• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Kemampuan Kewirausahaan Pengusaha Perempuan dengan Laki-Laki (Studi pada UMKM di Lingkungan Kampus Universitas Muhammadiyah Jember) - Repository UM Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Perbedaan Kemampuan Kewirausahaan Pengusaha Perempuan dengan Laki-Laki (Studi pada UMKM di Lingkungan Kampus Universitas Muhammadiyah Jember) - Repository UM Jember"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan global kian menanjak seiring dengan perkembangan arus zaman, baik perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sosial, pendidikan hingga masalah perekonomian. Berdasar data dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenekop UKM) di tahun 2022 Indonesia memiliki 8,71 juta unit usaha, dimana Jawa Timur berada di urutan ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan total UMKM sebanyak 1,15 juta unit usaha. Perekonomian menjadi landasan utama bagi individu untuk mempertahankan kehidupan serta menentukan kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

Perekonomian merupakan landasan individu dalam menentukan tingkat produksi dan pola konsumsi, dimana individu akan menyadari dan mengambil keputusan tersebut ketika ekonominya merosot. Pandemi COVID-19 juga menjadi masalah perekonomian terbesar yang berdampak negatif hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dimana perekonomian seketika mengalami penurunan. Pendapatan individu menurun, banyak karyawan di PHK serta usaha mikro kecil dan menengah juga terdampak. Berkaitan UMKM, pandemi menjadi sebab penurunan kinerja pada permintaan konsumsi serta daya beli yang memberikan dampak pada pemutusan hubungan kerja serta ancaman terkait macet pembayaran kredit (Bahtiar & Saragih, 2020).

Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian dalam International Monetary Fund (IMF) per-Oktober 2022 memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global terutama Indonesia mengalami perlambatan dari 6% di tahun 2021 kemudian meningkat hingga 3,2% di tahun 2022 hingga berakhir 2,7% di tahun 2023. Pertumbuhan global di Dunia melambat dari 5,7% di tahun 2021 menurun menjadi 2,3% pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan bahwa UMKM mampu menyerap hingga 97% tenaga kerja pada tahun 2020. UMKM juga memiliki kontribusi yang menonjol terhadap Produk Domestik Bruto (DPB) yakni 61,97% dari total PDB nasional pada tahun 2020. (www.ekon.go.id, 2022).

Dari data tersebut, dapat terlihat bahwa UMKM turut memiliki kontribusi kepada pemerintah terhadap penciptaan lapangan kerja baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut data Inkubator Bisnis Universitas Muhammadiyah Jember, jumlah UMKM di Kabupaten Jember pada tahun 2021 sebanyak 647.416 unit usaha. Berbagai jenis usaha antara lain bergerak di bidang kuliner, fashion, hingga bidang jasa. Perkembangan UMKM di Kota Jember sendiri terutama di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember berkembang pesat seiring waktu berjalan. Perkembangan yang timbul tidak luput dari upaya perbaikan dan penguatan di bidang produksi, sumber daya manusia, ketersediaan bahan baku, perijinan serta modal usaha dalam mewujudkan UMKM yang memiliki daya saing tinggi sesuai dengan kemampuan wirausaha khususnya berkaitan dengan gender.

Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM menjadi kegiatan usaha independen dimana pihak yang andil di dalamnya tidak terikat oleh perusahaan atau badan usaha apapun serta

(2)

pelaku usaha memiliki tingkat kreatifitas tinggi dalam menciptakan lapangan kerja diperuntukan untuk diri sendiri ataupun diperuntukan untuk orang lain dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi di tengah arus zaman yang bertumbuh semakin pesat dari waktu ke waktu. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor perekonomian yang adalah incaran serta mampu menarik perhatian di hati wirausaha maupun pemerintah, dimana UMKM mampu memperbaiki pola pikir manusia dalam mengasah potensi diri guna menghasilkan lapangan pekerjaan tanpa harus bergantung kepada siapapun. Hal ini mampu meminimalisir jumah pengangguran di lingkup global, khusunya di Indonesia yang memiliki jumlah pengangguran tinggi setiap tahunnya. Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM secara tidak langsung menjadi penggerak roda perekonomian, dimana ketika perusahaan-perusahaan besar mengalami gulung tikar dengan jumlah kerugian besar namun UMKM mampu bertahan dengan jumlah profitabilitas yang tidak terlalu tinggi namun konsisten. Pasca pandemi pendapatan individu kembali stabil, hal ini berdampak baik bagi UMKM. Daya beli individu yang meningkat mampu membantu mewujudkan kemajuan taraf hidup indivdu. UMKM akan menjadi indikator yang saling berkesinambungan, hingga kesejahteraan individu menjadi lebih mudah tercapai (Al Farisi et al., 2022).

