• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN BOX GIRDER BETON PRESTRESSED METODA CAST-IN-SITU SPAN-BY-SPAN PADA JALAN LAYANG NON-TOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERENCANAAN BOX GIRDER BETON PRESTRESSED METODA CAST-IN-SITU SPAN-BY-SPAN PADA JALAN LAYANG NON-TOL "

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERENCANAAN BOX GIRDER BETON PRESTRESSED METODA CAST-IN-SITU SPAN-BY-SPAN PADA JALAN LAYANG NON-TOL

ANTASARI-BLOK M

Oleh Florentia Edrea

NIM: 15008021

(Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)

Metoda konstruksi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam desain sebuah jembatan. Perbedaan pemilihan metoda konstruksi dan peluncuran jembatan akan mempengaruhi gaya dalam yang terjadi pada struktur serta efek time dependent pada material yang juga turut berkontribusi memberikan perbedaan gaya dalam yang bekerja.

Dengan demikian, perbedaan metoda konstruksi yang digunakan akan berdampak pada desain tendon baik dari segi layout maupun jumlah yang dibutuhkan. Pada tugas akhir ini dibuat alternatif desain box girder 5 bentang 40 meter pada Jalan Layang Non-Tol Antasari-Blok M dengan metoda konstruksi cast-in-situ span-by-span untuk kemudian dibandingkan dengan metoda lain.

Proses desain yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pengumpulan data dan spesifikasi dari data proyek eksisting, perhitungan pembebanan dengan mengacu pada RSNI T 02 – 2005, perhitungan gaya dalam momen struktur pada tahap-tahap konstruksi dan kondisi service, desain preliminari, pemodelan struktur dengan software MIDAS Civil 2011, serta pengaturan jumlah dan layout tendon agar dihasilkan desain dengan tegangan penampang yang tidak melampaui batas ijin yang ditentukan SNI 2847-2002. Untuk mendesain struktur pada masa konstruksi, dilakukan pemodelan tahap-tahap konstruksi pada program yang digunakan. Pada tahap tersebut, dilakukan aktivasi dan deaktivasi struktur, beban, serta gaya prategang yang bekerja sesuai dengan tahapan-tahapan yang direncanakan. Setelah itu dilakukan pula desain pada kondisi service dengan menambahkan pembebanan lalu lintas berdasarkan peraturan. Pada desain tahap konstruksi maupun service, diperhitungkan pula time dependent material property (kurva kuat tekan beton, koefisien creep dan shrinkage) berdasarkan code CEB-FIP.

Berdasarkan output program, diperoleh bahwa gaya dalam momen pada metoda balanced cantilever memiliki pola yang lebih teratur, karena bersifat simetris. Pada metoda balanced cantilever, momen negatif terbesar terjadi pada tumpuan 2 dan 5, yaitu sebesar sedangkan pada metoda span-by-span, momen negatif maksimum terjadi pada tumpuan 5, sebesar . Selain itu, sebagai konsekuensi dari metoda ini, momen positif yang dihasilkan cukup kecil pada bentang ujung, bahkan pada tengah bentang-bentang tengah tidak terdapat momen positif seperti pada metoda span-by-span dengan moveable scaffolding system. Pada balanced cantilever, momen positif maksimum terjadi pada bentang-bentang ujung sebesar

(2)

sedangkan pada metoda span-by-span sebesar . Selaras dengan gaya dalam momen yang terbentuk, jumlah tendon pada kedua metoda menghasilkan pola yang sama, dimana pada metoda balanced cantilever dibutuhkan lebih banyak tendon atas di tumpuan.

Berdasarkan hasil modelisasi dan analisis, maka dapat disimpulkan: (1) Pada desain Jalan Layang Non-Tol Antasari-Blok M dengan metoda cast-in-situ span-by-span, dibutuhkan 12 buah web tendon yang dipasang menerus dan berisi 10 strand per tendon.

Pada tumpuan, dibutuhkan tambahan 2 buah top tendon yang berisi 27 strand, sedangkan pada bentang ujung, diberikan tambahan 2 bottom tendon yang berisi 19 strand. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan masa konstruksi, pada tumpuan diberikan tambahan tendon atas dengan jumlah strand 74 buah yang diaktifkan pada permulaan setiap tahap dan dinon-aktifkan pada akhir setiap tahap. (2) Jumlah strand yang dibutuhkan pada metoda konstruksi balanced cantilever cast-in-situ relatif lebih banyak dibandingkan pada metoda balanced cantilever precast dan span-by-span cast- in-situ. Pada metoda cast-in-situ span-by-span, sambungan yang dibutuhkan sedikit dan dapat digunakan web tendon dengan layout parabolik yang ditarik dari satu arah.

Namun, apabila digunakan berat moveable scaffolding system yang cukup besar, maka dibutuhkan tambahan tendon atas pada masa konstruksi agar beton kuat menahan momen akibat pembebanan pada kantilever span yang sudah dikonstruksi.

Kata kunci: box girder, cast in situ, span by span

Gambar 1. Tahap-tahap konstruksi metoda cast-in-situ span-by-span

Gambar 2. Gaya dalam momen akibat dead load pada jembatan dengan metoda konstruksi cast-in-situ balanced cantilever (kiri) dan span-by-span (kanan)

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya tahap desain yaitu proses mendesain produk yang mengacu pada teori Rudi Susilana Rudi Susilana & Cepi Riyana, 2008 yang terdiri dari beberapa tahap yaitu, 1 membuat Garis