• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Fasilitas Darat dan Pelayanan Pelabuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perencanaan Fasilitas Darat dan Pelayanan Pelabuhan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan Fasilitas Darat dan

Pelayanan Pelabuhan

(2)

Fasilitas Darat

Dermaga

Lapangan Penumpukan

Gudang

(3)

Dermaga

Pengertian dermaga: tempat merapat dan

menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat Tipikal potongan melintang fasilitas darat:

Source: Steenken D, Voß S, Stahlbock R (2004) Container terminal operation and operations research a classification and literature review. OR Spectrum 26: 3-49

(4)

Tipe Struktur Dermaga

(5)

Wharf

(6)

Pier

(7)

G(J)etty

Wooden Getty

Composite Getty

Pipeline

Getty Chemical Getty

(8)

Pemilihan Tipe Struktur Dermaga

(9)

Pemilihan Tipe

Struktur Dermaga

(10)

Wharf Tipe

Terbuka

(11)

Wharf Tipe

Tertutup

(12)

Pier

(13)

Jetty

(14)

Panjang Dermaga

(15)

Jumlah Tambatan (n)

BOR St

n Vs

= 

24 365

n = Number of Berth (jumlah dermaga), unit BOR = Berth Occupancy Ratio (rasio penggunaan

dermaga). UNCTAD, 1980 (0,4 - 0,7) Vs = Number of vessels have to be served (jumlah kapal

dilayani), unit

St = Service time (waktu tambat), jam

365 = Number of day in year (jumlah hari dalam satu tahun).

24 = Jumlah jam operasional per hari.

(16)

Gudang dan Lapangan Penumpukan

) 1

(

365 h Bs

Sf D

A T

= 

A = Luas gudang atau lapangan penumpukan (m2)

T = Throughput/tahun yang masuk gudang (ton/tahun),

D = dwelling time, Gudang Lini I adalah 5 s/d 10 hari, sedangkan untuk Gudang Lini II adalah 10 sd 20 hari.

Sf = 1.5, karena 1 ton Cargo ditaksir = 1.5 m3, sehingga = 1/1.5 = 0,6667 m3/ton di gudang

= 0,5 m3/ton di lapangan penumpukan h = tinggi tumpukan diambil 3 sd 5 m.

Bs = volume yang hilang (broken stowage of cargo)

= 0.4 sd 0.5

(17)

Luas gudang = panjang x lebar.

Lebar ideal antara 60 m sampai 70 m untuk memudahkan manuver peralatan.

Panjang menyesuaikan luasan.

Luas Lapangan Penumpukan, lebarnya lebih fleksible.

(18)

Lebar Apron

a e

6.0 15.0

7.8 12.6

9.0 10.5

10.8 9.0

12.9 7.5

Ukuran min.

Ukuran-ukuran minimum:

ad = apron depan; min. 6 m ab = apron belakang; min. 3 m b = gudang; min. 60 m

c = tempat b/m truk; min. 12 m d = lebar jalan; min. 8 m

ad b ab c d/2

Gudang

a

e

(19)

Lebar Apron Depan Min.

ad = min. 6 m ad = min. 8 m ad = min. 9 m

ad = min. 20 m ad = min. 13 m ad = min. 15 m Jalur KA

Jalur KA

Jalur Kran

(20)

Dimensi Kapal

a) L.o.a (Length overall)

Yaitu panjang kapal dihitung dari titik ekstrim haluan sampai dengan titik ekstrim buritan.

b). L.p.p (Length between perpendiculars)

Yaitu panjang garis air dihitung dari titik ekstrim dari DWL (Design load Water Line) pada titik perpotongan haluan dan poros kemudi.

c) Midship

Yaitu titik tengah dari L(pp) d). Breadth

Yaitu lebar ekstrim badan kapal melalui titik midship

(21)

Dimensi Kapal

e). Depth

Yaitu kedalaman ekstrim badan kapal melalui titik midship.

f). Draft/Draught

Yaitu sarat, kedalaman dari bagian kapal yang tenggelam.

g). Beam

Yaitu Lebar kapal, adalah jarak maksimum antara dua sisi

kapal.

(22)

Penampang Kapal

(23)
(24)

Contoh:

Jumlah kapal bertambat ditentukan berdasarkan data time series kunjungan kapal dan data time series arus barang.

Contoh:

Bila direncanakan rencana induk (masterplan) pelabuhan sampai dengan 25 tahun dan diketahui data time series arus barang dan kapal per tahun sebagai berikut:

Rencanakan jumlah kapal dan jumlah tambatan sampai dengan 25 tahun pada masterplan pelabuhan tsb.

