• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI TINGGI TANGGUL EKONOMIS PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITANDUY KECAMATAN WANAREJA JAWA TENGAH JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI TINGGI TANGGUL EKONOMIS PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITANDUY KECAMATAN WANAREJA JAWA TENGAH JURNAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI TINGGI TANGGUL

EKONOMIS PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITANDUY

KECAMATAN WANAREJA JAWA TENGAH

JURNAL

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI

PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SDA

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:

YUNIKE DWI CAHYANI NIM. 115060401111028

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2017

(2)

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI TINGGI TANGGUL EKONOMIS PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITANDUY KECAMATAN WANAREJA

JAWA TENGAH

Yunike Dwi Cahyani1, Rispiningtati2, Widandi Soetopo2 1

Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2

Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya E-mail: ikedwi49@gmail.com

ABSTRAK

Daerah yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy, khususnya kecamatan Wanareja terdapat suatu sungai yang hamper setiap musim hujan mengalami banjir. Air banjir akan menggenangi daerah persawahan dan pemukiman warga. Banjir tersebut mengakibatkan kerugian hingga milyaran rupiah di daerah Wanareja, sehingga daerah ini perlu dibangun pengendali banjir agar terhindar dari bahaya banjir.

Upaya pengendalian banjir yang dilakukan tidak hanya utuk mengatasi banjir tahunan tetapi direncanakan untuk mengatasi banjir yang terjadi dengan kala ulang tertentu. Pembuatan tanggul sungai direncanakan kaarena merupakan cara penanggulangan banjir yang paling tepat. Tanggul direncakan untuk pencegahan apabila terjadi luapan yang tidak dapat ditampung oleh Sungai. Untuk mengetahui apakah dimensi tanggul yang direncanakan aman, maka dipelukan suatu perhitungan kestabilan lereng. Dalam kajian ini perhitungan stabilitas lereng menggunakan metode Fellenius.

Dengan adanya upaya pengendalian banjir berupa pembuatan tanggul yang didapat dari perhitungan menggunakan rumus Manning, sehingga diketahui bahwa tanggul yang direncanakan dengan kala ulang banjir 25 tahun merupakan tanggul dengan tinggi yang paling ekonomis yaitu setinggi 3 meter dengan debit banjir sebesar 191,620 m3/det.

Kata kunci : Tinggi Tanggul Ekonomis, Tanggul Banjir, Sungai Citanduy.

ABSTRACT

The area which is Citanduy watershed (DAS), especially Wanareja district there is a river which had flood almost in every rainy season. The flood would swamp fields and residential areas. The flood effected disadvantage until billion rupiah at Wanareja, in this area need to be built flood controller so it can be spared by floods.

The effort of flood controller was done not only to overcome annual flood but also to overcome flood that’ll be happened at specific repeated. Embankment construction was planned because that was the most appropiate way to overcome flood. Embankment was planned as prevention overflow that couldn’t be collected by the river. . To know was the embankment dimension safe, it was needed a calculating of slope stability. In this review the calculating of slope stability was using Fellenius method.

The effort of flood controller was embankment construction by calculating using Manning formula, so it was discovered that embankment which was planned with repeated 25 years was the most economic embankment with height 3m and flood discharge 191,620 m3/s.

(3)

1. PENDAHULUAN

Daerah yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy, khususnya kecamatan Wanareja terdapat suatu sungai yang hamper setiap musim hujan mengalami banjir. Air banjir akan menggenangi daerah persawahan dan pemukiman warga. Banjir tersebut mengakibatkan kerugian hingga milyaran rupiah di daerah Wanareja, sehingga daerah ini perlu dibangun pengendali banjir agar terhindar dari bahaya banjir.

Studi ini bertujuan untuk menentukan tanggul yang direncanakan dengan kala ulang banjir berapa tahun kah yang paling ekonomis untuk di bangun sepanjang sungai Citanduy agar tidak terjadi limpasan yang merugikan bagi masyarakat di sekitar area Sungai Citanduy Kecamatan Wanareja.

1.1Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapakah besar debit rancangan kala ulang 2 tahun (Q2), 10 tahun (Q10), 25

tahun (Q25), 50 tahun (Q50), dan 100

tahun (Q100) ?

