• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbandingan sosial ekonomi masyarakat nagari tabek

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "perbandingan sosial ekonomi masyarakat nagari tabek"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NAGARI TABEK DAN NAGARI PANYUBARANGAN KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN

DHARMASRAYA BY:

Liliana* Drs. Edi Suarto, M.Pd **Momon Dt. Tanamir, M.Pd ***

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat * Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, menganalisis, dan mengkaji tentang Perbandingan Sosial Ekonomi Masyarakat Nagari Tabek Dan Nagari Panyubarangan Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya dengan variabel diantaranya: tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan mata pencaharian di Kenagarian di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Jenis penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif komparatif. Populasi penelitian ini adalah keluarga di Kenagarian Tabek (1080 KK) dan keluarga di kenagarian Panyubarangan (654 KK). Sampel responden ditentukan dengan menggunakan proporsional random sampling, sehingga jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebesar 86 KK dengan perincian 54 KK di Kenagarian Tabek dan 32 KK di Kenagarian Panyubarangan.

Pengumpulan data menggunakan angket terbimbing dan analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut: 1) Terdapat perbedaan tingkat pendidikan masyarakat di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dengan nilai t sebesar 1,662 dan signifikansi sebesar 0,000 < α 0,05. 2) Terdapat perbedaan tingkat pendapatan masyarakat di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dengan nilai t sebesar 1,662 dan signifikansi sebesar 0,000 < α 0,05. 3) Terdapat perbedaan mata pencaharian masyarakat di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dengan nilai t sebesar 1,662 dan tingkat signifikansi sebesar 0,001 < α 0,05.

Kata Kunci : Pendidikan, Pendapatan, Mata Pencaharian

(2)

ECONOMIC SOCIAL COMPARE VILLAGE TABEK AND VILLAGE PANYUBARANGAN IS TIMPEH SUBDISTRICT DHARMASRAYA

DISTRICT By:

Liliana* Drs. Edi Suarto, M.Pd **Momon Dt. Tanamir, M.Pd ***

Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatera*

Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatera**

ABSTRACT

This study aims to get the data, process and analyze the Economic Social compare Village Tabek and Village Panyubarangan In Timpeh Subdistrict Dharmasraya district with variable among those: education, income and occupation at Village Tabek Dharmasraya district. This research type categorised on comparabilities descriptive research. This population is family at VillageTabek (1080 family’s) and family at Village Panyubarangan (654 family). Prescribed respondent sample by use of proportional random sampling, so sample amount of this research is as big as 86 family with detail 54 family at village Tabek and 32 family at village Panyubarangan. Data collecting utilizes questionnaire most lead and analisis which is utilized is statistical deskriptif and inferencial. The results showed as follows: 1) There is a differences in the education differences societies at Village Tabek with Village Panyubarangan, with t-test as 1,662 and signifikansi as 0,000< α 0,05. 2) There is a differences in the income differences societies at Village Tabek with Village Panyubarangan, with t-test as 1,662 and signifikan the as 0,000 < α 0,05. 3) There is a differences in the society occupation differences at Village Tabek with Village Panyubarangan, with U-test as 1,662 and level signifikansi as 0,001 < α 0,05.

Key word: Education, Income, Occupation

(3)

PENDAHULUAN

Strategi pembangunan indonesia adalah peningkatan pemerataan pembangunan berserta hasil-hasilnya melalui arah kebijakan pembangunan sektoral dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses kemajuan dan perbaikan yang terus menerus menuju kepada tercapainya tujuan yang di inginkan serta mengubah keseimbangan baru, yang dianggap lebih baik untuk kehidupan manusia. Pembangunan yang dilaksanakan dimana saja selalu merupakan kegiatan yang berkelanjutan dan berubah terus menerus baik di tinjau secara konseptual maupun konteksual. Untuk dapat menjadi proses yang bergerak maju sendiri (self sustaining proces) tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya (Ismani, 1991:60).

Tahapan pembangunan itu sendiri dibedakan menjadi tiga jangka waktu yaitu jangka panjang, jangka menengah dan tahunan. Dengan demikian jika pembangunan akan dilaksanakan perlu ditinjau terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pembangunan itu termasuk pembangunan jangka panjang, menengah atau tahunan. Sehingga pembangunan itu dapat dilaksanakan dengan biaya yang seminimal mungkin dan dapat hasil yang maksimal nmungkin.

