PERENCANAAN
PERENCANAAN PELABUHAN PELABUHAN 2015/2012015/2016 6 PagePage11
KELOMPOK 2
KELOMPOK 2
TUGAS TEKNIK PELABUHAN
TUGAS TEKNIK PELABUHAN
Nama
Nama Mahasiswa Mahasiswa Tugas Tugas ::
1.
1. YUZAR YUZAR MADYA MADYA PUTRA PUTRA F1A F1A 012 012 153153 2. ARYA
2. ARYA DEWANTARA DEWANTARA F1A F1A 212 212 013013 3.
3. L. L. RAHMAN RAHMAN KARTHAYADI KARTHAYADI F1A F1A 212 212 080080 4.
4. L. L. SATRIA SATRIA SURYA SURYA DINATA DINATA F1A F1A 212 212 082082 5.
5. L. L. SYAFWATURRAHMAN SYAFWATURRAHMAN F1A F1A 212 212 083083 6.
6. MUHAMMAD MUHAMMAD ILHAM ILHAM HAQIQI HAQIQI F1A F1A 212 212 102102
Hari
TUGAS TEKNIK PELABUHAN
TUGAS TEKNIK PELABUHAN
PERENCANAAN TERMINAL FERRY
PERENCANAAN TERMINAL FERRY
Kerajaan Mataram adalah sebuah negeri yang berada pada sutu pulau besar. Karena Kerajaan Mataram adalah sebuah negeri yang berada pada sutu pulau besar. Karena kondisinya makmur banyak penduduk dari kerajan tetangga yang berada di seberang pulau kondisinya makmur banyak penduduk dari kerajan tetangga yang berada di seberang pulau ingin berkunjung ke Kerajaan Mataram dan begitu pula sebaliknya. Dengan semakin ingin berkunjung ke Kerajaan Mataram dan begitu pula sebaliknya. Dengan semakin meningkatnya pergerakan penduduk antar pulau, Kerajaan Mataram membutuhkan fasilitas meningkatnya pergerakan penduduk antar pulau, Kerajaan Mataram membutuhkan fasilitas pelabuhan
pelabuhan sebagai sebagai tempat tempat bersandarnya bersandarnya kapal-kapal kapal-kapal yang yang dapat dapat melayani melayani jasajasa penyeberangan tersebut.
penyeberangan tersebut.
Dari hasil survei data penyeberangan Kerajaan Mataram dalam 5 tahun terakhir adalah Dari hasil survei data penyeberangan Kerajaan Mataram dalam 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
sebagai berikut :
Tahun
Tahun I I II II III III IV IV VV
Manusia
Manusia 15.668 15.668 17.687 17.687 19.230 19.230 22.378 22.378 24.43324.433 Kendaraan
Kendaraan 255.250 255.250 280.374 280.374 375.882 375.882 400.206 400.206 417.839417.839
Daerah lokasi pelabuhan telah ditetapkan oleh raja setelah rapat dengan para menterinya Daerah lokasi pelabuhan telah ditetapkan oleh raja setelah rapat dengan para menterinya seperti pada lampiran peta. Sedangkan data-data lainnya tersebut dibawah ini dan seperti pada lampiran peta. Sedangkan data-data lainnya tersebut dibawah ini dan lampiran.
lampiran. Jarak
Jarak penyeberangan penyeberangan : : 55 55 KmKm Jam
Jam kerja kerja : : 365 365 hari/tahun hari/tahun , , 24 24 jam/harijam/hari Jumlah
Jumlah shift shift : : 3x3x Waktu
Waktu pergantian pergantian kapal kapal : : 1 1 jam jam waktu waktu kapal kapal merapatmerapat – – buka tutup pintu buka tutup pintu – – pergi pergi Perhitungan
Perhitungan Trip Trip Penyeberangan Penyeberangan ::
NP=
NP=
365 x N x O x M
365 x N x O x M
PP
NP
NP = trip/hari= trip/hari P
P = = volume volume kendaraan kendaraan pertahunpertahun N
PERENCANAAN
PERENCANAAN PELABUHAN PELABUHAN 2015/2012015/2016 6 PagePage22
TUGAS TEKNIK PELABUHAN
TUGAS TEKNIK PELABUHAN
PERENCANAAN TERMINAL FERRY
PERENCANAAN TERMINAL FERRY
Kerajaan Mataram adalah sebuah negeri yang berada pada sutu pulau besar. Karena Kerajaan Mataram adalah sebuah negeri yang berada pada sutu pulau besar. Karena kondisinya makmur banyak penduduk dari kerajan tetangga yang berada di seberang pulau kondisinya makmur banyak penduduk dari kerajan tetangga yang berada di seberang pulau ingin berkunjung ke Kerajaan Mataram dan begitu pula sebaliknya. Dengan semakin ingin berkunjung ke Kerajaan Mataram dan begitu pula sebaliknya. Dengan semakin meningkatnya pergerakan penduduk antar pulau, Kerajaan Mataram membutuhkan fasilitas meningkatnya pergerakan penduduk antar pulau, Kerajaan Mataram membutuhkan fasilitas pelabuhan
pelabuhan sebagai sebagai tempat tempat bersandarnya bersandarnya kapal-kapal kapal-kapal yang yang dapat dapat melayani melayani jasajasa penyeberangan tersebut.
penyeberangan tersebut.