2. Berapa tinggi tanggul yang paling ekonomis?

3. Bagaimana kestabilan dari tanggul paling ekonomis ditinjau dari faktor biaya ?

Berdasarkan rumusan masalah di atas

1.2 Manfaat

Manfaat dari studi ini adalah memberikan sumbangan pemikiran pada pihak terkait untuk penetapan tinggi tanggul yang ekonomis namun stabil pada Sungai Citanduy.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uji Korelasi Data

Jika data hujan tidak konsisten karena perubahan atau gangguan

lingkungan di sekitar tempat penakar hujan dipasang, misalnya, penakar hujan terlindung oleh pohon, terletak berdekatan dengan gedung tinggi, perubahan penakaran dan pencatatan, pemindahan letak penakar dan sebagainya, memungkinkan terjadi penyimpangan terhadap trend semula. Hal ini dapat diselidiki dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda. Data di katakan konsisten apabila hasil dari R2 mendekati 1. (Asdak, 2010, p.310)

2.2. Metode Rata-rata Hitung

Metode ini paling sederhana dalam perhitungan curah hujan daerah. Hujan diperoleh dari persmaan berikut (Soemarto, 1987, p.31):

R = =

Dengan:

R = hujan rata-rata (mm) R1,R2,… Rn = jumlah hujan

masing-masing stasiun yang diamati (mm).

n = banyaknya pos penakar

2.3. Distribusi Gumbel

Dimana sebaran ini mempunyai fungsi distribusi eksponensial ganda sebagai berikut (Limantara, 2009, pp.58-61): Dengan: X = nilai ekstrim X = nilai rata-rata

YT = reduced variate, merupakan fungsi

dari probabilitas atau dengan rumus

2.4. Log Person Tipe III

Tidak ada syarat khusus untuk distribusi ini, disebut log Pearson III karena memperhitungkan 3 parameter statistic, dengan prosedur perhitugan sebagai berikut (Limantara, 2009, p.61):

n

X

X

Sn

Yn

-YT

….(2-1) ....(2-2) ……....(2-1) )

(4)

...(2-16) ……....(2-1) )

…...(2-17) ……....(2-1) )

1. Ubah data tahunan sebanyak n buah X1, X2, X3,...Xn menjadi log X1,

log X2, log X3,...log Xn

2. Hitung nilai standar deviasinya dengan formula Stdev di Excel 3. Hitung koefisien kepencengan

dengan formula Skew d Excel 4. Hitung logaritma data dengan kala

ulang yang dikehendaki menggunakan rumus :

Log Hujan rancangan =

Log hujan rerata + K . Sd

5. Cari antilog dari log hujanrancangan

untuk mendapatkan nilai hujan rancangan.

2.5. Uji Smirnov Kolmogorof

Langkah-langkah pengujian smirnov adalah sebagai berikut (Soewarno, 1995): 1.Mengurutkan data (dari besar ke kecil

atau sebaliknya) dan juga besarnya peluang dari masing-masing data tersebut.

2.Menentukan nilai masing - masing peluang.

3.Mencari kedua nilai peluang.

4.Berdasarkan tabel nilai kritis dapat ditentukan harga Δcr

Apabila Δo lebih kecil dari Δcr maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat diterima, apabila Δo lebih besar dari Δcr maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi tidak dapat diterima.

2.6. Uji Chi Square

Uji ini digunakan untuk menguji simpangan secara vertical apakah distribusi pengamatan dapat diterima secara teoritis.

     G 1 i Ei 2 i E i O 2 h Dengan:

Xh2 = Parameter Chi-Squareterhitung

G = Jumlah sub-kelompok

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke i

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke i

Nilai X2 yang terhitung ini harus lebih kecil dari harga X2cr (yang didapat

dari table Chi-Square). (Soewarno, 1995, p.194)

Derajat kebebasan ini secara umum dapat dihitung dengan:

DK = K – ( P + 1 ) Dengan:

DK = derajat kebebasan K = banyaknya kelas

P = banyaknnya keterikatan atau sama dengan banyaknya parameter,

2.7.Distribusi Hujan Jam-jaman Model Mononobe

Intensitas curah hujan secara teoritis menurut Mononobe dapat dirumuskan sebagai berikut:(Triadmojo, 2008, p.260): I = 3 / 2 24 24 24      Tc R Dengan:

I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)