Usaha Mikro Kecil Menengah mampu dilakukan semua orang dan dimana saja.

Wirausaha yang biasa disebut pelaku usaha merupakan salah satu sistem penggerak utama yang mampu membawa perubahan dan menjadi pelopor kemajuan ekonomi di suatu usaha mikro kecil menengah ini. Pada usaha meningkatkan usaha di bidang mikro kecil menengah tentu banyak kendala yang muncul mulai dari timbulnya persaingan dengan usaha serupa maupun adanya perbandingan wirausaha satu dengan wirausaha lain dilihat dari kemampuan kewirausahaan sesuai dengan gender. Wirausaha laki-laki juga wirausaha perempuan tentu mempunyai pembeda perihal mengendalikan bisnis yang dijalankan. Kemampuan kewirausahaan meliputi motivasi, kepercayaan diri, kemampuan berbicara didepan khalayak umum atau public speaking, bahkan bagaimana cara memberikan pelayanan terhadap konsumen. Wirausaha laki-laki lebih mendominasi dalam UMKM, sedangkan jumlah wirausaha perempuan masih tidak terlalu banyak.Meskipun dalam UMKM jumlah wirausaha perempuan kini mulai bertambah banyak, namun apabila dilihat dari pertumbuhannnya pengusaha laki-laki bisa dikatakan sedikit unggul jika dibandingkan dengan wirausaha perempuan. Perempuan yang menjadi pengusaha dan berkelut dalam bisnis UMKM dinilai memiliki beberapa hambatan daalam menjalankan usahanya, seperti kurangnya kreativitas dan inovasi produk serta kemudahan untuk mendapatkan modal tambahan sebagai modal kerja (Andhanari dalam Suprani, 2017).

Menurut data dari Republika.co.id, Sekretaris Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyatakan pada tahun 2021 sejumlah 64,5% dari pelaku usaha didominasi dari perempuan. (Zuraya dalam www.ekonomi.republika.co.id, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa perempuan mampu berperan dalam memajukan perekonomian yang bermanfaat bagi keluarganya sendiri maupun masyarakat. Keterlibaran perempuan dalam UMKM, menjadi salah satu fenomena yang mampu membantu menggerakkan sektor perekonomian , mulai dari usaha home industri, reseller, maupun penjual keliling. Peningkatan jumlah UMKM di berbagai wilayah mampu menggali potensi atau karakter khusus dari wilayah tersebut. Awal tahun 2023,

(3)

muncul sebuah fenomena baru yang melanda perekonomian Indonesia, yakni adanya prediksi terkait resesi dimana merupakan kondisi suatu negara mengalami penurunan ekonomi. Kondisi ini hampir serupa pada Pandemi Covid 19, yang memberi dampak pada peningkatan angka pengangguran, kesulitan perekonomian serta lemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ini dapat dikatakan suatu hambatan untuk pelaku usaha, namun pada survei lapangan khususnya di daerah lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember terlihat bahwa pelaku usaha semakin membludak dan memiliki lokasi usaha yang berdekatan. Pelaku usaha pun semakin terlihat mencolok dikarenakan jumlah pelaku usaha perempuan dan laki-laki saat ini hampir sebanding.

Berdasar data milik Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DiskopUM) Kabupaten Jember menyatakan bahwa pada tahun 2022 pelaku UMKM melakukan kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Jember sehingga mampu menekan inflasi dan pemerintah mersaih penghargaan senilai Rp 10,36 Milyar yang disalurkan untuk menciptakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi pelaku usaha. Data pada tahun 2023, jumlah pelaku UMKM mencapai 612.000 yang terdiri dari wirausaha laki-laki maupun wirausaha perempuan dengan berbagai bidang usaha.

