkapan keterbatasan fakta dan pendapat serta kondisi yang ada dengan mengelompokkan informasi berdasarkan kesamaan dan hubungan di antaranya (Aziza & Setiaji, 2020)
Sumber : (Aziza & Setiaji, 2020)
Gambar 2.6 Affinity Diagram 2. Interrelationship Diagram
Diagram Interrelationship atau juga disebut diagram hubungan Diagram Interrelationship adalah alat analisis yang digunakan untuk memahami dan menggambarkan hubungan sebab-akibat yang kompleks dalam konteks permasalahan atau situasi tertentu. Diagram Interrelationship membantu melihat gambaran besar dari sejumlah faktor yang saling terkait dan dapat membantu dalam merencanakan tindakan yang terintegrasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. (Aziza & Setiaji, 2020)
28
Sumber: (Aziza & Setiaji, 2020)
Gambar 2.7 Interrelationship Diagram 3. Tree Diagram
Diagram pohon adalah teknik yang menunjukkan jalur menyeluruh dan tugas yang perlu diselesaikan guna memperoleh tujuan utama dan subtujuan terkait.
Diagram tersebut memberikan ruang lingkup sederhana dari masalah dan membantu dalam memutuskan metode mana yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil.
(Aziza & Setiaji, 2020).
Sumber: (Aziza & Setiaji, 2020)
Gambar 2.8 Tree Diagram
4. Matrix Diagram
Diagram matriks menunjukkan hubungan antara dua, tiga, atau empat kelompok data. Ini terdiri dari beberapa kolom dan baris untuk mengidentifikasi sifat dan intensitas masalah. Ini akan membantu kita mendapatkan ide utama, menganalisis hubungan atau kekurangannya pada titik persimpangan dan menemukan cara yang efektif untuk menangani metode pemecahan masalah (Permono et al., 2022)
Sumber : (Aziza & Setiaji, 2020)
Gambar 2.9 Matrix Diagram
30
5. Analisis Diagram Matrix
Analisis matriks histogram adalah diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi pola dan hubungan antara variabel-variabel dalam dataset yang kompleks. Tujuannya adalah untuk mengurangi dimensi variabel-variabel tersebut menjadi faktor-faktor yang lebih kecil dan lebih interpretable. Faktor-faktor ini menggambarkan hubungan antara variabel-variabel asli dan dapat membantu mengidentifikasi struktur yang mendasari data.
(Permono et al., 2022)
Sumber : (Aziza & Setiaji, 2020)
Gambar 2.10 Analisis Diagram Matrix 6. Activity Network Diagram
Diagram ini digunakan untuk menjadwalkan atau menyusun suatu proyek.
Diagram jaringan aktivitas atau bisa disebut diagram jaringan aktivitas, yang digunakan guna menganalisis jadwal penanganan proyek, masalah yang disebabkan akibat keterlambatan, kemungkinan penanganan pekerjaan, dan anggaran yang diperlukan untuk mempersingkat penyelesaian proyek. (Aziza & Setiaji, 2020)
Sumber : (Aziza & Setiaji, 2020)
Gambar 2.11 Activity Network Diagram 7. Process Decision Program Chart (PDPC)
Process Decision Program Chart Method adalah suatu metode untuk identifikasi potensi masalah dan mengidentifikasi penanggulangan dalam rencana (Aziza & Setiaji, 2020).
Sumber : (Aziza & Setiaji, 2020)
Gambar 2.12 PDPC
32
2.7 Pengujian Data
Pengujian data adalah langkah penting dalam persiapan sebelum melakukan analisis.
Tujuan dari pengujian data adalah untuk memastikan bahwa data yang akan diolah memiliki kualitas yang memadai dan dapat diandalkan untuk menghasilkan hasil yang akurat. Berikut ini ada 2 hal yang di uji yaitu uji keseragaman data dan uji kecukupan data.
2.7.1 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data bertujuan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan seragam dalam hal format, jenis, dan pengukuran. Uji Keseragaman Data memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari sistem yang sama dan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda (Purnomo, 2004). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung keseragaman data sebagai berikut :
BKA = �̅ + �σ BKB = �̅ − �σ
� = √∑(�𝑖−�̅)2 ...(2.1)
𝑛−1
Keterangan :
BKA : Batas Kontrol Atas
BKB : Batas Kontrol Bawah
σ : Standar deviasi
�̅ : Nilai rata - rata
xi : Nilai x ke- i
K : Tingkat Kepercayaan
n : Banyaknya data
34
tabel 2.2 Tabel Z Distribusi Normal
Sumber : ( Purnomo,2004 )
Langkah untuk menentukan tabel Z dengan tingkat kepercayaan 0,95 adalah sebagai berikut:
1. Temukan angka 0,95 di tabel. Jika Anda tidak dapat menemukannya, carii angka yang paling mendekati 0,95, yaitu 0,9505.