R24 = curah hujan maksimum harian

alam 24 jam (mm) Tc = waktu konsentrasi

2.8.Hidrograf Satuan Sintesis

Nakayasu

Untuk menentukan Tp dan T0,3

digunakan pendekatan rumus sebagai berikut:

Tp = tg + 0,8 tr T0,3 =  tg

Tr = (0,5 – 1) tg

tg adalah time lag yaitu waktu antara ...(2-8) ……....(2-1) ) ...(2-12) ……....(2-1) ) ...(2-15) ……....(2-1) )

(5)

hujan sampai debit puncak banjir (jam).

tr 0.8 tr tg O

i

lengkung naik lengkung turun

Tp To.3 1.5 To.3 0.3 Qp 0.3 Q Qp 2 t

Gambar 1. Lengkung Debit Hidrograf Nakayasu

Sumber: Lily Montarcih (2009,p.81)

2.9. Tanggul

Tanggul di sepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap genangan – genangan yang disebabkan oleh banjir. Tanggul dibangun terutama dengan kontruksi urugan tanah, karena tanggul merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang volumenya sangat besar (Sosrodarsono,1985:83).

2.10. Dimensi Tanggul

Tinggi tanggul ditentukan berdasarkan tinggi muka air rencana pada kala ulang 25 tahun dengan penambahan jagaan yang diperlukaan. Jagaan adalah tinggi tambahan dari tinggi muka air rencana dimana air tidak diijinkan melimpah. Tabel dibawah ini memperlihatkan standar hubungan antara besarnya debit banjir rencana dengan tinggi jagaan yang disarankan.

Tabel 1. Hubungan antara Debit Banjir Rencana dengan Tinggi Jagaan

No Debit BanjirRencana (m3/detik) Jagaan (m) 1 Kurang dari 200 0,6 2 200 – 500 0,8 3 500 – 2000 1 4 2000 – 5000 1,2 5 5000 – 10000 1,5 6 10000 atau lebih 2 Sumber : Sosrodarsono, 1995:87 2.11. Rumus Manning

Tinggi tanggul dapat dicari menggunakan rumus manning, dengan rumus seperti berikut :

Gambar 2. Rumus Manning Sumber : www.google.com

V = ( R Dimana :

V : Kecepatan aliran ( m/s )

N : koefisien kekasaran menurut manning ( bilangan yang mempunyai nilai dimensional T )

...(2-22) ……....(2-1) )

(6)

i : Kemiringan saluran samping ( % ) s : Kemiringan melintang normal perkerasan jalan ( % )

2.12. Analisa Ekonomi

Analisa ekonomi dalam studi pembangunan sumber daya air sudah merupakan hal rutin baik dalam tahap

master plan, reconnaissance, apprisial, feasibility study, saat pembuatan PCR

(Project Completion Report), maupun dalam tahapan yang dianggap perlu dalam studi-studi khusus untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu proyek (Suyanto dkk, 2001:33).

2.13. Stabilitas Lereng.

Penelitian terhadap kemantapan suatu lereng harus dilakukan bila longsoran lereng yang mungkin terjadi akan menimbulkan akibat yang merusak dan menimbulkan bencana. Kemantapan lereng tergantung pada gaya penggerak dan penahan yang ada pada lereng tersebut. Gaya penggerak adalah gaya-gaya yang mengakibatkan lereng longsor.

3. METODOLOGI

3.1. Wilayah Administratif

Lokasi studi berada pada Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap , Jawa Tengah.Batas wilayah kecamatan Wanareja adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara :Berbatasan dengan Kabupaten Kuningan Sebelah Timur :Berbatasan dengan Kecamatan Majenang Sebelah Selatan :Berbatasan

dengan Kecamatan Cipari dan Prop. Jawa Barat

Sebelah Barat :Berbatasan dengan Dayeuhluhur

Luas Wilayah Kecamatan Wanareja adalah 189,73 km2 terdiri dari 16 desa

dengan kondisi geografis sebagian besar merupakan daerah wilayah pegunungan.

3.2. Rancangan Penyelesaian Skripsi

Sistematika penyusunan Skripsi menunjukkan suatu alur kerangka berpikir daro awal pengolahan data sampai perencanaan. Dalam penyususnan skripsi ini metodologi yang digunakan untuk membahas masalah diatas adalah : 1. Studi Literatur

Menganalisa masalah dengan menggunakan teori, rumus empiris dan data literatur

2. Observasi Lapangan

Melakukan pengamatan dan pengambilan data pada daerah Pengaliran Sungai Citanduy.

