• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbedaan strategi pembelajaran pq4r

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perbedaan strategi pembelajaran pq4r"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dengan strategi konvensional? Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dan strategi konvensional.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tergolong rendah. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan strategi PQ4R dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan proses dan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi pembelajaran PQ4R pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Penelitian ini mengkaji tentang “pengaruh strategi pembelajaran PQ4R terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Darus Sholah”, sehingga ada beberapa konsep pokok yang dirumuskan dan dijelaskan dalam penelitian ini agar tidak terjadi salah pengertian. arti.

Asumsi Penelitian

Strategi pembelajaran PQ4R merupakan strategi pembelajaran yang terlihat dari cara siswa belajar, mengingat, berpikir dan bagaimana siswa mengolah informasi baru menjadi informasi lama.

Hipotesis

  • Metode Penelitian

Untuk mengetahui konsistensi tes yang digunakan sebagai instrumen, uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus KR-20 yaitu: 18. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka pada penelitian ini dihitung tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus: 20.

Kajian Terdahulu

Kedua, disertasi Devi Falachiyah I, 2014, “Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Menggunakan Strategi Pembelajaran Preview, Question, Reflect, Recite dan Review (PQ4R) pada Siswa Kelas VB MI Roudlotul Banat UIN Sunan Ampel Surabaya.” Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran PQ4R pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VB MI Roudlotul Banat Sidoarjo? Implementasi strategi pembelajaran PQ4R pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VB di Roudlotul Banat sepanjang Sidoarjo berjalan dengan baik dan terdapat peningkatan pada setiap siklusnya. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas VB pada pembelajaran SKI setelah menggunakan strategi PQ4R. Ketiga, jurnal penelitian Ahmad Khoirun Naskhin, Titin Sunari, 2013 yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Peralatan Optik Siswa Kelas VII SMPN 1 Sumberejo Bojonegoro”.

27Ahmad Khoirun Naskhin dan Titin Sunari, “Penerapan strategi pembelajaran PQ4R terhadap hasil belajar siswa pada materi peralatan optik kelas VII di SMPN 1 Sumberejo Bojonegoro, (Jurnal Universitas Negeri Surabaya Surabaya. Penerapan hasil belajar PQ4R bagi siswa dalam hasil belajar Optik Materi Peralatan Kelas VII SMPN 1 Sumberejo Bojonegoro". Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 46 Hasil belajar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan suatu proses pembelajaran yang sudah berlangsung.

Penyajian Data

Dari hasil perhitungan validitas instrumen tes dari 25 soal diperoleh 3 soal yang tidak valid, sehingga terdapat 20 instrumen tes valid yang dapat diujikan. Untuk mengetahui konsistensi tes yang digunakan sebagai instrumen, uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus KR-20 yaitu: 54. Telah dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap 25 soal. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,76 , sehingga instrumen tes dapat dikatakan reliabel dan mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi.

Pengujian tingkat kesulitan soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal sesuai dengan kriteria kumpulan soal yang diperlukan untuk mengukur tingkat kesulitan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dalam penelitian ini dihitung tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus: 56. Berdasarkan kriteria indeks kesukaran soal diambil soal sukar dan soal sedang, dari 25 soal yang ada, yang terpilih adalah soal jumlah soal 1 sulit dan 24 soal lainnya rata-rata.

Berdasarkan kriteria indeks yang membedakan soal diperoleh 8 soal dengan kriteria kurang baik dan 19 soal dengan kriteria baik.

Analisis dan Pengujian Hipotesis

Karena kedua kelas menghasilkan data hitung < tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari sampel yang berdistribusi normal (Ho diterima). 61 Riduwan, Pembelajaran Mudah Penelitian Bagi Guru-Pegawai dan Peneliti Pemula (Bandung: .. 3) Tentukan kriteria pengujian jika Fhitung <. Jika diterima maka menunjukkan bahwa hasil pretest pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berasal dari populasi yang homogen.

Dengan demikian Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, hal ini menunjukkan bahwa hasil posttest pembelajaran sejarah kebudayaan Islam berasal dari populasi yang homogen. Setelah dilakukan uji prasyarat, hasil kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen. Uji selanjutnya dilakukan dengan uji t. Kriteria pengujiannya adalah jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima dan apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dengan strategi konvensional, dan terdapat pengaruh strategi pembelajaran PQ4R dan strategi konvensional terhadap hasil belajar. siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Menggunakan PQ4R. sejarah kebudayaan islam.

Pembahasan

Post-test dilakukan untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar sejarah budaya Islam siswa setelah menggunakan pembelajaran PQ4R. Deskripsi data dalam penelitian ini menggunakan data maksimum, nilai maksimum, nilai minimum, mean, distribusi frekuensi data, histogram setiap kelas. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai tes kelas eksperimen mempunyai skor minimal 50 dan skor maksimal 90 dengan mean (rata-rata) sebesar 73.

Sedangkan nilai tengah (median) hasil adalah 75 dan merupakan nilai (modus) hasil tes yang paling sering muncul. Berdasarkan tabel frekuensi hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas eksperimen yang berjumlah 15 siswa dapat diartikan pada rentang 50 – 58, dengan 2 siswa berada pada kategori sangat rendah, pada rentang 59 - 67, kategori rendah sebanyak 1 siswa, pada rentang 68 - 76, kategori sedang sebanyak 6 siswa, kategori sedang, kategori 77 - 85, kategori tinggi sebanyak 5 siswa dan pada rentang 86 - 94, 1 siswa berada pada kategori sangat tinggi.