Pemerintah Kabupaten Jember memberikan dukungan penuh kepada UMKM dengan memberikan fasilitas berupa pelatihan, bantuan pinjaman dengan bunga rendah, hingga BPJS ketenagakerjaan. Hal ini diharapkan supaya UMKM Jember mampu melakukan kolaborasi antara pelaku usaha, stakeholder dan warga jember sehingga dapat kembali menekan angka inflasi di masa mendatang. Melalui data diatas dapat dilihat bahwa pelaku usaha di Kabupaten Jember sangat beraneka ragam mulai dari adanya perbedaan gender, bidang usaha yang dijalankan hingga kemampuan kewirausahaan yang dimiliki setiap pelaku usaha tentunya berbeda-beda.

Kewirausahaan menjadi poros penggerak perekonomian yang mampu dilakukan kapanpun serta dimanapun. Pada kewirausahaan terdapat pelaku usaha yang lebih dikenal dengan sebutan wirausaha. Saat ini wirausaha tidak hanya laki-laki, namun perempuan pun mulai memberanikan diri untuk terjun ke dunia usaha. Wirausaha perempuan dengan laki-laki memiliki perbedaaan yang cukup mencolok, dimana peluang perempuan dalam berwirausaha cenderung terbatas dibandingkan wirausaha laki-laki dikarenakan perempuan dinilai kurang siap menghadapi tantangan usaha serta memiliki tanggung jawab tersendiri dalam beberapa hal yang berkaitan dengan rumah tangga. Perbedaan wirausaha perempuan dengan laki-laki dapat ditinjau dari beberapa indikator. Indikator tersebut meliputi orientasi masa depan, kemandirian serta pengambilan risiko yang berdampak pada kemampuan kewirausahaan keduanya.

Orientasi masa depan merupakan sebuah pandangan usaha yang mempunyai peranan penting terhadap penciptaan produk, penetepan target sasaran konsumen dan penetapan strategi yang digunakan untuk memenangkan persaingan pasar di masa kini maupun masa mendatang dengan tujuan guna memajukan usaha yang dilakukan. Pandangan terhadap orientasi masa depan usaha dapat menjadi gambaran usaha didalam rangka menciptakan produk baik barang ataupun jasa dengan kualitas dan mutu terjamin, harga dan kegunaan sesuai dengan kebutuhan konsumen hingga memiliki pengaruh untuk mengalahkan pesaing dimana orientasi menjadi pemicu dalam penetapan konsumen sasaran, strategi persaingan pangsa pasar serta strategi

(4)

pelayanan sesuai harapan (Craven dalam Abbas, 2018). Kemampuan kewirausahaan ini sangat dibutuhkan dalam menunjang hal tersebut, dimana orientasi menjadi pemicu dalam penetapan konsumen sasaran, strategi persaingan pangsa pasar serta strategi pelayanan sesuai harapan konsumen (Craven dalam Abbas, 2018). Orientasi masa depan tentu tidak dapat berjalan sendiri, perlu adanya kemandirian yang dimiliki wirausaha dalam menentukan orientasi seperti apa yang hendak diterapkan dalam bisnisnya.

Kemandirian adalah sikap yang dimiliki seseorang dalam menentukan sesuatu tanpa bergantung pada orang lain. Menurut (Steinberg dalam Sri et al., 2013) menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu kemampuan seseorang dalam bertingkah laku dan mengambil keputusan atas kehendak sendiri tanpa kebergantungan pada arahan orang lain. Kemandirian dapat dilihat dari bagaimana cara sesorang mengambil keputusan dalam menentukan suatu tujuan secara percaya diri dan sesuai dengan kata hati. Kemandirian dapat menjadi salah satu pemicu kemajuan suatu usaha, dimana sikap mandiri tersebut mampu membawa wirausaha untuk menciptakan suatu hal baru yang sesuai dengan kreatifitas tanpa harus mengandalkan kreatifitas orang lain. Kemandirian seorang wirausaha bisa tumbuh dari genetik keluarga maupun dapat diasah secara otodidak oleh wirausaha itu sendiri. Kemandirian berpengaruh terhadap minat berwirausaha, dimana sikap kemandirian mampu meningkatkan perekonomian usaha seseorang (Sukirman et al., 2020).