Note: GRT = Gross Register Tonnage

Tahun Total GRT Kapal 2006 37777 2007 46678 2008 52730 2009 61220 2010 68250

Tahun Break Bulk Bag Cargo Total

2006 100770 195898 296668

2007 267000 265560 532560

2008 269775 334980 604755

2009 331941 107437 439378

2010 277703 139922 417625

Bongkar+Muat barang (ton)

(25)

Contoh:

1. Hitung GRT rata2 kapal

2. Hitung rata-rata pertumbuhan arus barang

3. Bila pentahapan pengembangan dibagi per lima tahunan maka tahap pembangunan adalah 2015, 2020, 2025, 2030 dan 2035

4. Hitung total cargo berdasarkan rumus: F=P(1+i)n dengan nilai awal pada tahun 2010 5. Hitung arus kunjungan kapal per tahun adalah: Vs= F/GRT rata2

6. Bila diketahui service time kapal selama di pelabuhan adalah 3 hari.

7. Hitung kebutuhan jumlah dermaga per tahap pengembangan dengan rumus:

8. Hitung penambahan dermaga per tahap pengembangan

9. Hitung DWT kapal berdasarkan (GRT rata2/hari x 3 hari) * 2,5 10. Tentukan LOA berdasarkan hitungan DWT kapal no.9

11. Hitung panjang dermaga dengan rumus:

12. Hitung penambahan panjang dermaga per tahap pengambangan BOR

St n Vs

= 

24 365

(26)

Tugas:

Pelabuhan umum G-Lover melayani bongkar muat yang dikemas dalam kantong (bag cargo) dengan volume 300.000 ton per tahun. Arus barang yang melalui dermaga rata-rata sebesar 75% diangkut langsung (truck lossing) dan sisanya tertahan di pelabuhan (25%). Barang yang tertahan di pelabuhan 80% berada di gudang dan lainnya berada di lapangan penumpukan.

Hitung kebutuhan luas gudang dan lapangan penumpukan.

(27)

PERENCANAAN TERMINAL

PETIKEMAS

(28)

URUTAN PERENCANAAN

PENETAPAN LOKASI

PREDIKSI LALU LINTAS MUATAN DAN KUNJUNGAN KAPAL PENETAPAN SISTEM OPERASIONAL BONGKAR/MUAT

KEBUTUHAN DERMAGA

KEBUTUHAN GUDANG DAN LAPANGAN PENUMPUKAN KEBUTUHAN PERALATAN

PENATAAN LAYOUT

(29)

Prosedur perencanaan sama dengan General Cargo Perbedaan pada :

◦ Spesifikasi muatan dan kapal

1 TEUs = 20*8*8 ft = 6*2.4*2.4

◦ Jenis Peralatan

◦ Ukuran dermaga

◦ CFS dan lapangan penumpukan

◦ Penataan layout

(30)

Spesifikasi muatan dan kapal

Stowage Factor

[m3/t]

Berat per TEU[ton]

Stowage Factor

[m3/t]

Berat per TEU[ton]

1,7 17,1 3,1 9.4

2,6 14,5 3,4 8,5

2,3 12,6 3,7 7,8

2,5 11,6 4,0 7,3

2,8 10,4

Kapal Kapasitas

[TEU] DWT LOA [m] Draft [m]

Generasi Pertama 750 – 1100 14.000 180 - 200 9

Generasi Kedua 1500 – 1800 30.000 225 – 240 11,5

Generasi Ketiga 2400 – 3000 45.000 275 – 300 12,5

Generasi Keempat 4000 - 4500 58.000 290 - 310 11,5 - 12

(31)

Ukuran 1 Petikemas

(32)

FCL = Full Container Load = Petikemas dalam keadaan penuh dari pemilik ke pelabuhan atau sebaliknya

LCL = Less than Container Load = Petikemas berisi muatan dari beberapa

pemilik harus dibongkar(stripping) sebelum dikirim ke pemilik atau digabung

(stuffing) menjadi satu.

(33)

DIAGRAM PELAYANAN MUATAN GENERAL KARGO

(34)

DIAGRAM PELAYANAN

MUATAN PETI KEMAS

(35)

Jenis Peralatan

Kapal ke Apron (dan sebaliknya) •Portainer

•Ship Gear

• Mobile Crane Apron ke Lapangan Penumpukan

(CY)

•Straddle Carrier

•Side Loader, top loader

•Chassis/Head Truck

Lapangan Penumpukan ke luar •Rubber tired gantry crane (transtainer)

•Rail mounted gantry crane

•Side Loader, top loader

•Super stacker

•Straddle carrier

Apron ke CFS atau keluar (dan sebaliknya)

•Forklift

•Side Loader

•Chassis/Head Truck

(36)
(37)
(38)

