• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kemampuan Membaca Alquran Metode Tilawati dengan Metode Al Barqy Jenjang TPQ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perbandingan Kemampuan Membaca Alquran Metode Tilawati dengan Metode Al Barqy Jenjang TPQ "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Kemampuan Membaca Alquran Metode Tilawati dengan Metode Al Barqy Jenjang TPQ

di Palangka Raya

Norhajati Fadilah 1, Nurul Wahdah 2, Cecep Zakarias El Bilad 3 , Aghnaita4

1234Institusi Agama Islam Negeri Palangka Raya, Indonesia

Keywords : Tilawati Method Al Barqy Method Alquran

Abstract

This study aimed to determine the difference between students' ability of reading Qur’an who used the Tilawati method and who used the Al Barqy method at Palangka Raya. This study used two approach methods, they were quantitative type of comparison and qualitative descriptive. The research subjects were 23 students who used the Tilawati and 23 students who used the Al Barqy method in Palangka Raya. The Data analysis was t-test on SPSS 16.0. The result of study show, there was a significant difference between the students' ability of reading the Qur'an who used the Tilawati method and the Al Barqy method with a sig.

(2-tailed) 0.019<0.05. The average value of students who used the Tilawati method was 81.07 which was very good category, while the average value of students who used the Al Barqy method was 67.60 which was good category. There were supporting factors that become the Tilawati method more excellent than Al- Barqy method, each student and teacher were completed by hand-book and the learning facility as a complete visual aid. The learning process of tilawati method that implemented the rost intonation, while the Al-Barqy method was not implemented the spesific intonation, it depended on the students.

Kata Kunci : Metode Tilawati Metode Al Barqy Alquran

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca Alquran santri menggunakan metode Tilawati dengan santri yang menggunakan metode Al Barqy di dua TPQ yang ada di kota Palangka Raya. Penelitian ini memakai dua metode pendekatan yaitu kuantitatif jenis komparasi dan kualitatif jenis deskriptif. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak 23 orang santri TPQ yang menerapkan metode Tilawati dan 23 santri TPQ yang menerapkan metode Al Barqy. Analisis data menggunakan uji t-test pada aplikasi SPSS 16.0. Hasil Penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Tilawati dan metode Al Barqy di kota Palangka Raya dengan nilai signifikasi 0,019<0,05. Nilai rata- rata santri yang menerapkan metode Tilawati adalah 81,07 dinyatakan berkategori sangat baik, sedangkan nilai rata-rata santri yang menerapkan metode Al Barqy adalah 67,60 termasuk pada kategori baik. Terdapat faktor pendukung yang menjadikan metode Tilawati menjadi lebih unggul dibanding Al Barqy, diantaranya, setiap santri dan pengajar telah dilengkapi dengan buku pegangan, dan fasilitas pembelajaran seperti alat peraga yang lengkap. Proses pembelajaran metode Tilawati menerapkan irama atau nada rost, sedangkan dalam metode Al Barqy tidak mengharuskan santrinya menerapkan satu irama tertentu, tergantung kepada masing-masing santri.

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan Islam tidak terlepas dari proses pengajaran Alquran.

Alquran merupakan sumber dasar utama bagi umat Islam, namun pada kenyataannya pengajaran membaca Alquran saat ini menjadi terabaikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak yang dalam membaca Alquran hanya

sekedar membacanya tanpa memperhatikan kaidah dan hukum dalam membaca Alquran (Hamdani 2018).

Membaca Alquran tidak boleh asal tetapi harus dengan lancar (Hermawan, Roup, and Jurjani 2021).

Oleh sebab itu hal ini menjadi tugas yang tidak boleh disepelekan, baik bagi pengajar Alquran maupun orangtua

(2)

sebagai pendidikan pertama anak di rumah. Salah satu upaya yang dapat diberikan pengajar Alquran kepada anak adalah mencari metode terbaik untuk mengajarkan Alquran (Nadifa Asyahida 2020). Metode membaca Alquran yang diterapkan selama ini masih belum menghasilkan suasana belajar yang kondusif, proses belajar menjadi kurang efektif, dan durasi belajar masih terlalu lama sehingga mutu pendidikan dan kualitas santri lulusan Taman Pendidikan Alquran belum sesuai dengan target yang seharusnya dicapai.

Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) merupakan suatu lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan membaca Alquran sejak dari usia belia, yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai dasar-dasar agama Islam, membentuk kepercayaan diri santri dan mencetak santri yang berakhlak mulia sesuai tuntunan Alquran dan hadis (Rifa’i and Nasir 2018). Adapun metode membaca Alquran yang diterapkan selama ini khususnya di kota Palangka Raya masih berpusat kepada anak saja tanpa menghiraukan komponen pembelajaran lain seperti strategi serta teknik dan metodologi dalam penerapan suatu metode.

Penerapan suatu metode tidak bisa sembarangan, karena akan mempengaruhi hasil dan kemampuan membaca Alquran seorang anak (Rusdiah 2012). Kemampuan membaca Alquran merupakan keterampilan melafadzkan setiap huruf dengan menyampaikan hak huruf dan mustahaknya seperti idzhar, idgham, gunnah dan lain-lain (Astuti 2013). Kemampuan membaca Alquran merupakan kemampuan yang utama dan pertama yang harus dimiliki oleh anak.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 16-17:

ٖٖۗهِّب الاجْعاتِّل اكانااسِّل ٖهِّب ْك ِّ راحُت الَ

اانْيالاع َّنِّا٦١

ۚ ٗهانٰا ْرُق او ٗهاعْماج ٦١

Artinya: (16) “Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk

membaca Alquran) karena hendak cepat- cepat (menguasai)nya. (17) Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya.” Al- Qiyamah/75:16-17 (“Al Quran Terjemah Depag PDF Interactive 2019” n.d.).

Selain kemampuan pada ketepatan makhraj dan tajwid, seorang anak dikatakan memiliki kemampuan membaca Alquran ketika fasih dan lancar dalam membaca sesuai kaidah yang berlaku. Di antara indikator kemampuan membaca Alquran yang mesti dikuasai ada 5 indikator antara lain: 1.) Ketepatan pada Makharijul huruf. 2.) Ketepatan pada Tajwidnya 3.) Kefasihan dalam membaca Alquran 4.) Kelancaran dalam membacanya 5.) Kecepatan yang bertujuan untuk menguasai bacaan Alquran dalam jangka waktu yang relatif singkat (Ishak 2017). Oleh sebab itu, dalam memilih suatu metode membaca Alquran yang tepat, diperlukan kajian mendalam terhadap berbagai metode yang ada, sehingga tugas pengajar disini adalah untuk menemukan metode yang tepat sasaran (Hermawan, Roup, and Jurjani 2021).

Diantara banyaknya metode membaca Alquran yang digunakan, salah satunya adalah metode Al Barqy. Metode Al Barqy hadir di Indonesia pertama kali ditemukan oleh seorang dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1965, Muhadjir Sulthon (Astuti 2013). Yang melatarbelakangi beliau menemukan metode Al Barqy adalah adanya keluhan dari masyarakat mengenai sulitnya belajar membaca Alquran.

Peneliti kemudian menemukan satu-satunya TPQ yang menerapkan metode Al Barqy sebagai metode pengajaran membaca Alquran di Palangka Raya. Karena berdasarkan hasil wawancara dengan ketua BKPRMI kota Palangka Raya metode Al Barqy masih menjadi metode baru dikalangan masyarakat, dan hanya satu TPQ saja yang menerapkan metode ini sehingga

(3)

metode ini masih dikenal asing oleh masyarakat kota Palangka Raya.

Penggunaan metode Al Barqy dilandaskan karena pengajar mengingikan anak melafalkan huruf sesuai dengan makhrajnya. Karena dalam pengajarannya metode Al Barqy memiliki ciri khas yaitu mengenalkan anak dengan huruf lembaga, sehingga anak dengan mudah mengingat dan melafalkan huruf dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala di TPQ yag menerapkan metode Al Barqy, pada awalnya lembaga tersebut menggunakan metode Iqro’

namun ketika beliau mengikuti pelatihan langsung metode Al Barqy, beliau berminat dan akhirnya menerapkan metode Al Barqy yang sudah berjalan 3(tiga) tahun. “Banyak santri yang mengalami kesulitan ketika membaca Alquran, terutama dalam penyebutan lafal huruf, panjang pendek ayat, hingga kesalahan tajwid lainnya, dan banyak orangtua yang menginginkan anaknya dapat membaca Alquran dengan baik dalam waktu yang singkat”. Sehingga diharapkan dengan metode Al Barqy masalah kesalahan dalam membaca dapat diatasi dan harapan orangtua santri dapat terwujud.