Pengambilan risiko merupakan kemampuan seseorang mengubah sebuah peluang menjadi kesempatan serta memiliki sikap berani dalam menghadapi tantangan dan risiko yang terjadi baik di masa kini atau masa mendatang. Keberanian dalam pengambilan risiko sangat berpengaruh terhadap kemajuan usaha, dimana semakin tinggi seorang wirausaha berani mengambil tantangan maka makin tinggi juga tingkat keberhasilan yang mungkin di dapatkan.

Pengambilan risiko mampu menjadi salah satu proses pemecahan masalah dalam lingkup usaha.

Pengambilan risiko dilakukan secara sadar oleh seseorang khususnya wirausaha untuk mendobrak inisiatif dalam memahami situasi atau kendala yang bisa terjadi kapan saja. Hal ini mampu mendorong semangat wirausaha untuk terus memanfaatkan risiko menjadi peluang menjanjikan dalam bisnis yang dijalankan. Setiap wirausaha memiliki kemampuan kewirausahaan masing-masing, dimana ditunjukkan dari seberapa toleransi wirausaha tersebut ketika menghadapi risiko. Semakin tingginya toleransi yang dipunya, maka makin tinggi juga kesiapan wirausaha ketika menjalankan usaha guna memperbaiki dan memajukan perekonomian. Pengambilan risiko tidak hanya tentang mencari solusi terhadap permasalahan yang muncul secara tidak pasti, namun ada beberapa proses yakni sebagai wirausaha mampu mengidentifikasi tingkat permasalahan yang terjadi dengan menimbang kembali keputusan yang telah ditetapkan serta mampu memperkirakan keputusan dan evaluasi terbaik guna meminimalisir kegagalan (Williams dalam Rina, 2017).

Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan guna mengetahui apakah terdapat perbedaaan diantara wirausaha perempuan dengan wirausaha laki-laki dari segi kemampuan kewirausahaan yang dimiliki. Perbedaan ini akan diambil dari hasil survei, penyebaran kuesioner serta wawancara langsung pada pelaku UMKM baik laki-laki atau perempuan yang memiliki karakteristik sesuai dengan kebutuhan penelitian. Wawancara yang dilakukan

(5)

meliputi pertanyaan terkait indikator penelitian, yakni antara lain orientasi masa depan, kemandirian dan pengambilan risiko. Data yang didapatkan di lokasi survei yakni di UMKM lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember kurang lebih 200 meter ke arah kanan dan 200 meter ke arah kiri kampus. Perkembangan teknologi yang semakin maju tentu saja mendorong jiwa seorang wirausaha untuk beradaptasi dengan kecanggihan yang ada, namun pada UMKM yang diteliti pada penelitian ini tidak semuanya memanfaatkan tenologi yang ada bahkan pemasaran yang dilakukan masih dilakukan secara konvensial. Kemampuan kewirausahaan yang dimiliki setiap wirausaha UMKM juga diteliti dalam penelitian ini dengan tujuan untuk melakukan adanya kesetaraan antara wirausaha laki-laki dengan perempuan serta dapat menentukan apakah adanya pembeda yang signifikan diantara wirausaha laki-laki dengan wirausaha perempuan pada menjalankan usahanya. Melalui survei lapangan terdapat 76 wirausaha UMKM, wirausaha laki-laki yaitu 38 orang dan wirausaha perempuan yaitu 38 orang. Wirausaha ini mayoritas bergerak di bidang makanan dan minuman, namun ada pula wirausaha yang memiliki usaha di bidang percetakan dengan mempertimbangkan target pasar yakni pelajar dan mahasiswa. Keberhasilan usaha tentu datang dari faktor kemampuan kewirausahaan, kreatif dan strategi usaha yang dijalankan. Keberhasilan bisa didapatkan tergantung kemapuan mengelola melalui analisis lingkungan dan pelaksanaan strategi usaha (Sudiarta et al., 2014). Hal tersebut menjadi landasan peneliti guna melaksanakan penelitian tentang Analisis Perbedaan Kemampuan Kewirausahaan Pengusaha Perempuan dengan Laki- Laki (Studi pada UMKM di Lingkungan Kampus Universitas Muhammadiyah Jember).