3. Pengolahan Data

- Perhitungan debit banjir rancangan (Q2, Q10, Q25, Q50, Q100) menggunakan metode Nakayasu.

- Dari peta topografi dapat menentukan luas daerah pengaliran

4. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Untuk dapat mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan tiap satuan tiap pekerjaan, maka perlu dihitung harga satuan pekerjaan, dengan menggunakan data jenis pekerjaan, volume rencana bangunan, harga satuan upah, bahan dan alat.

5. Perhitungan Biaya Konstruksi

Untuk dapat mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk konstruksi, maka perlu dilakukan perhitungan biaya konstruksi dengan menggunakan data rekayasa teknis. Biaya konstruksi meliputi biaya modal dan biaya kerugian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Korelasi Data

Berikut perhitungan untuk Uji Korelasi Data pada Stasiun Gerokgak: Tabel 2. Uji Konsistensi Data pada St Gerokgak Terhadap St Sekitar

Tahun Komulatif Hujan Tahunan (mm) St. Wanareja St. Sekitar

(7)

Tahun Komulatif Hujan Tahunan (mm) St. Wanareja St. Sekitar 2005 106.000 160.825 2006 108.000 283.942 2007 137.000 459.950 2008 175.000 595.410 2009 213.000 734.213 2010 325.000 817.963 2011 336.000 906.552 2012 375.672 1003.552 2013 398.791 1054.052

Sumber : Hasil perhitungan

Gambar 3. Grafik distribusi curah hujan efektif kala ulang 2 tahun Sumber : Hasil perhitungan

4.2. Rata-Rata Hitung

Berikut adalah perhitungan Rata-Rata Hitung:

Tabel 3. Hujan Daerah dengan Metode Rata-Rata Hitung

No Tahun Rerata Tiggi Hujan (mm)

1 2004 119,000 2 2005 63,667 3 2006 141,082 4 2007 54,333 5 2008 68,000 6 2009 63,667 7 2010 119,333 8 2011 89,667 9 2012 139,000 10 2013 101,000

Sumber : Hasil perhitungan

4.3. Distribusi Gumbel

Berikut adalah perhitungan Gumbel:

Tabel 4. Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel

Kala Ulang (Tr) Yt K R rancangan (mm) 2 0.3665 -0.1355 80.1979 5 1.4999 1.0579 109.8339 10 2.2504 1.8482 129.4578 25 3.1985 2.8465 154.2486 50 3.9019 3.5871 172.6410 100 4.6001 4.3223 190.8974

Sumber : Hasil perhitungan

4.4. Distribusi Log Pearson III

Berikut adalah perhitungan Log Pearson III:

Tabel 5. Curah Hujan Rancangan Metode Log Pearson III

Kala Ulang (Tr) Pr (%) G G . SD R rancangan (mm) 2 50 0.122 0.017 83.186 5 20 0.857 0.120 105.424 10 10 1.177 0.165 116.883 25 4 1.473 0.206 128.628 50 2 1.641 0.230 135.787 100 1 1.778 0.249 141.918

Sumber : Hasil perhitungan

4.5. Uji Smirnov-Kolmogorov dan Chi Square.

Dalam perhitungan uji kesesuaian distribusi hujan rancangan metode chi square dan metode smirnov kolmogorov hujan rancangan Log Pearson tipe III dan Gumbel diterima.

Dari hasil perhitungan didapat dm maks untuk Gumbel sebesar 0,1054 sedangkan untuk Log Pearson III sebesar 0,382.

Dilihat dari hasil d maks dan d kritis (dcr) metode Gumbel lebih baik

digunakan dari pada Log Pearson III karena hasil d maks lebih kecil. Jadi untuk perhitungan selanjutnya digunakan curah hujan rancangan metode Gumbel.