Selain metode Al Barqy, terdapat metode yang juga masih dikenal baru dikalangan masyarakat kota Palangka Raya yaitu Metode Tilawati. Dimana metode ini masuk ke kota Palangka Raya tidak kurang dari 3 tahun terakhir, artinya metode Tilawati di kota Palangka Raya juga dikenal sebagai metode yang baru, dan salah satu TPQ yang menerapkan metode Tilawati inilah yang menjadi lokasi dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaanya metode Tilawati memakai irama rost untuk mempermudah santri dalam membaca Alquran, sehingga santri menjadi aktif dan senang sehingga motivasinya dalam membaca Alquran pun meningkat.

Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu ustadzah di TPQ yang

menerapkan metode Tilawati, yang melatarbelakangi lembaga menggunakan metode tilawati di dalam kegiatan pembelajaran Alquran disebabkan beberapa siswa yang pada awalnya sudah berada dalam level membaca Alquran, tetapi ketika diterapkan metode tilawati siswa distandarkan tahap bacaannya menjadi jilid 1 sampai 6 sesuai dengan kemampuan membaca Alquran siswa tersebut. Sehingga ustadz maupun ustadzah meyakini bahwa metode Tilawati merupakan solusi terhadap masalah tersebut.

Maka dapat diketahui terdapat perbedaan metode pengajaran Alquran di kedua lembaga pendidikan Islam tersebut.

Di satu sisi ada yang menerapkan metode Al Barqy dan satu sisi menerapkan metode Tilawati dalam pembelajaran Alquran. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara kemampuan membaca Alquran santri menggunakan metode Tilawati dengan metode Al Barqy jenjang TPQ di Palangka Raya.

Penelitian ini memakai dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian komparasi. Penelitian komparasi merupakan penelitian yang berusaha untuk menemukan persamaan juga perbedaan tentang orang, benda, suatu prosedur, ide, kritik terhadap orang, kelompok, dan terhadap suatu mekanisme kerja (Sudijono 2018).

Sedangkan untuk pendekatan kualitatifnya menggunakan jenis kualitatif deskriptif. Artinya disini peneliti mendeskripsikan suatu fenomena dalam suatu tulisan yang bersifat narasi, sesuai fakta dan data yang digali berdasarkan kata atau gambar dari tokoh yang bersangkutan (Albi Anggito 2018).

Pada penelitian ini dilakukan di dua TPQ yang berbeda di kota Palangka Raya, yaitu TPQ yang menerapkan metode Tilawati dan TPQ yang menerapkan metode Al Barqy dalam

(4)

pembelajaran Alquran. Alasan pemilihan lokasi sebagai tempat penelitian karena TPQ yang menerapkan metode Tilawati di kota Palangka Raya telah menerapkan metode tersebut selama 2 tahun dan juga karena atas rekomendasi dari pengurus Tilawati kota Palangka Raya, sedangkan TPQ yang menerapkan metode Al Barqy merupakan satu-satunya TPQ di kota Palangka Raya yang menerapkan metode Al-Barqy dalam proses pembelajarannya, dan telah diterapkan selama 3 tahun.

Sampel yang digunakan sebanyak 23 orang santri TPQ yang menerapkan metode Tilawati dan 23 santri TPQ yang menerapkan metode Al Barqy. Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah tes lisan, wawancara, dan observasi. Untuk mengetahui kemampuan membaca Alquran santri, peneliti menganalisis data menggunakan uji t dengan bantuan software SPSS 16,0 for windows. Peneliti melakukan uji banding dengan sebelumnya melakukan tes membaca Alquran secara lisan di kedua metode membaca alquran yaitu metode al barqi dan juga metode tilawati, sehingga kemudian peneliti menemukan temuan

temuan yang disajikan dalam hasil dan pembahasan di bawah ini

HASIL DAN PEMBAHASAN Temuan Hasil Penelitian

Berdasarkan tes membaca Alquran yang telah dilakukan terhadap 23 santri yang menerapkan metode Tilawati dan 23 santri yang menerapkan metode Al Barqy, diketahui bahwa hasil kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Tilawati di kota Palangka Raya, dari 23 santri yang menjadi sampel, terdapat 12 santri dengan presentase 52,17% dinyatakan sangat mampu, 7 santri dengan presentase 30,43% memperoleh kategori mampu, dan 4 santri dengan presentase 17,39% memperoleh kategori cukup mampu.

