• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PENANGANAN TUNTAS BANJIR SUNGAI BARABAI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERENCANAAN PENANGANAN TUNTAS BANJIR SUNGAI BARABAI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

9 Desember 2023

124

PERENCANAAN PENANGANAN TUNTAS BANJIR SUNGAI BARABAI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

Ferry Juniansyah1,a

1Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

a ferryjuniansyah265@gmail.com

Abstrak

Sungai Barabai sendiri merupakan Sungai besar yang sangat vital perananya bagi Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Selain digunakan sebagai sarana keperluan mandi mencuci dan minum bagi Masyarakat, Sungai ini juga sebagai air irigasi sawah dan sarana transportasi di daerah hilirnya.Berdasarkan Dari hasil survey dan pengukuran Sungai Barabai dilapangan di jumpai beberapa titik penyempitan (bottle nec) penampang basah sungai.

Misalnya salah satu diantaranya luas penampang basah sebesar 40,57 m2. Ada juga luas penampang lainnya sebesar 33,12 m2.. Dari hasil permodelan, Sungai Barabai mempunyai kapasitas debit banjir berkisar 90 – 100 m3/detik sehingga hanya mampu menampung kala ulang 1 tahun, untuk kala ulang tahun selanjutnya kapasitas eksisting Sungai barabai tidak sanggup lagi menampungnya. Oleh karena itu diperlukan pembagian debit banjir menuju ke Saluran Banjir (by pass) Barabai sekitar 60 m3/detik untuk debit banjir kala ulang 1 tahun sebesar 156,25 m3/detik. Selain itu, diperlukan normalisasi pada Saluran Banjir (by pass) Barabai agar mampu menampung pembagian debit banjir rancangan yang masuk melalui pintu air Bangunan Intake eksisting maupun baru. Untuk penanganan sementara sebelum penanganan tuntas dapat dilakukan dapatr diupayakan dengang membangun kolam pengendali banjir di hulu dan Tengah Kawasan Sungai Barabai, sedangkan untuk penanganan tuntas banjir Sungai Barabai adalah dengan membangun Bendungan Pancur Hanau di Hulu Sungai Barabai.

Kata Kunci : Sungai Barabai, penyempitan, debit banjir, bendungan Abstract

The Barabai River itself is a large river which plays a very vital role for the people of Hulu Sungai Tengah Regency. Apart from being used as a means of bathing, washing and drinking for the community, this river is also used as irrigation water for rice fields and a means of transportation in the downstream area. Based on the results of surveys and measurements of the Barabai River in the field, several points of narrowing (bottle nec) of the wet cross-section of the river were found. For example, one of them has a wet cross-sectional area of 40.57 m2.

There is also another cross-sectional area of 33.12 m2. From the modeling results, the Barabai River has a flood discharge capacity of around 90 - 100 m3/second so it can only accommodate a return period of 1 year, for the next anniversary period the existing capacity of the Barabai River will no longer be able to accommodate it. accommodate it. Therefore, it is necessary to distribute the flood discharge to the Barabai Flood Channel (by pass) at around 60 m3/second for a 1 year return flood discharge of 156.25 m3/second. Apart from that, normalization of the Barabai Flood Channel (by pass) is needed so that it can accommodate the distribution of designed flood discharges that enter through the water gates of existing and new Intake Buildings. For temporary handling before complete handling can be carried out, efforts can be made to build flood control ponds in the upstream and middle areas of the Barabai River, while for complete handling of Barabai River flooding is by building the Pancur Hanau Dam in the upper reaches of the Barabai River.

(2)

9 Desember 2023

125

Keywords : Barabai River flood, narrowing, flood discharge, dam Latar Belakang

Banjir merupakan suatu fenomena alam yang biasa terjadi karena luapan sungai- sungai, waduk, danau, laut atau badan air lain dan menggenangi dataran rendah atau cekungan yang biasanya tidak terendam air.

Banjir juga dapat terjadi bukan karena luapan badan air tetapi air hujan yang terperangkap dalam suatu cekungan yang menjadi genangan. Banjir dapat terjadi pada setiap kejadian hujan, musim penghujan atau beberapa kali musim hujan.

Banjir tersebut akan menimbulkan masalah dan menjadi bencana jika mengganggu dan merugikan kehidupan manusia.(Djoko Suryanto,2012).

Sungai Barabai sebagai salah satu dari 3 sungai besar yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah anak Sungai Negara dan merupakan bagian dari WS Barito dengan Catchment Area seluas 550 km2 dan panjang sungai utama 113,35 km (Anam, 2013).