2. Tarik angka 0,9505 ke kiri sampai mencapai angka di kolom paling kiri dan masukkan
angka 1,6.
3. Lalu kembali ke angka 0.9505, tarik lagi ke atas hingga tercapai angka di kolom atas dan masukan angka 0.05.
4. Nilai Z yang dihasilkan adalah 1,6 + 0,05 = 1,65.
2.7.2 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data yaitu memastikan bahwa data yang dikumpulkan cukup obyektif. Pengujian kecukupan data adalah kegiatan pengukuran kerja yang digunakan untuk menentukan apakah data yang cukup digunakan untuk menentukan waktu proses standar. (Hari Purnomo, 2004). Berikut rumus yang digunakan yaitu :
�√� ∑ �2−(∑ �)2 2
�′ = [� ]
∑ �
...(2.2) Keterangan :
K : Tingkat kepercayaan S : Tingkat Ketelitian ( 5% ) N : Jumlah Data Pengamatan N’ : Jumlah Data Teoritis
∑x : Total data
Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N maka data dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu melakukan penambahan data.
36
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Windu Selaras Lestari merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada industri dan perdagangan kemasan dari kertas bergelombang atau Corrugated Carton Box. Awal berdiri PT Windu selaras lestari pada bulan juli tahun 2017 yang berlokasi di desa jejalenjaya tambun selatan bekasi, nama “Windu” sendiri berasal dari nama sebuah desa di kabupaten kuningan yaitu “Winduhaji” yang bernotabene tempat tinggal ibunda dari owner perusahaan berasal, nama “Selaras” yang artinya serasi; sesuai; sepadan; dan kata ”Lestari”
yang berarti tetap seperti keadaannya semula; tidak berubah, bertahan, kekal. Penamaan perusahaan sendiri sebagai hadiah owner untuk ibunda tercinta yang telah melahirkannya, yang kemudian di ambilah nama tempat tinggalnya. Dengan harapan PT Windu selaras lestari menjadi perusahaan yang sesuai serta sepadan, dengan keadaan sebelumnya yang tidak pernah berubah akan keyakinan di awal, serta kekal. Awal produksi PT Windu selaras lestari hanya mempunyai 1 unit mesin offset printing dan berlokasi di sebuah ruko di daerah jejalenjaya tambun. Pada tahun 2017 Owner hanya mempunyai 1 orang karyawan saja untuk mengoperasikan produksinya sedangkan owner sendiri pada saat itu masih bekerja di sebuah perusahaan penjualan kertas karton sebagai sales marketing di PT Bumi cipta makmur. Dengan berbekal pengalaman tersebut owner
mengetahui apa fungsi dari kertas karton, manfaat, dan peluang bisnis dari kertas karton tersebut. Dengan berbekal ilmu pengalaman sales marketing juga owner dapat mengetahui harga dari kertas karton, perusahaan yang memproduksinya, hingga peluang yang menciptakan sebuah ide bahwa banyak perusahaan yang masih membutuhkan suplai karton box dengan ukuran yang lebih variatif. Banyak perusahaan kertas karton besar tidak bisa memproduksi karton box dengan ukuran yang lebih kecil atau biasa di sebut kartox iner, hal
tersebut adalah sebuah kesempatan owner untuk memproduksi karton box iner dan mensuplainya ke perusahaan pelanggan. Pada tahun 2018 owner memberanikan diri untuk resign dari perusahaannya bekerja dengan tujuan untuk berfokus untuk mengembangkan bisnisnya, dengan modal uang tabungan yang di sisihkan dari gaji bulanan selama bekerja owner membeli sebuah mesin bekas untuk mengoptimalkan produksi karton box pertamanya.
