• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU TAHUN 2021

N/A
N/A
Irfan Hidayat

Academic year: 2023

Membagikan "PERBEDAAN PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA BENGKULU TAHUN 2021"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak remaja putri (18%) yang mengalami dismenore di wilayah kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu. Sehingga pertanyaan penelitiannya adalah “Apakah ada perbedaan pemberian aromaterapi lemon dan aromaterapi lavender terhadap nyeri haid (dismenore) pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu Tahun 2021”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Keaslian Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja. Sedangkan perbedaannya pada penelitian ini menggunakan instrumen lembar observasi VDS (Verbal Description Scale) dan terdapat perbedaan tempat, waktu, populasi, sampel dan variabel penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

Tahapan-tahapan Remaja

Perubahan Fisiologi Remaja

Teknik aromaterapi lemon untuk mengurangi nyeri dismenore pada remaja putri menurut (Rambi, Bajak dan Tumbale, 2019) adalah : .. a) Minyak atsiri lemon untuk aromaterapi b) Air. Ho : Tidak ada perbedaan aromaterapi lemon dan lavender terhadap tingkat nyeri dismenorea pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kuala Lempuing Bengkulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan aromaterapi lemon dan lavender dalam menurunkan nyeri dismenore pada remaja putri.

Penelitian ini berjudul Perbedaan Pemberian Aromaterapi Lemon dan Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Nyeri Dismenorea pada Remaja Wanita di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu. Tahapan pelaksanaan pemberian aromaterapi lemon dan lavender selama 3 hari akan dilakukan dengan memantau tingkat nyeri dismenore setiap hari setelah tindakan. Analisis univariat bertujuan untuk melihat rerata tingkat nyeri dismenorea pada remaja putri sebelum diberikan intervensi.

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata penurunan nyeri dismenore sebelum dan sesudah pemberian intervensi aromaterapi lemon dan aromaterapi lavender pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu. Terdapat penurunan tingkat dismenore pada remaja putri yang signifikan di wilayah kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu pada tahun 2021. Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu Tahun 2021.

Dari hasil diatas terlihat bahwa tidak ada perbedaan antara pemberian aromaterapi lemon dan aromaterapi lavender dalam menurunkan tingkat nyeri dismenore.

Gambar 2.1 Skala Nyeri
Gambar 2.1 Skala Nyeri

Perubahan Psikologi Pada Remaja

Menstruasi Pada Remaja

  • Fase-fase Menstruasi
  • Perubahan Fisik Masa Menstruasi
  • Fsikologi Masa Menstruasi
  • Bentuk Gangguan Menstruasi

Setelah luka sembuh, endometrium menebal sekitar 3,5 mm dan fase ini berlangsung dari hari ke 5-14 siklus menstruasi. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan berbentuk piston tinggi.

Konsep Dasar Dismenore

  • Etiologi
  • Klasifikasi Dismenore
  • Derajat Dismenore
  • Penatalaksanaan Dismenore

Menurut (Judha et al, 2012), dismenore dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang dapat diamati. A. Nyeri haid pada remaja biasanya disebabkan oleh dismenore primer (Judha dkk, 2012). Faktor tersebut antara lain anemia, penyakit kronis, dan lain sebagainya (Judha dkk, 2012). c) Faktor penyumbatan saluran serviks (leher rahim).

Saat ini hal ini tidak lagi dianggap penting sebagai penyebab dismenore primer, karena banyak wanita menderita dismenore primer tanpa stenosis serviks dan tanpa rahim yang hiperantefleksi dan sebaliknya. Secara umum diyakini bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi rahim yang berlebihan. Menurut (Maharani dkk, 2016) terapi farmakologi yang dapat digunakan adalah pemberian obat analgetik, terapi hormonal, terapi dengan obat antiprostaglandin nonsteroid dan pelebaran saluran serviks.

