• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN LAJU ENDAP DARAH ANTARA DARAH YANG SEGERA DIPERIKSA DENGAN DARAH SIMPAN 4 JAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERBEDAAN LAJU ENDAP DARAH ANTARA DARAH YANG SEGERA DIPERIKSA DENGAN DARAH SIMPAN 4 JAM "

Copied!
56
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Institusi
  • Bagi Teknisi Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA

Darah

Plasma darah adalah bagian cair yang terdiri dari 91% air, 8% protein (albumin, globulin, protrombin, fibrinogen dan lain-lain) dan 0,9% mineral. Bagian korpuskular, yaitu tubuh darah yang tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah (trombosit) (Irawati, 2015). Darah merupakan media transportasi tubuh dengan volume darah manusia sekitar 7% - 10% dari berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.

Komponen seluler sering disebut tubuh, yang terbentuk sekitar 45% terdiri dari dua tipe atau jenis sel yaitu eritrosit dan leukosit (Nugraha, 2017).

Laju Endap Darah

Keadaan jumlah darah pada setiap orang tidak sama tergantung pada usia, pekerjaan dan kondisi jantung atau pembuluh darah (Atmajaya et al., 2021). Pengujian ESR adalah metode non-spesifik yang mengukur kecepatan sel darah merah menetap di plasma dan satuan waktu (mm/jam).

Fase – Fase Pengendapan Darah pada LED

  • Fase Pembentukan Rouleaux (Tahapan Pertama)
  • Fase Pengendapan Cepat (Tahap Kedua)
  • Fase Pemadatan Eritrosit Pada Dasar Tabung (Tahap Ketiga)

Mengukur jarak dari puncak kolom eritrosit yang turun ke atas permukaan cairan dalam jangka waktu tertentu menentukan laju pengendapan darah (Amtiran, 2019). Fase ini disebut juga fase pengendapan maksimum, karena terjadi agregasi atau pembentukan rouleaux atau dengan kata lain partikel eritrosit menjadi lebih besar dengan permukaan yang lebih kecil sehingga pengendapan menjadi lebih cepat.

Gambar 2.1 Fase terjadinya Rouleaux  (Sumber : psikoplasma.wordpress.com)  2.3.2   Fase Pengendapan Cepat (Tahap Kedua)
Gambar 2.1 Fase terjadinya Rouleaux (Sumber : psikoplasma.wordpress.com) 2.3.2 Fase Pengendapan Cepat (Tahap Kedua)

Metode Westergreen

Sel darah akan tetap mengendap selama waktu tertentu dengan penambahan natrium sitrat 3,8% karena adanya makromolekul dalam eritrosit. Larutan natrium sitrat 3,8% lebih banyak digunakan pada pemeriksaan LED Westergren karena bersifat nontoksik sehingga tidak mempengaruhi bentuk dan morfologi sel (Gandasoebrata, 2013).

Faktor – faktor yang mempengruhi Laju Endap darah

  • Faktor sel darah merah
  • Faktor komposisi Plasma
  • Faktor Teknis

Aglutinasi sel darah merah akibat perubahan permukaan sel darah merah dapat menyebabkan peningkatan ESR. Jika ini dilakukan hanya setelah lebih dari 2 jam, bentuk eritrosit akan berubah, keadaan ini akan mempercepat munculnya rouleaux dan akibatnya akan mempercepat LED (Nugraha, 2017). ESR menurun karena diameter tabung LED lebih kecil, darah tidak segera diperiksa lebih dari 2 jam, penggunaan antikoagulan yang berlebihan mengakibatkan degenerasi dan penyusutan sel darah merah, sebagian darah mentah, darah disimpan sehingga bentuknya lebih bulat dan lebih sulit untuk membentuk rouleaux.

Nilai yang berbeda untuk berbagai metode disebabkan oleh variasi kualitas tabung dan tinggi kolom darah, semakin cepat fase pengendapan pertama karena keterlambatan pengisian sel darah di bagian bawah tabung. Antikoagulan dapat mempengaruhi ukuran sel dan dengan demikian mengubah LED, tetapi antikoagulan yang digunakan secara teratur menghasilkan variasi. Kecepatan rata-rata antara darah yang mengandung kalium oksalat kering standar dan darah yang sama yang mengandung campuran kalium Heller Paul dan amonium oksalat ditemukan sebesar 2 mm per jam dengan menggunakan metode Westergren.

Tingkat ESR dalam darah tidak berubah selama 1 jam atau 2 jam setelah pengambilan darah, namun penurunan besar ditemukan saat tes dilakukan setelah 3 jam atau lebih. Jenis kelamin di mana LED darah untuk pria lebih lambat daripada wanita karena hemoglobin mereka lebih tinggi.

Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Laju Endap Darah

Antikoagulan

  • EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
  • Trisodium Citrate

Antikoagulan yang paling banyak digunakan baik di laboratorium pemerintah maupun swasta umumnya adalah antikoagulan EDTA karena ada beberapa keuntungan yang terkait dengan penggunaan EDTA, yaitu a) Lebih ekonomis. Tabung darah dan tabung vacutainer yang berisi EDTA dilapisi dengan lavender (ungu) atau merah muda (Riswanto, 2013). EDTA dalam tabung vakum biasanya berbentuk K3EDTA yang memiliki stabilitas lebih baik dibandingkan garam EDTA lainnya karena memiliki pH yang mendekati pH darah, namun tabung EDTA yang berisi larutan K3EDTA sudah tidak diproduksi lagi.

Cara kerjanya sebagai zat isotonik dengan darah dan mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat ion Ca++ melalui gugus karboksil senyawa tersebut membentuk ikatan kompleks khelasi terlarut. Studi hemostasis menggunakan konsentrasi 3,2% dengan rasio 1 bagian natrium sitrat 3,2% dan 9 bagian darah menurut NICCLS. Karena antikoagulan sitrat ini tidak beracun, maka umumnya digunakan pada unit transfusi darah dalam bentuk ACD (Acid Citric Dextrose), namun penggunaannya terbatas pada studi hematologi (Liswanti, 2015).

Nilai Normal LED

Manfaat Laju Endap darah dalam Laboratorium Klinik

ESR cenderung menurun seiring dengan memburuknya kondisi pasien, ESR cenderung meningkat, namun tidak dirujuk untuk diagnosis penyakit tertentu.

Kerangka Teori

Data yang didapat berdasarkan hasil pemeriksaan darah LED yang langsung diperiksa, darah disimpan selama 4 jam. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t sampel berpasangan statistik untuk mengetahui perbedaan hasil pengendapan darah metode Westergren pada darah yang diperiksa segera dengan darah yang disimpan selama 4 jam pada suhu kamar menggunakan perangkat lunak SPSS 21.0 for Windows. Sampel darah disedot ke dalam tabung vakum dengan pipet Westergren sampai derajat nol, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9% sebelumnya.

Dimana perbedaan laju pengendapan darah dapat dipantau antara darah yang diperiksa langsung dan darah yang disimpan selama 4 jam. Berdasarkan Tabel 4.1, mayoritas siswa yang diperiksa nilai Laju Sedimentasi Eritrosit adalah perempuan (73%) dengan nilai Laju Sedimentasi lebih tinggi pada sampel darah yang langsung diperiksa. Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara nilai Erythrombotic Rate yang diperiksa segera dan disimpan selama 4 jam dengan p-value < 0,001.

Sampel darah vena pasien diperiksa laju sedimentasinya dengan menggunakan metode Westergren, setelah itu hasilnya dibaca dalam waktu 1 jam sampai 2 jam. Dari penelitian LED dengan menggunakan 2 jenis waktu perlakuan yang berbeda yaitu darah yang langsung diperiksa dan darah yang disimpan selama 4 jam didapatkan hasil pengamatan yang berbeda pada kedua waktu perlakuan yang berbeda tersebut. Saat mengamati darah yang disimpan selama 4 jam, nilai ESR lebih rendah dibandingkan dengan darah yang langsung diperiksa.

Hasil rata-rata LED darah yang langsung diperiksa adalah 17,83 mm/jam, sedangkan rata-rata LED darah yang disimpan selama 4 jam adalah 13,60 mm/jam. Pemeriksaan laju sedimentasi juga digunakan untuk memantau perjalanan atau perkembangan penyakit (Nugraha, 2013). Menurut Kiswari (2014), faktor yang dapat mempengaruhi ketelitian hasil kajian laju sedimentasi adalah pipa harus ditempatkan pada posisi vertikal, karena kemiringan pipa dapat mempercepat proses sedimentasi sebanyak 30%, suhu ruangan harus berada pada kisaran 20º - 25ºC, laju sedimentasi yang lebih tinggi dapat berubah dan laju sedimentasi yang lebih tinggi dapat berubah.

Tabung yang dimiringkan 3° akan mempercepat LED sebanyak 3%, rasio koagulan darah yang tidak tepat akan menyebabkan defibrilasi atau koagulasi parsial, yang akan memperlambat laju sedimentasi darah. Ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat sedimentasi antara darah yang langsung diuji dan darah yang disimpan selama 4 jam. Perbandingan hasil pengendapan darah metode Westergren antara sampel darah simpanan dan sampel darah segar.