Keberadaan Sungai Barabai menjadi sangat penting karena selain sebagai sumber air baku bagi pdam, sebagai sumber utama air irigasi untuk mengairi sawah juga merupakan sungai besar yang melintasi pusat kota Barabai sehingga masih menjadi sarana mandi dan mencuci bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai.

Banjir yang selalu terjadi setiap tahun sejak zaman Belanda hingga sekarang menyebabkan kerugian yang cukup besar baik materi ataupun kerugian nonfisik bahkan korban jiwa. Seringnya terjadi banjir di kawasan ini sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Rencana dan pelaksanaan pembangunan daerah di Kota Barabai menjadi terhambat dan sulit untuk dilaksanakan sehingga menjadi permasalahan tersendiri bagi pemerintah daerah.

Gambar 1. Banjir di Kota Barabai 2013 Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk mengatasi banjir ini. Mulai dari Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan,sampai Kementrerian Pekerjaan Umum. Tahun 2004, pemerintah daerah telah bangun Saluran Banjir Barabai dengan konsep penanggulangan banjir membagi aliran debit banjir Sungai Barabai (Q5 tahun) sebesar 79,79 m3/dt menjadi 2, yaitu melewati Saluran Banjir Barabai 40 m3/dt dan 39,79 m3/dt tetap mengalir ke arah hilir Sungai Barabai. Pada bagian hulu sungai banjir dibuat bangunan pelengkap berupa Bangunan Intake yang berfungsi untuk mengatur debit yang masuk ke Saluran Banjir Barabai. Pada tahun 2005 dibangun groundsill berupa bronjong yang melintang di Sungai Barabai setelah pintu Bangunan Intake Saluran Banjir Barabai dengan tujuan untuk mengoptimalkan jumlah debit yang masuk ke Saluran Banjir Barabai.

Gambar 2. Pinti Intake Kanal Banjir Barabai

(3)

9 Desember 2023

125 Dari berbagai upaya yang sudah dilakukan ternyata banjir Sungai Barabai masih saja terjadi setiap tahunnya hingga saat ini.

Menyikapi hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah melalui Dinas Pekerjaan Umum melakukan Studi Kelayakan Pembangunan Bendungan Pancur Hanau untuk memecahkan masalah banjir Sungai Barabai. Sebelum diputuskan untuk melakukan studi Kelayakan Pembangunan Bendungan Pancur Hanau di Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai Kalinmantan II melakukan kajian evaluasi fungsi bangunan pengendalian banjir Sungai Barabai pada tahun 2013.Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui beberapa rumusan masalah antara lain :

1.Bagaimana kapasitas eksisting Sungai Barabai dan Saluran Banjir Barabai?

2.Apakah kapasitas penampang Sungai Barabai sekarang masih mampu menampung debit banjir?

3.Apakah Saluran Banjir Barabai dan bangunannya masih bisa berfungsi menjadi sarana penunjang pembagian debit banjir dari Sungai Barabai?

4.Bagaiamana upaya dan langkah untuk mengoptimalkan pengendalian banjir di Kota Barabai?

Bangunan pengendali banjir Sungai Barabai berupa Bangunan Intake dan Saluran Banjir Barabai sudah tidak dapat dirasakan lagi dampaknya terhadap Kota Barabai, sehingga diperlukan evaluasi dari fungsi bangunan pengendali banjir.

Kapasitas eksisting Saluran Banjir Barabai adalah ±15 m3/detik dengan Qrencana awal yaitu 40 m3/detik.

Elevasi muka air banjir pada saat Q1

belum dapat masuk ke dalam Bangunan Intake dan rusaknya peninggi muka air (groundsill). Rehabilitasi bangunan pengendali banjir bisa dilakukan dengan normalisasi Saluran Banjir Barabai dan

menurunkan elevasi lantai Bangunan Intake pada +24.00. Rehabilitasi bangunan pengendali banjir ini hanya mampu mengatasi banjir hingga Q5

dengan pengurangan genangan banjir sebesar

Gambar 3. Lay Out Rencana Refisi Pintu Intake Banjir

62.75%. Penanganan banjir sampai dengan Q50 memerlukan normalisasi Sungai Barabai di bagian hilir bangunan intake (menuju Kota Barabai sampai dengan Kota Barabai) dengan dimensi lebar bawah 20 m, lebar atas 36 m, dan kemiringan talud 1:1.