(8)

4.6. Hujan Metode Mononobe.

Berdasarkan hasil pengamatan data sebaran hujan di Indonesia, hujan terpusat tidak lebih dari 7 jam, maka dalam perhitungan ini diasumsikan hujan terpusat maksimum adalah 6 jam sehari. Sebaran hujan jam–jaman dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe. Tabel 6. Perhitungan Distribusi Hujan Jam-Jaman dengan Metode Mononobe Jam ke Rasio Hujan Jam-Jaman (mm) 2 5 10 25 50 100 1 0.550 14.024 19.207 22.638 26.973 30.190 33.382 2 0.150 3.825 5.238 6.174 7.356 8.234 9.104 3 0.095 2.422 3.318 3.910 4.659 5.215 5.766 4 0.077 1.963 2.689 3.169 3.776 4.227 4.674 5 0.068 1.734 2.375 2.799 3.335 3.733 4.127 6 0.062 1.581 2.165 2.552 3.041 3.403 3.763 Hujan Rancangan 80.198 109.834 129.458 154.249 172.641 190.897 Koefisien Pengaliran 0.318 0.318 0.318 0.318 0.318 0.318 Hujan Efektif 25.499 34.921 41.160 49.043 54.890 60.695

Sumber : Hasil perhitungan

4.7. Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan hidrograf satuan sintetis nakayasu didapatkan hasil debit puncak untuk masing-masing kala ulang sebagai berikut: 1. Q2 :107,961m3/det 2. Q5 :141,442m3/det 3. Q10 :163,613m3/det 4. Q25 :191,620m3/det 5. Q50 :212,399m3/det 6. Q100 :233,024m3/det

Gambar hidrograf banjir rancangan dapat dilihat di Gambar 3.

Gambar 4. Grafik Hydrograf Satuan Sintesis Nakayasu Sumber : Hasil perhitungan

4.8.Perhitungan Tinggi Tanggul

Perhitungan tinggi tanggul sungai menggunakan rumus Manning.

Dari hasil running program HEC-RAS setelah dilakukan Normalisasi sudah tidak ada sungai yang meluber. Tabel 7. Tinggi Muka Air Banjir

Kala Ulang Debit h (m/det) (m) 2 th 107.961 1.820 10 th 163.613 2.219 25 th 191.620 2.386 50 th 212.399 2.500 100 th 233.024 2.606 Sumber: Hasil Perhitungan

4.9. Dimensi Tanggul Sungai

Tinggi jagaan tanggul dimaksudkan untuk mengantisipasi fluktuasi naik turun muka air sungai, kesalahan perhitungan hidrolika, adanya gelombang air. Tinggi jagaan tanggul mengikuti standar seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Tinggi Jagaan Standar Tanggul

Debit Banjir Rencana

(m3/det) < 200 200 - 500 500 – 2000

Tinggi Jagaan Standar

Tanggul (m) 0.6 0.8 1

Sumber: Sosrodarsono S,1993

Oleh karena debit banjir rencana dengan 2 tahun (Q2), 10 tahun

(Q10), 25 tahun (Q25) untuk

masing-masing bagian atau ruas sungai di bawah 200 m3/det, maka desain tinggi jagaan

(9)

tanggul adalah 0,6 m. Sedangkan kala ulang 50 tahun (Q50), dan 100 tahun

(Q100) untuk masing-masing bagian atau

ruas sungai adalah 200 - 500 m3/det, maka desain tinggi jagaan tanggul adalah 0,8 m.

Tabel 9. Tinggi Tanggul Tinggi Tanggul Debit h Tinggi Tanggul (m/det) (m) (m) 2 th 107,961 1,820 2,420 10 th 163,613 2,219 2,820 25 th 191,620 2,386 3,000 50 th 212,399 2,500 3,300 100 th 233,024 2,606 3,406

Sumber : Hasil Perhitungan

Lebar Mercu Tanggul

Lebar mercu di desain selain pertimbangan stabilitas juga agar dapat dimanfaatkan untuk jalan inspeksi, di samping itu juga diperhatikan apabila tanggul yang akan dibuat cukup tinggi yakni dengan membuat tanggul bertingkat dengan membuat bahu. Lebar mercu tanggul mengikuti standar seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 10. Lebar Standar Mercu Tanggul

Debit Banjir Rencana (m3/dt) Lebar Mercu

(m)

< 500 3

500 -2000 4

Sumber: Buku Perbaikan dan Pengaturan Sungai, Ir. Suyono Sosrodarsono

Oleh karena debit banjir rencana dengan Q10 tahun untuk masing-masing

bagian atau ruas sungai di bawah 500 m3/det, maka desain lebar mercu tanggul adalah 3 m.