Dari hasil survei data penyeberangan Kerajaan Mataram dalam 5 tahun terakhir adalah Dari hasil survei data penyeberangan Kerajaan Mataram dalam 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
sebagai berikut :
Tahun
Tahun I I II II III III IV IV VV
Manusia
Manusia 15.668 15.668 17.687 17.687 19.230 19.230 22.378 22.378 24.43324.433 Kendaraan
Kendaraan 255.250 255.250 280.374 280.374 375.882 375.882 400.206 400.206 417.839417.839
Daerah lokasi pelabuhan telah ditetapkan oleh raja setelah rapat dengan para menterinya Daerah lokasi pelabuhan telah ditetapkan oleh raja setelah rapat dengan para menterinya seperti pada lampiran peta. Sedangkan data-data lainnya tersebut dibawah ini dan seperti pada lampiran peta. Sedangkan data-data lainnya tersebut dibawah ini dan lampiran.
lampiran. Jarak
Jarak penyeberangan penyeberangan : : 55 55 KmKm Jam
Jam kerja kerja : : 365 365 hari/tahun hari/tahun , , 24 24 jam/harijam/hari Jumlah
Jumlah shift shift : : 3x3x Waktu
Waktu pergantian pergantian kapal kapal : : 1 1 jam jam waktu waktu kapal kapal merapatmerapat – – buka tutup pintu buka tutup pintu – – pergi pergi Perhitungan
Perhitungan Trip Trip Penyeberangan Penyeberangan ::
NP=
NP=
365 x N x O x M
365 x N x O x M
PP
NP
NP = trip/hari= trip/hari P
P = = volume volume kendaraan kendaraan pertahunpertahun N
N = net operation ratio kapal dalam setahun = 80 %= net operation ratio kapal dalam setahun = 80 % O
O = = tingkat tingkat isian isian kendaraan kendaraan ratarata – – rata dalam 1 trip = 90 % rata dalam 1 trip = 90 % M
Perhitungan luas lapangan parkir : Perhitungan luas lapangan parkir :
A= a.n.N.U.C A= a.n.N.U.C A
A = = luas luas lapangan lapangan parkirparkir a
a = = luas luas satu satu kendaraan kendaraan roda roda 4 4 = = 10 10 mm22 n
n = = jumlah jumlah kendaraan kendaraan dalam dalam 1 1 kapalkapal N
N = jumlah kapal datang / berangkat pada saat bersamaan= jumlah kapal datang / berangkat pada saat bersamaan U
U = = nilai nilai kegunaan kegunaan = = 1.01.0 C
C = = nilai nilai beban beban = = 1.01.0 KONDISI PASANG SURUT
KONDISI PASANG SURUT HHWL HHWL = = + + 1,5 1,5 mm HWL HWL = = + + 0,5m0,5m LWL LWL = = -0,5m-0,5m LLWL LLWL = = - - 1,5m1,5m Jenis
Jenis = = semi semi diurnaldiurnal KONDISI GELOMBANG
KONDISI GELOMBANG Arah
Arah = = dari dari WW Hs
Hs 1/1 1/1 year year = = 1,2 1,2 mm Hs1/10
Hs1/10 Year Year = = 2,0 2,0 mm Periode
Periode = = 8 8 DetikDetik
Anda sebagai calon Sarjana Teknik Sipil mendapat tugas dari raja untuk merencanakan Anda sebagai calon Sarjana Teknik Sipil mendapat tugas dari raja untuk merencanakan pelabuhan tersebut
pelabuhan tersebut yang akan yang akan beroperasi beroperasi pada tahun pada tahun keke – – 10 dengan rincian tugas sebagai 10 dengan rincian tugas sebagai berrikut :
berrikut : 1.
1. Rencanakan kapal desain berdasarkan data produksi tersebut dan nilai BOR dariRencanakan kapal desain berdasarkan data produksi tersebut dan nilai BOR dari dermaga yang direncanakan. Tampilkan dalam laporan dimensi kapal dan gambar / dermaga yang direncanakan. Tampilkan dalam laporan dimensi kapal dan gambar / foto kapal desain tersebut.
foto kapal desain tersebut. 2.
