• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN MENGGUNAKAN TABUNG VACUTAINER K3EDTA 3 ML DENGAN VOLUME DARAH 1 ML DAN 3 ML PADA MAHASISWA TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS DI UNIVERSITAS BINAWAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN MENGGUNAKAN TABUNG VACUTAINER K3EDTA 3 ML DENGAN VOLUME DARAH 1 ML DAN 3 ML PADA MAHASISWA TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS DI UNIVERSITAS BINAWAN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kadar hemoglobin menggunakan tabung vacutainer K3EDTA 3 ml dengan volume darah 1 ml dan 3 ml. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan atau perbandingan yang bermakna pada pemeriksaan dengan menggunakan tabung vacutainer K3EDTA 3 ml dengan volume darah 1 ml dan 3 ml. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syuhada (8), rata-rata kadar hemoglobin dalam volume 3 ml darah dalam tabung vacutainer K2EDTA menunjukkan hasil sedang antara volume 1 ml dan 2 ml.

Rerata kadar hemoglobin pada volume darah 2 ml pada tabung vacutainer K2EDTA menunjukkan hasil yang paling rendah. Sedangkan rerata kadar hemoglobin dalam volume darah 1 ml pada tabung vacutainer K2EDTA menunjukkan hasil tertinggi, namun secara keseluruhan berdasarkan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan.

Rumusan Masalah

Pada saat pengambilan darah, volume darah yang ditempatkan pada tabung vacutainer harus sesuai dengan volume antikoagulan yang tertera pada tabung. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Atna Permana(9), rata-rata kadar hemoglobin dengan volume darah 1 ml menunjukkan hasil 11,91 g/dl sedangkan volume darah 3 ml menunjukkan hasil tonus 12,52 g/dl. Apakah ada perbedaan hasil kadar hemoglobin dengan volume darah 1 ml dan 3 ml pada penggunaan tabung vacutainer K3EDTA 3 ml.

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian .1 Bagi Peneliti .1 Bagi Peneliti

Bagi Institusi Terkait

Bagi Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik

Bagi Masyarakat

Darah .1 Definisi .1 Definisi

Komponen Darah

Sel darah diproduksi oleh sumsum tulang merah yang ditemukan pada tulang pipih dan tidak beraturan, dan oleh jaringan limfatik, seperti limpa, kelenjar getah bening, dan kelenjar timus. Sel darah merah yang biasa disebut sel darah merah (RBC), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2-1, berbentuk bikonkaf, artinya bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepinya. Sel darah putih (WBC), atau biasa disebut sel darah putih, seperti terlihat pada Gambar 2-2, memiliki ciri antara lain tidak berwarna (bening), bentuknya tidak beraturan (amoboid), bernas, dan lebih besar dari sel darah merah.

Gambar 2.1. Sel Eritrosit  (13) 2.  Leukosit
Gambar 2.1. Sel Eritrosit (13) 2. Leukosit

Sifat Fisiologi Darah

Fungsi darah

Hemoglobin .1 Definisi .1 Definisi

  • Fungsi Hemoglobin
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin
  • Pembentukan Hemoglobin
  • Metode Pemeriksaan Hemoglobin

H. fetale, hemoglobin yang menyusun lebih dari separuh hemoglobin pada janin, terdapat dalam jumlah kecil pada orang dewasa dan meningkat secara tidak normal pada beberapa kelainan darah. Kadar hemoglobin dalam darah merupakan tes skrining yang dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia atau tidak (24). Hemoglobin dalam darah membawa oksigen ke paru-paru melalui jaringan tubuh dan mengembalikan karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.

Myoglobin bertindak sebagai reservoir dimana oksigen akan menerima, menyimpan dan melepaskan oksigen dalam sel otot, sehingga sekitar 80% dari tubuh berada dalam hemoglobin. Zat besi diperlukan untuk produksi hemoglobin, jika kekurangan zat besi akan muncul gejala anemia defisiensi besi, yang akan menyebabkan pembentukan sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang lebih rendah. Pada anak dapat disebabkan karena pertumbuhan yang cepat tidak sesuai dengan asupan zat besi sehingga kadar hemoglobin menurun.

