• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbedaan kadar hemoglobin pada perokok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perbedaan kadar hemoglobin pada perokok"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Merokok

  • Definisi Rokok
  • Jenis–jenis rokok
  • Kandungan Dalam Rokok
  • Perokok
  • Derajat Merokok
  • Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok
  • Dampak Merokok

Berdasarkan kemasannya, rokok dibedakan menjadi 4, yaitu: 1) Rokok Kawung, yaitu rokok yang dibungkus dengan daun lontar. Berdasarkan proses pembuatannya, rokok dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Rokok kretek tangan yaitu rokok yang dibuat dengan tangan atau. dengan alat sederhana. Selain ada rokok yang salah satu sisinya mempunyai sumbat yang berfungsi sebagai filter, ada juga rokok yang tidak dilengkapi filter (10).

Karbon monoksida (CO) adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang dihasilkan oleh pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna. Merokok merupakan salah satu contoh pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan asap putih (partikel karbon) dan karbon monoksida. Tar merupakan kumpulan ribuan bahan kimia yang terdapat pada komponen padat asap rokok yang bersifat karsinogenik.

Perokok pasif adalah orang yang tidak mempunyai kebiasaan merokok namun terpaksa merokok dengan cara menghirup asap rokok yang kebetulan dihembuskan oleh perokok aktif yang berada disekitarnya (12). Derajat merokok dapat diukur dengan Indeks Brinkman (IB). Hal ini dihitung dengan mengalikan rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari dengan jumlah tahun seseorang merokok. Kaum muda yang berasal dari keluarga yang tidak bahagia, dimana orang tuanya kurang memperhatikan anak-anak mereka dan memberikan hukuman fisik yang berat kepada mereka, lebih cenderung untuk mulai merokok.

Kecenderungan seseorang untuk merokok lebih besar terjadi pada remaja putri ketika ibunya merokok dibandingkan ketika ayahnya merokok (14). Pengaruh utama terhadap penyakit jantung terutama disebabkan oleh dua bahan kimia utama yang terdapat pada rokok, nikotin dan karbon monoksida. Nikotin dapat mengganggu irama jantung dan menyumbat pembuluh darah jantung, sedangkan karbon monoksida mengurangi suplai oksigen ke jantung karena mengikat hemoglobin dalam darah.

Darah

  • Pengertian Darah
  • Komponen Penyusun Darah
  • Hematopoiesis

Ibu hamil yang merokok berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, cacat lahir, keguguran, bahkan bayi meninggal saat lahir (15). Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi mengangkut dan menyalurkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, serta mengangkut sisa-sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh untuk dibuang ke alat ekskresi (17). Sel darah merah atau sering disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani erythos yang berarti merah dan kythos yang berarti selubung atau sel.

Eritrosit merupakan sel terkecil dibandingkan sel lain pada tubuh manusia kecuali trombosit dan juga paling banyak dibandingkan sel darah lainnya. Normalnya, terdapat 25 triliun sel darah merah dalam darah pria dewasa, atau setara dengan 5 juta sel darah merah dalam satu mm3. Berbeda dengan sel darah merah, sel leukosit memiliki nukleus, dan sebagian besar leukosit dapat bergerak seperti amuba serta dapat menembus dinding kapiler.

Trombosit menempel pada lapisan endotel darah yang robek (terluka) sehingga membentuk sumbat atau sumbat trombosit. Hematopoiesis adalah proses pembentukan sel darah pada rangkaian eritrosit (eritropoiesis), tipe leukosit (leukopoiesis), dan tipe trombosit (trombopoiesis). Pada minggu ke 6 hingga bulan ke 6 atau 7 kehidupan janin, hati dan limpa menjadi organ utama yang memproduksi sel darah hingga minggu ke 2 setelah bayi lahir.

Sel darah berasal dari satu sel induk yaitu sel induk berpotensi majemuk yang dapat membentuk sel yang sama dan membentuk sel dewasa yang fungsional melalui tahapan proliferasi, diferensiasi dan pematangan. Sel induk myeloid akan membelah, menghasilkan eritrosit pada proses eritropoiesis, trombosit pada proses trombositopoiesis, monosit pada proses monositopoiesis, neutrofil, basofil, dan. Sel induk limfoid menghasilkan limfosit B yang matang di sumsum tulang dan limfosit T yang matang di timus melalui proses limfopoiesis (18).