2. Hitung jumlah dan panjang dermaga.Hitung jumlah dan panjang dermaga. 3.
3. Rencanakan layout pelabuhan ( dermaga, kolam pelabuhan, alur, breakwater ).Rencanakan layout pelabuhan ( dermaga, kolam pelabuhan, alur, breakwater ). 4.
4. Rencanakan layout terminal (posisi tempat penimbunan, jalan, gudang, kantor, dll).Rencanakan layout terminal (posisi tempat penimbunan, jalan, gudang, kantor, dll). 5.
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 4 8. Gambar yang harus dibuat :
a. Situasi pelabuhan pada peta yang ada b. Situasi terminal (kertas A3)
c. Situasi dan penampang lintang dermaga saat pasang – surut (kertas A3) d. Penampang lintang detail konstruksi dermaga (A3)
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 5
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Pelabuhan Lembar
Pelabuhan lembar terletak di lombok barat bagian selatan, yang dapat di tempuh dari kota mataram sekitar 20 menit dengan jarak sekitar 20 km dari pusat kota mataram. Pelabuhan lembar merupakan pelabuhan yang melayani berbagai jenis kapal seperti kapal ferry (penumpang), kapal kargo (barang) dan kapal tengker (minyak). Pelabuhan ini melayani rute ke berbagai propinsi antara lain Bali, Sulewesi, dll
.
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 6
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Pelabuhan Lembar
Pelabuhan lembar terletak di lombok barat bagian selatan, yang dapat di tempuh dari kota mataram sekitar 20 menit dengan jarak sekitar 20 km dari pusat kota mataram. Pelabuhan lembar merupakan pelabuhan yang melayani berbagai jenis kapal seperti kapal ferry (penumpang), kapal kargo (barang) dan kapal tengker (minyak). Pelabuhan ini melayani rute ke berbagai propinsi antara lain Bali, Sulewesi, dll
.
Dalam tugas pelabuhan ini, yang dir encanakan yaitu pelabuhan yang melayani
kapal penumpang ( curah kering ) atau pelabuhan yang melayani kapal ferry.
Kondisi geogarfis pelabuhan Lembar sangat strategis untuk beropresainya kapal-kapal karena posisinya berada dalam sebuah teluk sehingga memungkinkan berlabuhnya kapal dalam kondisi aman dan tidak memerlukan pemecah gelombang
disekitar pelabuhan.
Pelabuhan lembar memiliki kondisi air pada saat normal dikolam pelabuhan dengan kedalaman sekitar 4 meter, panjang jetty pada dermaga 10 meter, alur pelayaran memiliki kedalaman 7 meter.
Pelabuhan ferry di Lembar terdiri dari tiga dermaga, yang melayani rute dari Lemba (Mataram) ke Padang Bai(Bali), jumlah kapal yang beroperasi pada pelabuhan ini sebanyak 16 buah kapal, dengan waktu operasi 24 jam non-stop, waktu dibutuhkan untuk pelayaran dari pelabuhan Lembar ke pelabuhan Padangbai ± 5 jam, waktu shift ( bongkar muat ) untuk 1 kapal selama 90 menit. Data kapal yang beroperasi di pelabuhan Lembar yaitu panjang kapal 60 meter, lebar kapal 15 meter dan draft kapal 3 meter. Kapasitas kapal ferry yang beroperasi, 1 kapal mampu memuat 3000 ton, bisa mengangkut 10 truk besar ( fuso ).
B. Foto Pelabuhan Lembar Dari Atas
Gambar 1.1 Pelabuhan lembar berada di dalam teluk yang terletakdi Lombok Barat
Gambar 1.2 Kondisi pelabuhan lembar yang tidak membutuhkan konstruksi pemecah gelombo, karena terlindung secara alami
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 8 Gambar 1.3 Pelabuhan lembar terdiri dari tiga tipe dermaga, dari
kiri (dermaga curah basah, curah kering, dan ferry).