Sedangkan santri dengan kategori kurang mampu dan sangat kurang tidak ada. Secara keseluruhan rata-rata kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Tilawati dengan nilai rata-rata 81,07 termasuk dalam kategori sangat baik.

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Metode Tilawati

n Mean

Tilawati 23 81.07

Valid N (listwise) 23

Sumber: Hasil Tes Membaca Alquran santri menggunakan Metode Tilawati dihitung menggunakan SPSS 16.0

Sedangkan santri yang menerapkan metode Al Barqy, dari 23 santri yang menjadi sampel, terdapat sebanyak 6 santri dengan presentase 26,08%

dinyatakan sangat mampu, 7 santri dengan presentase 30,43% memiliki tingkat kemampuan membaca Alquran mampu, 9 santri dengan presentase 39,13% memiliki tingkat kemampuan membaca Alquran cukup mampu¸ dan 1 santri dengan presentase 4,34%

dikategorikan kurang mampu.

Sedangkan santri yang memiliki

tingkat kemampuan membaca Alquran dengan kategori sangat kurang tidak ada.

Sehingga secara keseluruhan rata-rata kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Al Barqy di kota Palangkaraya yaitu dengan rata-rata 67,60 teridentifikasi dalam kategori baik.

(5)

Tabel 2. Nilai Rata-Rata Metode Al Barqy

n Mean

Tilawati 23 67.60

Valid N (listwise) 23

Sumber: Hasil Tes Membaca Alquran santri menggunakan Metode Al Barqy

Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan di antara kedua metode membaca Alquran di atas, peneliti

melakukan uji prasyarat hasilnya dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Tilawati Al Barqy

n 23 23

Normal Paramete rsa Most Extreme

Differences Kolmogorov- Smirnov Z Asymp. Sig. (2-

tailed)

Mean Std. Deviation

Absolute Positive Negative

81.0743 1.76234E1

.141 .141 -.138

.678 .747

67.6052 1.97142E1

.135 .128 -.135

.647 .796 Sumber: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berdasarkan tabel di atas diketahui signifikasi metode Tilawati sebesar 0,747 lebih besar dari 0,05 (p>0,05), sehingga data telah berdistribusi normal. Data mengenai kemampuan membaca Alquran menggunakan metode Tilawati telah memenuhi prasyarat untuk dilanjutkan ke uji t.

Begitu pun nilai signifikasi metode

Al Barqy sebesar 0,796 lebih besar dari 0,05 (p>0,05), sehingga data telah berdistribusi normal. Data mengenai kemampuan membaca Alquran menggunakan metode Al Barqy juga bisa dilanjutkan untuk uji t-test. Berikut hasil dari uji homogenitas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.550 1 44 .462

Sumber: Test of Homogeneity of Variances

Berdasarkan tebel di atas dapat diketahui tingkat signifikasi sebesar 0,462 lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Sehingga data yang digunakan sudah homogeny.

Oleh sebab itu, data mengenai

kemampuan membaca Alquran menggunakan metode Tilawati dan Metode Al Barqy telah memenuhi prasyarat dan dapat dilanjutkan ke uji t.

Tabel 5. Hasil Uji T-test

df Sig. (2-tailed) Mean difference

Equal variances assumed 44 .019 13.46913

Equal variances

not assumed 43.458 .019 13.46913

Sumber: Independent Samples Test

(6)

Berdasarkan hasil di atas nilai sig (2-tailed) sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05 (0,019<0,05) dapat disimpulkan nilai signifikansi < α maka Ha diterima, yang berarti ada perbedaan kemampuan membaca Alquran santri menggunakan metode Tilawati dan metode Al Barqy jenjang TPQ di Palangka Raya.

Berdasarkan data di atas, maka dapat

disimpulkan metode Tilawati lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan membaca Alquran santri dari metode Al Barqy di kota Palangka Raya.

