• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbedaan hasil belajar peserta didik kelas xi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "perbedaan hasil belajar peserta didik kelas xi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI DILIHAT DARI LATAR BELAKANG EKONOMI

DI SMK TAMANSISWA PADANG

JURNAL

SUMARDI NPM. 08060107

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

DIFERENCES IN LEARNING OUTCOMES OF STUDENTS OF CLASS XI SEEN ECONOMIC BACKGROUND IN THE FIELD

TAMANSISWA SMK PADANG

Oleh:

Sumardi*

Dr. Helma, M.Pd**

Zulfikar, S.Pdi., M.Pd**

Student * Lecturer**

Guidance and Counseling Study Program, STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Sumardi (NPM: 08060107), Difference Learning Outcomes of Students Grade XI Viewed from Economic Background in Taman Siswa SMK Padang, Thesis, Guidance and Counseling Study Program STKIP PGRI West Sumatera, Padang, 2015

This research is motivated by the difference in learning outcomes of students during the learning process, the learners who have low learning outcomes, the learners who are less capable but very good learnig result. The purpose of this study was to uncover how different learning outcomes of students of class XI seen againts the backdrop economic Tamansiswa SMK Padang. This research is a descriptive study, the study population acounted to 46 learners and sample 46 students were taken using total sampling technique. Instruments used in this research is study documentation.

This research result revealed that differences in learning achievement of students of class XI seen against the backdrop of economic Tamansiswa SMK Padang, most learners can be said that students in economy better weak economic achievement while in the good, see perfomance.

Keywords: Learning Outcomes, Economic Background, student

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Ki Hajar Dewantara (Hasbullah, 2003:4) menyatakan

pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas), (Sudarwan, 2010:2) “Peserta didikdidefinisikan sebagai: setiap manusia yang berusahamengembangkan

(3)

potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu”.

Pendidikan selalu berkenaan dengan pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya.

Unsur manusia yang penting atau yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah pelaksana pendidikan itu sendiri yaitu guru. Gurulah ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan mempunyai moral yang tinggi.

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Meningkatnya prestasi belajar yang diperoleh peserta didik dapat diukur dari nilai hasil belajar yang dicapainya.

Hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada suatu jenjang pendidikan dapat dijadikan dasar sebagai indikator untuk

mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran pada jenjang sebelumnya. Dalam skala yang lebih kecil misalnya sekelompok peserta didik sebagai subjek belajar merupakan sesuatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan diukur dengan nilai atau angka.

Peserta didik juga dapat didefinisikan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan.

Potensi dimaksud umumnya terdiri dari tiga kategori, yaitukognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Desmita (2009:39),

“Dalam perspektif pedagogis, peserat didik diartikan sebagai sejenis makhluk

“homo educandum” makhluk yang menghajatkan pendidikan”. Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap.

Sejalan dengan itu peranan sekolah pada dasarnya tidak berbeda dengan pendidikan yang didapat peserta didik dalam keluarga, hanya saja pendidikan yang didapat di sekolah itu merupakan pendidikan formal (resmi), sedangkan pendidikan yang didapat di dalam keluarga merupakan pendidikan tidak resmi. Kemampuan peserta didik sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar. “Di dalam belajar banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar dan konsep diri”. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil belajar yang baik, maka faktor-faktor yang mempengaruhi belajar merupakan

(4)

pendukung dari hasil belajar bagi peserta didik.

Tirtonegoro (1984 : 4) mengemukakan bahwa: Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu. Di beberapa Negara berkembang banyak menyoroti masalah perbedaan tingkat pencapaian hasil belajar antara sekolah, yakni perbedaan latar belakang sosial ekonomi peserta didik yang akan menyebabkan perbedaan sosialculturalyang besar pada sekolah, yang akan mendorong pada perkembangan sekolah untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Kondisi tersebut dapat menghambat pada sebagian orang tua untuk berpartisipasi dalam pengelolaan pendidikan di sekolah.

Jumlah pendapatan orang tua secara keseluruhan sangat mempengaruhi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab seseorang, lebih-lebih tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam proses pendidikan.

Meskipun secara sistemik pendidikan sekolah sudah dijalankan sesuai dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang matang, pendidikan sekolah belum sepenuhnya menghasilkan insan-insan terdidik baik itu di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Di antara masalah-masalah yang belum terselesaikan dan bahkan angkanya cenderung meningkat sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 Agustus 2015 adalah adanya perbedaan prestasi belajar peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran, adanya peserta didik yang mengalami hasil belajar yang rendah.

adanya peserta didik yang tidak memiliki kelengkapan alat tulis seperti LKS dan lain sebagainya. Adanya peserta didik yang kurang mampu akan tetapi hasil belajarnya sangat baik. Permasalahan- permasalah tersebut agaknya disebabkan oleh karena pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak sejalan dengan fungsinya yang menitik beratkan pada sarana dan prasarana sebagai akses penunjang utama proses pendidikan disekolah.