Gambar 1.4 Terdapat empat unit dermaga penyebrangan ferry yang terdapat pada pelabuhan lembar
Gambara 1.5 Peroses bersandarnya kapal di dermaga ferry Lembar
Gambar 1.6 Jembatan yang digunakan Gambar 1.7 Bolder ( penambat kapal ) kendaraan untuk masuk ke
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 10
BAB II
PENENTUAN KAPAL DESAIN
&
JUMLAH DERMAGA
2.1 Kapasitas Batu bara
Tabel 2.2.1 Data produksi Batubara kerajaan mataram dalam 5 tahun terakhir
Tahun Batubara (ton) I 5.615.668 II 6.550.687 III 6.319.230 IV 7.296.378 V 8.424.433
II
%
= ( 6.550.687 − 5.615.668 )
6.550.687
x 100 = 14,273 %
III
%
= ( 6.319.230 − 6.550.687 )
6.319.230
x 100 = −3,663 %
IV
%
= ( 7.296.378 – 6.319.230 )
7.296.378
x 100 = 13,392 %
V
%
= ( 8.424.433 − 7.296.378)
8.424.433
x 100 = 13,390 %
Tabel 2.2.2 Persentase peningkatan hasil produksi Batubara
Tahun Batubara % I 0 II 14,273 III -3,663 IV 13,392 V 13,390 Rata” 13,685
Dengan nilai rata-rata peningkatan hasil produksi Batubara 13,685% maka dapat diperkirakan jumlah Hasil produksi Batubara pada tahun ke-10 adalah sebagai berikut :
Batubara (ton) = (8.424.433 x 13,685% x 5) + 8.424.433 = 14.188.851,28 ton
2.2 Desain Kapal Curah Kering (Dry Bulk Carrier)
Dari hasil produksi Batubara 14.188.851,28 ton yang diperkirakan pada tahun ke-10 dari data di atas, maka kami merencanakan kapal Curah Kering dengan kapasitas 23645 DWT yang spesifikasinya sebagai berikut :
Length Overall ( LOA ) : 180,5 m Length between PP ( LPP ) : 173,28 m Lebar kapal ( B ) : 22,86 m Draf kapal ( D ) : 13,50 m Deadweight ( DWT ) : 23645 ton Cargo Carrying Capacity
With full / Normal Stores : 21200 ton / 22100 ton
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 12
2.3 Jumlah Tempat Sandaran BOR ( Berth Accuption Rasio )
BOR adalah tempat rasio antara waktu tempat sandar itu dilakukan dimana tempat sandar tersedia. BOR sangat berguna untuk kemungkinan perletakan barang (throusput) maupun kapasitas tempat sandar / BOR berth sama dengan 50%, biasanya dikatakan sebagai BOR = 0.50.
Misalnya :Jika tempat sandar ( berth ) dapat digunakan 365 hari / tahun ( 5 hari libur ) maka jika berth digunakan 180 hari.
BOR= 180
360 =0.5
Jika berth baru digunakan kapal maka berth tersebut tidak bisa digunakan lain, hingga pasti ada waktu tambahan untuk pergantian tempat sandaran meskipun yang lainnya masih harus menunggu giliran. BOR 100% tidaklah mungkin. Kapal yang masih ditempat sandar setelah bongkar muat harus meninggalkan berth atau Kapten harus membayar uang sewa tunggu ditempat sandar. Jika tempat sandar yang optimum penggunaannya (efisien) jika tercapai ongkos untuk berth (operation) dan maintenance
dan waktu tunggu kapal minimum. Diketahui data-data sebagai berikut :
2.3 Jumlah Tempat Sandaran BOR ( Berth Accuption Rasio )
BOR adalah tempat rasio antara waktu tempat sandar itu dilakukan dimana tempat sandar tersedia. BOR sangat berguna untuk kemungkinan perletakan barang (throusput) maupun kapasitas tempat sandar / BOR berth sama dengan 50%, biasanya dikatakan sebagai BOR = 0.50.
Misalnya :Jika tempat sandar ( berth ) dapat digunakan 365 hari / tahun ( 5 hari libur ) maka jika berth digunakan 180 hari.
BOR= 180
360 =0.5
Jika berth baru digunakan kapal maka berth tersebut tidak bisa digunakan lain, hingga pasti ada waktu tambahan untuk pergantian tempat sandaran meskipun yang lainnya masih harus menunggu giliran. BOR 100% tidaklah mungkin. Kapal yang masih ditempat sandar setelah bongkar muat harus meninggalkan berth atau Kapten harus membayar uang sewa tunggu ditempat sandar. Jika tempat sandar yang optimum penggunaannya (efisien) jika tercapai ongkos untuk berth (operation) dan maintenance
dan waktu tunggu kapal minimum. Diketahui data-data sebagai berikut : Data dermaga :
Kapasitas dermaga = 14.188.851,28 ton
Jam kerja = 365 hari / tahun, 24 jam / hari Jumlah shift = 3 kali
Waktu hilang akibat pergantian shift pekerja = 15 menit x 3 Shift = 45 menit = 0,75 jam Waktu hilang akibat operasional = 6 jam = 25%
Waktu kerja efektif = ( 100 - 25 ) % x ( 24 – 0,75 ) = 17,437 jam/hari
Beban 1 hari = Kapasitas muat x Waktu kerja efektif = 3000 x 17.437
= 52.311 ton/hari
Jumlah kapal = Kapasitas dermaga / DWT = 14.188.851,28 / 30.000
= 472,961 buah pertahun 473 kapal pertahun Waktu efektif = Kapasitas dermaga / Beban 1 hari
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 14 Waktu sandar
Waktu sandar 1 kapal = Waktu efektif / Jumlah kapal = 272 / 473
= 0,575 hari Tambahan waktu akibat
- waktu untuk persiapan berlabuh = 4 jam - waktu pergantian kapal sandar = 2 jam
= 6 / 24 = 0,25 hari
jadi total waktu sandar = 0,575 + 0,25 = 0,825 hari
BOR = hari Banyaknya * dermaga Jumlah sandar Waktu * kapal Jumlah < 100%
BOR dicari, jika jumlah dermaga = 1, dan waktu loding
–
unloding = 0,825 hari.