Berikut ini merupakan tabel pembanding kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Tilawati dan santri yang menerapkan metode Al Barqy di Palangka Raya:

Tabel 6. Tabel Perbandingan Kemampuan Membaca Alquran Metode Tilawati dan Metode Al Barqy

Metode Tilawati

(Inisial Santri) Nilai Metode Al Barqy

(Inisial Santri) Nilai

NN 100 AR 94,12

SAP MB MN MAJ MMA

MR NI MNS MMA

NS RH AS ZQ MZA A

AN RJ SPA ARI S GVF MYF

98,04 78,43 45,10 47,06 78,43 94,12 100 78,43 86,27 100 98,04 88,24 86,27 98,04 68,63 78,43 60,78 92,16 74,51 68,63 96,08 49,02

JRS DA DF NI AS DPU VA

NV IHF RAD

MR RNM

A MSA AP

AR MF YP AS SJ CS MH

96,08 52,94 45,10 92,16 50,98 90,20 72,55 33,33 98,04 96,08 78,43 56,86 80,39 50,98 64,71 66,67 43,14 66,67 45,10 58,82 64,71 56,86 Sumber: tes membaca Alquran menggunakan dua metode yang berbeda

Berdasarkan analisis kuantitatif dapat dilihat bahwa kemampuan membaca Alquran menggunakan metode Tilawati termasuk dalam kualifikasi sangat baik, hal ini dibuktikan dari hasil tes lisan yang telah dilakukan oleh peneliti mengacu kepada lima indikator penilaian, yaitu makhraj, ketepatan tajwid, kelancaran, kefasihan dan kecepatan.

Kerberhasilan ini tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Alquran baik internal maupun eksternal seorang anak itu sendiri.

Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara, dan observasi yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data sebagai berikut:

Pertama, adanya faktor pendukung dalam metode Tilawati. Dalam penerapannya terdapat faktor yang mendukung metode Tilawati, sehingga metode ini menjadi unggul diantaranya;

setiap santri dan pengajar telah dilengkapi dengan buku pegangan, dan fasilitas pembelajaran seperti alat peraga telah lengkap. Sedangkan salah satu faktor yang

(7)

menjadikan hasil kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Al Barqy kurang sempurna salah satunya karena faktor internal dari santrinya sendiri.

Kondisi ini sesuai dengan ungkapan Kepala TPQ yang menerapkan metode Tilawati, Ustadz AM (2021) beliau mengungkapkan bahwa;

“Keberhasilan dari metode ini tidak lepas dari faktor-faktor pendukungnya, di dalam metode tilawati terutama setiap santri harus memiliki buku panduan, yang bukan hanya satu tapi banyak dari pembelajaran jilid 1 sampai jilid 6. Dan alhamdulillah dalam fasilitasnya kami sudah sangat lengkap dan bagus”.

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh ustadzah M (2021) selaku pengajar di TPQ yang menerapkan metode Tilawati yang mengungkapkan bahwa; “Faktor pendukung di TPQ kami sudah terpenuhi sekali, dari fasilitas pembelajaran kami sudah punya alat peraga semua disetiap kelas lengkap semuanya alhamdulillah, jadi alat peraga kami lengkap. Kemudian bukunya, buku Tilawati baik itu pegangan guru maupun santrinya rata-rata semua sudah punya masing-masing. Keberhasilan yang dilihat juga salah satunya karena faktor gurunya, kami setelah pelatihan kemaren kami ada lagi yang Namanya pembinaan, jadi peningkatan dari pengajarnya yang awalnya dites jilid rendah kemudian dibina akhirnya bisa naik ke jilid yang lebih tinggi dan seterusnya hingga akhirnya bisa mengajarkan lebih pada santrinya itu salah satunya”.

Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Alquran secara umum diklasifikasi menjadi 3, yakni faktor internal, yaitu keadaan jasmani, rohani serta psikologi seperti pada dalamnya keinginan, talenta serta motivasi dalam diri. Kedua faktor eksternal mencakup lingkungan sosialnya seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga pendekatan belajar yang juga

mempengaruhi taraf keberhasilan proses belajar seseorang, yang mencakup taktik dan metode yang dipergunakan (Sa’diyah 2021).

Berbeda dengan TPQ yang menerapkan metode Tilawati, TPQ yang menerapkan Al Barqy masih ditemukan beberapa kekurangan dari segi penerapan yang dilakukan, masih ada santri yang ketika membaca Alquran tidak begitu memahami mengenai materi tajwid dan makharijul huruf sehingga berdampak pada kelancaran membaca Alquran santri.

Seperti yang telah disampaikan oleh Ustadz A (2021), beliau menyampaikan;

“Kita sering menemukan anak yang bisa ngaji tapi ngajinya biasa-biasa aja, padahal kami telah memberikan pengajaran metode Al Barqy dengan baik namun masih ditemukan beberapa anak yang belum bisa mengikuti pembelajaran menggunakan metode ini karena faktor internal santri itu sendiri”. Lebih lanjut dikuatkan oleh ustadzah M (2021) selaku kepala TPQ, beliau mengungkapkan:

“Tidak semua anak langsung bisa memahami metode Al Barqy, ada anak yang rajin dan tekun namun ada pula anak yang masih bingung sehingga kemudian sedikit kesulitan dalam memahami metode ini, namun kami disini akan terus berupaya meningkatkan mutu dan kualitasnya untuk mencetak generasi qurani di masa mendatang”.