Berbagai alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi dismenore secara nonfarmakologis adalah akupunktur, teknik pernapasan. Sedangkan menurut (Maharani dkk, 2016) salah satu terapi non farmakologi yang juga dapat dilakukan adalah aromaterapi. Aromaterapi digunakan sebagai terapi komplementer dalam praktik keperawatan dengan menggunakan minyak atsiri tanaman wangi-wangian untuk meringankan gangguan kesehatan dan memperbaiki keadaan umum. meningkatkan kualitas hidup.

Skala Intensitas Nyeri

  • Karakteristik Nyeri
  • Skala Numerical Rating Scala (NRC)
  • Pengertian Lemon
  • Kandungan
  • Khasiat
  • Aromaterapi Lemon
  • Teknik Pemberian Aromaterapi Lemon

Untuk menentukan letaknya secara lebih spesifik, petugas kesehatan sebaiknya meminta pasien untuk menunjukkan area nyeri dari nyeri minimal hingga nyeri ekstrim. Untuk mengukur derajat dismenore primer menggunakan skala penilaian numerik dengan rentang 1-10, derajat dismenore diukur dengan menyediakan lembaran berisi skala NRS yang dibagikan kepada responden saat mengalami dismenore. Jeruk nipis berukuran kecil, diameter 7-11 cm, bentuk lonjong, daging buah terbagi 7-10 ruas, rasanya bervariasi antara asam, manis, sepat dan menyegarkan.

Kandungan pada buah lemon antara lain flavonoid, limeone, asam folat, tadnin, vitamin (C, A, B1 dan P) dan mineral (kalium dan magnesium).Kulit lemon terdiri dari 2 lapisan luar dengan minyak atsiri (6%) dengan komposisi limeonene. (90% ), citral (5%) dan sejumlah kecil sitronelal, alfaterpineol, linaly dan geralyl asetat. Kandungan limeonene pada buah lemon juga bermanfaat untuk mengobati batu empedu dan batu ginjal (Dalimartha dkk, 2011). Aromaterapi merupakan terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri haid dan dismenore.

Aromaterapi digunakan dalam praktik keperawatan sebagai terapi komplementer melalui penggunaan minyak atsiri dari tanaman wangi untuk meringankan masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Bahan utama aromaterapi lemon adalah jeruk nipis yang dapat menghambat kerja sistem hormon prostaglandin sehingga dapat mengurangi rasa sakit.

Aromaterapi Lavender

  • Aromaterapi Lavender
  • Khasiat
  • Teknik Pemberian Aromaterapi Lavender

Aromaterapi merupakan suatu teknik pengobatan yang menggunakan aroma minyak atsiri hasil proses penyulingan berbagai bagian tumbuhan, bunga, dan pohon yang masing-masing mengandung khasiat terapeutik yang berbeda. 7.8 Minyak atsiri bunga lavender (Lavandula angustifolia) memberikan efek menenangkan karena mengandung bahan aktif utama yaitu linalool (C10H18O). Aromaterapi lavender digunakan sebagai pengobatan untuk mengatasi nyeri, mengurangi nyeri pasca operasi caesar, mengurangi depresi dan kecemasan pada ibu nifas, serta mengurangi dismenore (Maharani, Fatmawati dan Widyaningrum, 2016).

Pada aromaterapi lavender bahan utamanya adalah linalyl acetate dan linalool, dimana linalyl acetate berfungsi untuk relaksasi dan relaksasi sistem syaraf dan otot yang mengalami ketegangan, sedangkan linalool berfungsi sebagai relaxant dan sedatif sehingga dapat mengurangi rasa nyeri (Pustikawaty, 2016). . Dengan menghirup aromaterapi lavender selama 10 menit, Anda dapat rileks dan mengurangi nyeri saat menstruasi, mengatasi ketidakseimbangan emosi dan ketegangan otot. Pengertian Aromatherapy Lavender Kandungan utamanya adalah linalyl acetate dan linalool, dimana linalyl acetate berfungsi untuk merelaksasi dan menenangkan sistem syaraf dan otot yang mengalami ketegangan, sedangkan linalool berfungsi sebagai relaxant dan sedatif sehingga dapat mengurangi rasa sakit.