PT Windu selaras lestari sendiri mempunyai fokus untuk mengembangkan apa yang menjadi sebuah kelebihannya dengan cara mengutamakan pelayanan, delivery, dan quality yang manjadi poin penting sebuah kepercayaan pelanggan pada perusahaan. Namun dengan demikian perlu di akui PT Windu selaras lestari masih mempunyai beberapa kekurangan di antaranya fasilitas dan keterbatasan lahan yang menjadi sebuah pekerjaan rumah untuk kedepannya, namun owner meyakini bahwa perusahaan yang mampu maju dan berkembang perlu dukungan dari sumber daya manusia yang unggul dan mumpuni. Tujuan utama owner mendirikan sebuah perusahaan sendiri tidak serta merta untuk memperkaya diri, namun jiwa sosial yang tinggi menuntut untuk membantu menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran yang cukup tinggi, tak hanya itu dengan terserapnya tenaga kerja di area sekitar perusahaan juga berpeluang besar mengurangi angka kejahatan yang bernotabene kabupaten bekasi dengan angka tindak kriminalitas tertinggi di jawa barat terutama di daerah bekasi utara. Owner mempunyai sebuah rencana untuk ekspansi sebuah bisnis dengan membuat Holding Company dimana PT Windu selaras lestari sebagai perusahaan indukan dan “Windu Group”
mempunyai beberapa anak perusahaan, hal ini di dukung dengan beberapa ide dan rencana bisnis yang owner miliki untuk mengembangkan usahanaya guna mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dan mampu mengurangi angka pengangguran. Ruang lingkup usahanya sendiri masih dalam industri kertas yang dimana pada masa depan penggunaan plastik sebagai kemasan akan terus ditekan dan dikurangi karena barang-barang plastik dapat
38
terurai di tanah 1000 tahun lamanya, sedangkan kantong plastik 10 hingga 1000 tahun.
Botol plastik dapat terurai di alam sekitar 450 tahun. Sehingga prospek industri kertas akan terus bertumbuh dengan syarat bahan baku pembuatan ketas perusahaan indukan harus mempunyai pohon sendiri sehingga industri pembuatan kertas harus menyediakan lahan untuk ditanami pohon sebagai bahan utama pembuatan kertas.
PT Windu Selaras Lestari melihat peluang atas permintaan industri kemasan ini dengan cermat sehingga mampu memanfaat permintaan tersebut lalu mengubahnya menjadi peluang bisnis sehingga munculah sebuah ide dari owner bapak Yudi Wahyudi yang berlatar belakang sebagai sales dari perusahaan kertas PT Asia Pulp and Paper (Grup Sinar Mas) tentunya lebih memahami karakteristik kertas karton di mulai dari peroses produksi dari bahan mentah, lalu di olah menjadi sebuah bubur kertas, gulungan kertas, dan lembaran kertas. Sampai dengan laporan ini dibuat PT Windu Selaras Lestari mempunyai 7 pelanggan tetap yang setiap harinya harus di suplai karton box, 7 pelanggan ini di antaranya :
1. PT International Furniture Industries 2. PT. Sinarindo Wiranusa Elektrik 3. PT. Nipro Indonesia Jaya
4. PT. Intan Jaya Medika Solusi 5. PT. Citra Interlindo
6. PT. Hexing Technology
7. PT. Surya Citra Teknik Cemerlang
Dengan output produksi yang mencapai 20.000 pcs karton perhari nya tentunyaa butuh sistem produksi yang terorganisir agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan . 1. Permodalan
Proses bisnis yang di jalankan PT Windu selaras lestari sebagai industri kemasan kertas karton menjadikan perusahaan memiliki modal awal sebagai langkah utama untuk membeli bahan baku dan sebuah mesin yakni sebesar Rp……. Dalam permodalan awal owner menggunakan uang tabungannya sendiri untuk memulai bisnisnya hingga saat ini.
2. Status Perusahaan
PT Windu Selaras lestari sendiri berdiri pada tahun 2017 dengan Home Industri Kemudian dengan seiring berjalan nya waktu dan permintaan customer yang lumayan banyak demi mencangkup semua permintaan customer akhirnya berdiri lah PT Windu Selaras lestari di daerah Tambun dengan luas tanah sebesar 2000 m2 di tahun 2019.
3.1.1 Visi dan Misi Perusahaan.
Visi dan Misi PT. Windu Selaras Lestari :
Visi Perusahaan :
Menjadi perusahaan kemasan yang akan terus berkembang dan menjadi besar sehingga menjadi pilihan para pemakai di dunia industri yang ada di Indonesia.
Misi Perusahaan :
Selalu melakukan inovasi proses produksi dan produk .
Senantiasa dapat memberikan harga yang kompetitif .
Senantiasa fokus pada peningkatan dan pelayanan pada pelanggan.