Kedua, dalam proses

pembelajarannya metode Tilawati menerapkan irama atau nada rost, sedangkan metode Al Barqy tidak mengharuskan santrinya menerapkan satu irama tertentu, tergantung kepada masing- masing santri. Metode Tilawati dalam pengajarannya memakai irama atau nada rost, (Ali Muaffa, 2018) yang menjadikan proses pembelajaran Alquran lebih menyenangkan dan santri menjadi tidak mudah bosan. Hal ini sejalan dengan apa yang telah diterapkan dalam pembelajaran tilawati di SDIT yang menerapkan metode Tilawati, ustadzah SM (2021)

(8)

mengungkapkan bahwa “Dalam penerapannya alhamdulillah kami juga telah menggunakan irama atau nada rost yang mana nada rost ini merupakan salah satu ciri khas dari metode tilawati, yang mana setelah menggunakannya kami juga mendapat banyak keuntungan dan kebermanfaatan dari segi siswa banyak yang menjadi bersemangat membaca Alquran, dan kualitas membaca Alquran mereka mejadi lebih indah dan bagus ”.

Irama atau nada dalam membaca Alquran disebut nagham yang memiliki makna seni dalam membaca Alquran yang menggunakan irama atau suara yang indah dan merdu atau melagukan Alquran secara baik dan benar tanpa melanggar kaidah dalam membaca Alquran (Albadi, Supraha, and Indra 2021). Maka dari itu hal ini mejadi faktor yang baik jika diterapkan sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.

Sedangkan dalam metode Al Barqy irama dalam membaca Alquran tergantung kepada setiap anak atau tidak menuntut untuk menggunakan irama tertentu. Kondisi ini sesuai dengan ungkapan ustadzah M (2021) bahwa;

“Dalam metode Al Barqy kami tidak mengharuskan santri memakai irama/lagu tertentu, tergantung setiap individu masing-masing namun fokus dalam metode ini adalah meningkatkan daya ingat santri terhadap 4 kata lembaga untuk mempercepat santri dalam menguasai bacaan”. Metode Al Barqy mempunyai syarat dalam pengajarannya, diantaranya; pendekatan memakai 4 kata lembaga; memisahkan kata; menggunakan teknik bernyanyi; mengingatkan kepada santri agar terus ingat 4 kata lembaga; dan belajar untuk berkonsentrasi.

Ketiga, dalam metode Tilawati santri mempelajari Alquran secara bertahap. Setiap santri memiliki level yang berbeda-beda sesuai degan kemampuannya. Sebelum mempelajari metode Tilawati, terlebih dahulu dilakukan placement test yang

menentukan tingkatan level dimana dia berada, dan diakhir pembelajaran dilakukan munaqasah kenaikan yang menjadi evaluasi penilaian dalam metode Tilawati. Hal ini merupakan salah satu teknik pembelajaran metode Tilawati, teknik pembelajaran merupakan langkah yang dilakukan pengajar dalam menerapkan suatu metode (Ali Muaffa :2018). Diharapkan pembelajaran memakai metode Tilawati menjadi efektif, mudah, dan menyenangkan.

Keempat, Salah satu syarat khusus yang diterapkan dalam metode Tilawati adalah standarisasi guru Alquran, dalam metode Tilawati setiap pengajar harus telah memiliki kemampuan dasar, seperti melafalkan huruf Alquran sesuai makhrajnya, mampu membaca Alquran dengan tartil, paham teori dasar tajwid, gharib muskilat, dan juga mampu menulis arab dasar dan kalimat yang benar. Faktor pengajar ini sangat mempengaruhi keberhasilan metode Tilawati. Sedangkan dalam metode Al Barqy masih ada beberapa pengajar yang belum mengikuti pelatihan metode Al Barqy disebabkan situasi pandemi Covid-19, Namun dengan adanya hasil kemampuan membaca Alquran yang telah dilaksanakan TPQ yang menerapkan Al Barqy akan terus membenahi metodologi serta pembelajaran Alquran, agar dapat mencetak generasi qur’ani yang berguna untuk masa depan

