• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 Lantai di Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 Lantai di Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Home Page :https://journal.unisnu.ac.id/CES

Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 Lantai di Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan

Alya Tri Puspita Dewi1,*

1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Koresponden*, 1* Alyapuspita38@gmail.com

Info Artikel Abstract

Diajukan : 2 Juni 2022 Diperbaiki : 12 Juni 2022 Disetujui : 13 Agustus 2022

Keywords: Special Moment Bearing Frame System , Building Structure

Structural Planning of the 5-storey Hotel Building is located in Linggajati Village, Cilimus District, Kuningan Regency, the planned building area is 900 m2 and has 5 floors. Based on the results of the Con Penetration Test, it is known that the building was built on land with moderate soil conditions and based on its function is included in the risk category II, so this building was built using the SRPMK (Special Moment Resistant Frame System) method. The planning of the building refers to the building construction regulations in Indonesia. The method used in this planning earthquake analysis is the static equivalent analysis method based on SNI 1726:2019 concerning Procedures for Planning for Earthquake Resistance for Building and Non-Building Structures. The structure used for this building is reinforced concrete which refers to SNI 2847:2019 concerning Structural Concrete Requirements for buildings, SNI 1727:2020 concerning minimum loads for Building and Structural Design, for structural analysis the ETABS v.18.1.1 program is used. Control the need for reinforcement in the column using the SPCOlumn program.

Kata kunci: Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus, Struktur Bangunan Gedung

Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 Lantai ini berlokasi di Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, luas bangunan yang direncanakan sebesar 900 m2 dan memiliki 5 lantai. Berdasarkan Hasil Con Penetration Test, diketahui bahwa gedung dibangun diatas tanah dengan kondisi tanah sedang dan berdasarkan fungsinya termasuk dalam kategori resiko II, sehingga gedung ini dibangun dengan metode SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus).Perencanaan gedung mengacu pada peraturan pembangunan gedung di Indonesia. Metode yang digunakan dalam analisa gempa perncanaan ini adalah metode analisis static ekuivalen berdasarkan SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa unuk Strukur Gedung dan Non Gedung. Struktur yang dipakai untuk gedung ini adalah beton bertulang yang mengacu pada SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan gedung, SNI 1727:2020 tentang beban minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur, untuk analisa struktur digunakan program ETABS v.18.1.1. Kontrol kebutuhan tulangan pada kolom menggunakan program SPCOlumn.

1. Pendahuluan

Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang sedang mengalami peningkatan pada bidang pariwisata. Kota ini menampilkan sejumlah obyek wisata yang tidak akan cukup jika hanya sehari perjalanan untuk dinikmati.

Apalagi bagi wisatawan dari luar kota. Maka dari itu menimbulkan tingkat kebutuhan terhadap fasilitas penginapan, khususnya hotel yang bersih, aman, strategis dan lokasi yang mudah dijangkau sangatlah besar [1]. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke daerah Kuningan semakin mendorong bertambahnya permintaan akan kebutuhan pemakaian jasa perhotelan. Semakin bertambahnya permintaan akan kebutuhan pemakaian hotel maka di rencanakanan Pembangunan Hotel di Desa Linggajati.

Proses perencanaan pembebanan harus sesuai dengan SNI 1727:2020 [2] dan perencanaan struktur bangunan harus mengikuti pada SNI 2847:2019 [3], [4]beton bertulang, yang merupakan peraturan terbaru yang disesuaikan dengan teknologi terkini. Selain itu dalam perhitungan rekayasa gempa juga harus mengacu pada SNI 1726:2019 [5].

(2)

2. Metode

Flowchart Langkah-langkah perencanaan gedung disajikan dalam gambar dibawah ini :

Data umum dari perencanaan adalah sebagai berikut : Nama kegiatan = Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 [1] Lantai di Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan; Lokasi Bangunan = Kuningan, Jawa Barat; Fungsi Bangunan = Gedung Hotel; Mutu beton (fc) Kolom = 29,05 MPa [6]–[8]dan Balok = 24,95 Mpa; Mutu baja tulangan = 420 MPa (ulir) dan 280 MPa (Polos); Pondasi = Tiang Pancang; Kondisi tanah = Tanah Sedang

Gambar 1. Flowchart Perencanaan Gedung

(3)

3. Hasil dan Pembahasan Data Umum Perencanaan

Data umum dari perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Nama kegiatan = Perencanaan Struktur Gedung Hotel 5 Lantai di Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan

2. Lokasi bangunan = Kuningan, Jawa Barat 3. Fungsi bangunan = Gedung Hotel

4. Mutu beton (fc) = Kolom = 29,05 MPa dan Balok = 24,95 Mpa 5. Mutu baja tulangan = 420 MPa (ulir) dan 280 Mpa (Polos)

6. Pondasi = Tiang Pancang [9]

7. Kondisi tanah = Tanah Sedang Kombinasi Pembebanan

Beban yang di perhitungkan dalam perencanaan gedung hotel ini [2], [4], [5]adalah : 1. Beban Hidup

