Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan dan menunjukkan keterkaitan dengan karya sastra yang terbit sebelumnya. Karya sastra yang terbit kemudian merupakan responseterhadap karya sastra yang terbit sebelumnya, yaitu suatu bentuk adaptasi, penolakan, atau ketidakpuasan terhadap karya-karya tersebut (Friend, 2004: 2).
Hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah kesusastraan. Mengacu kepada pandangan Riffaterre (1978), antara karya-karya sastra itu terjadi hubungan intertekstualitas. Contohnya adalah cerpen Philomela karya Emma Tennant yang merupakan interpretasi dari puisi Metamorphoseskarya Ovid. Dalam ceritanya, Tennant menjadikan harapan yang digambarkan pada bait terakhir Metamorphoses menjadi kenyataan. Selain itu, dalam cerpen ini Tennant menekankan kekuatan pada peran wanita yang tidak ditemui dalam puisi Ovid (Friend, 2004: 4). Contoh lainnya adalah cerita anak-anak Pinocchio karya Carlo Collodi dan puisi Il naso di Pinocchio (Pinocchio’s nose) karya Gianni Rodari. Dalam enam baris puisi pendeknya, Rodari menceritakan tentang hidung Pinocchio yang bertambah panjang bukan karena dia mengatakan kebohongan seperti dalam cerita aslinya, melainkan setiap kali dia mendengar kebohongan. Ketika dia mendengar sejuta kebohongan dalam sehari dan hidungnya semakin panjang, dia memutuskan untuk memotong hidungnya yang terbuat dari kayu tersebut dan menjualnya. Dia melakukan ini sepanjang hidupnya dan menjadi
kaya. Hal ini merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan Rodari terhadap cerita Pinocchioyang sebenarnya (Beckett, 2005).
Selain pada karya-karya sastra diatas, hubungan intertekstual juga dapat terjadi pada karya sastra dan non-sastra. Dua buah karya sastra dan non-sastra yang membuat saya tertarik untuk meneliti hubungan intertekstual di dalamnya adalah cerpen Kumo no Itokarya Akutagawa Ryūnosuke dan lirik lagu Kumo no Itokarya Mika Nakashima.
Berdasarkan Akutagawa Ryunosuke Criticism and Essays dalam eNotes.com (2007), Akutagawa Ryūnosuke dikenal sebagai salah satu penulis terkemuka Jepang pada era modern, sebuah periode yang dimulai pada tahun 1968, di bawah kekuasaan Kekaisaran Meiji. Akutagawa dilahirkan dengan nama Niihara Ryūnosuke di Irifunechō, sebuah distrik di Tōkyō. Ayahnya adalah pemilik dari lima perusahaan susu semasa Akutagawa dilahirkan. Tidak lama setelah melahirkan Akutagawa, ibunya yang telah lama menderita gangguan mental, akhirnya berubah menjadi schizophrenia yang tidak dapat disembuhkan. Akutagawa tumbuh dewasa dengan membawa kenangan terhadap kegilaan ibunya dan ketakutan akan mewarisi kegilaan yang sama. Faktor inilah yang berpengaruh besar dalam sebagian besar tema penulisannya. Setelah kematian ibunya, Akutagawa diangkat sebagai anak oleh pamannya. Dari keluarga angkatnya ini, Akutagawa tumbuh menjadi sastrawan berestetika tinggi dan menyukai kesusastraan lama, khususnya kesusastraan Edo (Wibawarta, 2005: 4). Kesukaannya kemudian berkembang terhadap legenda-legenda kuno dan cerita-cerita yang aneh, keduanya kemudian tergambar dengan jelas dalam karya-karyanya. Selain itu, semasa Sekolah Menengah, Akutagawa sangat gemar membaca buku-buku karya Henrik Ibsen, Rudyard
Dalam Japan: An Illustrated Encyclopedia (1993: 30), sepanjang karirnya, Akutagawa Ryūnosuke tidak membatasi dirinya terhadap genre tertentu, namun sebagian besar mahakaryanya lahir dalam bentuk cerpen. Jumlah cerpen yang telah ditulisnya mencapai ratusan. Tema dari ceritanya rata-rata adalah mengenai masalah emosi, psikologi manusia serta hal-hal yang bersifat aneh dan menyeramkan. Karakter semua tokoh dalam karya-karyanya ditulis dalam kata-kata pilihan yang sempurna dan gaya bahasa yang tinggi. Karya-karyanya yang terkenal antara lain adalah Jigokuhen(地 獄変), Rashōmon (羅生門), Hana (鼻), Kappa (河童), Yabu no Naka (藪の中), Haguruma (歯車), dan Kumo no Ito (蜘蛛の糸). Dari sekian banyak karyanya ini, cerpen Kumo no Ito merupakan sebuah literatur untuk anak-anak yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1918 di majalah anak-anak Akai Tori (赤い鳥) dan hingga kini masih terus dibaca dan dijadikan bahan penelitian.
