Perencanaan Reservoir Air Bersih di Wilayah Pelayanan IPA Legong PDAM Tirta Asasta Depok
Aqil Azizi1*, Delita Emira2
1,2Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Bakrie, Jakarta Indonesia
*Koresponden email: [email protected]
Diterima: 10 Mei 2023 Disetujui: 17 Mei 2023
Abstract
The population growth in Depok has an effect on the city's rising need for clean water. To make sure that the customers' water needs are met, PDAM Tirta Asasta, a regional drinking water supplier, must project clean water demands and determine reservoir capacity. The purpose of this study is to determine the predicted demand for clean water and the effective volume of the reservoir for the current and next 20 years at Legong WTP, one of the PDAM Tirta Asasta WTPs with the most processing capacity. Actual conditions are computed using the tabulation method, and the 20-year projection is computed using the projection formula. The logarithmic method was utilized for non-domestic water needs, whereas the least squares approach was employed for domestic water needs. The Legong WTP reservoir has an effective volume of 4,700 m3. Given that Legong WTP now has a 6700 m3 capacity, the reservoir's capacity is adequate to meet the needs of the client. With an average daily demand of 826.55 liters/second, customers' expected water demand for the next 20 years is 704.64 liters/second. The reservoir's effective volume of 12,854.45 m3 for the next 20 years requires the PDAM to raise the reservoir's capacity by 6200 m3.
Keywords: demand, projection, reservoir, volume water, tirta asasta
Abstrak
Meningkatnya jumlah penduduk di kota Depok setiap tahun berdampak kepada meningkatnya kebutuhan akan air bersih. Sebagai perusahaan air minum daerah, PDAM Tirta Asa perlu merencanakan kebutuhan air bersih dan menghitung kapasitas reservoir untuk memenuhi kebutuhan air pelanggan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan volume efektif reservoir di IPAL Legong sebagai salah satu IPAL dengan kapasitas pengolahan terbesar, memproyeksikan kebutuhan air bersih, dan menghitung volume efektif reservoir untuk periode 20 tahun ke depan. Metode tabulasi digunakan untuk menghitung kondisi eksisting, sedangkan rumus proyeksi digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan 20 tahun mendatang.
Rumus proyeksi yang digunakan adalah aritmetika, geometri, eksponensial, regresi linear, logaritmik, dan least square yang kemudian akan dipilih yang terbaik untuk perhitungan proyeksi. Metode least square terpilih untuk menghitung proyeksi kebutuhan air domestik, sedangkan logaritmik terpilih untuk kebutuhan air non domestik. Volume efektif reservoir IPA Legong berdasarkan perhitungan metode tabulasi berkapasitas 4.700 m3. IPA Legong saat ini berkapasitas 6700 m3, sehingga kapasitas reservoir masih mampu menampung kebutuhan air pelanggan. Hasil proyeksi untuk 20 tahun ke depan, permintaan air bersih pelanggan adalah 704,64 liter/detik, dan rata-rata kebutuhan air hariannya adalah 826,55 liter/detik.
Volume reservoir yang diperlukan adalah 12.854,45 m3, sehingga PDAM perlu menambah kapasitas reservoir sebesar 6200 m3.
Kata Kunci: air, kebutuhan, proyeksi, reservoir, volume air, tirta asasta
1. Pendahuluan
Pemenuhan kebutuhan domestik dan non domestik akan air bersih masyarakat sangat tergantung kepada faktor ketersediaan air. Kebutuhan air domestik biasanya dimanfaatkan untuk kegiatan rumah tangga seperti air minum, masak, mandi, dan cuci, sedangkan kebutuhan air non domestik artinya keperluan umum, institusional (kantor, sekolah, dan instansi pemerintah), komersial dan industri [1].
Meningkatnya jumlah penduduk suatu kota berdampak kepada meningkatnya kebutuhan akan air bersih. Meskipun saat ini kenyataanya ketersediaan air bersih mulai menurun baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Salah satu kota yang setiap tahunnya mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk ialah Kota Depok. Pertumbuhan penduduk di Kota Depok sendiri menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 6,74%. Data jumlah penduduk tahun 2018 berjumlah 2.330.333 jiwa, sedangkan tahun 2019 mencapai 2.406.826 jiwa [2].