1.2 Rumusan Masalah

Menurut kamus Poewadaminta dalam (Suryana, 2015) menjelaskan bahwa karakter merupakan tabiat, sifat kejiwaan maupun budi pekerti dapat menjadi pembeda individu satu pada individu lain. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Hofstede dalam Ribhan dalam Sherlywati et al., 2017) memaparkan penjelasan terkait perempuan memiliki kecenderungan memprediksi ke masa depan pada saat mengambil sesuatu putusan serta bertindak dibandingkan laki-laki, dimana perempuan mempunyai kemampuan dalam memprediksi (forecast) terhadap kondisi di masa mendatang guna mengantisipasi risiko yang akan dihadapi. Hal tersebut memberikan referensi bagi peneliti untuk membentuk rumusan masalah dalam penelitian yang dilakkan ini. Terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan orientasi masa depan antara wirausaha perempuan dengan wirausaha laki-laki pada UMKM di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember?

2. Apakah terdapat perbedaan kemandirian antara wirausaha perempuan dengan wirausaha laki-laki pada UMKM di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember?

3. Apakah terdapat perbedaan pengambilan risiko antara wirausaha perempuan dengan wirausaha laki-laki pada UMKM di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember?

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah yang rancangkan di atas, penelitian yang dilakukan bertujuan antara lain sebagai berikut:

1. Untuk menguji serta menganalisis perbedaaan orientasi masa depan antara wirausaha perempuan dengan wirausaha laki-laki pada UMKM di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember.

2. Untuk menguji serta menganalisis perbedaaan kemandirian antara wirausaha perempuan dengan wirausaha laki-laki pada UMKM di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember.

3. Untuk menguji serta menganalisis pengambilan resiko antara wirausaha perempuan dengan wirausaha laki-laki pada UMKM di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan hasil serta kontribusi dalam pengembangan analisis lingkungan sekitar dalam mengupayakan peningkatan usaha mikro kecil menengah, sebagai landasan analisis perbandingan kemampuan kewirausahaan pada usaha mikro kecil menengah di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jember serta diharap sebagai bahan penelitian dan mampu menjadi bahan referensi pembuatan penelitian serupa.

2. Manfaat secara praktis

Penelitian yang dilakukan diharapkan mampu sebagai dasar materi terhadap penelitian analisis kewirausahan bagi peneliti selanjutnya yang memiliki tujuan penelitian hampir serupa demgan hasil penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

spasial, dengan demikian kecerdasan anak laki-laki dan anak perempuan pada. kemampuan geometri yang melibatkan kecerdasan spasial dan

Judul penelitian ini Kemampuan Menulis Narasi Menggunakan Media Gambar Acak Siswa Laki-laki dan Perempuan Kelas III SD Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007,

Penelitian ini juga berutujuan mendeskripsikan perbedaan kemampuan menyunting karangan argumentasi antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan, Program Studi Pendidikan

Dari hasil analisis data dengan distribusi frekuensi, dapat diketahui kemampuan rata-rata siswa laki-laki dalam menyimak unsur intrinsik film masuk dalam kategori hampir

Penelitian yang dilakukan sekarang lebih dipusatkan pada perbedaan kemampuan memahami teks nonfiksi dengan teknik membaca cepat 250 kata per menit antara siswa laki-laki dan

Perbedaan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Berdasarkan Pengalaman Pribadi antara Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan Kelas IX SMP Pangudi Luhur Moyudan Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kemampuan siswa laki-laki dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar berseri berada pada kategori hampir sedang ,

Sarana dan prasarana juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan kemampuan berhitung peserta didik laki-laki dan perempuan, sesuai dengan