• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan Perancangan Mesin Perajang Umbi Rakitan Tahun 2000 (MPU-2000)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perencanaan dan Perancangan Mesin Perajang Umbi Rakitan Tahun 2000 (MPU-2000)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Upaya pengembangan usaha kecil seperti usaha keripik ceker ayam pada umumnya terhambat oleh masih rendahnya tingkat teknologi proses produksi dan belum seragamnya standar produk sehingga menghambat rasionalisasi subsektor usaha ini yang pada akhirnya mengakibatkan peluang usaha menjadi sangat terbatas. . Usaha keripik ceker ayam merupakan usaha masyarakat yang dilakukan secara home industri dan biasanya merupakan usaha sampingan yang masih dilakukan dengan cara manual yaitu mencacah umbi dengan cara meletakkan umbi pada parutan (piring timah yang sudah dilubangi). keluar) secara vertikal (dari atas ke bawah dan sebaliknya). Seringkali pengusaha kecil digambarkan sebagai orang-orang yang kurang mampu dalam berbagai hal seperti motivasi, kecerdasan dan kualitas.

Usaha kecil dengan berbagai kendala yang dihadapinya tersebar di seluruh wilayah republik, terutama di pemukiman masyarakat ekonomi lemah. Salah satu usaha kecil yang dilakukan oleh masyarakat ekonomi lemah adalah produksi keripik ceker ayam di rumah dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana dan manual dengan bahan baku utama umbi ubi jalar (ipomea batatas). Undang-Undang 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil menyatakan bahwa pengembangan usaha kecil merupakan tanggung jawab pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Para peneliti yang berkesempatan meneliti dari Balai Penelitian Universitas Medan Area mencoba mencari solusi khususnya dalam upaya peningkatan produksi pada usaha keripik ceker ayam dengan merancang mesin sederhana. Baik silo, parutan maupun corong keluarannya terbuat dari bahan seng yang tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan. Seperti yang telah disebutkan di atas, alat pemarut ini terbuat dari bahan seng yang banyak terdapat pada parasan, dan juga bisa ditempa sendiri sesuai keinginan.

Bentuk mata kisi kemudian dapat diatur untuk mencapai hasil produksi yang diinginkan, karena mesin ini menawarkan keleluasaan dalam penggantian alat kisi.

BAB II

Kenyataannya tidak hanya pengusaha kecil saja yang mengalami hambatan dan keterbatasan dalam pengembangan usahanya, namun perusahaan manufaktur pada umumnya di negara berkembang juga mengalami hal yang sama seperti yang disebutkan oleh Thee Kian Wie, 1997, bahwa perusahaan manufaktur di negara berkembang kurang berkembang. dinamisme. kurangnya teknologi yang memadai, sehingga mereka kurang mampu melakukan penyesuaian, perbaikan dan peningkatan terhadap teknologinya. Akibat dari kurangnya dinamisme teknologi adalah dunia usaha akan terpaku pada kegiatan yang hanya menghasilkan nilai tambah yang sangat rendah, sehingga dunia usaha tersebut akan semakin terbelakang karena tidak mampu bersaing dengan dunia usaha yang dinamis. Lebih lanjut Thee Kian Wie menyatakan, upaya pengembangan basis luas industri kecil dan menengah yang efisien di Indonesia umumnya terhambat oleh relatif rendahnya tingkat teknologi proses produksi dan standar produk.

Tantangan yang paling berat bagi usaha kecil adalah bagaimana usaha kecil mampu menerapkan pemasaran dan kemampuannya untuk berkembang secara teknologi, yaitu dari proses produksi manual ke proses produksi dengan teknologi yang lebih produktif. Sandee mengungkapkan kelompok usaha kecil yang berorientasi pasar berhasil mengadopsi teknologi yang lebih produktif dengan persyaratan kualitas produk yang lebih ketat. Tuntutan akan kualitas produk yang terjamin tentu juga memerlukan kreativitas para pengusaha ketika harus mengubah teknologi yang digunakannya.

Kreativitas disini adalah kemampuan untuk melakukan kreasi terhadap usaha anda agar dapat berproduksi dengan cepat, efektif dan ekonomis, mampu melayani pelanggan dengan produk yang sesuai dengan permintaan pasar. Kreativitas inilah yang kemudian akan melahirkan rekayasa teknologi seperti pengembangan mesin produksi seperti yang disampaikan Ir. Kemampuan teknologi industri mencakup kemampuan melakukan perubahan kecil (small change ability), termasuk rekayasa adaptif.