Histogram Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas Eksperimen

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai tes kelas kontrol mempunyai nilai terendah sebesar 30 dan nilai tertinggi sebesar 75 dengan rata-rata (mean) sebesar 57,7. Sedangkan nilai tengah (median) hasil sebesar 60, dan nilai yang sering muncul (modus) hasil tes sebesar 55. Berdasarkan tabel frekuensi hasil pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas kontrol yang berjumlah 15 siswa , dapat diartikan pada rentang 30 – 39 untuk 1 siswa. pada kategori sangat rendah, pada rentang 40 - 49, 2 siswa berada pada kategori rendah, pada rentang 50 - 59, 4 siswa berada pada kategori sedang, pada kelas 60 - 69, 5 siswa berada pada kategori tinggi , dan pada kelas 70 -79 terdapat 3 siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi.

Histogram Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas Kontrol

Hasil penelitian ini adalah Sejarah Kebudayaan Islam (Islamic Cultural History) merupakan mata pelajaran dalam kurikulum Tsanawiyah. Devi Falachiyah I, 2014, “Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Menggunakan Strategi Pembelajaran Preview, Question, Reflect, Recite dan Review (PQ4R) Pada Siswa Kelas V B MI Roudlotul Banat UIN Sunan Ampel Surabaya.” Ahmad Khoirun Naskhin dan Titin Sunari, 2013, Judul “Penggunaan Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Peralatan Optik Siswa Kelas VII SMPN 1 Sumberejo Bojonegoro”.

Terdapat perbedaan dan pengaruh antara pembelajaran PQ4R dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar sejarah budaya Islam siswa, hal ini dikarenakan karakteristik pembelajaran PQ4R itu sendiri yaitu siswa belajar secara mandiri dan aktif. Jadi dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R siswa dapat memahami konsep sejarah budaya Islam dengan baik, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa aktivitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen terlihat hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. hasil belajar pada kelas kontrol.

Dengan demikian terdapat perbedaan hasil belajar sejarah budaya Islam antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dengan strategi konvensional.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Menggunakan Strategi PQ4R Siswa Kelas VB MI Roudlotul Banat. Ho1 = tidak terdapat perbedaan hasil belajar sejarah budaya islam antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran PQ4R. Ha2= terdapat pengaruh strategi pembelajaran PQ4R dan strategi konvensional terhadap hasil pembelajaran sejarah budaya Islam.

Ho2 = tidak terdapat pengaruh strategi pembelajaran PQ4R dan strategi konvensional terhadap hasil pembelajaran sejarah budaya Islam. Adakah pengaruh strategi pembelajaran PQ4R dan strategi konvensional terhadap hasil pembelajaran sejarah budaya Islam? Setelah Al-Quran dikodifikasi menjadi mushaf, mushaf tersebut disimpan di rumah salah satu istri Nabi Muhammad SAW.

Alasan Umar bin Khattab menyarankan kepada Khalifah Abu Bakar ra untuk mengkodifikasikan Al-Qur'an dalam satu mushaf adalah, kecuali. Alasan Abu Bakar As-Siddiq mengangkat Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin kodifikasi Al-Quran adalah karena. Sahabat yang mengeluhkan adanya dialek di kalangan umat Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan adalah.

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

  • Kebijakan Abu Bakar as Shiddiq
  • Kebijakan Umar bin Khattab a. Pengembangan Wilayah Islam
  • Kebijakan Usman bin Affan a. Perluasan Wilayah
  • Kebijakan Ali bin Abi Thalib

Ketika Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pertama, ia berusaha mewujudkan keinginan tersebut dalam upaya memperluas wilayah Islam di Suriah. Karena Abu Bakar mendengar bahwa Abu Ubaydah telah kalah telak dalam pertemuan dengan pasukan Romawi Timur di Syam, maka Khalid diperintahkan untuk membantu pasukan Abu Ubaydah. Pada masa peperangan melawan tentara Romawi Timur, muncul kabar meninggalnya Abu Bakar (13 H/634 M).

Khalifah Umar bin Khatab melanjutkan perluasan dan pengembangan wilayah Islam ke Persia yang telah dimulai pada masa Khalifah Abu Bakar. Khalifah Umar bin Khatab juga membagi daerah menjadi beberapa wilayah pemerintahan yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain itu, Khalifah Umar bin Khatab juga membentuk beberapa dewan antara lain Dewan Perbendaharaan dan Dewan Militer.

Dalam menyusun bacaan al-Quran secara rasmi ini, Khalifah Usman melakukannya berdasarkan bacaan yang digunakan dalam al-Quran yang disusun oleh Abu Bakar.

Media/ Alat Sumber Belajar

Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Ke 1

  • Penilaian

Membaca lembar bacaan secara aktif dengan menanggapi apa yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan yang dibuat. Siswa mendengarkan informasi dan mengingat materi pembelajaran serta berusaha memecahkan masalah (pada tahap pendahuluan) dari informasi yang diberikan guru dengan ilmu yang telah dipelajarinya melalui membaca. Mengingat kembali materi masa lalu yang relevan dengan materi masa kini (politik pada masa pemerintahan Abu Bakar seperti Siddiq dan Umar bin Affan).

Memberikan bahan bacaan mengenai kebijakan-kebijakan pada masa pemerintahan Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib untuk dibaca oleh para santri. KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kepedulian (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam lingkup pergaulan dan eksistensi seseorang. AI.3 Pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) dipahami dan diterapkan berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan peristiwa yang tampak.

KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkrit (menggunakan, membedah, merakit, mengadaptasi, dan mencipta) dan ranah abstrak (menulis, membaca, berhitung, menggambar, dan mengarang) B.

Referensi

Dokumen terkait