BOR = 360 * 1 0,825 * 473 = 108 % < 100% (tidak digunakan)
BOR dicari, jika jumlah dermaga = 2, dan waktu loding
–
unloding = 0,825 hari.
BOR = 360 * 2 0,825 * 473 = 0,542 % < 100%
BOR dicari, jika jumlah dermaga = 3, dan waktu loding
–
unloding = 0,825 hari.
BOR = 360 * 3 0,825 * 473 = 0,361 % < 100%
Untuk lebih efisiennya didalam penggunaan pelabuhan, maka digunakan jumlah
dermaga = 3 dengan waktu loding
–
unloding = 2 hari.
BAB III
PERENCANAAN PELABUHAN
&
FASILITAS PELABUHAN
Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan. Pemilihan lokasi tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi tanah dan geologi, kedalaman dan luas daerah perairan, perlindungan pelabuhan terhadap gelombang, arus dan sedimentasi, daerah daratan yang cukup luas untuk menampung barang yang akan dibongkar muat, jalan-jalan untuk trasportasi, dan daerah industri di belakangnya. Pemilihan lokasi pelabuhan harus mempertimbangkan berbagai faktor tersebut. Tetapi biasanya faktor-faktor tersebut tidak bisa semuanya terpenuhi, sehingga diperlukan suatu kompromi untuk mendapatkan hasil optimal. Tinjauan daerah perairan menyangkut luas perairan yang diperlukan untuk alur pelayaran, kolam putar ( turning basin), penambatan
dan tempat berlabuh, dan kemungkinan pengembangan pelabuhan di masa yang akan datang.
Daerah perairan ini harus terlindung dari gelombang, arus dan sedimentasi. Untuk itu beberapa pelabuhan ditempatkan di daerah terlindung seperti di belakang pulau, di teluk, di muara sungai/estuari. Daerah ini terlindung dari gelombang tetapi tidak terhadap arus dan sedimentasi.
Keadaan daratan tergantung pada fungsi pelabuhan dan fasilitas yang berhubungan dengan tempat pengangkutan, penyimpanan dan industri. Pembangunan suatu pelabuhan biasanya diikuti dengan perkembangan daerah di sekitarnya. Untuk itu daerah daratan
harus cukup luas untuk mengantisipasi perkembangan industri di daerah tersebut.
Berbagai faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebsgai berikut ini :
Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.
Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam pelabuhan.
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 16 meninggalkan dermaga maupun melakukan bongkar muat barang dengan aman, cepat dan lancar.
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu whaft atau quai dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Whaft juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah yang ada dibelakangnya. Jetty atau pier adalah dermaga yang menjorok ke laut. Berbeda dengan whaft yang digunakan untuk merapat pada satu sisinya, pier bisa digunakan pada satu sisi atau dua sisinya. Jetty ini biasanya sejajar dengan pantai dan
dihubungkaan dengan daratan oleh jembatan yang biasanya membentuk sudut tegak lurus dengan jetty, sehingga pier dapat berbentuk T atau L. Pier berbentuk jari lebih efisien karena dapat digunakan untuk merapat kapal pada kedua sisinya untuk panjang dermaga yang sama. Perairan di antara dua pier yang berdampingan disebut slip.
Dalam perencanaan ini digunakan dermaga dengan jenis Jetty dan Pier
Dermaga dibangun dengan membentuk sudut tertentu terhadap garis pantai, dermaga jenis ini biasanya digunakan untuk bertambatnya kapal tangker.
25
LOA
a = 20 m
Apron dengan keran tambahan dan 1 jalur KA
Panjang dermaga = LOA + (2 x 25) (Bambang Triatmodjo, 167) = 180,5 + (2 x 25)
= 230,5 m 25
Kolam pelabuhan
Luas kolam untuk tambatan
Berdasarkan tabel 4.2 luas kolam untuk tambatan (Bambang Triatmodjo) Dimana :
Penggunaan : penungguan dilepas pantai atau bongkar muat barang. Tipe tambatan : tambatan bisa berputar 360o
Tanah dasar : tipe pengankeran baik (tanah keras) Maka :
Jari – jari = LOA + 6 H Dimana : LOA = panjang kapal
H = kedalaman air Kolam putar
Kolam putar dipergunakan untuk mengubah arah kapal, luasan minimum yang digunakan adalah ::
r = 1,5 LOA = 1.5 . 180,5 = 270,75 m
Kedalaman kolam pelabuhan Jenis kapal barang curah
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 18 Perhitungan alur
Dipergunakan alur dengan 1 jalur untuk efisiensi.
