• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perdir-Tentang-Pelayanan-Pasien-Ranap-2019.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perdir-Tentang-Pelayanan-Pasien-Ranap-2019.pdf"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAII

KABUPATEN PURWOREJO

RUITIAII SAKIT UMUM DAERAII

Dr. T.IITROWARDOJO

PERATURAN DIREKTUR RSUD DT. TJITRO WARDOJO PURWORE.'O NOMOR 52 TAHUN 2019

TENTANG

PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. TJITROWARDOJO pURWORF^rO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RSUD DT. TJITRowARDoJo PURwoRE.Jo

Meniinbang

: a.

bahwa informasi pelayanan rrrmah

sakit

merupakan hal

yang penting untuk memberikan kepastian

bagr masyarakat Purworejo dan sekitarnya dalam mendapatkal:

pelayanan di RSUD Dr. Tjitrowardojo;

b.

bahwa Keputusan Direktur Rumah

sakit umum

Daerah

H,H:TJTi:1 :"H#?

",

I""fl

"J

-

#m,

3

:i,,i#17

Daerah

Dr. litrowardojo

pur-worejo sudah

tidak

sesuai

dengan penulisan Tata Naskah

di

Rumah

sakit

umum Daerah Dr. Tjitrowardojo saat ini;

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a huruf dan b maka, perlu menetapkan dengan

Peraturan

Direktur Rumah sakit umum

Daerah

br.

TJitrowardojo hrrworejo Tentang pelayanan pasien Rawat

Inap di

Rumah

sakit

Umum Daerah

Dr.

eitrowardojo purworejo;

Mengingat

1.

undang-undang Nomor 2s

rahun

2oo9 tentang pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia iahun- 2oog

Nomor ll2, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

2-

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2oog tentang Kesehatan

(Lembaran

Negara Republik

Indonesia

Tahun

2oog, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5063);

3.

undang-undang Nomor 44

Tahun

2oog tentang Rumah

sakit

(Lembaran Negara Republik Indonesia, Timbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor S9T2 );

4.

Undang-undang Nomor

36 Tahun zol4

tentang Tenaga Kesehatan (Lernbaran Negara Republik IndonesL rahrln 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 56O7);

5.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 729

lMenkes/sK/Ill2oo8 tentang standar

pelayanan

Minimal Rumah Sakit;

(2)

6.

Keputusan Bupati Purworejo Nomor 188.4lll20o9 tentang Penetapan

RSUD Dr.

Tjitrowardojo Purworejo sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

7.

Peraturan

Direktur

RSUD

Dr.

Tjitrowardojo Purworejo Nomor 1 Tahun 2Ol9 tentang Peraturan Pelayanan Pasien

Di Rumah Sakit Umrrm Daerah Dr.

Tjitrowardojo Purworejo.

Menetapkan :

MEMUTUSKAN

PERATURAN DIREKTUR TENTANG PELAYANAN PASIEN RAWAT

INAP DI

RUMAH

SAKIT

UMUM

DAERAH

DT.

TJITROWARDOJO PURWOREJO

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:

1.

Direktur adalah Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. ljitrowardojo

Purworejo.

2.

Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut Rumah Sakit adalah

Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

TJitrowardojo Purworejo, dengan kepemilikan dan pengelolaannya oleh Pemerintah Kabupaten Pur-worejo,

yang dikelola dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

3.

Pelayanan Kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

4. Badan

Layanan

Umum Daerah Rumah sakit Umum Daerah

Dr.

ltrowardojo

Purworejo,

yang

selanjutnya

disingkat

BLUD-RSUD Dr.

ltrowardojo

Purworejo

adalah Rumah sakit Umum Daerah

Dr.

Tjtrowardojo Purworejo

yang dibentuk untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual

tanpa

mengutamakan

mencari

keuntungan

dan dalam

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

5.

Pelayanan Rawat Inap adalah proses perawatan/pengobatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu dimana pasien di rawat inapkan di ruang perawatan sesuai dengan jenis penyakitnya;

6.

Rawat Intensif adalah pelayanan kesehatan rawat inap

di

ruang intensif yang memerlukan pengawasan dan tindakan terus menerus selama 24 (dua puluh empat)jam.

7.

Rawat Isolasi adalah pelayanan rawat inap secara terpisah yang diberikan terhadap pasien

yang

memerlukan perawatan

medik khusus

guna

mempercepat penyembuhan dan mencegah penularan penyakit

8.

Pelayanan Obstetri dan Ginekologi adalah pelayanan kesehatan kebidanan dan penyakit kandungan.

9.

Pemulasaraan jenazah adalah pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit untuk merawat jenazah.

10.

Kelas Perawatan adalah pembagian jenjang pelayanan pada rawat inap berdasarkan tingkat fasilitas yang disediakan.

(3)

11.

t2.

13.

t4.

15.

Pasien adalah penderita yang mendapatkan perayanan kesehatan di rumah sakit.

Pelayanan observasi adalah pelayanan medik daram bentuk pengawasan

terhadap pasien selama berada

di

rumah sakit yang

ailatsanal?

orerr

tenaga medik

yaitu

dokter

ruangan/

case manager

atau

dokter jaga Instalasi Gawat Darurat.

Visite adalah kunjungan dokter guna melaksanakan pemeriksaan terhadap pasien rawat inap.

Periode

jaga

dokter adalah

waktu

dokter melakukan tugas

jaga

atau

sebagai konsulen, yaitu 24 {Dua puluh empat) iam untuk a?r.ter

"pl"i"ri"

dan sesuai waktu

shif

untuk doktir

,r-r-.

Kon_sultasi adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi medif

'

psikologi,

gizi

dan konsultasi rainnya

atas

permintaan secara tertulis dari dokter yang merawat.

Pasal 2

(1) Maksud ditetapkannya peraturan Direktur ini adalah :

a. untuk

memberikan dasar hukum dalam penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Tjitrowardbjo purw6iejo;

b. Untuk

memberikan informasi

dan alur

pelayanan-

yang

transparan kepada pengguna layanan BLUD-RSUD nr. ,tjtrowardojo

euirorejo.

(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Direktur ini adalah:

3

Meningkatnya kualitas layanan BLUD-RSUD Dr. 'Iljtrowardojo purworejo;

b. Meningkatnya

Purworejo.

cakupan layanan

BLUD_RSUb

nr. "

.l"trowardojo BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

BAB III

KEBIJAKAN PELAYANAN Pasal 3

(1)

Pelayanan Rawat Inap yang ada di rumah sakit meliputi :

a.

Ruang Perawatan Umum terdiri kelas III, II, I, VIp serta

WIp

b.

Ruang Perawatan Jiwa terdiri kelas III dan ruang Isolasi

c.

Ruang Perawatan pasien Isolasi

d.

Perawatan bayi resiko tinggi

e.

Pelayanan Intensive

(21

Pelayanan Intensive sebagaimana pasal (1) ayat

e

meliputi :

a.

Intensive Care Unit (ICU)

b.

Pediatrik Intensive Care Unit (pICU)

c.

Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

d.

High Care Unit (HCU).

Pasal 4

Alur Pelayanan

(1)

Alur pelayanan pasien rawat inap :

a.

Pada hari kerja shift pagi dan sore melalui rempat pendaftaran pasien Rawat Inap (TPPRI/Admission)

(4)

b.

Untuk shift malam atau hari libur melalui rempat pendaftaran pasien Gawat Darurat (TPPGD)

c.

Pada saat mendaftar pasien atau keluarga menunjukkan kartu identitas pasien (KTP/SIM)

d.

Keluarga/ pasien menunjukkan surat perintah rawat inap dari DpJp

e.

Petugas TPPRI mencarikan ruangan yang

akan

ditempati sekaligus mengiformasikan kepada pasien atau keluarga.

f.

Petugas TPPRI menjelaskan fasilitas rawat inap dan biaya perawatan

g.

Petugas TPPRI melakukan enteri data dan registrasi rawat inap

l.

Mencetak regitrasi dan rekam medis pasien rawat inap

2.

Menginformasikan kepada petugas rawat inap

(2)

Kriteria Pasien masuk rawat inap :

a.

Pasien memerlukan pengawasan

di

ruang intensive maupun ruang rawat inap.

b.

Pasien yang memerlukan pengobatan parenteral berkelanjutan.

c.

Pasien yang memerlukan tindakan invasive atau tindakan operatif

d.

Bagi bayi baru lahir di luar rumah sakit dimana ibunya sedang dirawat inap di rumah sakit, dan bayinya diinapkan ke rumah sakit maka akan dikelola menjadi pasien rawat inap

e.

Semua pasien yang akan dilakukan perawatan rawat inap harus atas

indikasi medis.

f.

Setiap perpindahan pasien

baik antar ruang rawat inap

maupun perpindahan kelas dalam satu ruang rawat inap hams memberitahu ke petugas TPPRI.

Pasal 5

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DpJp)

(1)

Setiap pasien rawat inap mempunyai Dokter Penanggung Jawab pelayanan Pendamping (DPJP)

dan

Dokter Penanggung Jawab pelayanan (DpJp) Utama

(2)

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Utama adalah :

a.

Dokter spesialis yang pertama,kali menangani pasien

b.

Dokter spesialis yang menangani pasien pada kasus/diagnosa yang utama

c. Dokter spesialis yang menangani pasien atas

permintaan pasien/keluarga

(3)

Dokter spesialis yang sudah menerima konsultasi melalui telepon dari dokter jaga maka, dokter spesialis/konsulen tersebut telah resmi menjadi

(4)

DPJPPasien yang

dirawat

ole}:,

2

(dua) dokter spesialis

atau lebih

dengan spesialisasi yang berbeda, maka dokter yang menangani dengan diagnosa utama sebagai dokter DPJP Utama, sedangkan dokter berikutnya sebagai DPJP Pendamping

(5)

Bagi Pasien yang menjalani alih rawat ke spesialisasi lain, maka dokter spesialis yang menangani pasien berikutnya sebagai DPJP Utama

(6)

Bagi Pasien yang kesulitan menentukan DPJP atas dirinya maka yang

ditunjuk

sebagai DPJP Utama adalah dokter konsulen

jaga

pada hari

tersebut.

(5)

(7)

Dalam kondisi e:

pasten

atau Lo"T.lf9t"?.

Dokter Penar

8f,**ffi+t#"*^'iflrug*flt*-rutir:r"""**'#ix#i:;

(e) ;,;]#;ft x*if iH-fu:'m',x#ffi "x'll'tu Ttr- Tixl:

..^. antarar"ur,*b'oX'i,lr3,'#.:"firft-pii'e itu"-l,i"ji"

setiap

hari

kerja

(IO) Apabita DpJp

berhal""g""'t"ii,rv?,,b ,

,,,,I:.x;jf; ,:#[":H--*x]il*#;#"j:*,Tf T,tffi ,"*imi,"iyT#:

(11)

Bagi

berbagai profesi' pasien vanq "maka

+;--:;;!;;';.?#;L"" khusus serta

meribatkan

tim p.,nr!.i'hirn=

-gr

berbagi

unsur

profesi

kesehatan untuk dilakrrtan

arstusiai-r",il

op.lp utama sebagai readernya (12) Hasil diskusi dicatat aif.mU". Cai"^t"n

ili.rt"g.""i.

(1)

Ketentuan penempatan

o*""

olXlXlX rawat inap :

a.

keluarga Pasien

akan

serta ditempatkan

sesuJ a.rrgr.

permintaan pasien atau

dan akan ditempattrr,

".*l .i

ai,"e""

j.;" p5i|"r.irry.

b'

P^e-n-empatan pasien

"t a., ai".""-it

",

dengan

staf

Medis irrngsional

(SMF) nya masing_masing.

(21

Ketentuan bagi pasien

p""..i.

Jaminan Kesehatan Nasionar (JKM

a.

Pasien penerima.Bantuan Iuran (pBI)

a* pr"t." J"ilii1.r'i<"""r,.t"r,

:

.

Daerah (Jamkesda) akan ditempatlan'dikelas

ilI

b'

yang Pasien peserta Jaminan Kesehltan Nasional (JKN) pBI dan Jamkesda menghendaki naik kelas, maka haknya akan gugur

c'

yang Apabila pasien menghendaki peserta

naik

Jaminan kelas maka Kesehatan Nasionar (JKN) akan dikenai selisih

tiaya

Non aaripBI

.

kelas perawatan yang menjadi haknya.

(3)

Penempatan pasien apabila .,r".rg p.r".irrtan yang dituju sudah penuh :

a.

Pasien akan ditempatkan naik satu kelas diata.nya

,tr, ir.,r.,

".t,

kelas di bawahnya sampai mendapatkan ruangan ying ditu-iu

b.

Apabila

_

ru"rrg.n

dengan SnfC

y""g sama penuh, maka

akan ditempatkan

di

ruang rain dengan tetap mempirtimbangkan privasi pasien (gender) serta jenis penyakitnya

c.

Apabila pasien

atau

keruarga pasien keberatan seperti ketentuan tersebut pada poin a dan b, mal.a pasien akan dirujuk ke rumah sakit lain.

Pasal 7

(l)

Penempatan untuk pasien di SMF Kesehatan Jiwa :

a.

Semua Pasien Psikotik akan ditempatkan di ruang Edelwise

b.

Ruang Edelwise berisi 2 kamar untuk perawatarr kelas III lakiJaki dan perempuan serta 4 kamar untuk ruang sekluasi/pengawasan

c.

Untuk pasien Non psikotik/Neurotik akan ditempatkan

di

luar ruang perawatan pasien Psikotik.

(2)

Untuk pasien yang menghendaki perawatan

diluar

bangsal

jiwa,

maka

akan dirujuk ke rumah sakit lain.

(6)

(1)

(2)

(3) (4)

(s) (6)

(7)

(8)

(i)

(2t

Pasal 8

Penantalaksanaan Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB)

Adalah timbulnya atau

meningkatnya

kejadian kesakiian

dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiol-ogi pada suatu daerah ialam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.

Penyakit Endemik yang masuk dalam kelompok kasus KLB meliputi :

a.

Demam

Berdarah h.

Leptospirosis

b. Kolera i.