Hemoglobin

  • Pengertian Hemoglobin
  • Fungsi Hemoglobin
  • Pembentukan Hemoglobin
  • Struktur Hemoglobin
  • Hubungan Merokok Dengan Kadar Hemoglobin
  • Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
  • Tahapan Pemeriksaan Laboratorium

Retikulosit adalah tahap terakhir perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jaringan yang terdiri dari serat retikuler. Seiring bertambahnya usia sel darah merah, mereka menjadi lebih kaku dan rapuh, dan akhirnya pecah. Zat besi dilepaskan dari heme dan sebagian besar diangkut oleh protein plasma transferin ke sumsum tulang untuk pembentukan sel darah merah baru (20).

Hasil pemeriksaan hemoglobin dengan metode Sahli diperoleh dengan kasat mata, sehingga subjektivitas hasil sangat berpengaruh. Selain itu, sinar matahari yang tidak tepat juga dapat mempengaruhi hasil pengukuran (23). Tes gelombang berarti pemeriksaan non-kritis yang disetujui oleh FDA untuk digunakan di rumah, dengan menggunakan metode yang sederhana dan cukup akurat serta tidak menimbulkan risiko membahayakan pasien jika hasil tesnya salah. Sedangkan tes nonwaiver merupakan ujian yang cukup kompleks dimana ujian tersebut memerlukan pengetahuan teknologi dan pelatihan yang minimal untuk mencapai ujian yang akurat, langkah pengoperasian otomatis yang mudah dikontrol, dan memerlukan interpretasi yang minimal (26).

Kepatuhan pasien terhadap instruksi yang diberikan juga sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium, kegagalan mengikuti instruksi yang diberikan akan mengakibatkan penilaian hasil laboratorium tidak akurat (28). Untuk jenis pemeriksaan ini menggunakan sampel plasma atau serum, plasma atau serum dipisahkan terlebih dahulu kemudian disimpan. Tanggal kadaluwarsa bahan yang akan digunakan harus diperiksa (untuk bahan yang belum dibuka, tanggal kadaluarsa biasanya tertera pada kemasan bahan), perubahan fisik seperti warna, bau, dan penyimpanan pada suhu yang sesuai harus diperhatikan.

Selain itu, metode pemeriksaan yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan dan jenis sampel yang akan diuji. Setiap langkah metode pemeriksaan perlu diperhatikan dengan cermat dan benar agar diperoleh hasil pemeriksaan yang benar. Tahap pasca analisis merupakan tahap terakhir dari pemeriksaan laboratorium klinik, dimana hasil pengujian pada tahap ini dilaporkan setelah terlebih dahulu dilakukan validasi.

Gambar 2.1 Struktur kimia hemoglobin  (22)
Gambar 2.1 Struktur kimia hemoglobin (22)

Kerangka Teori

Hipotesis Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perokok aktif dan perokok pasif di RT 01 RW 04 Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Populasi dalam penelitian ini adalah perokok aktif dan perokok pasif di RT 01 RW 04 Desa Cicadas Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Kadar hemoglobin adalah nilai hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif yang diukur dengan menggunakan alat Easy touch hemoglobin.

Data yang diperoleh meliputi data pengukuran kadar hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif. Penelitian ini dilakukan pada warga laki-laki perokok aktif dan perokok pasif di Desa Cicadas RT 01 RW 04, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Berdasarkan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk yang dilakukan terhadap kadar hemoglobin perokok aktif diketahui p-value = 0,743 dan kadar hemoglobin perokok pasif diketahui mempunyai p-value = 0,181.

Berdasarkan hasil uji T independen pada perokok aktif dan perokok pasif terhadap kadar hemoglobin diperoleh p-value = 0,711. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif. Pada penelitian ini diperoleh hasil perbandingan rerata kadar hemoglobin perokok aktif dan perokok pasif pada laki-laki warga Desa Cicadas.

Data penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar hemoglobin dalam darah perokok aktif dan perokok pasif. Hubungan paparan asap rokok dengan kadar hemoglobin pada perokok pasif di Desa Keraban Kecamatan Subah Kabupaten Sambas. Gambaran kadar hemoglobin pada pria perokok aktif di Pasar Portal Bojong Indah Desa Rawa Buaya Kecamatan Cengkareng.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi, Sampling, dan Sampel

  • Populasi
  • Sampling
  • Sampel

Dari data yang dihimpun warga RT 01 RW 04 Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, diperoleh data sebanyak 90 orang laki-laki.