Karena tingkat kepadatan lalu lintas kecil mengingat waktu yang diperlukan untuk mengangkut biji besi sangat kecil dibandingkan dengan waktu yang tersedia dalam 1 tahun. Sehingga kemungkinan untuk berpapasan antara 1 kapal dengan kapal yang lain.
Dalam perencanaan dipergunakan data kapal yang terbesar untuk meningkatkan keamanan.
Lebar alur dengan 1 jalur
n i B i BM W W W W 1 2 (lampiran)dimana : W = lebar alur
WBM = lebar gerak dasar kapal WB = lebar bebas sisi kapal / alur Wi = lebar tambahan
WBM
Dari tabel manoeurabilty di dapat WBM = 1.5 B . . . modarabe
Wi
Didapat dari tabel 5.2 additional widths for straight channel sections (lampiran) (outer channel exposed to open water)
aki bat pengaruh :
a. Kecepatan kapal
16 knots 0.0 B
b. Angin lintang
Tidak ada pengaruh angin 0.0 B c. Arus lintang
1.25 knots, moderate 0.7 B d. Arus longitudinal
Tidak ada arus 0.0 B
e. Tinggi gelombang Hs = 2 m 3 > Hs > 1 = 1 moderate = 1,0 B f. Navigasi Moderate 0.2 B g. Dasar alur
Rough and hard 0.2 B
h. Jenis muatan
Low 0.0 B
Jadi Wi = 1.1 B
WB for sleep and hard embankments moderate 1.0 B
Lebar alur
W = 1,5 B + 1,1 B + (1,0 . B . X)
= 1,5 . 22,86 + 1,1 . 22,86 + ( 1 . 22,86 . 2) = 105,156 m
Kedalaman alur
Hmin = 1,15 D (Bambang Triatmodjo, 118)
= 1,15 . 15 = 17,25 m
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 20 dimana : gh v Fwh v = 10 knots = 5,14 m/dtk 395 , 0 25 , 17 . 81 , 9 14 , 5 D B Lpp Cb
.
.
.
Cb = 0,9 m LOA Lpp 715 , 170 5 , 180 . 852 , 0 . 852 , 0 0201 , 1 0201 , 1 B = 42 m, D = 15 m 356 , 684 . 52 15 . 86 , 22 . 715 , 170 . 9 , 0 maka squat :
404 , 0 1 395 , 0 . 715 , 170 356 , 684 . 52 4 , 2 2 2 Sq m 877 , 0 H = Draft + Squat = 15 + 0,877 = 15,877 mMax pasang MSL + 00.00 (titik datum) Max. surut 6,0 m 3 0 m 0.6 m 17.25 m 15.0 m 1.032 m 1.218 m 17.25 m
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 22 Perhitungan Tinggi Dermaga
Diketahui data-data sebagai berikut :
HHWL = + 6,30 m ( tinggi pasang maksimum ) LLWL = - 0,6 m ( tinggi surut maksimum )
Draf = 13,5 m
Elevasi dasar pengerukan ( H ) H = 1.15 D + surut
= 1,15 . 15 + 0.6 = 17.85 m
Tinggi dermaga ( H )
Tinggi dermaga = Elevasi dasar pengerukan + tinggi pasang + 0.5 = 17.85 + 6.0 + 0.5
Perencanaan fender
Kapal yang merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan baik yang digerakkan oleh mesinnya sendiri (kapal kecil) maupun ditarik oleh kapal tunda (untuk kapal besar).Pada waktu merapat tersebut akan terjadi benturan antara kapal dan
dermaga.Walaupun kecepatan kapal kecil tetapi karena massanya sangat besar, maka energi yang terjadi karena benturan akan sangat besar. Untuk menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga karena benturan tersebut maka di depan dermaga diberi bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi benturan. Bantalan yang ditempatkan
di depan dermaga disebut dengan fender.
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus ditahan oleh dermaga tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang diijinkan. Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak karena gelombang, arus dan angin. Fender harus dipasang di sepanjang dermaga dan letaknya harus sedemikian rupa sehingga dapat mengenai kapal. Oleh karena kapal mempunyai ukuran yang berlainan maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi dermaga. Ada beberapa tipe fender yaitu fender kayu, fender karet dan fender gravitasai.