Kepopuleran cerpen ini secara tidak langsung memberikan inspirasi terhadap karya-karya yang muncul kemudian, seperti dalam komik tentang dongeng Jepang yang berjudul Kumo no Ito (蜘蛛の糸) dan Jigoku no Ninjin (地獄の人参), game berjudul Dragon Quest Series III-V yang menggunakan Kandata sebagai nama salah satu karakternya, lagu berjudul Ito no Ito (糸ノ意図) yang dinyanyikan oleh band Sukima Switch, lagu berjudul KANDATA yang dinyanyikan oleh band FLOW, dan tentu saja lagu berjudul Kumo no Ito(蜘蛛の糸) yang dinyanyikan oleh Mika Nakashima.
Mengenai ide penulisan lirik lagu Kumo no Ito ini, dalam wawancaranya Mika Nakashima mengatakan:
どこかで誰かにストーリを聞いて、それが頭の中に残ってたのかもしれ ませんね。最初のデモテープの音を聴いたときに、こういうイメージが 浮かんだんです。
Terjemahan:
Saya pernah mendengar cerita ini dari seseorang di suatu tempat, mungkin inilah yang tertinggal dalam ingatan saya. Waktu pertama kali mendengar musiknya, gambaran seperti inilah yang terbayang (Ohno, 2005: 173).
Di Jepang, Mika Nakashima dikenal sebagai penyanyi, model, dan bintang film. Dia dilahirkan dengan nama Nakashima Mika di Prefektur Kagoshima, Kyūshū pada tanggal 19 Februari 1983. Sejak kecil, dia bercita-cita untuk menjadi penyanyi dan memutuskan untuk tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas. Pengorbanannya ini tidak sia-sia karena pada tahun 2001 dia memulai debutnya sebagai tokoh utama dalam drama musim gugur Fuji TV yang berjudul Kizudarake no Love Song(傷だらけのラブ ソ ン グ). Pada bulan November di tahun yang sama, Mika Nakashima memulai debutnya sebagai penyanyi di bawah naungan Sony Music Associated Records Inc. dan merilis single berjudul STARS yang merupakan theme song dari drama yang dibintanginya tersebut (Animonz crew, 2003: 28).
Berbeda dari penampilan penyanyi pop wanita Jepang yang umumnya manis dan ceria, penampilan Mika Nakashima cenderung lebih elegan dan gelap. Dia juga cenderung memilih jenis musik yang kurang akrab di telinga kebanyakan masyarakat Jepang, yaitu jazz. Meskipun begitu, Mika Nakashima menjadi salah satu penyanyi live terbaik di Jepang karena suaranya yang alami dan emosinya saat menyanyikan lagu. Lagu-lagunya yang terkenal antara lain FIND THE WAY, yang menjadi lagu penutup
anime Gundam Seed, Sakurairo Maukoro (桜色舞うころ), dan Yuki no Hana(雪の華) yang menjadi salah satu lagu karaoke terpopuler di Jepang pada tahun 2004.