2. Beban Mati 3. Beban Gempa 4. Beban Angin

Analisis Struktur terhadap Beban Gempa

Analisis struktur gedung tahan gempa, ditentukan berdasarkan fungsi bangunan dan struktur yang dikaitkan dengan tanah dasar, untuk mengetahui tanah dasar bisa dilihat dari pengujian sondir dan N-SPT untuk melihat jenis tanah [10] tersebut, lalu masukan ke dalam perhitungan respon spectrum, lalu klasifikasi peta zonasi gempa [11] untuk melihat daerah yg akan di bangun bangunan masuk kedalam zonasi berapa sesuai dengan SNI 1726:2019 [2] untuk Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.Data perencanaan gempa bangunan gedung [5] sebagai berikut : 1. Lokasi Bangunan : Jawa Barat

2. Faktor Keutamaan (Ie) : 1 3. Kategori Resiko : IV 4. Koefisien Respons : 8

Langkah perencanaan beban gempa dengan metode dinamik respon spektrum [12], [13]adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Kategori Resiko Bangunan [14]dan Foktor Keutamaan 2. Menentukan Parameter Percepatan Gempa [5](Ss dan S1)

3. Menentukan Kelas Situs 4. Menentukan Koefisien Situs

Berdasarkan langkah-langkah diatas di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Perhitungan Spektrum Respons Desain Babupaten Kuningan Gempa 2500 Tahun

T T Sa

detik detik (g)

0 0 0,273

T0 0,150 0,682

Ts 0,748 0,682

Ts + 1 1,248 0,409 Ts + 1,5 1,748 0,360 Ts + 2 2,248 0,303 Ts + 2,5 2,748 0,248 Ts + 3 3,248 0,210 Ts + 3,5 3,748 0,182 Ts + 4 4,248 0,161 Ts+ 4,5 4,748 0,144

Ts +5 5,248 0,13

Tabel 1. (Lanjutan)

T T Sa

detik detik (g)

(4)

1 5,748 0,119 Ts + 5.5 6,248 0,109

Ts +6 6.748 0,101

Ts + 6,5 7.248 0,094 Ts + 7 7,748 0,088 Ts + 7,5 8,248 0,083 Ts + 8 8,748 0,078 Ts + 8.5 9,248 0,074

Ts + 9 9.748 0,07

Ts + 9,5 10,248 0,067 Ts + 10 10,748 0,063 Ts + 10,5 11,248 0,061 Ts + 11 11,748 0,058 Ts + 11,5 12,248 0,056 Ts + 12 12,748 0,053 Ts + 12,5 13,248 0,051 Ts + 13 13,748 0,050 Ts +13,5 14,248 0,048 Ts +14 14,748 0,046 Ts + 14,5 15,248 0,045 Ts + 15 15,748 0,043 Ts + 15.5 16,248 0,042 Ts + 16 16,748 0,041 Ts + 16,5 17,248 0,04 Ts + 17 17,748 0,038 Ts + 17,5 18,248 0,037 Ts + 18 18,748 0,036 Ts + 18,5 19,248 0,035 Ts + 19 19,748 0,035 Ts+ 19,5 20,248 0,034 TL = 20 20,748 0,024

Dari hasil perhitungan Spektrum Respons Percepatan Desain [15], ditampilkan dalam grafik spectrum responspercepatan desain sebagai berikut.

Gambar 2. Grafik Respons Spektrum Kabupaten Kuningan

Pemodelan Struktur dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) 1. Menentukan massa struktur

Massa struktur pada ETABS atau mass source adalah besaran massa yang digunakan untuk perhitungan beban yang terdapat pada pemodelan [1]. Massa untuk struktur akan ditentukan berasal dari berat sendiri, beban mati tambahan, dan

(5)

beban hidup yang di anggap tetap.

2. Menentukan modal dan ragam analisis

Hasil dari ETABS pada Modal Load Participations analisis harus memenuhi jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar 100% dari massa struktur.

Gambar 3. Modal Load Partisipasi Rasio

Gambar 4. Moda Partisipasi Mass Rasio 3. Menghitung Faktor Skala Respon Spektrum

Perhitungan skala factor gaya gempa menggunakan persamaan berikut : Faktor skala beban gempa = 1R× g

= 18× 9,8

= 1,225

Sehingga pada ETABS dimasukkan factor skala gaya beban gempa.

4. Menghitung Control Perioda Fundamental

Menurut SNI 1726:2019 pasal 7.9.4.1, periode fundamental struktur (T) yang digunakan :

 Jika Tc > Cu Ta maka digunakan Tc = Cu Ta

 Jika Ta < Cu < Cu Ta maka digunakan T = Tc

 Jika Tc < Ta maka digunakan T = Ta

Dari hasil analisa program ETABS maka di dapat Tc = 0,983 s, Ta = 0,844 s, CuTa = 1,182, karena Tc < Ta maka periode fundamental struktur yang digunakan adalah T = Ta (0,844 s).