Dalam perencanaan fender dianggap bahwa kapal bermuatan penuh dan merapat dengan sudut 100 terhadap sisi depan dermaga. Pada saat merapat tersebut sisi depan kapal membentur fender, dan hanya sekitar setengah dari bobot kapal yang secara efektif menimbulkan energi benturan yang diserap oleh fender dan dermaga. Kecepatan merapat kapal diproyeksikan dalam arah tegak lurus dan memanjang dermaga.
Diketahui data-data sebagai berikut :
LOA = 180,5 m B = 22,86 m D = 13,5 m
L
= 0.852 x L
A
.
( kapal barang ) Bambang Triatmojho hal 220PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 24 Energi benturan kapal :
E = WV
2g x C
x C
e
x C
x C
c
Dengan :
E = energi benturan (tm)
V =komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat membentur dermaga (m/dt)
W = displacement (ton)
g = percepatan gravitasi (m/dt2) Cm = koefisien massa
Ce = koefisien eksentrisitas
Cs = koefisien kekerasan (diambil 1)
Cc = koefisien bentuk tambatan (diambil 1) Koefisien massa (Cm)
C
= 1 + π x D
2 x C
x B
C
=
L
W
pp
x B x D x γ
Dengan :C b = koefisien blok kapal D = draft kapal (m) B = lebar kapal (m)
L pp = panjang kapal pada sisi air (m) o = berat jenis laut ( 1,025 t/m3) Sehingga diperoleh :
C
=
171 x 22,86 x 13,5 x 1,025 = 0,902
48.682
C
= 1 +
2 x 0,902 x 22,86 = 1,142
π x 15
Koefisien eksentrisitas (Ce)
C
e
=
1
Dengan :
L = Jarak sepanjang permukaan air dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal (m)
r = jari – jari putaran dikeliling pusat berat kapal (m) Berdasarkan nilai C b = 0,271 maka di dapat :
r
L
A
= 0,2
r = 0,2 x L
A
r = 0,2 x 180,5 = 36,100 m
untuk kapal yang bersandar di dermaga :
L = 14 x L
A
= 14 x 180,5= 45,125 m
Sehingga diperoleh :
C
e
=
1
1 +
,
,
= 0,390
Tabel 3.7 Kecepatan merapat kapal pada dermaga
Ukuran kapal (DWT)
Kecepatan merapat (m/dt) Pelabuhan Laut terbuka
500 0,25 0,30
500 – 10.000 0,15 0,20 10.000 – 30.000 0,15 0,15
30.000 0,12 0,15
Buku Bambang Triatmojho, hal 219
Berdasarkan tabel diatas untuk kapal dengan DWT = 30.000 ton kecepatan merapat = 0,15 m/dt. Untuk perencanaan dianggap bahwa benturan maksimum terhadap fender terjadi apabila kapal bermuatan penuh menghantam dermaga pada sudut 10o terhadap sisi depan dermaga.
V=vsin10
= 0,15 x sin10
= 0,026 m/dt
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 26 Gaya bentur yang diserap oleh system fender
Gambar 3.7.1 Benturan kapal pada dermaga
Diusahakan dalam perencanaan bahwa kapal pada waktu membentur fender adalah menyentuh fender dengan penempatan fender pada jarak tertentu yang diatur sedemikian mungkin untuk mencegah persinggungan kapal dengan sisi dermaga.
Gambar 3.7.2 Posisi kapal pada waktu membentuk fender Energi benturan yang diserap fender dan dermaga biasanya ditetapkan E. F = E
Diasumsikan energi benturan yang terjadi diterima 1 fender F = E = 0,747 t.m
Berdasarkan Tabel 7.1 maka digunaka fender E = 0,113 R = 4,9
Berdasarkan Tabel Feautures Of Clyndrical Fender diperoleh : D = 150 mm ; d = 75 mm
.panjang maks = 12 m Approx Weight = 19 kg/m
Menentukan jarak antar fender
Dalam perencanaan fender dipasang memanjang
L = 2√ r
− (r − h)
Bambang Triatmojho , hal 277Dengan :
L = jarak maksimum antar fender (cm)
r = jari – jari kelengkungan sisi haluan kapal h = tinggi fender
Dimana :
h = 7 m DWT = 1.000 ton
Nilai r untuk kapal barang 500 - 50.000 DWT Log r = -1,055 + 0,65 log DWT
= -1,055 + 0,65 log 1.000 = 0,895
r = 100,895 = 7,852 m 8 m Nilai L ( jarak antar fender )
L = 2√ 8
− (8 − 7)
= 15,875 m
16 m
Jumlah fender yang dibutuhkan Data – data :
Panjang dermaga ( L ) = 109 m Panjang fender ( f ) = 10 m Jarak antar fender ( x ) = 16 m
Jumlah fender = n
Panjang bidang tumbuk = 1/5 x LOA
= 1/5 x 73 = 14,6 m 15 m
=
+ 16 =
10+16 = 4,192 ≈ 5 ℎ
109
Jadi , dengan panjang fender 10 m dan jarak antar fender 16 m diperlukan 5 buah fender yamg dipasang.