Pada ibu hamil, kadar hemoglobin menurun karena adanya perubahan peredaran darah dan pembuluh darah, dimana akan terjadi peningkatan volume darah dan sel darah untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam kandungan, jika zat besi pada ibu hamil tidak tercukupi dalam keadaan ini, akan menurunkan kadar hemoglobin dan dapat menyebabkan anemia defisiensi besi (29). Wanita lebih mudah mengalami penurunan kadar hemoglobin dibandingkan pria, hal ini dikarenakan wanita mengalami menstruasi yang mengurangi volume darah dalam tubuh (29). Penyakit ini dapat menyerang sel darah merah akibat gangguan pada sumsum tulang tempat terbentuknya hemoglobin.(29).

Tanpa nutrisi dan hormon ini, pembentukan sel darah merah akan lambat dan tidak mencukupi, dan sel bisa menjadi cacat dan juga tidak dapat mengangkut oksigen (30).

Gambar 2.7. Hemoglobin Normal dan Abnormal (25)    2.2.2 Struktur Hemoglobin
Gambar 2.7. Hemoglobin Normal dan Abnormal (25) 2.2.2 Struktur Hemoglobin

Antikoagulan .1 Definisi .1 Definisi

Macam – Macam Antikoagulan 1. EDTA (Ethylendiamine Tetraacetic Acid)

Penganalisis hematologi menggunakan prinsip flow cytometry, yaitu hamburan cahaya dan pancaran fluoresensi yang disebabkan oleh sinar laser (31).

Macam-Macam Tabung

Tabung biru ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.10 mengandung antikoagulan natrium sitrat untuk studi PPT-APTT. Tabung hijau ini, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.11, mengandung heparin untuk analisis gas darah.

Gambar 2.10. Tabung Biru  (38) 4. Tabung Hijau
Gambar 2.10. Tabung Biru (38) 4. Tabung Hijau

Hematology Analyzer .1 Definisi .1 Definisi

Prinsip Kerja Hematology Analyzer

Prinsip Kerja Hematology Analyzer Metode Cyanide-Free Pada Pemeriksaan Hemoglobin

Kelemahan Hematology Analyzer

Kerangka Teori

Hipotesis

Jenis dan Desain penelitian

Tempat dan Waktu penelitian .1 Tempat Penelitian .1 Tempat Penelitian

Waktu Penelitian

Populasi Sampel .1 Populasi

Sampel

Kriteria inklusi

Kriteria eksklusi

Kerangka Konsep

Variabel Terikat

Definisi Operasional

Teknik Pengumpulan Data

Alat, Bahan, dan Prosedur Pemeriksaan Hemoglobin .1 Alat .1 Alat

Pra Analitik Persiapan pasien

Identitas yang benar sesuai dengan informasi pasien, sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, ruang lingkup yang sesuai, kondisi baik (tidak dilisis, segar/tidak terkontaminasi, tidak ada perubahan warna, tidak berubah bentuk, steril dan aman untuk biakan), penggunaan antikoagulan yang tepat, disimpan dengan wadah yang sesuai . Pada layar QC, tekan tombol (No. Sampel) untuk memilih No. file (tingkat kontrol), lalu tekan tombol [enter]. Buka tutup tabung darah kontrol dan letakkan di bawah probe aspirasi. Pastikan ujung probe menyentuh bagian bawah tabung darah kontrol untuk menghindari aspirasi udara.

Analitik

Homogenkan sampel darah yang akan diuji dengan baik, buka tutup tabung dan letakkan di bawah probe aspirasi.