Cikungunya

c. Pes j.

Malaria

d. Campak k.

AuianlnftuenzaHsNl

e. Polio 1.

Flu Burung

f. Difteri m.

SARS

g. Rabies n.

Ebola

Bahwa penatalaksanaan untuk penyakit menular tersebut sesuai dengan Standar Pelayanan Medis (SPM) atau Clinikal pathutay yang ad.a

Rumah sakit wajib melaporkan adanya kasus KLB selambat-Iarnbatnya

lx24

jam kerja ke Dinas Kesehatan Kabupaten purworejo setelah pasien dirawat di rumah sakit

Untuk tahap awal/emergency rumah sakit tidak boleh menolak pasien KLB sampai pasien dalam kondisi stabil

Rumah sakit menyediakan ruang khusus atau isolasi yang ada

di

ruang Aster, sedangkan

untuk

kelas perawatan yang lain

di

rawat sesuai kelas yang dikehendaki pasien

Apabila sarana dan

prasarana

yang ada di rumah sakit

tidak memungkinkan

untuk

melakukan perawatan/pengobatan, pasien akan dintjuk ke rumah sakit rujukan.

Untuk

perawatan Jenazah

akibat penyakit wabah akan

dilakukan perawatan sesuai ketentuan yang berlaku.

(1)

t2l

(3) (4)

BAB IV

PENCATATAN LEMBAR REKAM MEDIS Pasal 9

Semua pelayanan

atau

tindakan terhadap pasien harus dicatat secara lengkap didalam rekam medis paling lama

I x24

Jam

Semua hasil pemeriksaan pasien rawat inap harus dimasukan kedalam berkas rekam medis.

Pasal 10 Kebijakan Umum

Seluruh pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Inap berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien

Mobilitas pasien

harus

selalu didampingi oleh perawat ruanglan atau petugas yang diberi kewenangan

Pada saat dokter melakukan visite/kunjungan ke pasien, wajib didampingi oleh perawat atau bidan ruangan

Peralatan kesehatan medis maupun non medis

di

Instalasi Rawat Inap

harus selalu dilakukan

pemeliharaan

dan kalibrasi sesuai

dengan

ketentuan yang berlaku

Dalam mel,aksinakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan da-n Kesehatan Kerja)

(s)

(7)

setiap petugrrs

larus

bekerja sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku, etika

p-r."i,^il,il.rrgt

ormati hak pasien.

pasal

lt

(1) IIITY

pasien boleh

,u*"t#ffiilff **al

diperborehkan purang oleh

Ai{ir'f

Tff

"ffi *f.:ffiH#',ffi p,r.,sr;;^i"1--,",,,sendiri

".', ffiil,":ffi*"fffffi ffi:: #,#;;;x sakit apabla

keruarga sudah

(3)

perawat ruangan.sebelum pasien keluai

iuii ,r.ng hil;iketahui

oleh kepala ruang atau Pasal 12

(1) ya,g dimaksud d.r*"r:'i:5:ffufi".i.,,,s

. adalah suatu

proses pemulangan pada pasien yang segera dimulai sejak asesmen awar terhadao pasien yang sudah ditetapkan sgsu.ai dengan kriteria yang

ada i (2)

melakukan Bahwa rencana asesmen pemulani4an awal terhadap

kritis p""i

aitJt '

rt .r,

segera pada saat dokter

(ll)

Pemulangan

kritis

didokurn"rrt."if,.r,

^I*"*

Asesmen AwaI Medis dan formulir Edukasi pasien dun Keluarga

(41

l$:i:"ti

tentang pemulangan

krilis

daoat dimulai pada saat asesrren

(b/

Kriteria pemulangan kritis meLpuri :

a.

Pasien usia lanjut (60 tahun atau lebih);

b.

pasien dengan hambar.a"

;";ili;.ij"i.or..l,

c. Pasien

berkelanjutan;

yang

membutuhkan pelayanan

medis dan

perawatan

d'

Pasien yang tergantung dengan orang lain dalam aktivitas harian.

(6)

BAB V

KE'IENTUAN PENUTUP Pasal 13

l)r:r aturan Direktur ini mulai bt"rlaku pada tanggal diundangkan.

Ditetnpkan

di

: purworejo

: t Februai 2Ol9

RSU OJO PURWORE.IO

'ii1

,+

r

rl\i,

ry.

;i:

rl

t, i.

.tl

AAIFII , M.Kes

Referensi

Dokumen terkait

2.5 Khảo sát các điều kiện nuôi cấy thích hợp cho sinh tổng hợp amylase Các điều kiện nuôi cấy thích hợp cho sinh tổng hợp amylase của các chủng vi nấm nghiên cứu được khảo sát theo

The local-global dynamic captured in these articles remind us of what might be called the dialectic of globalization: that a global or regional perspective need not precluded the local