Upaya tersebut melalui penyelenggaraan kegiatan dalam setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan memerlukan adanya fasilitas pendukung, sehingga tujuan dapat dicapai secara optimal. Di antara fasilatas tersebut dikenal dengan sarana dan prasarana pendidikan. Agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada pada suatu sekolah memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya pendidikan khususnya dan pencampaian tujuan sekolah umumnya hendaknya dikelola dengan baik. Maka dari itu , pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan dalam pengelolaan sarana dan prasarana tersebut dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas penyelenggaraan kegiatan dalam setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan memerlukan adanya fasilitas pendukung, sehingga tujuan dapat dicapai secara optimal. Di antara fasilatas tersebut dikenal dengan sarana dan prasarana pendidikan.Agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada pada suatu sekolah memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya pendidikan khususnya dan pencampaian tujuan

(5)

sekolah umumnya hendaknya dikelola dengan baik. Maka dari itu, pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan dalam pengelolaan sarana dan prasarana tersebut dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka di dapatkan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Adanya peserta didik yang mengalami hasil belajar yang rendah.

2. Adanya perbedaan hasil belajar peserta didik dilihat dari latar belakang ekonomi

3. Adanya peserta didik yang tidak mempunyai kelengkapan alat tulis seperti LKS dan lain sebagainya.

4. Adanya peserta didik yang tidak mempunyai sarana penunjang lainnya,

5. Adanya peserta didik yang kurang mampu hasil belajarnya sangat baik

Berdasarkan identifikasi masalah dapat dibatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut perbedaan hasil belajar peserta didik kelas XI dilihat dari latar belakang ekonomi di SMK Tamansiswa Padang.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar peserta didik kelas XI dilihat dari latar belakang ekonomi di SMK Tamansiswa Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2015. Adapun lokasi untuk penelitian ini adalah di SMK

Tamansiswa Padang untuk

mendeskripsikan tentang perbedaan hasil belajar peserta didik kelas XI dilihat dari latar belakang ekonomi di SMK Tamansiswa Padang. Sesuai dengan pendapat Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau menggambarkan fenomena secara detail.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian untuk menggambarkan keadaan yang berlangsung saat penelitian dilakukan, Maka penelitian ini akan menggambarkan perbedaan prestasi belajar peserta didik kelas XI dilihat dari latar belakang ekonomi di SMK Tamansiswa Padang. Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek nilai dapat menjadi sumber data Dantes, (2012:37). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Tamansiswa Padang yang berjumlah 46 orang.

Jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel dalam penelitian ini adalah semua peserta didik

(6)

kelas XI dengan jumlah total 46 Orang di SMK Tamansiswa Padang tahun ajaran 2015/2016. Teknik analisis data merupakan suatu tahapan penting dalam penelitian, karena dari analisis data inilah nantinya akan diperoleh hasil penelitian yang selanjutnya akan menjadi temuan dari penelitian yang dilakukan. Teknik analisa data digunakan prosedur dan pengujian dari analisis statistik yaitu Uji-t (t-tes). Hartono (2010: 180-184) tes “t”

sampel yang berkorelasi adalah nilai atau skor dari kedua sampel diambil dari subjek yang sama atau dapat juga diambil dari subjek yang berbeda namun harus memiliki karakteristik yang sama

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan prestasi belajar peserta didik kelas XI dilihat dari latar belakang ekonomi di SMK Tamansiswa Padang, maka hasil penelitian ini akan membahas tentang prestasi belajar berdasarkan latar belakang ekonomi yakni peserta didik dari kalangan ekonomi lemah dan peserta didik yang berasal dari kalangan ekonomi baik.

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa prestasi belajar peserta didik yang berasal dari latar ekonomi lemah lebih bagus dari prestasi belajar peserta didik yang berasal dari ekonomi baik, ini dikarenakan peserta didik yang berasal dari ekonomi lemah lebih memperhatikan pelajaran dari peserta didik yang berasal dari ekonomi baik.

Selain itu peneliti juga menemukan perbedaan prestasi belajar peserta didik yang berasal dari ekonomi baik dan peserta didik yang berasal dari ekonomi lemah sesuai dengan masing-

masing mata pelajaran antara peserta didik yang berasal dari ekonomi lemah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang berasal dari ekonomi lemah lebih mengutamakan belajar dari bermain dengan alasan jika lebih giat belajar dan memperoleh nilai bagus maka akan mendapat prestasi bagus, dengan prestasi yang bagus bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih baik untuk memperoleh karir yang sesuai dengan prestasi yang diperoleh.