Fasilitas Peralatan

Post Panamax (Container Crane)

(39)

Straddle carrier

(40)

Straddle carrier

(41)
(42)

Rubber-Tyred Gantry Cranes (RTG)

(43)

Rubber-Tyred Gantry Cranes (RTG)

(44)

Fasilitas Pelayanan Barang

(45)

Rubber-Tyred Gantry Cranes (RTG)

(46)

Rubber-Tyred Gantry Cranes (RTG)

(47)

Railmounted-Tyred Gantry Cranes

(48)

Rubber-Tyred Gantry Cranes (RTG)

(49)

Top Loader

(50)

Superstacker atau

Reachstacker

(51)

Side Loader

(52)

Head Truck

(53)

Chassis

(54)
(55)

No. Jenis Peralatan Kerugian ()/Keuntungan (▪)

1. Chassis System

Harus menyediakan banyak chasis dengan harga masing-masing alat cukup mahal

Penumpukan tidak mungkin dan areal yang dibutuhkan lebih luas

▪Double handling sangat berkurang

2. Straddle carrier System

Peralatan ini harganya mahal dan perawatannya mahal

Pergerakan alat berbahaya karena penglihatan pengemudi terbatas

Beban roda sangat besar jadi perkerasannya harus cukup kuat

▪Areal yang dibutuhkan lebih sempit

▪Petikemas dapat ditumpuk hingga 5 stack

▪Bisa untuk transport vertical maupun horizontal

3. Fork lift truck system

Membutuhkan luasan lebih besar dari point 2.

Penumpukan maksimum 3 stack

Beban roda lebih tinggi

Pergerakan lambat dan berbahaya

▪Lebih cocok untuk petikemas kosong dan terminal yang kurang ramai

▪Lebih Murah dari Straddle carrier

▪Bisa untuk transport vertical maupun horizontal

(56)

No. Jenis Peralatan Kerugian ()/Keuntungan (▪) 4. Transtainer system Kurang flexibel khususnya yang jenis Rail mounted

Harga alat sangat mahal jadi lebih cocok untuk terminal besar dan ramai

Beban roda lebih tinggi

Hanya bisa untuk transport vertical

▪Areal yang dibutuhkan sempit

▪Petikemas dapat ditumpuk hingga 7 stack

▪Pengambilan peti kemas otomatis dan mudah

5. System Campuran dengan kombinasi berbagai alat

Harga alat sangat mahal jadi lebih cocok untuk terminal besar dan ramai

Membutuhkan tenaga operator terlatih dalam berbagai jenis alat

▪Operasional dilakukan secara efesien dan cepat 6. System Masa Depan Investasi awal sangat besar

Mengurangi tenaga kerja

▪Seluruhnya otomatis, efisien, dan biaya operasional rendah

(57)

Ukuran dermaga

Lebar apron dermaga minimal 18 m (sesuai lebar kaki portainer), untuk

perputaran chassis diatas apron membutuhkan minimal 35 m.

(58)

CFS dan lapangan penumpukan

CFS (Container Freight Station): semacam gudang untuk membongkar (stripping) atau menggabungkan (stuffing) isi Peti kemas(PK).

Lapangan Penumpukan (container Yard = CY) : lapangan khusus untuk

menumpuk baik PK isi maupun kosong

(59)

Perhitungan kebutuhan luas CY secara umum:

) 1

(

365 Sth Bs Sf

D A T

= 

A = Luas lapangan penumpukan (m2, ha) T = Throughput/tahun (TEU’s/tahun) D= dwelling time, dengan ketentuan:

untuk petikemas bermuatan = 4 sd 10 hari untuk petikemas kosong 10 sd 20 hari

Sf = 29, karena 1 TEU’s = 29 m3

Sth = jumlah tumpukan petikemas (stacking height) dengan tinggi satu peti kemas 2.4 m sd 2.5 m, dengan ketentuan :

Peti kemas kosong, Sth = 5 s/d 7 Peti kemas bermuatan, Sth = 2 s/d 4

Bs= volume yang hilang (broken stowage of cargo) = 0.4 sd 0.5

(60)

Sumber: UNCTAD, 1984

(61)

Sumber: UNCTAD, 1984

(62)

Kapasitas 1 blok :

1 blok = GS * Row

1 GS = 1 Ground Slot = rata-rata tinggi tumpukan 2 sampai dengan 7 tier (tumpukan) tergantung kemampuan alat

1 Row = 1 baris GS yang terdiri antar 5 sampai 7 tergantung alat, umumnya 6 GS

1 blok yang menggunakan transtainer maksimal untuk menampung 25 row atau sekitar 175 m (25 x panjang kontainer 20 ft = 6,7 m, ditambah jarak antar kontainer sekitar 0,5 m).