Variabel dan Kerangka Konsep

  • Variabel
  • Kerangka Konsep

Definisi Operasional

Langkah Penelitian

Prosedur Penelitian

Metode Analisis Data

Analisis statistik dilakukan terhadap 53 subjek laki-laki, terdiri dari 35 perokok aktif dan 18 perokok pasif. Seluruh subjek perokok aktif tergolong perokok sedang dengan nilai mean indeks Brinkman masing-masing. Karena p-value lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan antara perokok aktif dan perokok pasif.

Penelitian ini menggunakan pengambilan sampel darah kapiler kemudian dilakukan pengecekan kadar hemoglobin menggunakan alat Easy Touch Hemoglobin. Perokok aktif memiliki kadar hemoglobin darah lebih tinggi dibandingkan perokok pasif, perokok aktif memiliki rata-rata kadar hemoglobin 15,77 g/dL dan perokok pasif memiliki rata-rata kadar hemoglobin 15,67 g/dL. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wian Indriyani (2019) dengan judul Perbedaan Kadar Hemoglobin dan Trombosit Pada Remaja Perokok dan Tidak Perokok yang Begadang di Kedai Kopi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin dan trombosit pada remaja perokok dan tidak merokok dimana jumlah sampel adalah 25 laki-laki perokok dan tidak perokok usia 11-19 tahun dengan rerata kadar hemoglobin remaja perokok sebesar 16,05 g/dL. dan pada remaja yang tidak merokok sebesar 15,03 g/dL. Terdapat hasil berbeda pada penelitian yang dilakukan oleh Amalia et al (2019) yang berjudul Perbandingan Kadar Hemoglobin Dengan Metode Sahli Pada Perokok. Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan kadar hemoglobin perokok aktif dan pasif di Desa Awunio Kabupaten Konawe Selatan yang seluruh sampelnya berjenis kelamin laki-laki, 15 perokok aktif dan 15 perokok pasif berusia 18 – 67 tahun dengan rata-rata kadar hemoglobin perokok. . Perokok aktif 16,0 g/dL lebih tinggi dibandingkan perokok pasif yang 12,6 g/dL.

Kadar hemoglobin akan meningkat dan menjadi lebih tinggi dibandingkan keadaan normal, sehingga salah satu akibat dari peningkatan kadar karbon monoksida adalah hipoksia, dimana peningkatan kadar monoksida disebabkan oleh aktivitas merokok (30). Hubungan Kadar Hemoglobin (Hb) Dengan Kebugaran Jasmani Pada Tim Sepak Bola Putra Usia 18 Tahun Elfaza FC Surabaya. Hubungan merokok dengan kadar hemoglobin darah pada penduduk pria usia 18 – 40 tahun yang tinggal di Bandar Putra Bertam, Perbatasan Utama, Pulau Pinang, Malaysia.

HASIL & PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Diketahui jumlah subjek perokok aktif sebanyak 35 orang, dengan kelompok umur terbanyak adalah 36 – 40 tahun yaitu sebanyak 15 orang (42,9%).

Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Perokok Aktif
Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Perokok Aktif

Pembahasan

Tingginya kadar karbon monoksida yang masuk ke dalam tubuh akan menggeser tekanan parsial oksigen dalam tubuh. Selain itu, karbon monoksida juga akan mempengaruhi kemampuan hemoglobin dalam mengikat oksigen. Hal ini disebabkan karena afinitas karbon monoksida untuk berikatan dengan hemoglobin lebih kuat dibandingkan dengan afinitas oksigen untuk berikatan dengan hemoglobin. Jadi ketika karbon monoksida masuk ke dalam tubuh, hemoglobin akan lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida sehingga tekanan parsial oksigen menjadi rendah, yang akan menyebabkan tubuh meningkatkan hematopoiesis, yang kemudian akan meningkatkan produksi hemoglobin sebagai mekanisme kompensasi tubuh (29). ).

Ketika gas karbon monoksida masuk ke dalam peredaran darah, karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin sama seperti oksigen, namun pengikatan karbon monoksida dengan hemoglobin 250 kali lebih kuat dibandingkan pengikatan oksigen dengan hemoglobin. Pada konsentrasi kecil hanya 0,1% (Pco=0,5 mmHg), karbon monoksida akan mengikat setengah dari total hemoglobin dalam darah dan mengurangi kapasitas membawa oksigen darah sebesar 50%.

SIMPULAN & SARAN

Simpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Struktur kimia hemoglobin  (22)
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Perokok aktif
Tabel 3.1 Definisi Operasional
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

27 Gambar 5.1 menunjukkan bahwa 2 responden dengan lama konsumsi rokok 22 tahun dan 1 responden dengan lama konsumsi rokok 27 tahun dengan frekuensi merokok yang sama yaitu sebanyak 12