DESKRIPSI LAJU SEDIMEN DARAH (METODE SEDIMAT) MENGGUNAKAN SODIUM SITRAT 3,8% DAN EDTA YANG DITAMBAHKAN DENGAN NaCl 0,85%. Lampiran 1: Data hasil pemeriksaan nilai laju endap darah antara darah yang diperiksa langsung dan darah yang disimpan selama 4 jam.

Tabel 3.1 Definisi Operasional  No.  Defenisi Operasional  Cara
Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Defenisi Operasional Cara

METODE PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

Populasi dan Sampel

  • Populasi
  • Besar Sampel
  • Sampel
  • Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2020 hingga Juni 2021 di Laboratorium Perintis Universitas Indonesia. Sampel penelitian ini adalah darah vena dengan antikoagulan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid).

Variabel Penelitian

  • Variabel Independen
  • Variabel Dependen

Defenisi Operasional

Alat dan Bahan yang digunakan dalam Penelitian

  • Alat
  • Bahan

Pengumpulan Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder

Analisis Data

Prosedur Penelitian

  • Teknik Pengambilan Sampel
  • Prosedur Kerja

Sekiranya anda menggunakan urat di lubang jarum, letakkan jalur penahan dengan bahagian atas lengan dan minta pesakit mengepal dan membuka tangan beberapa kali supaya urat jelas kelihatan, penutupan urat tidak perlu ketat, malah ia harus cukup ketat untuk menampakkan dan menyerlahkan sedikit urat. Tusuk kulit dengan jarum dan picagari dengan tangan kanan sehingga hujung jarum masuk ke dalam lumen vena. Lepaskan dan panjangkan penutup dan tarik perlahan-lahan sedutan picagari sehingga jumlah darah yang dikehendaki diambil.

Lepaskan pelindung jika masih menempel, letakkan kapas di atas jarum dan lepaskan spuit dari tabungnya, lalu tekan beberapa menit dengan kapas tadi. Lepaskan jarum dari semprit dan tuangkan (jangan disemprotkan) darah ke dalam wadah dan kencangkan tabung melalui dinding tabung. Pipet larutan NaCl 0,9% ke dalam gelas ukur 150 mm dalam pipet Westergren, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi atau botol.

Kemudian campuran disedot dengan pipet Westergren sampai skala nol, pipet diletakkan pada dudukan Westergren, perhatikan posisi pipet benar-benar tegak lurus, jauh dari getaran dan sinar matahari langsung 5.

Kerangka Operasional

Uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai signifikansi 0,656 (p-value > 0,005) yang berarti berdistribusi normal secara signifikan dan dapat dilanjutkan dengan uji T dependen dan diperoleh hasil signifikansi 0,000 < 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan LED darah yang bermakna yang segera diperiksa dengan penundaan selama 4 jam. Namun, penderita anemia, lansia, orang hamil (trimester kedua dan ketiga) dan tuberkulosis memiliki nilai ESR yang tinggi. Ketika darah terlalu kuat bercampur dengan antikoagulan, menyebabkan darah menjadi daftar dan waktu pemeriksaan dilakukan dalam waktu 2 jam setelah sampel darah diperoleh, sedangkan batas penyimpanan darah EDTA yang disimpan pada suhu 40C adalah 6 jam.

Selain itu nilai ESR juga dapat dipengaruhi oleh adanya fibrinogen dan globulin, dimana fibrinogen dan globulin mempercepat sedimentasi, sedangkan albumin lektin dan kolesterol memperlambat LED (Hendimay, 2004).

Tabel  4.1    Distribusi  Responden  Berdasarkan  Jenis  Kelamin  dan  Waktu  Pemeriksaan
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Waktu Pemeriksaan

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Umum Subyek Penelitian

PEMBAHASAN

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Fase terjadinya Rouleaux  (Sumber : psikoplasma.wordpress.com)  2.3.2   Fase Pengendapan Cepat (Tahap Kedua)
Tabel 3.1 Definisi Operasional  No.  Defenisi Operasional  Cara
Gambar 3.1 Alur Penelitian DARAH
Tabel  4.1    Distribusi  Responden  Berdasarkan  Jenis  Kelamin  dan  Waktu  Pemeriksaan

Referensi

Dokumen terkait

9 walaupun mengetahui kadar oksigen dalam darah pada pasien syok dilakukan pemeriksaan analisis gas darah sebagai pemeriksaan gold standart karena dapat memberikan hasil yang