Berbeda dengan pengusaha kecil yang biasanya masih banyak melakukan proses produksi secara manual. Menjadi tantangan bagi pengusaha kecil yang masih menggunakan peralatan manual untuk mengembangkan peralatan manualnya menjadi bentuk mesin produksi yang jelas lebih menguntungkan dengan teknologi sederhana. Dalam melakukan rekayasa adaptif pada mesin produksi, ada beberapa persyaratan yang harus diketahui i.

Jika diameter atau jari-jari puli pada sumber listrik diketahui, putaran dan gaya pada sumber listrik juga diketahui, maka katrol. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi langsung di lapangan. Metode perancangan MPU-2000 dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap deskripsi bentuk dan fungsi, tahap perancangan sistem, dan tahap perancangan akhir.

Pada tahap ini adalah tentang mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan konsumen dan mengembangkannya menjadi spesifikasi teknis.

BAB IV

BAB V

Penjabaran Bentuk

Untuk mengetahui spesifikasi teknis f\/IPU-2000, yang perlu dilakukan adalah menerjemahkan kebutuhan tersebut ke dalam kebutuhan bisnis dan konsumen, sehingga akan menghasilkan konsep mesin dalam bahasa teknis. Pada tahap perancangan sistem ini akan dilakukan perancangan tata letak, spesifikasi fungsional dan peta proses operasional. Secara sistematis subsistem ini dapat disusun sehingga memperlihatkan tata letak komponen-komponen mesin seperti pada gambar berikut.

Sabuk (belt)

Katrol ini terbuat dari bahan besi cor dan didapat dengan cara membeli dipasaran karena sudah banyak diperjualbelikan. Ukuran permukaannya sama dengan ukuran slot pada puli (A) yang berfungsi sebagai trafo untuk memindahkan gaya putar dari puli I ke puli I. Terbuat dari plat seng stainless steel dengan ukuran tertentu, lubangnya dibuat menghadap ke dalam searah dengan arah putaran kisi-kisi.

Sedangkan outlet hopper merupakan hopper yang terletak dibawah grate yang berfungsi menampung hasil retak sekaligus menyalurkannya ke wadah hasil retak. Lantai M PU-2000 merupakan tempat bertumpunya seluruh komponen lain seperti poros dan penutup serta bantalan dinamo MPU-2000. Bahan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan Anda dengan membeli bahan yang sudah dijual karena memiliki ketelitian tertentu yang tidak dapat Anda produksi sendiri.

Penutup MPU-2000 adalah pelat 1,4 mm yang dipasang pada poros di bagian atas dan dibaut ke lantai MPU-2000 di bagian bawah, berfungsi sebagai lokasi dan penyangga silo dan corong saluran keluar. Yang dilakukan pada tahap akhir ini adalah kegiatan yang meliputi perancangan dan konstruksi MPU-2000, yaitu berupa perancangan setiap komponen dan penyiapan komponen-komponen penyusun MPU-2000. Poros yang akan dirancang merupakan poros statis, namun diatasnya akan dipasang katrol yang akan berputar secara horizontal.

Sabuk dirancang khusus untuk memindahkan gerak dari katrol penggerak (katrol I I) ke katrol penggerak (katrol I). Sumber energi yang dimaksud di sini adalah sumber tenaga penggerak yang akan menggerakkan subsistem lain agar dapat berfungsi dengan baik. Biasanya sumber tenaga yang sering digunakan adalah motor penggerak yang berbahan bakar minyak, yang umumnya memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi.

Pada perancangan MP LJ-2000 digunakan dinamo listrik low noise merk M itsumi tipe JY7 1 S2 50 Hz 1 80 Watt sebagai sumber tenaganya. Oleh karena itu katrol ley ini berputar searah dengan putaran sumber listrik dan tentunya katrol ley ini. Terjadinya tarikan pada alternator yang disebabkan oleh tegangan belt antara puli I dan puli II serta adanya gaya putar yang selanjutnya meningkatkan tarikan pada alternator sehingga mengakibatkan kuatnya pemasangan alternator.

Bersamaan dengan letak dinamo tersebut akan dipasang dan untuk memenuhi persyaratan kekuatan di atas maka dudukan dinamo dibuat dari plat 9 mm dan dimesinkan ke dalam lantai mesin.

BAB VI KESIM PULAN

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Arini Rahyuwati,