Pasca Analitik

Teknik Pengolahan Data

  • Karakteristik Subyek Penelitian
  • Hasil Penelitian

Subyek penelitian ini adalah data yang dikumpulkan dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan volume darah 1 ml dan 3 ml menggunakan tabung vacutainer K3EDTA 3 ml. Hasil analisis perbandingan kadar hemoglobin menggunakan tabung vacutainer K3EDTA 3 ml dengan volume darah 1 ml dan 3 ml. Berdasarkan data analisis deskriptif pada Tabel 4.1 di atas, diketahui nilai hemoglobin dengan volume darah 1 ml rata-rata 13,03 g/dL dengan jumlah minimal 9,9 g/dL dan nilai maksimal 17,6 g/dL, sedangkan standar deviasinya adalah 1,71.

Nilai hemoglobin dengan volume darah dalam ml memiliki rata-rata 12,63 g/dL dengan jumlah minimum 9,9 g/dL dan jumlah maksimum 15,1 g/dL, sedangkan standar deviasinya adalah 1,29. Data menunjukkan bahwa rata-rata nilai hemoglobin dengan volume darah 1 ml lebih tinggi dari rata-rata nilai hemoglobin dengan volume darah 3 ml. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata hasil nilai hemoglobin antara volume darah 1 ml dan 3 ml akibat penggunaan hematology analyzer saat QC dengan sampel kontrol hanya 1 level yaitu sampel kontrol normal.

Untuk mengetahui tingkat kemaknaan perbedaan rerata hasil nilai hemoglobin antara volume darah 1 ml dan 3 ml dilakukan uji statistik. Kemudian dilakukan uji statistik yaitu pair sample T-test untuk mengetahui pengaruh volume darah 1 ml dan volume darah 3 ml. Berdasarkan Tabel 4.3 pada uji Paired sample T-test terlihat bahwa volume darah total 1 ml dan 3 ml memiliki nilai signifikan sebesar 0,089, dimana nilai volume darah 1 ml dan 3 ml memiliki nilai signifikan sebesar 0,089, dimana nilai signifikansi volume darah 1 ml dan 3 ml > 0,05.

Dengan demikian H1 ditolak dan H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna atau tidak ada pengaruh yang bermakna antara volume darah 1 ml dan 3 ml.

Gambar 3.2. Alur PenelitianPengambilan  sampel darah
Gambar 3.2. Alur PenelitianPengambilan sampel darah

Pembahasan

EDTA dapat memberikan efek khelat maksimum pada volume darah 1,5 - 3 mg/ml.(8) Oleh karena itu hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kedua kelompok variasi sampel darah. Berdasarkan Tabel 4.3 uji Paired Sample T test menunjukkan bahwa perbandingan nilai hemoglobin berdasarkan volume darah total 1 ml dan 3 ml pada Tabung Vacutainer K3EDTA memiliki nilai signifikansi 0,089, angka tersebut > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan bermakna kadar hemoglobin dengan volume darah 1 ml dan 3 ml. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sowmya Dayalan tahun 2020 menggunakan uji Paired Sample T test menggunakan tabung vacutainer K2EDTA dengan volume darah 1ml dan 3ml dengan hasil signifikan 0,9015 (>0,05) dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan volume darah 1 ml dan 3 ml dalam penelitian hemoglobin.(45) Penelitian tentang perbandingan kadar hemoglobin berdasarkan volume total pada sampel sebelumnya pernah dilakukan oleh Syuhada tahun 2021 dengan menggunakan uji One Way Anova dengan hasil signifikan 0,952 (>0,05), sehingga dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna untuk hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada volume 1 ml, 2 ml dan 3 ml pada tabung vacutainer K2EDTA. (8) Penelitian lain yang dilakukan oleh Rizky Ramdhani tahun 2019 dengan uji feses lwallis didapatkan hasil signifikan 0,919 (>0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pemeriksaan volume darah 1 ml, 2 ml, 3 ml terhadap hemoglobin pada tabung vacutainer K2EDTA.(46). Konsentrasi yang digunakan adalah 1-2 mg/ml darah. (47) Berdasarkan ketentuan PERMENKES RI nomor 25 tahun 2015, penggunaan EDTA dapat menjaga kestabilan komponen darah. (47) Selama pengambilan darah, jumlah darah yang dimasukkan ke dalam tabung vacutainer harus sesuai dengan jumlah antikoagulan yang tertera pada tabung. Jika tidak sebanding tidak lebih dan tidak kurang, berpotensi mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan (8) Jika volume darah kurang dari volume antikoagulan, maka akan terjadi hipertonisitas dalam darah, hipertonisitas yang tinggi akan menyebabkan cairan di dalam sel keluar untuk mempertahankan tekanan osmotik.

Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin 1 ml dan volume darah 3 ml dalam tabung vacutainer K3EDTA 3 ml didapatkan hasil rata-rata yaitu untuk volume darah 1 ml hasilnya 13,03 g/dL dengan standar deviasi 1,71 dan untuk 3 ml. hasil volume darah diperoleh 12,63 g/dl dengan standar deviasi 1,29 Hasil analisis uji normalitas menunjukkan volume darah 1 ml diperoleh hasil signifikan 199 (nilai P>0,05) dan volume darah 3 ml hasil signifikan 0,876 (P>nilai 0,05 ) sehingga data dinyatakan normal. Hasil analisis uji T sampel berpasangan menunjukkan bahwa volume darah 1 ml dan 3 ml memiliki signifikansi 0,089.

Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada volume darah 1 ml dan 3 ml.

Saran

Disarankan menggunakan Hematology Analyzer pada saat quality control, disarankan menggunakan 3 level quality control sample yaitu low, normal dan high. Perbedaan darah K3EDTA yang diperiksa segera dan ditunda 2,5 jam pada suhu kamar versus kadar hemoglobin di Puskesmas Suranenggala. Perbandingan kadar hemoglobin sampel darah 3 mL, 2 mL dan 1 mL dengan antikoagulan K2EDTA di Utd RSUD DR.

Gambaran pemeriksaan volume darah 1 cc dan 3 cc dengan konsentrasi antikoagulan EDTA terhadap kadar hemoglobin di Klinik Dewi Sartika. Perbedaan hasil pemeriksaan jumlah trombosit pada darah vena dan darah kapiler dengan metode Thesis tube. Gambaran kadar hemoglobin (hb) pada mahasiswa S1 Program Studi Farmasi Politeknik Kesehatan Kupang tahun ajaran 2018/2019.

Gambaran kadar hemoglobin pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Analis Kesehatan Kota Medan sebelum dan sesudah penyimpanan selama 2 jam pada suhu ruang. Perbedaan kadar kolesterol total menggunakan antikoagulan EDTA (CH2CO2H), natrium sitrat (Na3C6H5O7) dan natrium oksalat (Na2C2O4). Perbedaan hasil skrining jumlah leukosit antara metode Neubauer manual yang ditingkatkan dan metode uji hematologi otomatis.

Perbandingan kadar hemoglobin sampel darah 3 ml, 2 ml, dan 1 ml dengan antikoagulan K2EDTA setelah tunda 4 jam di RSUD DR. Perbedaan nilai hemoglobin dengan Hb meter, Er spektrofotometer dan hematology analyzer pada sampel langsung diperiksa dan ditunda selama 20 jam. Setelah mendapat informasi dan pemahaman yang cukup tentang penelitian yang berjudul “PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN MENGGUNAKAN TABUNG VACUTAINER K3EDTA 3ML DENGAN VOLUME DARAH 1ML DAN 3ML PADA MAHASISWA LABORATORIUM TEKNOLOGI KESEHATAN HEWAN DI UNIVERSITAS BINAWAN”.

Gambar

Gambar 2.1. Sel Eritrosit  (13) 2.  Leukosit
Gambar 2.2. Sel Leukosit (14) 3.  Platelet (Trombosit)
Gambar 2.3. Trombosit (15)
Gambar 2.4. Plasma Darah (16) 5.  Whole Blood
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan grafik pada gambar 5 dengan penambahan beeswax 0 gram dan variasi penambahan gliserol (5 ml, 10 ml, 15 ml) menunjukkan grafik yang meningkat dengan