Hingga saat ini, Mika Nakashima telah merilis lima album dan hampir semua liriknya dia tulis sendiri. Lirik-lirik yang dia tulis biasanya memiliki tema yang tidak biasa, dalam dan berat, begitu pula dengan lirik Kumo no Ito yang menjadi track keempat dalam albumnya yang berjudul MUSIC dan disebut-sebut sebagai interpretasi atas cerpen berjudul sama karya Akutagawa Ryūnosuke (Ma, 2005).
Hal inilah yang mendasari saya untuk meneliti lebih dalam mengenai hubungan intertekstual yang terdapat dalam dua karya ini.
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang, saya akan meneliti hubungan intertekstual antara karya sastra dan lirik lagu Jepang yang berjudul Kumo no Ito.
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Penelitian ini akan menggunakan cerpen Kumo no Ito karya Akutagawa Ryūnosuke dan lirik lagu Kumo no Itokarya Mika Nakashima yang dititikberatkan pada pemahaman makna untuk mencari kesamaan atau perbedaan yang terdapat pada kedua teks tersebut.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intertekstual dalam cerpen Kumo no Itokarya Akutagawa Ryūnosuke dan lirik lagu Kumo no Itokarya Mika Nakashima melalui sudut pandang yang melatarbelakangi karya mereka.
Saya berharap skripsi ini dapat membantu pembaca untuk memahami lebih jauh tentang konsep hubungan intertekstual yang ada di dalam kedua teks tersebut.
1.5 Metode Penelitian
Dalam skripsi ini, saya akan menggunakan metode deskriptif analitis dan metode kepustakaan. Pertama-tama, saya akan membaca cerpen Kumo no Ito karya Akutagawa Ryūnosuke dan memahami makna yang terdapat dalam lirik lagu Kumo no Ito karya Mika Nakashima, kemudian membandingkan keduanya berdasarkan data-data yang saya peroleh. Data-data diperoleh dari buku-buku, informasi dari internet, jurnal, dan majalah.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan, berisi tentang pendahuluan skripsi yang menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab 2 Landasan Teori, berisi tentang uraian teori dan konsep yang akan digunakan untuk keperluan analisis dan terdiri dari Teori Sastra Menurut Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Intertekstual, dan Semantik. Kemudian dalam sub-bab
Bab 3 Analisis Data, berisi analisis saya yang menyatakan hubungan intertekstual antara cerpen Kumo no Ito karya Akutagawa Ryūnosuke dan lirik lagu Kumo no Ito karya Mika Nakashima. Penelitian ini dibagi ke dalam dua sub-bab, yaitu; Analisis Kumo no Ito Dalam Lirik Lagu Mika Nakashima dan Cerpen Akutagawa Ryūnosuke, serta Analisis Makna Dalam Lirik Lagu Kumo no Ito Karya Mika Nakashima dan Hubungan Intertekstualnya dengan Cerpen Kumo no Ito Karya Akutagawa Ryūnosuke. Kemudian dalam sub-bab Analisis Kumo no Ito Dalam Lirik Lagu Mika Nakashima dan Akutagawa Ryūnosuke terdapat dua sub sub-bab, yaitu; Kumo no ItoDalam Cerpen Akutagawa Ryūnosuke dan Kumo no ItoDalam Lirik Lagu Mika Nakashima.
Bab 4 Simpulan, berisi tentang simpulan dari hasil analisis secara singkat dan jelas serta saran agar pembaca dapat mengambil manfaat dari penelitian ini.
Bab 5 Ringkasan, dalam bab ini saya akan menjelaskan secara singkat isi dari penulisan skripsi ini mulai latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian serta simpulan sebagai jawaban yang diperoleh atas permasalahan yang dijadikan tema pada skripsi ini.