4.10. Tanggul Ekonomis

Tabel 11. Harga Satuan Pekerjaan

No. Uraian Kode Satua

n Koefisie n Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) A. TENAGA 1 Operator L.04 OH 1.05 64750 67987.5 2 Mekanik L.08 OH 0.5 45850 22925

JUMLAH HARGA TENAGA KERJA 90912.5

B. BAHAN

1 Tanah Timbunan M.08 m3 1.2 75000 90000

JUMLAH HARGA BAHAN 90000

C PERALATAN

1 Bulldozer Jam 0.014 472905.61 6620.67854 2 Excavator Jam 0.0109 431312.3 4701.30407 3 Dump Truck Jam 0.0365 298363.46 10890.26629 4 Vibration Roller Jam 0.016 397337.18 6357.39488

JUMLAH HARGA PERALATAN 28569.64378

D Jumlah harga tenaga, bahan dan peralatan (A + B + C ) 209482.1438

Biaya Produksi per m3

Sumber : Hasil Perhitungan

Setelah didapat Harga Satuan Pekerjaan per- M3 kita dapat mencari harga tanggul dengan mengalikan harga satuan pekerjaan volume pekerjaan, sehingga kita dapat menentukan tanggul dengan kala ulang banjir mana yang paling ekonomis

(10)

Tabel 12. Dimensi Tanggul

Kala Ulang Debit h Tinggi Tanggul Luas Panjang Volume

(th) (m3/dt) (m) (m) (m) (m) (m3) 2 th 107,961 1,820 2,420 18.974 3659.51 69435.76 10 th 163,613 2,219 2,820 24.365 3659.51 89163.17 25th 191,620 2,386 3,000 26.958 3659.51 98653 50 th 212,399 2,500 3,300 30,360 3659.51 111102,6 100 th 233,024 2,606 3,406 32,057 3659.51 117313,8 Tabel 13. Probabilitas Terjadinya Kala Ulang Banjir

Kala Ulang Kemungkinan Terjadi

(th) (%) 2 50 10 10 25 4 50 2 100 1

Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 14. Kerugian Akibat Banjir

Daerah Banjir Luas Kerusakan

(Km2) Harga (Rp) Total (Rp)

Pemukiman 6,384 3.538.969,38 22.593.665,26

Sawah dengan padi 402,208 5.799.173,62 2.332.472.573,56

Perkebunan 6,384 5.409.180,71 34.533.561,95

Total 2.389.599.800,77 Sumber : Data BBWS Citanduy 2013

Tabel 15. Harga Tanggul

Kala Ulang (th) 2 10 25 50 100 Probalilitas (%) 50 10 4 2 1 T inggi T anggul (m) 2,42 2,82 3 3,3 3,406 Biaya T anggul (Rp) 14.544.576.492,21 18.678.091.653,18 20.666.042.601,88 23.274.020.824,74 24.575.152.045,86 Biaya Resiko (Rp) 4.213.293.213,87 842.658.642,77 337.063.457,11 168.531.728,55 84.265.864,28 Biaya T ahunan (Rp) 1.947.518.792,31 2.500.996.472,36 2.767.183.104,39 3.116.391.388,43 3.290.612.858,94 T otal (Rp) 6.160.812.006,18 3.343.655.115,13 3.104.246.561,50 3.284.923.116,99 3.374.878.723,22 Sumber:Perhitungan

Jadi dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa tanggul yang direncanakan dengan kala ulang banjir 25 th adalah tanggul yang paling ekonomis.

Dan yang akan dihitung kestabilannya adalah tanggul dengan kala ulang 25 tahun.

(11)

5. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dan analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat diambil sebuah kesimpulan sebagai berikut :

1. Debit banjir rancangan HSS Nakayasu pada kala ulang 2 tahun (Q2)

sebesar 107,961 m3/det, pada kala ulang 10 tahun (Q10) sebesar 163,613

m3/det, pada kala ulang 25 tahun (Q25)

sebesar 191,620 m3/det, pada kala ulang 50 tahun (Q50) sebesar 212,399

m3/det, dan pada kala ulang 100 tahun (Q100) sebesar 233,024 m3/det.