Kerangka Teori

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Variabel Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Populasi dan Sampel
  • Rencana Tempat dan Waktu Penelitian
  • Rencana Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

Berdasarkan Tabel 4.2, rerata tingkat nyeri dismenore remaja putri sebelum diberikan aromaterapi lavender adalah (5,20) dan rerata tingkat nyeri dismenore remaja putri setelah diberikan aromaterapi lavender adalah (3,00). Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji Wilcoxon terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore pada remaja putri yang diberikan aromaterapi lemon menunjukkan bahwa hasil uji statistik mempunyai nilai P = 0,00 (<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan tingkat nyeri dismenorea sebelum dan sesudah intervensi aromaterapi lemon pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada Tabel 4.4, penurunan tingkat nyeri dismenore pada remaja putri yang diberikan aromaterapi lavender menunjukkan nilai P = 0,00 (<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri dismenore pada remaja putri yang diberikan aromaterapi lavender. nyeri dismenore sebelum dan sesudah intervensi.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, rerata tingkat nyeri dismenorea pada remaja putri sebelum diberikan aromaterapi lemon adalah (5,20) dan setelah dilakukan intervensi dengan aromaterapi lemon, tingkat nyeri dismenorea pada remaja putri mengalami penurunan menjadi (3,20). 07). Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan diperoleh rerata tingkat nyeri dismenorea pada remaja putri sebelum dan sesudah aromaterapi lavender adalah (5,33) dan setelah aromaterapi lavender adalah (3,07). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil survei responden kelompok aromaterapi lemon diperoleh P-value = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat perbedaan tingkat nyeri dismenorea sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lemon. pengobatan ke wilayah kerja Puskesmas Kuala Lempuing Bengkulu.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Rambi, Bajak dan Tumbale 2019. Terdapat perbedaan tingkat nyeri dismenore sebelum dan sesudah menstruasi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil survei responden kelompok aromaterapi lavender memperoleh nilai P = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat perbedaan derajat dismenore sebelum dan sesudah intervensi aromaterapi lavender pada kelompok. Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu.

Tabel 3.1 Definisi operasional  N
Tabel 3.1 Definisi operasional N

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.1 rerata tingkat nyeri dismenore remaja putri sebelum mendapat aromaterapi lemon adalah (5,20) dan rerata tingkat nyeri dismenore remaja putri setelah mendapat aromaterapi lemon adalah (3,20) dengan perbedaan tingkat nyeri dismenore ( 2.00). Hasil uji ManWhitney menunjukkan p-value (0,273) > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian aromaterapi lemon dan aromaterapi lavender dalam menurunkan tingkat nyeri antara kedua kelompok. Namun mean dan standar deviasi kelompok lemon lebih tinggi dibandingkan mean kelompok lavender dengan selisih mean sebesar (0,60) yang berarti aromaterapi lemon lebih efektif dibandingkan aromaterapi lavender dalam menurunkan nyeri dismenore pada remaja putri. .

Tabel 4.2 Rata-Rata Tingkat Nyeri Dismenore Remaja Putri Sebelum  Dan  Sesudah  Diberi  Aromaterapi  Lavender  Di  Wilayah  Kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu
Tabel 4.2 Rata-Rata Tingkat Nyeri Dismenore Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Diberi Aromaterapi Lavender Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu

Pembahasan

Hal ini didukung oleh teori yang mengatakan bahwa adanya perubahan tingkat nyeri dismenore pada kelompok aromaterapi lavender disebabkan adanya kandungan linalyl asetat dan linalool, dimana linalyl asetat berfungsi untuk merelaksasi dan mengendurkan sistem saraf dan otot yang mengalami. ketegangan, sedangkan linalool berperan sebagai agen relaksasi dan obat penenang sehingga dapat mengurangi rasa sakit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Octaviani, Dhita Aulia, dkk. 2019) Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor nyeri dismenore dari skor 6,63 menjadi skor 5,23 pada kelompok intervensi mengalami penurunan. Pemberian aromaterapi jeruk efektif menurunkan skor nyeri dismenore pada remaja dan dapat dijadikan alternatif terapi nyeri dismenore.