Harjati ( 2008: 43 ) menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu. Sedangkan menurut Poerwadarminta (1987:322) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Hamalik (2011:27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. hasil belajar bukan hanya suatu penguasaan hasil latihan malainkan pengubahan kelakuan. Menurut Djamrah (2002:12) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru.

(7)

Menurut Hetika ( 2008: 23 ) prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan. Sedangkan menurut Tirtonegoro (1984 : 4) mengemukakan bahwa: Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

Perbedaan latar belakang sosial ekonomi peserta didik yang akan menyebabkan perbedaan sosial cultural yang besar pada sekolah, yang akan mendorong pada perkembangan sekolah untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Kondisi tersebut dapat menghambat pada sebagian orang tua untuk berpartisipasi dalam pengelolaan pendidikan di sekolah. Jumlah pendapatan orang tua secara keseluruhan sangat mempengaruhi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab seseorang, lebih-lebih tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam proses pendidikan.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan perbedaan hasil belajar peserta didik kelas XI yang berasal dari latar belakang ekonomi di SMK Tamansiswa Padang, temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar peserta didik yang berasal dari ekonomi lemah lebih bagus dari prestasi belajar dibandingkan dengan peserta didik dari golongan ekonomi baik.

2. Faktor ekonomi bukanlah satu- satunya faktor pendukung utama

bagi peserta didik untuk meraih hasil belajar yang baik di bangku pendidikan kan tetapi minat, niat serta dukungan dari pihak keluargalah yang berperan penting dalam proses tersebut.

3. Nilai p-value lebih kecil dari level alfa 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan antara prestasi belajar peserta didik yang berasal dari ekonomi lemah dengan prestasi belajar peserta didik yang berasal dari ekonomi baik.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran bagi:

1. Peserta didik

Sebagai pedoman kepada peserta didik untuk mengubah cara belajar agar dapat meningkatkan dan mempertahankan nilai maupun prestasi yang telah diraih.

2. Orang tua

Sebagai arah pandang untuk selalu membina serta memotivasi peserta didik untuk selalu giat belajar, serta menjadi tolak ukur bahwa pendidikan tinggi bisa saja diraih oleh siapapun bahkan mereka dari golongan ekonomi lemah sekalipun.

3. Guru BK di sekolah

Sebagai masukan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperbaiki nilai sehingga dapat meningkatkan prestasi hasil belajar di sekolah.Serta memberikan masukan ataupun pencerahan bahwa untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi bisa dicapai oleh

(8)

siapapun juga tanpa harus memilih mereka dari latar belakang ekonomi yang berbeda.

4. Wali kelas

Agar mampu memahami peserta didik secara menyeluruh (baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya), menggunakan metode dan alat mengajar yang bisa membangkitkan gairah belajar, menciptakan situasi yang menimbulkan rasa “betah”

bagi peserta didik, menjadi teladan peserta didik dalam segala segi pendidikan sehingga tidak ditemukan lagi permasalahan atau kesulitan peserta didik dalam melakukan penyesuaian diri dengan guru bidang studi itu sendiri.

5. Kepala sekolah

Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam mengelola dan mengembangkan jauh lebih baik lagi terkait proses penyesuaian diri yang terjadi diantara peserta didik dengan guru bidang studi. Serta membantu peserta didik dengan cara memberikan bantuan kepada peserta didik yang yang berprestasi di sekolah tersebut.

6. Pengelola program studi

Agar lebih memantapkan lagi layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa dalam memberikan pelayanan.

7. Peneliti selanjutnya

Agar dapat melakukan penelitian dengan melihat aspek lainnya.

KEPUSTAKAAN

Desmita. 2009. Pedagogik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Desmita. 2011. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djamrah.2002. Psikologi Belajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Hetika. 2008. Pengantar Pendidikan.

Jakarta: Gramedia.

Hamalik, Oemar. 2003. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Remaja Rosdakarya Poerwadarminta.1987. Dasar-dasar

Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Algensindo

Harjati. 2008. Psikologi Belajar.Jakarta:

PT Rineka Cipta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Andi: Yogyakarta.

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Tirtonegoro, S. 1984. Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: UU Sikdiknas No 20 Tahun 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini metode steganografi yang akan digunakan adalah LSB dengan Random bit Subtitution yaitu tidak semua pixel gambar akan memiliki pesan tersembunyi sehingga pesan