Pembangunan nasional Indonesia adalah paradigma pembangunan yang

terbangun atas pengalaman pancasila yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya.

Dari amanat tersebut disadari bahwa pembangunan ekonomi bukan semata-mata proses ekonomi, tetapi suatu penjelmaan pula dari proses perubahan politik, sosial, dan budaya yang meliputi bangsa, di dalam kebulatannya.

Pembangunan nasional merupakan cerminan kehendak terus-menerus meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila.

Pembangunan yang dilakukan di perdesaan tidak begitu baik dan mulus seperti yang diharapkan. Sehingga kondisi desa di indonesia masih dikatakan tetap miskin dan terbelakang (Mc Cwley 1998).

Penyediaan infrastruktur desa dilakukan dengan maksud akses dan mendukung kegiatan produksi, ekonomi dan sosial, pada wilayah perdesaan pembangunan jalan dilakukan untuk segala akses yang menyangkut kehidupan masyarakat dan mampu menjaga terisolirnya masyarakat.

Pembangunan infrastruktur yang melibatkan swasta dan masyarakat demi.

(4)

Untuk itu dalam pembangunan infrastruktur mulai dari perencanaan sampai pelayanannya kepada masyarakat, daerah maupun wilayah. Bahwa pemerintah memang menghadapi tantangan serius dalam pembiayaan infrastruktur, dimana keterbatasan dana menyebabkan tidak memungkinkan pemerintah mengandalkan metode pembiayaan konvensional untuk kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat. Bahkan untuk infrastruktur dimana kelayakan finansial tidak mungkin dicapai seperti di daerah terpencil dan perdesaan, dana pemerintahan masih belum mencukupi mengingat biaya investasi yang cukup besar (Hermanto, 2014).

Sistem infrastruktur mendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat,.

Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas, peralatan- peralatan, instalansi-instalansi, yang dibutuhkan untuk sistem ekonomi masyarakat (Grigg dalam Muhammad, 2004).

Jalan merupakan sarana prasarana yang di butuhkan manusia untuk mempermudah untuk mencapai suatu tempat ke tempat lain, di Kabupaten Dharmasraya sebagian besarnya jalannya masih dalam keadaan rusak dan hal ini menjadi suatu hambatan manusia untuk interaksi dari suatu tempat lain, di antaranya arus transportasi banyak di antaranya tidak lancar karena

kondisi jalan yang kurang memadai, seperti masyarakat untuk keluar

dari daerah tersebut harus menempuh jarak yang jauh untuk bisa pergi dari daerah tersebut karena kondisi jalan seperi itu, maka mobil dan bus tidak bisa menjemput ke daerah ini.

Berdasarkan observasi awal penulis, pembangunan di Kenagarian Panyubarangan Kabupaten Dharmasraya mempunyai infrastruktur yang kurang memadai dari segi sarana prasarana jalannya karena terletaknya jauh di daerah pinggiran. Pemerintah terfokus kepada pembangunan di Kabupaten sehingga pembangunan daerah terpencil Kenagarian Panyubarangan fasilitas-fasilitas pendukung seperti sarana infrastruktur jalannya masih dalam keadaan buruk.

Pembangunan jaringan jalan yang terdapat di Kenagarian Panyubarangan ini belum mamadai masih dalam keadaan kurang baik, ini ditandai banyak yang belum merata pembangunan jalan dengan kondisi jalan berkerikil, berlobang, dan sebagian jalan yang berasapal. Kenagarian Panyubarangan ini terletak jauh dengan pusat Kabupaten karna itu daerah ini mengalami kesulitan dalam berinteraksi dari satu tempat lain karna kondisi jalan yang kurang efektif untuk di lewati, dan masyarakat di Kenagarian Panyubarangan ini ada yang berdagang, bertani sawit dan karet, dan masyarakat mengalami kesulitan memasarkan hasil pertaniannya karena

(5)

kendaraan mobil dan motor mengalami kesulitan melintasi mengalami kendala melewati jalan di Kenagarian Panyubarangan., Sedangkan di Kenagarian Tabek Kabupaten Dharmasraya pembangunan infrastruktur jalan dan fasilitas sarana jalan sudah mengarah membaik, karena Kenagarian Tabek ini dekat dengan pusat Kabupaten. Kenagarian Tabek ini mempunyai bemacam-macam mata pencaharian seperti masyarakat berkerja sebagai PNS, pegawai, dan sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani, dengan keanekaragaman mata pencaharian ini masyarakatnya tidak mengalami kesulitan memasarkan hasil pertaniannya keluar dan berinteraksi ke tempat lain pun lancar.