Dalam kegiatan pembelajaran salah satu komponen pengajaran yang perlu diperhatikan adalah pemilihan metode pengajaran. Metode pengajaran terdiri atas teknik atau prosedur yang menjamin seorang siswa mencapai tujuan (Widodo, Nuryadien, and Yani 2019). Teknik yang dipergunakan pada metode Tilawati ada tiga teknik yaitu; pengajar membaca santri mendengarkan, pengajar membaca santri meniru dan pengajar membaca santri pun membaca (Khoiruddin and Kustiani 2020). Sedangkan teknik dalam metode Al Barqy diantaranya mengajarkan dengan

(9)

nyanyian agar siswa lebih mengingat kata empat lembaga. Kerberhasilan suatu metode tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Alquran baik internal maupun eksternal seorang anak itu sendiri.

Hasil penelitian ini sepakat dengan hasil penelitian dari Nurhayah (2020) yaitu metode Tilawati menjadi metode yang lebih unggul daripada metode Iqro’

terhadap hasil kemampuan membaca Alquran santri, hal ini dibuktikan dengan hasil kemampuan di SDIT yang menerapkan metode Tilawati mengalami peningkatan dibandingkan metode Iqro’.

Hasil penelitian ini juga sepakat dengan hasil penelitian dari Salma Nadhifa (2020) yang berjudul “Studi Komparasi Metode Talaqqi dan Metode Tilawati”

menyatakan bahwa kemampuan santri dalam membaca Alquran yang menerapkan metode talaqqi dengan perolehan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 83, memperoleh presentase 31%

berada pada rentang nilai 86-87 dengan kualifikasi “cukup”. Sedangkan santri yang menerapkan metode Tilawati dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 84, memperoleh presentase 42%

berada pada rentang nilai 89-91 dengan kualifikasi sangat baik”.

PENUTUP

Kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Tilawati yaitu 81,07 teridentifikasi dalam kategori sangat baik sedangkan kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Al Barqy yaitu 67,60 teridentifikasi dalam kategori Baik.

Adapun hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Nilai signifikasi sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat perbedaan positif antara kemampuan membaca Alquran santri yang menerapkan metode Tilawati dan santri yang menerapkan metode Al

Barqy di kota Palangka Raya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, peneliti memperoleh kesimpulan yaitu; terdapat faktor pendukung yang menjadikan metode Tilawati menjadi lebih unggul dibanding metode Al Barqy, diantaranya, setiap santri dan pengajar telah dilengkapi dengan buku pegangan, dan fasilitas pembelajaran seperti alat peraga telah lengkap. Selanjutnya, dalam proses pembelajarannya metode Tilawati menerapkan irama atau nada rost, sedangkan metode Al Barqy tidak mengharuskan santrinya menerapkan satu irama tertentu, tergantung kepada masing-masing santri. Metode Tilawati diajarkan secara bertahap yang artinya setiap santri memiliki level yang berbeda- beda sesuai degan kemampuannya.

Sebelum mempelajari metode Tilawati, terlebih dahulu dilakukan placement test yang menentukan tingkatan level dimana dia berada, dan diakhir pembelajaran dilakukan munaqasah kenaikan yang menjadi evaluasi penilaian dalam metode Tilawati.

Berdasarkan hal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan suatu metode dalam membaca Alquran tidak boleh asal karena hal ini dapat mempengaruhi kualitas bacaan dan kemampuan santri dalam membaca Alquran. untuk mewujudkan tercapainya tujuan tersebut maka dalam hal ini peran dalam berbagai pihak juga penting dan ikut berpengaruh, baik dari orangtua, santri, maupun pendidik itu sendiri.

Dalam penulisan ini metode tilawati dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca Alquran.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Al Quran Terjemah Depag PDF Interactive 2019.” n.d. Accessed November 3, 2021.

https://www.google.co.id/books/edition/Al_Quran_Terjemah_Depag_PDF_Interac tive/9MHPDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0.

Albadi, Wido Supraha, and Hasbi Indra. 2021. “Implementasi Seni Baca Irama Al Qur’an (Nagham) Dalam Metode Pembelajaran Tahsin Al-Qur’an.” Rayah Al-Islam 5 (01): 98–

112. https://doi.org/10.37274/rais.v5i1.389.

Albi Anggito, Johan Setiawan. 2018. “Metodologi Penelitian Kualitatif.” CV Jejak (Jejak Publisher).2018.