40
3.1.2 Alamat dan Lokasi Perusahaan
Alamat perusahaan dan Kantor : Jalan Raya villa bekasi indah, Kp. Kebon
RT.002 RW.002 Desa Jejalen Jaya, Kecamatan Tambun Utara - Bekasi, Jawa Barat 17510
Sumber : Gmaps
Gambar 3.1 Alamat & Lokasi Perusahaan
Sumber : PT. Windu Selaras Lestari
Gambar 3.2 PT. Windu Selaras Lestari 1. Daerah Aktivitas Operasional
Pelaksanaan aktivitas operasional dan produksi PT Windu selaras lestari terbagi atas 2 plant, yaitu plant 1 dan plant 2 yang berdampingan, adapun Head office berada di lantai 2 plant 2.
2. Jumlah Tenaga Kerja
Sumber daya manusia yang berompeten pada bidangnya sangat di perlukan untuk mengelola perusahaan dan menjalankan aktifitas produksi sesuai dengan tugas dan Jobdesk masing-masing. Adapun jumlah tenaga kerja yang yang bekerja pada PT Windu selaras lestari ada 52 orang. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki 37 orang dan 14 orang perempuan.
3.1.3 Jam Kerja
Jumlah hari kerja di PT. Windu selaras lestari yaitu enam hari kerja dalam satu minggu (Senin sampai Sabtu) untuk staff produksi ataupun staff non produksi, lalu staff keamanan bekerja enam hari kerja (Sabtu sampai Kamis) hanya saja pada staff keamanan libur terdapat pada hari jumat. Pada PT Windu selaras lestari bagian yang mendapat sift hanyalaha bagian line lock bottom karena pada bagian ini merangkap dengan packing karton box iner, sehingga kebutuhan tenaga kerja mengikuti jumlah produksi.
42
Pembagian jam kerja adalah sebagai berikut : Sift 1 Senin sampai jumat : 07.30 - 16.00 Sift 2 Senin sampai jumat : 16.00 - 24.00 Sabtu sift 1 : 07.30 - 12.00
Sabtu sift 2 : 12.00 – 16.30
Pembagian jam istirahat adalah sebagai berikut :
Sift 1 Senin sampai Kamis : 11.30 – 12.30 Sift 1 Jumat : 11.30 – 13.00
Sift 2 Senin sampai Jumat : 18.00 – 19.00
3.1.4 Mesin Produksi
Mesin produksi yang dimiliki PT Windu selaras lestari dalam kegiatan produksi karton box ada 2 tipe yaitu manual dan semi otomatis serta beberapa unit kompayer berjalan. Untuk mesin manual berjumlah 2 unit, sedangkan mesin dengan semi otomatis berjumlah 9, dan kompayer berjalan berjumlah 4 unit.
Adapun nama mesin pada PT Windu selaras lestari sebagai berikut :
Mesin Printing Longway, Printing Offset, Semi Auto Slotter, Stitch, Slitter Cut,
Laminasi,dan Die Cut. Untuk kompayer sendiri ada 3 penamaan diantaranya : Kompayer Lock Bottom, Double Joint, Glue.
Sumber : Pribadi
Gambar 3.3 Mesin Long Way
Mesin printing longway adalah mesin yang mencetak semua model atau design pada karton box tersebut.
Sumber : Pribadi
Gambar 3.4 Mesin Slitter
44
Mesin potong slitter inih yaitu mesin yang berfunsi untuk memotong bagian – bagian karton sesuai design atau model yang sudah di tentukan
3.1.5 Produk PT Windu Selaras Lestari
1. Box A1
Karton atau kotak kardus yang dimaksudkan untuk menyimpan makanan, minuman atau produk lainnya harus aman. Salah satu jenis yang paling umum ditemukan adalah papan A1 dan B1. Bentuk kardus ini paling sering digunakan dalam kemasan makanan, seperti mie instan. Jadi seperti inilah bentuk kardus A1/B1.
Sumber : Pribadi
Gambar 3.5 Box A1 2. Die – Cut
Bentuk corrugated box die cut
adalah jenis kemasan yang memiliki
tampilan yang lebih rumit dan
khusus dibuat sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Proses pembuatan corrugated box die cut melibatkan penggunaan alat khusus yang disebut "die" atau pisau khusus untuk memotong kertas karton bergelombang (corrugated) menjadi bentuk yang diinginkan.