Berdasarkan masalah diatas maka saya tertarik saya mengangkat judul:

Perbandingan Sosial Ekonomi Masyarakat Nagari Tabek Dan Nagari Panyubarangan Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya”

Komparasi berasal dari kata comparasion yang mempunyai arti perbandingan atau pembandingan satu variabel ataupun dua variabel. Komparasi ini merupakan salah satu teknik analisis kuantitatif yang digunakan untuk menguji satu atau dua varibel, apakah ada tidak perbedaan atau perbandingan antara satu atau dua variabel tersebut, (Jainuri, 2013).

dimaksud menunjukan pada kesejahteraan sosial, yaitu tercukupnya

kebutuhan material dan non material dalam masyarakat Indonesia, sejahterah itu diartikan hidup aman dan bahagia karena semua kebutuhan dasar dapat terpenuhi, seperti makanan yang cukup, gizi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, pendapatan yang layak dan perlindungan, (Nabella:2012).

Wullur vera ( 2009:13) kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesulitan, dan ketentraman lahir batin, yangmemungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, sosial dan sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.

Menurut Notoadmojo (2007) pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu sendiri proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu kelompok atau masyarakat.

Secara umum arti pendapatan menurut Hull dalam Zia ( 2002 ) menyatakan bahwa pendapatan adalah gambaran yang lebih tepatnya tentang posisi ekonomi keluarga pendapatan atau kekayaan keluarga.

Sheraden (2006:23) menyatakan pendapatan merupakan semua uang yang masuk dalam sebuah rumah tangga atau unit

(6)

terkecil lainnya dalam suatu masa tertentu.ini disebutsebagai arus mengalirnya (flow) uang. Pendapatan seseorang bisa didapat dari tiga sumber utama: perusahaan, aset, dan santunan (transfer).

Menurut Nawi dalam Doni (2007:12) menyatakan pekerjaan adalah medium dimana kita memperoleh syarat kehidupan pokok sebagai alat yang mengembangkan, mengklasifikasi, mengevaluasi diri dan orang lain yang merupakan suatu mekanisme dimana kita merubah diri kita dari orang lain yang ada di sekitar kita mata pencaharian penduduk kebanyakan adalah bertani sawit, karet, sayuran, kayu, padi, pasir dan hasil pertanian menghasilkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di kenagarian Tabek untuk sehari-hari dan masyarakat bekerja di sektor lainnya. Hal ini disebabkan oleh rendah pendidikan masyarakat yang minim terhadap perkeonomian yang sangat menganjal dalam kehidupan.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2006) mata pencaharian merupakan pekerjaan yang menghasilkan uang untuk hidup setiap kegiatan mata pencaharianbanyak jenisnya mulai mata pencaharian yang bersifat tradisional maupun bersifat modren.

Pembangunan infrastruktur menjadi tulang punggung majunya suatu daerah, terutama di bidang pertanian, pendidikan terhadap sosial ekonomi masyarakat, hal ini

dikarenakan sistem pembangunan harus baik, sehingga akan memperlancar aktifitas masyarakat khususnya di kecamatan Timpeh, Pembangunan di kabupaten Dharmasraya, khususnya di kecamatam timpeh kenagarian Tabek dan kenagarian Panyubarangan merupakan alah satu wilayah pinggiran yang belum banyak tersentuh pembangunan, jika pembangunan infrastrukturnya baik maka akan memperlancar semua aktivitas masyarakatnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparasi. Penelitian deskriptif komparasi yaitu Sesuai dengan batasan masalah maka jenis deskriftif dengan pendekatan komparasi, rumusan masalah yang dijelaskan maka penelitian ini bersifat komparasi ini bertujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan-perbedaan benda- benda, orang, tentang prosedur kerja, kelompok, ide-ide, kritik terhadap orang lain, dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dengan perubahan-perubahan pandangan orang, group negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap peristiwa atau ide-ide.

Penentuan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006), jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil 5-10% atau 15-20% atau

(7)

lebih. Berdasarkan pendapat tersebut, maka sampel dalam penelitian ini di ambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan proporsi 5% sesuai dengan kemampuan penelitian.

Sesuai dengan jenis data yang hendak dicarii dalam penelitian ini, maka instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan angket atau kusioner, sedangkan data yang tidak mungkin dikumpul dengan kusioner dilakukan observasi dengan pencatatan lansung pada masyarakat Nagari Tabek dan Nagari Panyubarangan.

Jenis data dalam penelitian ini ada dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan yaitu data tentang jenis Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Mata Pencaharian, Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan adalah data yang bersangkutan dengan kondisi geografis Kenagarian Tabek dan Kenagarian Panyubarangan yang diperlukan dalam penelitian ini.

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yaitu menggunakan rumus berupa formula persentase. Karena tujuannya adalah untuk melihat kecendrungan indikator masing- masing variabel dengan rumus sebagai berikut:

1. P = Keterangan : P = persentase f = frekuensi

n = jumlah responden

100% = angka ketetapan untuk responden Sudjana (2006: 106).

2. Mean (rata-rata) ̅ ∑ Keterangan:

̅ = Mean = Jumlah

∑ (Sudijono, 2010) 3. Uji T

̅̅̅ ̅

√ Keterangan:

̅

̅

Jumlah responden 1 = Jumlah responden 2 Derajat kebebasan (dk/df) = n=1 4. Mann-Whitney Test

U1 = n1.n2-U2 U2 = n1.n2-U1

= = Keterangan :

U1 =Statistik uji U1 U2 = Statistik uji U2 R1 = jumlah rank sampel 1 R2 = jumlah rank sampel 2 n1 = banyaknya anggota sampel 1 n2 = banyaknya anggota sampel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini maka dapat dijabarkan sebagai berikut

(8)

1. Tingkat pendidikan di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan.

perbandingan tingkat pendidikan dilihat dari pendidikan suami, pendidikan istri, pendidikan anak pertama, pendidikan anak kedua, pendidikan anak ketiga, pendidikan anak ke empat dan seterusnya.

Dari hasil analisis data diketahui bahwa terdapat perbedaan Tingkat pendidikan masyarakat di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dimana nilai t sebesar 1,662 dengan signifikan 0,000 <

α 0,05, hal itu berarti Ho ditolak H1

diterima dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan atau adanya kesamaan tingkat pendidikan masyarakat di Kenagarian Tabek dengan infrastruktur pembangunan yang merata dan Kenagarian Panyubarangan yang infrastuktur yang tidak merata.

Temuan ini sesuai dengan pernyataan menurut Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu sendiri proses pertumbuhan, perkembangan dan perubahan kearah yang dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu kelompok atau masyarakat (Notoadmojo, 2007).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan tingkat pendidikan masyarakat di Kenagarian Tabek sudah termasuk baik di bandingkan dengan pendidikan masyarakat yang ada

Kenagarian Panyubarangan, ini disebabkan oleh ketidakmerataan pembangunan infrastruktur dan ini perlu adanya peningkatan dan perhatian lebih terhadap pendidikan.

Tabel 1 Uji t-test Tingkat Pendidikan Uji-test df Sig Keterangan 321.000 86 0,015 Sig Sumber : Pengolahan data primer, 2016 2. Tingkat pendapatan di Kenagarian Tabek

dengan Kenagarian Panyubarangan.

Perbandingan Tingkat Pendapatan dilihat dari pendapatan pokok, pendapatan anak yang bekerja, pengeluaran untuk makan dan pengeluaran bukan untuk makan, Yang kemudian dijumlahkan maka akan menghasilkan pendapatan perkapita. Dari hasil analisis data diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkat pendapatan masyarakat yang terdiri dari pendapatan pokok, dan pendapatan sampingan keluarga di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dimana nilai t sebesar 1,662 dengan signifikan 0,000 <

α 0,05, hal itu berarti Ho ditolak H1

diterima dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan atau adanya kesamaan tingkat pendapatan masyarakat di Kenagarian Tabek dengan infrastruktur pembangunan yang merata dan Kenagarian Panyubarangan yang infrastruktur yang tidak merata.

(9)

Temuan ini sesuai dengan pernyataan menurut Secara umum arti pendapatan menurut Hull dalam Zia (2002 ) menyatakan bahwa pendapatan adalah gambaran yang lebih tepatnya tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga.

Dari penjelasan di atas, tingkat pendapatan pokok, pendapatan sampingan yang ada Kenagarian Tabek lebih tinggi di bandingkan dengan pendapatan masyarakat di Kenagarian Panyubarangan.

Tabel 2 Uji t-test Tingkat Pendapatan Uji-test df sig Keterangan 328.000 86 0,015 Sig Sumber : Pengolahan data primer, 2016 3. Mata pencaharian masyarakat di

Kenagarian Tabek dengan masyarakat di Kenagarian Panyubarangan.

Perbandingan mata pencaharian dilihat dari mata pencaharian pokok, mata pencaharian sampingan, anggota keluarga yang bekerja, pekerjaan sampingan anggota keluarga, jumlah lahan pertanian yang dimiliki, tingkat kecukupan penghasilan, kegiatan yang ada selain kegiatan tetap, tingkat kehidupan yang seajahterah. Dari hasil analisis data diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan mata pencaharian masyarakakat di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dimana nilai t sebesar

1,662 dengan tingkat signifikan 0,001 < α 0,05, hal itu berarti Ho ditolak H1 diterima dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan atau adanya kesamaan Mata Pencaharian masyarakat di Kenagarian Tabek dengan infrastruktur yang merata dan Kenagarian Panyubarangan infrastruktur yang tidak merata.

Temuan ini sesuai dengan pernyataan, menurut Nawi dalam Doni (2007:12) menyatakan pekerjaan adalah medium dimana kita memperoleh syarat kehidupan pokok sebagai alat yang mengembangkan, mengklasifikasi, mengevaluasi diri dan orang lain yang merupakan suatu mekanisme dimana kita merubah diri kita dari orang lain yang ada di sekitar kita mata pencaharian penduduk kebanyakan adalah bertani sawit, karet, sayuran, kayu, padi, pasir dan hasil pertanian menghasilkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di Kenagarian Tabek untuk sehari-hari dan masyarakat bekerja di sektor lainnya. Hal ini disebabkan oleh rendah pendidikan masyarakat yang minim terhadap perkeonomian yang sangat menganjal dalam kehidupan.

Menurut Anwar (2012:215) di Indonesia mata pencaharian yang ditekuni penduduk dikelompokkan dalam dua bidang, bidang pertanian dan non

(10)

pertanian: Pertanian, Masyarakat Indonesia banyak yang menggelutin bidang pertanian disebabkan tanah dan lahan yang tersedia cukup subur dan luas untuk ditanami. Berladang adalah cara bertani berpindah-berpindah yang dilakukan dengan cara membakar hutan.

Bersawah adalah cara bertani yang pengolahannya dilakukan dengan pengairan dan pemupukan yang baik dan teratur.Perkebunan adalah usaha tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan bahan mentah industri dan komoditas ekspor dilakukan oleh rakyat, pemerintahan dan pengusaha swasta.

Kesimpulan, bahwa tingkat mata pencaharian di Kenagarian Tabek mata pencaharian tertinggi (46.3%) dengan mata pencaharian PNS dan Kenagarian Panyubarangan terendah (9.4%) dengan mata pencaharian sebagai buruh.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diuraikan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan tingkat pendidikan masyarakat yang terdiri dari pendidikan suami, pendidikan istri, dan pendidikan anak di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dimana nilai t sebesar 1,662 dengan signifikan 0,000 <

α 0,05, hal itu berarti Ho ditolak H1

diterima dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat pendidikan masyarakat di Kenagarian Tabek dan Kenagarian Panyubarangan.

2. Terdapat perbedaan tingkat pendapatan masyarakat yang terdiri dari pendapatan pokok, dan pendapatan sampingan keluarga di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dimana nilai t sebesar 1,662 dengan signifikan 0,000 <

α 0,05, hal itu berarti Ho ditolak H1

diterima dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat pendapatan masyarakat masyarakat di Kenagarian Tabek dan Kenagarian Panyubarangan..

3. Terdapat perbedaan mata pencaharian masyarakat di Kenagarian Tabek dengan Kenagarian Panyubarangan. Dimana nilai t sebesar 1,662 dengan tingkat signifikan 0,001 < α 0,05, hal itu berarti Ho ditolak H1 diterima dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan tingkat pendidikan masyarakat masyarakat di Kenagarian Tabek dan Kenagarian Panyubarangan.

Tabel Uji U-test Mata Pencaharian Uji-test df sig Keterangan 321.000 86 0,015 Sig Sumber : Pengolahan data primer 2016

Saran

Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(11)

1. Disarankan kepada masyarakat setempat di nagari Tabek dengan masyarakat di nagari Panyubarangan agar lebih meningkatkan kualitas tingkat pendidikannya supaya semua lapisan masyarakat bisa mendapatkan kehidupan yang sejahterah.

2. Diharapkan kepada pemerintah setempat lebih memperhatikan tentang infrastruktur jalan memadai, karna berdampak terhadap bagaimana ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga tingkat pendapatan dan mereka mampu menghasilkan pendapatan. Maka dengan pendapatan tersebut mereka mampu membangun dan memajukan daerah tempat tinggal mereka masing-masing

3. Disarankan kepada masyarakat di nagari Panyubarangan dengan masyarakat di nagari tabek agar lebih meningkatkan kualitas tingkat pendapatan dan mata pencahariannya supaya semua lapisan masyarakat bisa mendapatkan kehidupan yang sejahterah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2013). Pengertian dan definisi pendidikan menurut para ahli.

(Http//www.krompols.net/2013/03/pe ngertian dan definisi pendidikan.html.diakses 20 Desember 2013

Akhiru. 2013. https://sistem-ekonomi- sistem-mata-pencaharian-hidup.

Dharmasraya dalam Data (Dharmasraya in Data) 2014. Penerbit BPS Kab Dharmasraya.

Hermanto. 2014. Sosial ekonomi ekonomi, diakses pada tanggal, pukul 12:25 WIB.

Jayadinata T.Johara. (1999). Tata guna tana dalam Perencanaan perdesaan dan perkotaan dan Wilayah.

Bandung : ITB

Kartasasmita, Ginanjar. “Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan.

Jakarta : CIDES, 1996.

Kantor Wali Nagari Tabek. 2015 Data Perkembangan Penduduk Nagari Tabek Tahun 2016.

Cweley Mc. (1998). Pembangunan infrastruktur desa dan fasilitas desa M.Fuad dkk ,2006. Pendapatan

Masyarakat. Menurut akuntansi keuangan.

Margono (2010) Metodologi Penelitian pendidikan” Jakarta : Rindea Cipta Pertumbuhan dan Pembagian Pendapatan Masyarakat Indonesia.”

Pasca – Sarjana Fakultas Gadja Mada, Yogyakarta, 1979.

Novrianti dalam silvia,2012.Kesejahteraan sosial ekonomi, Penerbit Jakarta Dedenvis.

(12)

Rosi Nofita (2009). Persepsi Masyarakat Tentang Infrastruktur. skripsi.

Program studi pendidikan Geografi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

Sutyastic, 2002. Kemiskinan Dan Ketidakmerataan Di Indonesia.

Jakarta : Edisi indonesia.

Sudjana, (2012) penelitian dan penilaian Pendidikan.Bandung: Sinar Pustaka Sjafrizal, (2014). Perencanaan

Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi. Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset.

Thee Kian Wie (1981 ) “ Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan , Beberapa pendekatan Alternatif.” Jakarta : LP3ES.

Wullur, Vera. 2009. Mengptimalkan Kepedulian Sosial Masyarakat.

Jakarta :PT Grasindo

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dari perhitungan diatas diketahui F-hitung < F-tabel atau 0,297 < 3,48 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

Hal ini dapat dilihat dari t hitung sebesar 19,498 > 0,256 dengan nilai signifikan 0,012 < 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sebesar 1,2% dan hasil koefisien