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=59V8DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=

PP1&dq=metode+penelitian+kualitatif+deskriptif&ots=5HcznxiuHt&sig=iO-

69xVXVJ8ndXL01YYorcp-M28&redir_esc=y#v=onepage&q=metode penelitian kualitatif deskriptif&f=false.

Astuti, Rini. 2013. “Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Quran Pada Anak Attention Deficit Disorder Melalui Metode Al-Barqy Berbasis Applied Behavior Analysis PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Al-Quran Beberapa Huruf Hijaiyah , Sedangkan ( Attention ADD ( Attention Deficit Dis.” Pendidikan Usia Dini 7 (2): 1–16.

Hamdani, Muhamad. 2018. “Penerapan Metode Membaca Alquran Pada Tpa Di Kecamatan Amuntai Utara (Studi Pada Metode Iqra Dan Metode Tilawati).” Al

Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan.

https://doi.org/10.35931/aq.v0i0.12.

Hermawan, Dean, Roup, and Acep Jurjani. 2021. “Efektivitas Metode Tilawati Dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Sdit Bintang Tangerang Selatan.” Jurnal Konseling Pendidikan Islam 2 (1): 168–87.

https://doi.org/10.32806/jkpi.v2i1.35.

Ishak, Muhammad. 2017. “Pelaksanaan Program Tilawah Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an (Pascasarjana Uin Sumatera Utara).” Edu Riligia 1 (4): 603.

Khoiruddin, Heri, and Adjeng Widya Kustiani. 2020. “Manajemen Pembelajaran Tahsin Al- Quran Berbasis Metode Tilawati.” Jurnal Isema : Islamic Educational Management 5 (1):

55–68. https://doi.org/10.15575/isema.v5i1.5546.

Muaffa, Ali dkk. 2018. Strategi Pembelajaran Alquran Metode Tilawati. Surabaya: Pesantren Alquran Nurul Falah Surabaya

Nadifa Asyahida, Salma. 2020. “View of Studi Komparasi Metode Talaqqi Dan Metode Tilawati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an.” Jurnal Pendidikan Islam Indonesia. 2020. https://doi.org/10.35316/jpii.v4i1.166.

Nurhayah. 2020. “Implementasi Metode Tilawati dan Metode Iqro Dalam Meningkatkan Kemampuan 41 Membaca Al-Qur‟an (Di SD Islam Al-Azhar dan SDIT Nur El- Qolam Kabupaten”. Jurnal Qathruna Vol. 7 No. 2, 42-48

Rifa’i, Ahmad, and Muhammad Nasir. 2018. “Efektivitas Metode Ummi Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Membaca Alquran Siswa Tpa Desa Pugaan Kecamatan Pugaan.” Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan.

https://doi.org/10.35931/aq.v0i0.61.

Rusdiah. 2012. “Konsep Metode Pembelajaran Al Qur’an.” Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 2 (1): 1–25.

Sa’diyah. 2021. “Implementasi Metode Ummi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Alquran ( Studi Kasus Di SD Islam Asih Auladi Depok Jawa Barat ).”

(11)

Tarbiyah Wa Ta’lim 8 (2): 92–103.

Sudijono, Anas. 2018. Pengantar Statistik Pendidikan - Google Books. Raja Grafindo Pustaka.

https://www.google.co.id/books/edition/PENGANTAR_STATISTIK_PENDIDI KAN/P8swDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=pengantar+statistik+pendidikan&prin tsec=frontcover.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Widodo, Arip, Mahbub Nuryadien, and Ahmad Yani. 2019. “Metode Pembelajaran

Membaca Al-Qur’an Etode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Anak Usia 7-13 Tahun Di Tpq Al-Falah 2 Anak Usia 7-13 Tahun Di Tpq Al-Falah 2 Desa Serangkulon Blok 01 Rt 01 Rw 01 Desa Serangkulon Blok 01 Rt 01 Rw 01 Kecamatan Babakan Kabupaten.” Jurnal Al Tarbawi Al Haditsah 1 (9): 1689–99.

Referensi

Dokumen terkait

(7) terdapat pengaruh kohesivitas guru sebagai variabel intervening antara organizational citizenship behavior terhadap komitmen organisasi guru dengan nilai t hitung

7 ©Daffodil International University Security for the Internet of Things: A Survey of Existing Protocols and Open Research issues [7] 2015 5-Layer architecture Authenticatio