Proses ini melibatkan pemotongan presisi untuk menciptakan kontur yang lebih kompleks dan detail pada kemasan
Sumber : Pribadi
Gambar 3.6 Die Cut
3. Papper Palet
Paper Pallet / Palet Karton merupakan salah satu pengganti palet kayu yang sangat di rekomendasikan karena factor penghematan biaya yang cukup besar. Paper Pallet / Palet Karton digunakan dalam transportasi, pengangkutan komoditas, dan penyimpanan berbagai produk yang diletakkan di atasnya. Paper Pallet / Palet Karton dirancang dan diproduksi berdasarkan pesanan pelanggan dalam berbagai ukuran dan dengan sisi yang berbeda
46
Sumber : Pribadi
Gambar 3.7 Papper Pallet 4. Partisi Box
Penggunaan sekat-sekat dalam karton box memiliki tujuan untuk melindungi dan menjaga benda-benda di dalamnya agar tetap aman dan terhindar dari benturan dengan satu sama lain. Sekat-sekat ini sering digunakan dalam kemasan untuk mengorganisir dan melindungi barang-barang yang rapuh, sensitif, atau mudah rusak selama transportasi dan penyimpanan. Ini juga membantu mencegah pergeseran barang dalam kotak selama perjalanan.
Sumber : Pribadi
Gambar 3.8 Partisi Box 5. Edge Protector
siku terbuat dari kertas kraft yang memiliki fungsi utama sebagai pelindung produk di atas pallet di bagian sisi terluarnya saat pengiriman. Manfaat lainnya adalah
memudahkan proses packing, loading dan unloading tumpukan box, kaleng, atau drum di atas pallet
Sumber : Pribadi
Gambar 3.9 Edge Protector 6. Honeycomb Board
Honeycomb paper adalah bahan yang terbuat dari kertas yang dilipat dalam bentuk struktur seperti sarang lebah. Ini adalah bahan yang ringan, kuat, dan ramah lingkungan, dan memiliki banyak aplikasi dalam industri desain interior dan konstruksi. Karena kemampuan honeycomb paper dalam memberikan kekuatan dengan bobot yang rendah, serta sifat ramah lingkungannya, banyak industri berpotensi mengadopsi bahan ini dalam upaya untuk menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan efisien dari segi energi dan sumber daya.
48
Sumber : Pribadi
Gambar 3.10 Honeycomb Board
3.1.6 Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi Pt. Windu Selaras Lestari Directur
Staff Administrasi Staff Produksi Staff PPIC Manager Plant 1 Manager Plant 2
49
Sumber : PT. Windu Selaras Lestari
Gambar 3.11 Struktur Organisasi Struktur Organisasi perusahaan di PT. Windu Selaras Lestari Mulai dari Direktur , Manager & Staff .
1. Direktur
Direktur dalam hal inih di dampingi oleh internal control perusahaan seperti manager , staff dll .
Direktur membawahi : A. Manager.
Manager memegang tanggung jawab mengenai masalah / hal – hal yang ada di perusahaan. dalam melaksanakan tugas – tugas nya manager dibantu oleh para staff .
B. Staff Administrasi.
Staff administrasi bertugas untuk menyelesaikan proses proses administrasi perusahaan dalam hal masalah gaji , recruitment dan kebutuhan perusahaan.
Dalam hal inih staff administrasi dibantu oleh staff produksi . C. Staff Produksi.
Staff Administrasi Staff Produksi Staff PPIC Manager Plant 1 Manager Plant 2
50
Staff produksi bertugas mengatur setiap proses produksi perusahaan. Dalam hal inih staff produksi dibantu oleh staff Ppic
D. Staff PPIC.
Staff Ppic bertugas mengatur kebutuhan dan schedule proses produksi pada perusahaan yang dimana dalam hal kegiatan ini staff ppic dibantu oleh staff administrasi.
3.2 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data terebut di peroleh dari observasi langsung ke perusahaan . adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi
Dalam metode observasi ini penulis langsung menuju perusahaan . 2. Wawancara
Setelah melakukan observasi penulis melakukan wawancara kepada para operator di perusahaan tersebut. Dari wawancara tersebut penulis mendapatkan data sekunder berupa kerusakan / cacat apa saja yang terjadi.
3. Literatur
Setelah melakukan observasi dan wawancara, penulis melakukan kajian literatur sesuai topik yang di ambil oleh penulis. Dalam hal ini penulis mempelajari hal tersebut melalui jurnal , buku serta laporan laporan sebelum nya.
3.2.1 Pengumpulan Produk Cacat
Di atas adalah beberapa contoh produk cacat pada pembuatan karton box di PT.
Windu Selaras Lestari .
3.2.2 Check Sheet
Tabel 3.1 Check Sheet
Bulan NG
AMOUNT
Produksi aktual
NG
Sobek Krepek Mepet Lem Laminasi