Metode Penelitian a. Pengumpulan Data

Gambar 4 .AWLR Sungai Barabai Kecamatan Hantakan

Dari pencatatan AWLR Hantakan periode Desember 2012 sampai Juni 2013 maka banjir yang terjadi pada tanggal 6 Juni 2013 adalah 606,54 m3/detik.

b. Analisa

Dari hasil survey dan pengukuran Sungai Barabai dilapangan di jumpai beberapa titik penyempitan penampang basah sungai. Misalnya salah satu

(4)

9 Desember 2023

126 diantaranya luas penampang basah sebesar 40,57 m2. Ada juga luas penampang lainnya sebesar 33,12 m2.

c. Verifikasi Eksisting Sungai Barabai

Gambar 5. Penampang Sungai Barabai Desa Alat

Sistem Pengendali Banjir

Gambar 6. Skema saluran pengendali banjir Sungai Barabai

Gambar 7. Lay out exixting saluran banjir Sungai Barabai

Berdasarkan hasil permodelan HEC- RAS 4.0 terhadap eksisting Sungai Barabai ternyata Sungai Barabai sudah tidak dapat menampung debit banjir rancangan kala ulang 1 tahun pada bagian hilir Bangunan Intake saluran kanal banjir.

Itulah sebabnya pada saat musim hujan maksimum terjadi kota Barabai mengalami banjir setiap tahunnya..

Dari hasil analisa dan pengamatan dilapangan saat banjir muali terjadi kala ulang 1 tahun sekitar 156,25 m3/detik air belum masuk pada pintu intake kanal

banjir sehinnga semua air menggenagi kota Barabai..

Gambar 8. Foto Udara Intake Kanal Banjir Sungai Barabai

Dari hasil perhitungan, air baru masuk ke saluran kanal panjir pada saat debit banjir kala ulang 10 tahun. Pada debit banjir kala ulang 1 – 5 tahun debit inflow pintu intake masih nol sehingga diperlukan penurunan elevasi dasar pintu air bangunan intake.

Oleh karena itu diperlukan pembagian debit banjir menuju ke Saluran Banjir (by pass) Barabai sekitar 60 m3/detik untuk debit banjir kala ulang 1 tahun sebesar 156,25 m3/detik. Selain itu, diperlukan normalisasi pada Saluran Banjir (by pass) Barabai agar mampu menampung pembagian debit banjir rancangan yang masuk melalui pintu air Bangunan Intake eksisting maupun baru.

Penanganan Tuntas Bajir Barabai Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan permodelan dapat disimpulkan :

1. Dari hasil permodelan profil muka air eksisting Sungai Barabai bagian hulu masih mampu menampung debit banjir tahunan Q1 = 156 m3/detik, namun pada saluran kanal banjir pada debit rencana 98 m3/detik terdapat limpasan di hilir Sungai Barabai (Anam.2013). Sehingga diperlukan pembagian debit banjir sekitar 60 m3/detik untuk dialirkan menuju saluran kanal banjir Barabai pada saat banjir kala ulang 1 tahun.

(5)

9 Desember 2023

127 Gambar 9. Banjir di Kota Barabai

2. Dari hasil permodelan, Sungai Barabai mempunyai kapasitas debit banjir berkisar 90 – 100 m3/detik sehingga hanya mampu menampung kala ulang 1 tahun, untuk kala ulang tahun selanjutnya kapasitas eksisting Sungai barabai tidak sanggup lagi menampungnya.

Gambar 10. Saat Banjir di Kota air belum masuk intake

3. Dari hasil permodelan pada saat banjir kala ulang 1 – 20 tahun , muka air belum mencapai lantai dasat saluran kanal banjir, hal ini sesuai dengan kenyataan dilapangan pada saat banjir tahun 2014 dilakukan pengamatan pada pintu intake kanal banjir, ternyata pada saat Kota Barabai sudah terendam banjir, air Sungai Barabai masih belum masuk ke pintu intake kanal banjir, sehingga untuk penanggulangan mendesak perlu penuyrunan elevasi pintu kanal banjir dan pembangunan Groundsill di depan intake banjir.