(63)

Penataan layout

a b c d e f g h

a = Jarak tepi alat ke tepi dermaga dibawahnya terdapat bolder : 2 – 3m b = Lebar kaki crane : 15 – 20 m

c = Back reach (panjang lengan penyeimbang) dan dimanfaatkan untuk tempat cover hatch (tutup palka) = 16 m

d = Jalan untuk lalu lintas peralatan = 12 m

e = Lapangan penumpukan (container yard ) : bervariasi ukurannya antara 400 – 800m

f = Jalan selebar 12 m

g = Loading bay atau tempat bongkar/muat muatan : 12 m h = Jalur untuk rel dilengkapi crane untuk bongkar/muat : 16 m

(64)
(65)

Tugas: Cari video mengenai proses bongkar muat di terminal Petikemas

(66)

Pelayanan Kapal

(67)

Pemanduan

Kapal ukuran >150 GT wajib pandu

Sumber (2010):

http://insa.or.id/inc/dtl_pelindo.php?call=10&call1=3&lang=id&iframe=tr ue&width=700&height=450

Tarif tambat, labuh dan pandu di Pel. Tg Perak.

Tarif pandu tergantung: bobot kapal dll.

(68)

Penundaan kapal

(69)

Waktu Tambat Kapal

(70)

Penanganan Muatan

•Truck lossing

• Penimbunan: Lapangan penumpukan dan gudang

(71)

Kinerja

Pelabuhan

(72)

Service time

(73)

Besar Not Operating Time dari Service Time Untuk

Terminal Petikemas

(74)

Indikator kinerja Pelabuhan

BOR = Berth Occupancy Ratio (BOR)

Tingkat pemakaian dermaga:

Perbandingan jumlah waktu pemakaian dermaga

dengan jumlah waktu yang tersedia selama satu

periode

(75)

Indikator kinerja Pelabuhan

• Jenis barang yang ditangani dermaga

• Ukuran kapal (LOA)

• Produktifitas dermaga

• Jumlah gang yang bekerja

• Jam kerja dan jumlah shift

• Panjang tambatan

• Hari kerja efektif per tahun

• Cadangan waktu tidak bekerja selama kapal bersandar (pengurusan dokumen, survey, inspeksi, persiapan

pemuatan, menunggu pandu dll → Not Operating Time)

(76)
(77)

Indikator kinerja Pelabuhan

(Tambatan tunggal)

(Tambatan banyak)

(Rumus umum)

(78)

Contoh 1:

(79)

Contoh 1:

(80)

Contoh 1:

> 40%

→ Cenderung stagnan.

(81)

Contoh 2:

(82)

Contoh:

(83)

Contoh 2:

< 55% → kurang efektif

(84)

Contoh 3:

(85)

Contoh 3:

Dengan data seperti pada Contoh 1, tentukan nilai BOR dengan persamaan umum

(Rumus umum)

(86)

Berth Throughput (BTP)

(87)

Kapasitas Terpasang

(88)

Contoh 4:

(89)

Contoh 4:

(90)

TERIMA KASIH……..

Gambar

DIAGRAM PELAYANAN MUATAN GENERAL KARGO
DIAGRAM  PELAYANAN

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Penetapan Penyedia Jasa Konsultansi Pekerjaan Peningkatan Fasilitas Pelabuhan Dermaga Timur Pulau Lancang (Konsultan Perencanaan) No. Dewi Sartika Cawang

Tugas akhir ini meninjau kapasitas dari Unit Terminal Peti Kemas (UTPK) Pelabuhan Pontianak berupa panjang dermaga dalam mengantisipasi besarnya arus kapal peti kemas yang

dermaga dan kolam pelabuhan saat ini dan 15 tahun kedepan menggunakan data statistik yaitu produksi hasil tangkapan (1), jumlah dan ukuran kapal (2), data hasil

Untuk memperkirakan besarnya tonnage kapal terbesar yang akan dilayani oleh dermaga yang direncanakan, perlu adanya data kunjungan kapal yang menggunakan fasilitas pelabuhan lain

Data kapal yang digunakan dalam perencanaan dermaga ini adalah data kapal terbesar yang berlabuh di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasik Agung, dengan spesifikasi sebagai

Hasil simulasi antrian di dermaga Soekarno menunjukkan bahwa rata-rata panjang antrian, rata-rata waktu tunggu, serta rata-rata waktu kapal di pelabuhan tidak dapat dijadikan

Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga, di mana kapal dapat

Untuk peningkatan perencanaan kelas pelabuhan tipe D sebagai berikut : Ikan yang didaratkan >10 ton/hari Jumlah kapal yang berlabuh perhari 20 unit/hari Jumlah kapal yang merapat