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 28 Perencanaan penambatan
Penambat adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk keperluan berikut :
1. Mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi pergeseran ata u gerakan kapal yang disebabkan oleh gelombang, arus dan angin.
2. Menolong berputarnya kapal.
Alat penambat ini bisa diletakkan di darat (dermaga) dan di dalam air. Menurut macam konstruksinya alat penambat dapat dibedakan menjadi :
a. Bolder pengikat
Bolder digunakan sebagai tambatan kapal yang berlabuh dengan mengikatkan tali-tali yang dipasang pada haluan, buritan dan badan kapal ke dermaga. Bolder ini diletakkan pada sisi dermaga dengan jarak antar bolder adalah 30 m. Bolder dengan ukuran yang lebih besar ( corner mooring post ) diletakkan pada ujung-ujung dermaga atau di pantai di luar ujung dermaga.
b. Pelampung penambat
Pelampung penambat berada di dalam kolam pelabuhan atau di tengah laut. c. Dolphin
Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tangker berukuran besar yang biasanya digunakan bersama-sama dengan pier dan wharf
untuk memperpendek panjang bangunan tersebut.
Pada perencanaan ini yang digunakan adalah bolder pengikat. Tali penambat diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disisi dermaga.
Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat ke bagian haluan, buritan dan badan kapal. Gambar 3.8 menunjukkan metode pengikatan kapal ke dermaga. Tali-tali penambat tersebut diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang di sepanjang sisi dermaga. Bitt
dengan ukuran yang lebih besar disebut dengan bollard ( corner mooring post ) yang diletakkan pada kedua ujung dermaga atau tempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga.
Gambar 3.8 Metode pengikatan kapal ke dermaga Tabel 3.8 penempatan Bitt Ukuran Kapal (GRT) Jarak Maksimum (m) Jumlah Min./tambatan 2.000 10 - 15 4 2.001 – 5.000 20 6 5001 – 20.000 25 6 20.001 – 50.000 35 8 50.001 – 100.000 45 8 ‘
Gaya tarikan kapal = 100 ton
Penambat Bitt : berdasarkan tabel 3.8, dimana untuk DWT (50000 – 100000); dalam hal ini ukuran (DWT 100000)
Maka : jarak maks = 45 mm
PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 30 Perencanaan Bollard
Data :
- Kapal DWT = 100000
- Gaya tarikan kapal = 200 ton (tabel 6.2) (Bambang Triatmodjo, 174) Direncanakan
boulder = 45 cm (2 buah) jarak dari tepi = 1 m
Karena 2 boulder (P) = 200 ton / 2 = 100 ton
Selain gaya horizontal, juga beberapa gaya vertikal sebanyak ½ kali gaya horizontal. V = ½ . 100 ton = 50 ton Detail V H 50 cm 30 cm 10 10 550 10 10
Menentukan jumlah baut dan dimensi plat
Direncanakan baut ijin = 1400 kg/cm2 (PPBBI) Dicoba baut 2 in = 5.1 cm
Gaya baut ijin ( P )
. 0.6 4 1 2 d P 1400 6 . 0 . ) 1 . 5 ( 4 1 2 ton kg 15969 . 17 64 . 17159
Maka jumlah baut (n) :
baut baut P v n 4 915 . 2 16 . 17 50
digunakan 4 buah baut dengan 2”
Dimensi plat
Dipakai beton : fy = 75 kg/cm2 2 6 1 ;w b h w m r H m.
30 . 100 kgcm cm ton 6 10 . 3 3000 b = 10 + 10 + 50 + 10 + 10 = 90 cm . . 6 b m n 75 . 90 10 . 3 . 6 6 PERENCANAAN PELABUHAN 2015/2016 Page 32
Panjang baut :
baut = 2” Jumlah = 4 buah V = 50 ton H = 100 ton M = 3 . 106 kgcm 2 6 1 . b h M h b v w m A V max 2 2 6 / 296 . 46 ) 60 ( 90 6 1 10 . 3 60 . 90 50 cm kg min 27.778 / ( ) ) 60 ( 90 6 1 10 . 3 60 . 90 50 2 2 6 tarik tegangan cm kg Kekuatan tarik angker :
) 1 . ( ... ... 6 . 0 4 1 4 1 2 2 pers d d P ijin ton 15 . 17
Kekuatan lekatan antara angker dengan beton dianggap sama. Kuat lekat beton P = 0.58 d ijin L …………(pers. 2)
Pers. 1 = Pers. 2 L d d ijin ijin 0.6 0.58 4 1 2 ijin d P L . 58 . 0 27.778 kg/cm2 46.296 kg/cm2