Selain itu juga diperlukan normalisasi saluran kanal banjir sampai menuju

Danau Bangkau untuk memperbesar daya tampung saluran kanal banjir agar dapat mengalirkan debit banjir 76,88 m3/detik (Anam, 2013)

Gambar 8. Lay Out Rencana Ground Sill

4. Untuk penanganan banjir sementara dapat membangun kolam pengendali banjir dibeberapa titik seperti hulu dan tengah Sungai Barabai, agar dapat mengurangi waktu genangan di saat banjir terjadi

5. Untuk penanganan tuntas banjir Sungai Barabai agar tidak terjadi lagi maka berdasarkan hasil analisa diatas adalah dengan membangun Bendungan di hulu Sungai Barabai dengan manfaat tambahan antara lain :

a. Sebagai sumber air irigasi sawah seluas 10.000 ha

b.Sebagai sumber air baku bagi PDAM

Gambar 9. Intake Bendungan untuk air baku

(6)

9 Desember 2023

128 c. Sebagai pembangkit listrik tenaga air

;

Gambar 10. Bendungan untuk pembangkit listrik d.Sebagai sarana rekreasi baru.

Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan permodelan yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.Untuk penanganan tuntas banjir Sungai Barabai agar tidak terjadi kembali setiap tahunnya maka pembangunan Bendungan Pancur Hanau merupakan suatu keharusan ; 2.Dengan dibangunnya Bendungan

Pancur Hanau akan memberikan kepastian 99 % kota Barabai terbebas dari banjir tahunan ;

3.Dengan di bangunnya Bendungan Pancur Hanau memberikan potensi penerimaan bagi daerah sebesar Rp 25 Miliar pertahun dari penjualan air baku dan listrik;

4.Dengan di bangunnya Bendungan Pancur dapat mengairi sawah 10.000 ha.

5.Untuk penanganan banjir sementara sebelum Pembangunan Bendungan terlaksana, dapat dibangun terlebih dahulu kolam pengendali banjir di beberapa titik, hulu dan tengah Sungai Barabai

Saran

1.Mengingat Feasibility Study Bendungan Pancur Hanau sudah dilaksankan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan hasilnya layak dibangun maka disarankan agar dilakukan percepatan kegiatan Detail Engineering Desain (DED);

2.Untuk penanganan banjir sementara dapat dilakukan dengan membangun kolam pengendali bajir terlebih dahulu di dekat Kota Barabai untuk dapat meminimalisir luas dan lama genangan banjir yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anam, Syaiful (2015). Evaluasi Bangunan Pengendali Banjir Barabai.Brawijaya. Malang

[2] Chow,V.T, dan E.V.N.

Rosalina.(1997).Hirologi Saluran Terbuka..Erlangga. Jakarta

[3] Djoko Suyanto, (2012) Analisa

Debit Kala

Ulang.Kompasiana.Jakarta

[4] Joesron Loebis, Ir.(1993)Hidrologi Sungai.Departemen PU. Jakarta [5] Lucio Canonica (1995) Memahami

Hidraulika. Angkasa.Bandung [6] PT, Wira Widyatama, (2002) . studi

Perencanaan Detail Sungai Barabai.

Banjarmasin

[7] Sri Harto, Ir.(1993). Analisa Hidrologi. PT. Gramedia Pustaka Utama . Jakarta

[8] Soemarto, C. D, (1986). Hidrolik Teknik. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional

[9] Sosrodarsono, S. (1980) Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, kala ulang (return period) adalah waktu perkiraan di mana hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. Dalam hal ini kejadian

Kerentanan adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana yang terdiri dari masyarakat, struktur, pelayanan atau daerah geografis mengalami kerusakan atau gangguan

Analisis hidrolika digunakan untuk menganalisis kapasitas saluran eksisting dan rencana menggunakan softwareHEC-RAS 4.1 dengan tipe aliran steady untuk debit banjir kala ulang

Studi ini bertujuan untuk menentukan tanggul yang direncanakan dengan kala ulang banjir berapa tahun kah yang paling ekonomis untuk di bangun sepanjang sungai

Berdasarkan analisa hidrolika yang dilakukan dengan menggunakan masukan (input) data berupa : debit banjir rancangan dengan dua kala ulang 2 dan 25 tahunan pada sungai Jragung,

Namun pengaruh penurunan muka air banjir sangat kecil apabila hanya dilakukan pada Desa Trimulyo, untuk itu dilakukan normalisasi dari Sta 51391 (Glapan) sampai

Input dari analisis zonasi risiko adalah peta potensi bahaya dan peta kerentanan yang diproses dengan menggunakan Raster Calculator berdasarkan persamaan (1).. Banjir di daerah

Dengan adanya perhitungan debit banjir, maka akan didapat nilai debit banjir dan muka air banjir yang bermanfaat untuk perencanaan bangunan air sebagai upaya penanggulangan