Tingginya pertumbuhan penduduk di Kota Depok, menyebabkan kebutuhan air bersih masyarakat juga semakin tinggi. Kebutuhan air bersih yang tinggi harus diantisipasi dengan sistem penyediaan air bersih yang memadai. PDAM Tirta Asasta merupakan perusahaan yang menyediakan dan menyalurkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Depok. IPA Legong merupakan salah satu IPA yang ada di PDAM Tirta Asasta yang menyalurkan air bersih untuk Wilayah Pelayanan Timur yang memiliki jumlah pelanggan yang diprediksi akan terus bertambah. IPA Legong saat ini memiliki kapasitas pengolahan sebesar 620 l/s [3] dan total kapasitas reservoir sebesar 6.700 m3 [4].
Sistem penyediaan air minum yang biasanya terdiri dari sistem pengumpulan air, pengolahan air, transmisi dan distribusi [5] diharapkan mampu memproduksi air yang memadai untuk seluruh kebutuhan suatu kota.Beberapa persyaratan utama dari suatu sistem penyediaan air bersih, yaitu syarat kualitatif, kuantitatif dan kontinyu [6]. Kualitas air adalah perbandingan antara kondisi kualitas air suatu sumber air untuk periode tertentu dengan ketetapan standar mutu air yang menghasilkan kondisi air tercemar atau kondisi air yang baik [7]. Menurut Permenkes RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 air bersih harus terhindar dari beberapa karakteristik berikut: berasa, berbau, berwarna dan tercemar bakteri, pestisida, atau bahan radioaktif [8]. Kuantitas air bersih berarti tersedianya air baku yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan penduduk dan wilayah yang dilayani. Sedangkan kontinuitas air bersih adalah air yang mengalir tanpa terputus ke pelanggan selama 24 jam pada musim kemarau atau hujan, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya setiap saat [6].
Agar air bersih dapat selalu tersedia secara kualitatif, kuantitatif, dan kontinuitas, maka PDAM Tirta Asasta perlu menganalisis terkait kebutuhan air bersih dan kapasitas volume efektif reservoir yang sesuai baik untuk kondisi eksisting maupun beberapa tahun ke depan. Analisis terkait jumlah kebutuhan air bersih dan kapasitas reservoir yang efektif ini bertujuan agar dapat meningkatkan pelayanan di IPA Legong dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah menentukan volume efektif reservoir di IPAL Legong sebagai salah satu IPAL dengan kapasitas pengolahan terbesar, memproyeksikan kebutuhan air bersih, dan menghitung volume efektif reservoir untuk periode 20 tahun ke depan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terkait kebutuhan air bersih dan volume efektif reservoir yang sesuai agar kebutuhan air bersih pelanggan di PDAM Tirta Asasta dapat terpenuhi dengan baik untuk saat ini dan untuk 20 tahun ke depan.
2. Metode Penelitian
Data primer dan data sekunder digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data primer meliputi pemakaian air pelanggan yang dilakukan pencatatan secara langsung pada meteran induk dan jumlah air produksi. Pencatatan dilakukan setiap jamnya selama 7 hari. Sedangkan untuk data sekunder meliputi data pelanggan dan pemakaian air 5 tahun terakhir (2015-2019), kehilangan air, serta jumlah dan kapasitas reservoir untuk kondisi eksisting.
Tahapan dalam perhitungan meliputi:
1. Perhitungan proyeksi pelanggan (Domestik dan Non Domestik)
Proyeksi pelanggan merupakan suatu perhitungan yang digunakan untuk memperkirakan jumlah pelanggan di masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk proyeksi yaitu:
a. Metode Aritmatik
Metode ini didasarkan anggapan bahwa laju perubahan populasi tetap, sehingga diasumsikan berpenduduk tetap setiap tahun [9]. Rumus untuk perhitungan sebagai berikut:
Pn = Pt + (g ∗ x) g =(Pt−Po)
(Tt−To)
Dimana:
Pn: jumlah penduduk tahun ke-n, Pt: jumlah penduduk pada tahun akhir, Po: jumlah penduduk pada tahun awal, t: periode tahun data dan n: periode tahun proyeksi.
b. Metode Geometrik
Metode ini diasumsikan bahwa pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga majemuk, dimana setiap tahun angka pertumbuhan dianggap sama [9]. Rumus untuk perhitungan sebagai berikut:
Pn = Pt (1 + r)𝑥 , r = (𝑃𝑡
𝑃𝑜)1𝑡− 1
Dimana :
Pn: jumlah penduduk tahun ke-n, Pt: jumlah penduduk pada tahun akhir, Po: jumlah penduduk pada tahun awal, r: ratio kenaikan penduduk rata-rata pertahun, x: periode waktu antara tahun dasar dan tahun t (tahun), dan t: interval waktu tahun data (n-1).
c. Metode Eksponensial
Metode eksponensial merupakan pertumbuhan populasi terus menerus dengan laju pertumbuhan konstan [10]. Rumus untuk perhitungan sebagai berikut:
Pn = Poerx Dimana :
Pn: jumlah penduduk tahun ke-n, Pt: jumlah penduduk pada tahun akhir, Po: jumlah penduduk pada tahun awal, r: angka pertumbuhan penduduk, x: periode waktu antara tahun dasar, dan e: bilangan logaritma (2,71828).
d. Metode Regresi Linear
Regresi linier adalah penggunaan garis lurus untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu dependen dan independen [11]. Rumus untuk perhitungan sebagai berikut:
y = a + bx , a =Σy Σx2−ΣxΣ(xy)
NΣx2−(Σx)2 , b =NΣ(xy)−ΣxΣy
NΣx2−(Σx)2 Dimana:
y: jumlah penduduk proyeksi pada tahun ke-n (jiwa), x: tahun prediksi, y: jumlah penduduk tahun ke-x, a,b : konstanta regresi linear, dan n: jumlah data.
e. Metode Logaritmik
Metode logaritma dapat digunakan dalam perhitungan proyeksi penduduk. Rumus untuk perhitungan sebagai berikut:
Y (t) = a ln x + b, a = (1
𝑁) [𝛴𝑦 − (ln 𝑥)]
b = 𝑁 𝛴 (𝑦 ln 𝑥)−(𝛴𝑦𝛴 ln 𝑥) 𝑁 𝛴(ln 𝑥)2−(𝛴 ln 𝑥)
Dimana:
Y(t): prediksi penduduk tahun ke-x dihitung dari tahun terakhir data, x: tahun prediksi, y: jumlah penduduk tahun ke-x, a,b: konstanta, dan n: jumlah data.
f. Metode Least Square
Metode least square merupakan metode regresi untuk mencari hubungan antara sumbu y dan sumbu x, dimana y adalah jumlah penduduk dan x adalah tahun. Rumus untuk perhitungan sebagai berikut:
Y(t) = a + bx , a : ΣY
N , b : ΣYx
ΣX2 Dimana:
Y(t): variabel yang dicari trendnya, X: variabel waktu (tahun), dan n: jumlah data.
Dasar penentuan metode proyeksi yang akan digunakan dalam proyeksi pelanggan yaitu dengan melihat nilai dari faktor korelasi dan standar deviasi. Nilai korelasi yang terpilih yaitu sebesar 1 atau -1 atau mendekati keduanya. Sedangkan untuk standar deviasi yaitu memiliki nilai yang paling kecil. Rumus untuk perhitungan nilai R dan STD sebagai berikut:
R2 = 1 −𝑆𝑆𝐸
𝑆𝑆𝑇 , R2= 1 − 𝛴(𝑃𝑛−𝑃)2
𝛴(𝑃𝑛−𝑃𝑟)2 STD = [Σ(Pn−P)
2−[Σ(Pn−P)2
n ]
n ]
1 2
2. Perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih (Domestik & Non Domestik)
Perhitungan kebutuhan air bersih didapatkan dari hasil proyeksi jumlah pelanggan dikalikan dengan angka konsumsi air bersih. Rumus untuk perhitungan sebagai berikut:
a) Domestik
Qd = Yt. Rk
Dimana:
Qd: Kebutuhan air domestik (liter/hari), Yt: proyeksi pertumbuhan tahun ke-n (jiwa), dan Rk: angka konsumsi air bersih (liter/jiwa/hari)
b) Non Domestik
Qn = Fn. Rs Dimana:
Qn: Kebutuhan air non domestik (liter/hari), Fn: jumlah pelanggan non domestik, dan Rs: angka konsumsi air bersih (liter/pelanggan/hari).
3. Perhitungan kapasitas volume efektif reservoir
Kriteria desain reservoir dapat ditentukan dari fluktuasi pemakaian air bersih. Setelah itu baru dapat dilakukan perhitungan untuk prediksi kebutuhan kapasitas reservoir yang sesuai.
a) Fluktuasi kebutuhan air
Fluktuasi air bersih terdiri dari kebutuhan air rata-rata harian, air harian maksimum, dan air jam puncak [12].
- Kebutuhan Air Rata-Rata Harian
Kebutuhan air rata-rata harian adalah rata-rata pemakaian air dalam satu hari baik untuk keperluan domestik dan non domestik.
Qav = Qt + Qs Dimana:
Qav: Kebutuhan air rata-rata harian (liter/hari), Qt: Total kebutuhan air (liter/hari), dan Qs: Kehilangan air (liter/hari)
- Kebutuhan Air Harian Maksimum
Kebutuhan air harian maksimum adalah kebutuhan air dalam satu hari yang terbesar dalam waktu kurun satu tahun.
Qhm = Qav x fhm Dimana:
Qhm: Kebutuhan air hari maksimum (liter/detik), fhm: Faktor harian maksimum, dan Qav: Kebutuhan air rata-rata harian (liter/detik).
- Kebutuhan Air Jam Puncak
Kebutuhan air jam puncak adalah jumlah maksimum air yang dibutuhkan selama jam tertentu di bawah kondisi permintaan air tertinggi pada hari itu.
Qjp = Qav x fjp Dimana:
Qjp: Kebutuhan air jam puncak (liter/detik), fjp: Faktor jam puncak, dan Qav: Kebutuhan air rata-rata harian (liter/detik).
b) Perhitungan kapasitas reservoir
Pada instalasi pengolahan air, kapasitas reservoir dirancang berdasarkan permintaan air harian maksimum, sedangkan sistem distribusi dirancang berdasarkan debit puncak per jam. Adanya perbedaan yang timbul perlu diantisipasi dengan menggunakan reservoir distribusi [13]. Dimensi reservoir harus sesuai dengan ketentuan dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah [14]. Sedangkan metode persentase digunakan untuk perhitungan kapasitas reservoir [15] dengan ketentuan minimum 15% dari kebutuhan air maksimum per hari. Rumus perhitungan sebagai berikut:
Kapasitas = Qhm x 15%
Dimana:
Kapasitas: Volume efektif reservoir (m3) dan Qhm: Kebutuhan air hari maksimum (liter/detik).
3. Hasil dan Pembahasan
Volume Efektif Reservoir Kondisi Eksisting
Volume efektif reservoir untuk kondisi eksisting dihitung dengan metode tabulasi. Hal ini bertujuan agar diketahui kondisi real dari kebutuhan air dan kapasitas reservoir yang dibutuhkan. Perhitungan kapasitas volume efektif reservoir menggunakan data pemakaian air pelanggan dan data air yang diproduksi tiap jamnya. Jumlah pemakaian air pelanggan diperoleh dari pencatatan pemakaian air tiap jam selama 7 hari berturut-turut pada meteran induk. Sedangkan data air produksi diperoleh dari pencatatan tiap jam dengan melihat tinggi air pada bangunan Thomson untuk pengolahan IPA Konvensional dan pada monitor pemantauan.
Hasil perhitungan volume efektif reservoir untuk kondisi eksisting dengan metode tabulasi ditampilkan pada Tabel 1. Hasil perhitungan menunjukkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan, IPA Legong membutuhkan volume efektif reservoir sebesar 4.654,75 m3 atau sekitar 4.700 m3. Saat ini IPA Legong telah memiliki kapasitas sebesar 6.700 m3. Hal ini dapat diartikan bahwa kapasitas reservoir yang ada saat ini masih memenuhi kebutuhan air pelanggan, bahkan memiliki kelebihan air yang dapat dijadikan sebagai cadangan air.
Tabel 1. Perhitungan volume efektif reservoir dengan metode tabulasi Jam Pemakaian
(m3)
Akumulasi Pemakaian
(m3)
Debit Inflow (m3)
Akumulasi Debit Inflow (m3)
Debit Inflow- Pemakaian (m3)
08.00 2410,43 2410,43 2122,93 2122,93 -287,50
09.00 2405,43 4815,86 2161,18 4284,10 -531,75
10.00 2331,29 7147,14 2160,44 6444,55 -702,60
11.00 2338,00 9485,14 2160,44 8604,99 -880,16
12.00 1882,00 11367,14 2164,06 10769,05 -598,09
13.00 1961,71 13328,86 2164,06 12933,11 -395,74
14.00 2020,43 15349,29 2164,06 15097,18 -252,11
15.00 2169,86 17519,14 2141,14 17238,31 -280,83
16.00 2072,86 19592,00 2122,54 19360,85 -231,15
17.00 2164,43 21756,43 2122,54 21483,39 -273,04
18.00 2265,14 24021,57 2098,70 23582,09 -439,48
19.00 2120,43 26142,00 2098,82 25680,91 -461,09
20.00 1926,29 28068,29 2098,82 27779,73 -288,56
21.00 1798,57 29866,86 2019,22 29798,95 -67,91
22.00 1220,86 31087,71 1990,29 31789,23 701,52
23.00 1270,57 32358,29 1990,29 33779,52 1421,23
24.00 1229,43 33587,71 1990,29 35769,81 2182,09
01.00 1370,43 34958,14 1998,21 37768,01 2809,87
02.00 1661,00 36619,14 2021,97 39789,98 3170,83
03.00 1689,00 38308,14 2045,09 41835,07 3526,93
04.00 1797,43 40105,57 2045,09 43880,16 3774,59
05.00 2251,00 42356,57 2120,24 46000,40 3643,83
06.00 2305,71 44662,29 2120,24 48120,64 3458,36
07.00 2464,61 47126,90 2120,24 50240,89 3113,99
Min -880,16
Max 3774,59
Akumulasi min + max
4654,75
Proyeksi Pelanggan
Proyeksi pelanggan yang dilakukan pada penelitian ini menghitung proyeksi 20 tahun yang akan datang yaitu tahun 2020-2039. Perhitungan menggunakan enam metode proyeksi yaitu metode artimatik, geometrik, eksponensial, regresi linear, logaritmik, dan least square. Dari enam metode tersebut kemudian dipilih satu metode proyeksi terbaik. Perhitungan proyeksi dilakukan pada pelanggan domestik dan non domestik. Data yang digunakan untuk perhitungan proyeksi menggunakan data pelanggan lima tahun terakhir yaitu tahun 2015-2019 yang bersumber dari PDAM IPA Legong. Data pelanggan domestik dan non domestik tahun 2015-2019 ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data pelanggan wilayah pelayanan IPA Legong 2015-2019
Pelanggan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Domestik 54699 57331 55351 58357 62306
Non Domestik 2178 2306 1883 2004 2126
Total 56877 59637 57234 60361 64432
Sumber: PDAM IPA Legong (2020) 1. Domestik
Perhitungan proyeksi pelanggan dilakukan pada masing-masing jenis pelanggan yaitu domestik dan non domestik. Perhitungan proyeksi untuk pelanggan domestik didapatkan persamaan matematis yang ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Persamaan matematis proyeksi pelanggan domestik Metode Persamaan Matematis
Aritmatik y (t) = 62306 + 1901,75x Geometri y (t) = 62306 * (1 + 0,003) x Regresi Linear y (t) = 1624x + 57608 Exponensial y (t) = 54699e0,0325x Logaritmik y (t) = 3667ln(x) + 54098 Least Square y (t) = 57608,8 + 1624x
Dari persamaan matematis yang sudah didapatkan kemudian dilakukan perhitungan nilai faktor korelasi (R) dan nilai standar deviasi (STD) untuk menentukan metode yang akan digunakan pada perhitungan proyeksi pelanggan. Hasil perhitungan nilai R dan STD dari keenam metode ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai R dan STD setiap metode Metode Kriteria
R2 R STD
Aritmatik 0,60 0,77 1531,35
Geometri 0,62 0,79 1478,31
Regresi Linear 0,73 0,85 3165,14
Exponensial 0,73 0,85 1474,53
Logaritmik 0,60 0,77 1873,12
Least Square 0,73 0,85 1258,03
Hasil dari perhitungan nilai R dan STD yang didapatkan pada Tabel 3, metode terpilih untuk perhitungan proyeksi pelanggan domestik yaitu metode least square. Metode tersebut memiliki nilai R yang terbesar dan nilai STD yang paling kecil diantara lima metode lainnya. Nilai R yaitu sebesar 0,85 dan nilai STD yaitu 1258,03. Hasil proyeksi pelanggan domestik dengan metode least square ditampilkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Proyeksi pelanggan domestik metode least square
Tahun Pelanggan Jiwa
2020 62481 249923
2021 64105 256419
2025 70601 282403
2030 78721 314883
2035 86841 347363
2039 93337 373347
Hasil proyeksi pelanggan domestik yang didapatkan setiap tahunnya mengalami peningkatan kurang lebih 2%. Terlihat pada Tabel 5 tahun 2020 sebesar 62.481 pelanggan dan 2039 sebesar 93.337 pelanggan.
Jumlah jiwa dalam 1 sambungan pelanggan diasumsikan terdiri dari 4 jiwa. Oleh karena itu hasil dari
jumlah pelanggan dikalikan 4 dan didapatkan jumlah jiwa dalam pemakaian air domestik tahun 2020 sebesar 249.923 jiwa dan tahun 2039 sebesar 373.347 jiwa.
2. Non Domestik
Proyeksi pelanggan non domestik memiliki langkah perhitungan yang sama dengan proyeksi domestik. Data 5 tahun terakhir pelanggan dilakukan perhitungan dengan menggunakan enam metode proyeksi untuk didapatkan persamaan matematis dari masing-masing metode. Hasil persamaan matematis dari keenam metode ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Persamaan matematis proyeksi pelanggan non domestik
Metode Persamaan Matematis
Aritmatik y (t) = 2126 + (-13)x Geometri y (t) = 2126 * (1+(-0,006))x Regresi Linear y (t) = -40,6x + 2099,4 Exponensial y (t) = 2178e-0,006x
Logaritmik y (t) =-113,9ln(x) + 2208,4 Least Square y (t) = 2099,4 + (-40,6)x
Hasil pada Tabel 6 selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai faktor korelasi (R) dan nilai standar deviasi (STD). Nilai R dan STD dari keenam metode ditampilkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai R dan STD setiap metode
Metode Kriteria
R2 R STD
Aritmatik -0,047 - 132,95
Geometri -0,046 - 132,90
Regresi Linear 0,156 0,395 139,70
Exponensial 0,147 0,383 132,89
Logaritmik 0,199 0,446 114,72
Least Square 0,156 0,395 119,34
Nilai R dan STD yang didapatkan pada Tabel 7 menunjukkan metode logaritmik merupakan metode yang terpilih untuk digunakan dalam perhitungan proyeksi pelanggan non domestik. Walaupun nilai R yang didapatkan dari keenam metode memiliki nilai yang jauh dari satu, bahkan terdapat nilai yang dibawah 0 sehingga tidak diketahui angkanya. Akan tetapi metode logaritmik memiliki nilai R yang terbesar dan nilai STD yang paling kecil diantara lima metode lainnya. Nilai R yaitu sebesar 0,446 dan nilai STD yaitu 114,72. Hasil proyeksi pelanggan non domestik dengan metode logaritmik ditampilkan Tabel 8.
Tabel 8. Proyeksi pelanggan non domestik metode logaritmik
Tahun Pelanggan
2020 2025
2021 2004
2025 1946
2030 1900
2035 1867
2039 1846
Hasil proyeksi pelanggan non domestik pada Tabel 8 dapat terlihat mengalami penurunan, pelanggan tahun 2020 sebesar 2025 pelanggan dan 2039 sebesar 1846 pelanggan. Hal tersebut dikarenakan pengaruh dari pengolahan data lima tahun sebelumnya yang memiliki data berfluktuatif. Berdasarkan informasi dari pihak PDAM Depok, data pelanggan yang berfluktuatif biasanya dikarenakan pelanggan tidak menggunakan PDAM lagi dan beralih kembali ke sumur bor. Hal tersebut dikarenakan pelanggan mempertimbangkan tarif yang diberikan masih tergolong tinggi dan kualitas air tanah di Depok masih tergolong bersih. Selain itu juga dilakukan penyegelan dan pemutusan sambungan oleh pihak PDAM jika rumah kosong dalam waktu lama atau pelanggan yang mengalami penunggakan dalam pembayaran yang telah ditentukan.
Proyeksi Kebutuhan Air
Perhitungan kebutuhan air domestik ditentukan dengan metode perkalian antara jumlah jiwa yang terlayani dengan standar kebutuhan air domestik yaitu sebesar 150 liter/jiwa/hari. Sedangkan untuk perhitungan proyeksi kebutuhan air non domestik dihitung berdasarkan jumlah pelanggan non domestik dikalikan dengan rata-rata pemakaian air dari tahun sebelumnya pada masing-masing golongan pelanggan non domestik. Berikut hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air domestik dan non domestik yang ditampilkan pada Tabel 9.
Tabel 9. Proyeksi kebutuhan air bersih pelanggan IPA Legong Tahun Kebutuhan Air
Domestik (l/s)
Kebutuhan Air Non
Domestik (l/s) Total (l/s)
2020 433,89 61,92 495,82
2021 445,17 61,29 506,46
2025 490,28 59,51 549,80
2030 546,67 58,10 604,78
2035 603,06 57,10 660,17
2039 648,17 56,47 704,64
Hasil perhitungan total kebutuhan air domestik dan non domestik pada Tabel 9 mengalami peningkatan jumlah kebutuhan air terlihat bahwa proyeksi total kebutuhan air untuk tahun 2020 sebesar 495,82 l/s dan untuk tahun 2039 sebesar 704,64 l/s.
Volume Efektif Reservoir untuk Proyeksi 20 Tahun
Volume efektif reservoir ditentukan dari hasil kebutuhan air rata-rata harian (Qav). Kebutuhan air rata-rata harian didapatkan dari penjumlahan kebutuhan air total dengan kehilangan air. Penurunan persentase kehilangan air setiap tahun proyeksi dalam penelitian ini sebesar 0,65, angka ini berdasarkan dari rata-rata persentase penurunan kehilangan air di PDAM dari tahun sebelumnya. Kebutuhan air rata- rata harian yang didapatkan kemudian dihitung kebutuhan air harian maksimum (Qhm) dan kebutuhan air jam puncak (Qjp).
Kebutuhan air harian maksimum (Qhm) didapatkan dari perkalian Qav dengan faktor harian maksimum yaitu sebesar 1,2. Sedangkan kebutuhan air jam puncak (Qjp) didapatkan dari perkalian Qav dengan faktor jam puncak yaitu sebesar 1,75. Hasil perhitungan volume efektif reservoir untuk proyeksi 20 tahun mendatang ditampilkan pada Tabel 10.
Tabel 10. Proyeksi kebutuhan air bersih pelanggan IPA Legong Tahun Qav (l/s) Qhm (l/s) Qjp (l/s) Kapasitas (m3)
2020 642,82 771,39 1124,9 9997,2
2021 653,33 783,99 1143,3 10160,6
2025 694,94 833,93 1216,1 10807,7
2030 744,78 893,74 1303,3 11582,8
2035 791,54 949,85 1385,0 12310,0
2039 826,55 991,86 1446,4 12854,4
Hasil pada Tabel 10 terlihat bahwa kapasitas reservoir yang dibutuhkan dari total hasil proyeksi kebutuhan air pelanggan pada tahun 2020 sebesar 9.997,2 m3. Kemudian untuk 5 tahun mendatang yaitu tahun 2025 sebesar 10.807,7 m3, dan pada tahun akhir proyeksi yaitu 2039 dibutuhkan kapasitas reservoir sebesar 12.854,4 m3. Maka agar dapat terpenuhi kebutuhan air pelanggan sampai 20 tahun mendatang, IPA Legong perlu menambahkan volume reservoir sekitar 6.200 m3. Perencanaan desain reservoir untuk hasil proyeksi kebutuhan air 20 tahun mendatang dapat terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Gambaran Rencana Water Tank 6.200 m3
4. Kesimpulan
Volume efektif reservoir untuk kondisi eksisting saat ini masih mampu memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan. Kapasitas reservoir yang dapat memenuhi kebutuhan air pelanggan berdasarkan perhitungan dengan metode tabulasi adalah sebesar 4.700 m3, sedangkan saat ini IPA Legong memiliki kapasitas reservoir total sebesar 6.700 m3. Hasil proyeksi kebutuhan air bersih pelanggan untuk 20 tahun mendatang didapatkan kebutuhan air total sebesar 495,82 liter/detik dan kebutuhan air rata-rata harian sebesar 642,82 liter/detik. Volume efektif reservoir yang dibutuhkan untuk proyeksi 20 tahun mendatang agar dapat tetap memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan sebesar 12.854,45 m3 sehingga PDAM perlu melakukan penambahan kapasitas reservoir untuk kebutuhan air 20 tahun mendatang kurang lebih sebesar 6.200 m3
5. Ucapan Terimakasih
Penulis menyampaikan terimakasih kepada PDAM Tirta Asasta atas akses data dan juga masukan dalam analisa maupun dalam penulisan naskah ini.
6. Referensi
[1] I. Hendriyani, M. Kencanawati, A.N. Salam, "Analisis Kebutuhan Air Bersih IPA PDAM Samboja Kutai Kartanegara," Media Ilmiah Teknik Sipil., vol. 7 (2): 87-97, 2019, doi: https://doi.org/10.33084/mits.v7i2.841
[2] Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok. Kota Depok dalam Angka. Depok, 2020.
[3] C.N. Akhirina, N.A. Gumilar, C. Sianturi, R.A. Surya, M.I. Wistyani, F. Baknur, Y. Kristina, E. D.
Larasati, "PDAM Sehat dan Mandiri Melalui Kerjasama Investasi," Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018.
[4] Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Asasta. Depok, 2020.
[5] Y. Kusumawardani, W. Astuti, "Evaluasi Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Kota Madiun." Jurnal Neo Teknika, 4, 1-10, 2018, doi: https://doi.org/10.37760/neoteknika.v4i1.1061 [6] H.N. Gunawan, E.M. Wuisan, L.Tanudjaja, "Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa
Lanut Kecamatan Modayag Bolaang Mongondow Timur," Jurnal Sipil Statik, vol. 6 (10): 801-812, 2018.
[7] H.P.H. Putro, D. Ferdian, "Efektivitas Biaya Konsumsi Air Bersih di Daerah yang Belum Terlayani PDAM di Kota Bandung," Jurnal Plano Madani, 5, 103-113, 2016, doi: https://doi.org/10.24252/planomadani.5.2.1
[8] N. Zamaruddin, "Monitoring dan Evaluasi Kualitas Air Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Area Aceh Besar Bulan April dan Juli," J of Aceh Phys. Soc., 7, 39-42, 2018.
[9] A. Suheri, C. Kusmana, M.Y. Purwanto, Y. Setiawan, "Model Prediksi Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jumlah Penduduk di Kawasam Perkotaan Sentul City." Jurnal Teknik dan Lingkungan, vol. 4: 207-218, 2019, doi: https://doi.org/10.29244/jsil.4.3.207-218
[10] L. Afrianto, D. Rohmat, Jupri, “Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Penduduk Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Sampai Tahun 2035." Antologi Geografi, 2, 1-12, 2015.
[11] Purwadi, P.S. Ramadhan, N. Safitri, "Penerapan Data Mining Untuk Mengestimasi Laju Pertumbuhan Penduduk Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda pada BPS Deli Serdang,"
Sains dan Komputer, vol. 18: 55-61, 2019, doi: https://doi.org/10.53513/jis.v18i1.104
[12] R. Hadisoebroto, W. Astono, R.A.W. Putra, "Kajian Pola Pemakaian Air Bersih di Tiga Apartemen di Jakarta," Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti, 4(1) 19-23, 2007.
[13] U. Zalzilah, Perencanaan Reservoar Air Bersih Pada Zona 4 PDAM Tirta Daroy Banda Aceh [skripsi]. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 2018.
[14] S.B. Lesmana, R. Saragih, "Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara," Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 16, 83-90, 2013, doi: https://doi.org/10.18196/st.v16i1.436
[15] Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) 7509, "Tata Cara Perencanaan Teknik Jaringan Distribusi dan Unit Pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum," Jakarta, 2011.