2. Berdasarkan analisa yang dilakukan, perencanaan tanggul dengan kala ulang banjir 25 tahun merupakan perencanaan tanggul yang paling ekonomis dengan tinggi tanggul 3 m. Biaya resiko dan biaya tahunan sangat menetukan dalam menentukan tinggi tanggul ekonomis.

3. Berdasarkan analisa yang dilakukan, perencanaan tanggul yang paling ekonomis ditinjau dari fakto biaya dengan kala ulang 25 tahun dapat dikatakan aman karena safety factor

dari perencanaan tanggul dengan kala ulang 25 tahun sudah memenuhi standart atau ketentuan keamanan dari rumus Fellenius yaitu sudah melebihi

1,25. .

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016. Panduan Penulisan Skripsi, Malang: Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Braja M.Das, 1998. Mekanika Tanah I, Erlangga, Jakarta Barat.

Chow,Ven Te, 1998. Hidrologi Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga. Ditjen Sumber Daya Air. 2013. KP-06

Parameter Bangunan. Jakarta : Ditjen Sumber Daya Air

Harto BR, Sri. 2009. Hidrologi : Teori, Masalah,

Penyelesaian.Yogyakarta : Nafiri.

Kodoatie, Robert J. 2002. Analisa Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Andi.

Kodoatie, Robert J, Sugiyanto, Banjir, PustakaPelajar, Semarang, 2001.

Montarcih, L. 2009. Hidrologi TSA-1 (Hidrologi teknik Sumber daya Air 1) .Penerbit Cv Citra. Malang. Montarcih, L. 2009. Hidrologi TSA-2

(Hidrologi teknik Sumber daya Air 2) .Penerbit Cv Asrori. Malang.

Soemarto, C.D. 1995. Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga. Jakarta. Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran

dan Pengelolaan Data Aliran Sungai (Hidrometri). Penerbit NOVA.Bandung.

Soewarno. 2000. Hidrologi Hidrologi Operasional Jilid Kesatu.

Penerbit Citra Aditya Bakti.Bandung.

Sosrodarsono, S dan Takeda, K. 1993.

Hidrologi Untuk Pengairan. Penerbit PT, Pradyna Paramita. Jakarta.

Triadmodjo, B. 2010. Hidrologi Terapan. Penerbit Beta Offset . Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Hubungan antara Debit Banjir  Rencana dengan Tinggi Jagaan
Gambar 3. Grafik distribusi curah hujan    efektif kala ulang 2 tahun  Sumber : Hasil perhitungan
Gambar  hidrograf  banjir  rancangan  dapat dilihat di Gambar 3.
Tabel 9. Tinggi Tanggul   Tinggi  Tanggul  Debit  h  Tinggi  Tanggul  (m/det)  (m)  (m)  2 th  107,961  1,820  2,420  10 th  163,613  2,219  2,820  25 th  191,620  2,386  3,000  50 th  212,399  2,500  3,300  100 th  233,024  2,606  3,406
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jika mengacu kepada UU Desa dan rencana pelaksanaan reforma agraria yang dicanangkan, kewenangan dalam menata struktur agraria di desa adalah kewenangan yang diberikan oleh peme-

Mengutip pendapat Fogarty, dalam Syaifuddin Sabda mengemukakan kurikulum terpadu integrated curriculum sebagai suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skills,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa etanol dengan kadar 80% lebih efektif digunakan sebagai bahan bakar karena lebih ekonomis dan memiliki lama

Konsep dasar perancangan ini merupakan landasan pokok dalam proses desain fisik dari Desa Wisata dengan Konsep Agrowisata ini, sehingga perancangan bangunan tersebut tidak

Hasil analisa intervening menunjukkan bahwa dana alokasi umum mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara melalui belanja modal, yang dapat dibuktikan dari

Dengan demikian hasil penelitian menyimpulkan bahwa hukum Islam menyikapi pemberian upah penjemur padi yang didasarkan pada keadaan cuaca dibolehkan, karena para penjemur padi

Pengujian mengenai aktivitas hipoglikemik ekstrak air daun angsana ( Pterocarpus indicus Willd) telah dilakukan pada tikus diabetes yang diinduksi dengan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 155 Tahun 2016 tentang Batas Usia Pesawat Udara Yang Digunakan Untuk Kegiatan Angkutan Udara Niaga.. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM