• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbedaan hasil belajar matematika penggunaan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "perbedaan hasil belajar matematika penggunaan"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Fitria Jaselmi, NIM Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Realistic Mathematics Education (RME) dan Model Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas IV SDN 47 Bengkulu Tengah”. menggunakan model Realistic Mathematics Education (RME) dan model Team Games Tournament (TGT) untuk siswa kelas IV di SDN 47 Bengkulu Tengah.

Identifikasi Masalah

Peneliti akan melakukan penelitian di Kelas IV A dan Kelas IV B yang terdiri dari 51 siswa, dengan Kelas IV A menjadi Kelas Eksperimen 1 dan Kelas IV B menjadi Kelas Eksperimen 2.6. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Realistic Mathematics Education (RME) dan Model Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas IV SDN 47 Bengkulu Tengah”.

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

Belajar dan Pembelajaran

5Nasaruddin, Karakteristik dan Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika di Sekolah Jurnal al-Khawarizmi STAIN Palopo: Jurusan Tarbiyah, Program Studi Matematika Vol. 2, volume 2013), h. Pada hakikatnya tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa menjadi mahir dalam pemecahan masalah dan mampu menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Model Pembelajaran

Banyak orang beranggapan bahwa Pendidikan Matematika Realistik adalah pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu menggunakan permasalahan sehari-hari. Turnamen Permainan Tim (TGT) pada awalnya dikembangkan oleh Devries dan Keith Edward, ini adalah model pengajaran pertama dari Johns Hopkins. Teams Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang terdiri dari lima sampai enam siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda.

Model Pembelajaran Kooperatif TGT merupakan salah satu jenis atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan. Model pembelajaran ini memuat peran siswa sebagai peer teacher, mengandung unsur permainan yang dapat menumbuhkan semangat belajar, dan mengandung penguatan. 19Muhammad Faturrohman, Model Pembelajaran Inovatif (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2015), hlm. 55. atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh guru.

Hasil Belajar

Dalam pembelajaran siswa ini siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran, karena dalam model ini terdapat kegiatan permainan berupa turnamen. Misalnya membuat soal untuk setiap meja turnamen atau kompetisi dimana guru perlu mengetahui rangking akademik siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan letih, tidak dalam keadaan cacat fisik dan sebagainya.

Setiap individu dalam hal ini siswa pada hakikatnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini juga mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Kajian Penelitian Terdahulu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran RME terhadap hasil belajar dan nilai properti matematika siswa. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran RME terhadap hasil belajar bidang kognitif dan nilai karakter matematika siswa. 24Andesty Dwi Ningtias, “Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Realistik terhadap Hasil Belajar dan Nilai Karakter Matematika Siswa Kelas V SDN 05 Kota Bengkulu” (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, 2014).

Berdasarkan disertasi atas nama Sofia Purnama Sari26 tahun 2016 berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 73 Kota Bengkulu. 26Sofia Purnama Sari, “Pengaruh Model Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa” (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu, 2016). 28 Sunari Adi, Pengaruh Media Semi Beton Berdukungan Model Pembelajaran RME Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V SD Gugus 8 Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar.

Kerangka Berpikir

Model pembelajaran RME memiliki ciri menggunakan media konkrit yang berperan sebagai jembatan dari pengetahuan matematika tingkat konkrit ke pengetahuan matematika tingkat normal, sehingga anak mampu bereksplorasi, menyusun strategi dalam mengembangkan soal matematika, anak menjadi lebih aktif dan mudah. memahami konsep matematika dalam proses pembelajaran. Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran RME dan pembelajaran TGT pada pembelajaran matematika di kelas VI SDN 47 Bengkulu Tengah. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran RME dan pembelajaran TGT pada pembelajaran matematika di kelas VI SDN 47 Bengkulu Tengah.

Sampel penelitian terlebih dahulu diberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment) setelah diberikan tes awal (treatment) dengan Model Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik untuk menggunakan. Setelah selesai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik, sampel diberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Pendidikan Matematika Realistik terhadap hasil belajar kognitif yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda dan diujicobakan pada kelas yang berbeda dimana kelas pertama menjadi kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelas kedua menjadi kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional. pembelajaran itu digunakan. model pembelajaran RME.

Tempat dan Waktu Penelitian

Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan sumber daya, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut. Membagi dan mewakili dalam batasan di atas adalah dua kata kunci dan mengacu pada semua karakteristik populasi dalam jumlah terbatas untuk setiap karakteristik.

Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi

Instrumen Penelitian

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa hasil ulangan bulanan siswa dan foto kegiatan. Jika nilai korelasi item-total yang dikoreksi > R tabel, maka item tes dinyatakan valid, dan sebaliknya jika nilai korelasi item-total yang dikoreksi < R tabel, item tes tersebut dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai Alpha sebesar 0,880 dengan taraf signifikansi 5% dan N = 30 nilai R-tabel sebesar 0,361 yang berarti nilai Alpha > R-tabel maka dapat disimpulkan item-item tersebut dalam instrumen tes dapat diandalkan.

Setelah dilakukan perhitungan tingkat kesukaran, ternyata indeks tingkat kesukaran dari 30 butir soal tes prestasi belajar matematika berada pada kisaran 0,30 ≤ P<0,70. Artinya, 30 soal tes tersebut berkriteria sedang agar memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam penelitian. Artinya jumlah soal tersebut di atas memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai bahan uji hasil belajar matematika.

Teknik Analisis Data

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud untuk membuat kesimpulan umum atau generalisasi. Jumlah hasil perkalian antara fi pada setiap variabel data dengan nilai kelas (xi). Untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal digunakan rumus chi-square untuk menguji hipotesis.

Hipotesis nol (Ha) dalam pengujian ini menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal versus hipotesis saingan (Ho) yang menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hipotesis diterima atau ditolak dengan cara membandingkan hitung dengan nilai kritis tabel pada taraf signifikan 5% dengan kriteria Ho ditolak jika hitung sama dengan tabel dan Ha diterima jika tabel kecil. Secara matematis ditulis f aritmatika kecil f tabel derajat kebebasan (dk) penomoran (varians terbesar) dan derajat kebebasan (dk) penyebut (varians terkecil).

Deskripsi Wilayah Sekolah

  • Profil SD Negeri 47 Begkulu Tengah
  • Kepala Sekolah
  • Visi dan Misi SD Negeri 47 Bengkulu Tengah a. Visi
  • Keadaan Guru
  • Keadaan Siswa

Guru profesional, yaitu guru yang dapat mengolah kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan kurikulum, kebutuhan zaman, perkembangan minat siswa, keinginan masyarakat, kebutuhan agama dan memiliki hati nurani pendidik. Guru yang bertugas di SD Negeri 47 Bengkulu Tengah berjumlah 16 orang, dengan rincian 1 kepala sekolah, 1 wakil kepala sekolah dan 14 guru.

Penyajian Data Hasil Penelitian

Deskripsi Hasil Nilai Pre Test Kelas Eksperimen Model RME dan Kelas Eksperimen Model TGT

Pretest dilakukan sebelum dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran RME dan TGT terhadap Hasil Belajar Siswa. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai kriteria penentuan sampel dalam penelitian.

Deskripsi Hasil Nilai Post Test Kelas Eksperimen Model RME dan Kelas Eksperimen Model TGT

Post Test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebagai acuan penentuan sampel penelitian.

Analisis Data

Karena nilai p(sig) > 0,05 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest siswa kelas eksperimen model RME berdistribusi normal. Karena nilai p(sig) > 0,05 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai pretest siswa pada model kelas eksperimen TGT berdistribusi normal. Karena nilai p(sig) > 0,05 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data skor postes siswa kelas eksperimen model RME berdistribusi normal.

Karena nilai p(sig) > 0,05 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data skor postes siswa pada model kelas eksperimen TGT berdistribusi normal. Dengan menganalisis hasil uji homogenitas varians hasil pretest siswa kelas eksperimen model RME dan siswa kelas eksperimen model TGT, diperoleh nilai probabilitas (sig.) = 0,448. Dengan menganalisis hasil uji homogenitas varian skor postes siswa kelas eksperimen menurut model RME dan siswa kelas eksperimen menurut model TGT, diperoleh nilai probabilitas (sig.) = 0,842.

Pembahasan

Hasil pretest menunjukkan bahwa kemampuan awal kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II hampir sama, sehingga penelitian ini layak dilakukan. Selanjutnya dilakukan penelitian pada kedua kelas, kelas eksperimen I diajar dengan model Realistic Mathematics Education (RME), sedangkan kelas eksperimen II diajar dengan model Teams Games Tournament (TGT). Sedangkan rata-rata skor postes kelas eksperimen II adalah 65,96 atau meningkat 14,23 dari nilai pretes.

Nilai postes kedua kelas tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok atau sangat berbeda antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu 73,40 untuk kelas eksperimen I dan 65,96 untuk kelas eksperimen II. Selain itu peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen I juga meningkat lebih besar dari kelas eksperimen II yaitu kelas eksperimen I meningkat sebesar 23,00 dan kelas eksperimen II meningkat sebesar 14,23. Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen I dan siswa kelas eksperimen II.

PENUTUP

Saran

Dengan model pembelajaran RME diharapkan siswa lebih kreatif, aktif dan bersemangat dalam memecahkan berbagai masalah dalam matematika. Bagi peneliti lain yang tertarik dengan penelitian ini, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan desain penelitian yang lebih kondusif, agar penelitian ini semakin memperkuat model pembelajaran RME. Pengaruh Model Pembelajaran RME Berbantuan Media Semi Beton Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus 8 Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar.

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Real Mathematical Education (RME) Siswa Kelas IV Semester 1 di SD Negeri 4 Kradenan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Kerjasama RME (Realistic Mathematics Education) dengan TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Maka kesimpulannya adalah kelas IV A tidak ada hubungan yang signifikan guru professional dengan hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPS kelas IV MIN 1 Lampung Timur Tahun