Hasil penelitian (Maharani et al, 2016) menyatakan bahwa terdapat pengaruh aromaterapi lavender dalam menurunkan intensitas nyeri haid dismenore pada siswi Stikes Madani Yogyakarta. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Widyawati, dkk. 2017) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri dismenore pada siswi di SMA N 5 Semarang, dan hasilnya adalah p- nilai 0,001, hal ini berarti terdapat pengaruh aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri dismenore. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lemon dan aromaterapi lavender sama-sama efektif dalam menurunkan tingkat nyeri dismenore pada remaja putri, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Azizah, Nurul dan Kusumawardani, Amelia Paramitha, 2020) yang menyatakan terdapat penurunan skor intensitas nyeri dismenorea setelah pemberian aromaterapi lavender dengan nilai P<0,002.

2020) “Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja”, hal. 2019) “Pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan nyeri dismenore pada mahasiswi kebidanan. Jakarta: Kelompok Penebar Swadaya Fithriana, D., Marvia, E. 2016) “Perbandingan pemberian autogenik terapi relaksasi dan aromaterapi untuk menurunkan tingkat nyeri haid (dismenore) pada siswi MTs NW Samawa Sumbawa Besar", Prima, 2 ), pp. dan goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. 2019). "Lavender essential minyak sebagai terapi komplementer pengobatan nyeri haid (Dysminorrhea)”, Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), pp. 2018) “Pengaruh Pemberian Pijat Effleurage Menggunakan Minyak Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore pada Remaja Putri di SMK Negeri 2 Malang Jurusan Keperawatan", Jurnal Isu Dalam Kebidanan, 2(2), hlm. 2017) "Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 5 Semarang ", Bidan.

Pengertian aromaterapi lemon adalah salah satu jenis terapi dengan aroma aromatik dimana aroma lemon mengandung jeruk nipis yang bermanfaat untuk menghambat kerja sistem prostaglandin sehingga dapat mengurangi nyeri dismenore.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Skala Nyeri
Tabel 3.1 Definisi operasional  N
Tabel 4.1 Rata-Rata Tingkat Nyeri Dismenore Remaja Putri Sebelum  Dan  Sesudah Diberi  Aromaterapi  Lemon  Di Wilayah Kerja  Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu
Tabel 4.2 Rata-Rata Tingkat Nyeri Dismenore Remaja Putri Sebelum  Dan  Sesudah  Diberi  Aromaterapi  Lavender  Di  Wilayah  Kerja Puskesmas Kuala Lempuing Kota Bengkulu
+4

Referensi

Dokumen terkait

rata intensitas nyerinya adalah 1,75, pada ibu bersalin anak ke 3 sebelum diberi aromaterapi lavender (pretest) adalah nyeri berat sebanyak 8 orang (61,5%) dengan rata-rata

Tujuan: Mengetahui efektifitas teknik aromaterapi lemon dan lavender terhadap tingkat nyeri pada saat pemasangan infus di IGD RSUD Prof.. Margono

Intensitas nyeri haid (dismenore) sebelum melakukan abdominal stretching pada remaja putri di Madrasah Aliyah Negeri 5 Jombang hampir dari setengah responden

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian massage punggung terhadap tingkat nyeri haid ( dismenore ) pada remaja putri kelas VIII SMPN 3

Adanya perbedaan yang signifikan dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan dan bermakna dalam pemberian aromaterapi lemon

KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan nyeri dismenore pada remaja putri di Desa Pulau Jambu Wilayah

Sebelum diberi teknik relaksasi napas dalam dengan aromaterapi minyak atsiri Jeruk Kalamansi rata-rata tingkat nyeri adalah 5,73 dan setelah diberi teknik relaksasi napas dalam dengan

Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan tentang gambaran intensitas nyeri dan manajemen dismenore pada remaja putri di SMAN 1 Model Tambang yang dilakukan terhadap 168 responden,