5. Kontrol Akhir Base Reaction

(6)

Gambar 5. Base Reaction Selanjutnya dilakukan control untuk arah X dan Y :

1. Untuk gmpa arah X

Vdinamik ≥ 100% Vstatik

3388,9342 ≥ 100% (3192,3853) 3383,9342 ≥ 3192,3853 (OK) 2. Untuk gempa arah Y

Vdinamik ≥ 100% Vstatik

3326,5342 ≥ 100% (3236,3664) 4352,7924 ≥ 3236,3664 (OK)

Dari hasil control diatas didapatkan bahwa anaisis struktur memenuhi syarat SNI 1726:2019 pasal 7.8.

6. Kontrol Simpangan Antar Lantai

Tabel 2. Kontrol Simpangan Lantai Arah X

(7)

Tabel 3. Kontrol Simpangan Lantai Arah Y

Beban Struktur

Tabel 4. Beban Total Gedung Perhitungan Manual

Beban yang terhitung pada pemodelan di program ETABS yaitu sebagai berikut :

Pada ETABS 34153,4147 kN sedangkan untuk perhitungan manual 34477,66 kN selisih 1% dengan perhitungan manual.

Sehingga pemodelan struktur [16]dianggap sesuai.

Perencanaan Plat 1. Data Perencanaan

Fc’ = 24,9 Mpa Fy = 280 Mpa β1 = 0,85 - 0,05fc' - 287

= 0,85 - 0,05 29,05 - 28

= 0,84 7

b = 1000 mm = 1 m

h = 150 mm = 0,15 m

Øtul Lentur = 10 mm = 0,010 m Selimut Beton = 20 mm = 0,020 m Tebal Plat = 130 mm

φ = 0,9

Ly = 3 m

Lx = 2,5 m

Rasio sumbu panjang dan pendek bentang pada plat :

Ly

Lx= 2,53 =1,2 ≤2 (Plat Dua Arah)

Beban Total

Lt.1 5249,31 kN

Lt.2 6761,73 kN

Lt.3 6669,17 kN

Lt.4 7708,88 kN

Lt.5 7523,61 kN

Lt.R 6411,28 kN

Lt. AR 373,83

40697,81kN BEBAN TOTAL GEDUNG Non Reduksi

(8)

2. Tulangan Lapangan Arah X

Mlx = 2,275 kN/m = 2274888,4 N/mm φ = 0,9

Rn = Øb × dMu2

= 0,9 × 1000 × 1052274888,4

= 0,23 N/mm2 ρperlu = 1

m 1 − 1 − 2m × Rn

fy

= 13,2291 1 - 1 - 2.13,229 × 0,23 280

= 0,0008 Syarat :

Karena ρperlu < ρmin maka dipakai ρpakai = 0,0045 Maka :

As perlu = ρpakai × b × d

= 0,0045 × 1000 × 105

= 467,812 mm2 As Tul = × π × d

= 14 × 3,14 ×102

= 78,5 mm2 Smax 1 = 3h = 390 mm Smax 2 = 400 mm Spakai = As tul × bAs perlu

= 78,5 × 1000 467,812

= 167,803 mm = 200 mm < 400 mm (OK)

Jadi spasi tulangan yang akan digunakan untuk perencanaan lapangan X yaitu D10-200 mm.

Kontrol Regangan a = 0,85 × 24,9 ×1000As × fy

= 467,812 × 280 0,85 × 24,9 ×1000

= 6,19 mm c = β1

= 6,190,87

= 7,10 mm εt = 0,003d c c

= 0,003105 7,10 7,10

= 0,041 > 0,0048 (OK)

Tabel 5. Rekapitulasi Penulangan Plat

Ly Lx Ly/Lx Lap X Lap Y Tump X Tump Y

m m (mm) (mm) (mm)

A Publik 130 3 2,5 1,2 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 B Publik 130 2,5 2,5 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200

C Publik 130 2 2 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200

A Pribadi 130 3 2,5 1,2 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 B Pribadi 130 2,5 2,5 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200

C Pribadi 130 2 2 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200

A Atap 130 3 2,5 1,2 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200

B Atap 130 2,5 2,5 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200

C Atap 130 2 2 1 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200 Ø10-200

TYPE Lokasi Tebal Pelat (mm )

(9)

Gambar 6. Penulangan Plat Perencanaan Balok Induk

Syarat Balok SRPMK

1. Gaya tekan aksial terfaktor pada balok Pu < Ag.fc’/10

Pu = 0 < (600 × 500) × 24,9

10 = 747 (OKE)

2. Bentang bersih untuk komponen struktur, ln ≥ 4d d = h balok – t – sengkang – (D. lentur/2)

= 600 – 40 – 10 – (22/2)

= 539 mm Ln = L – c1

= 5000 – 600

= 4400 ln ≥ 4d 4400 ≥ 4 (539) 4400 ≥ 2156 (OK) 3. Lebar komponen

bw ≥ 0,3 h atau 250 mm bw ≥ 0,3 h

500 ≥ 0,3 (600) 500 ≥ 180 mm (OK)

4. Rasio lebar dan tinggi balok tidak kurang dari 0,3

500

600 = 0,83 mm (OK) Penulangan Geser SNI 2847:2019 Ps R.18.6.5

Mpr+ = 1,25 ×As+ × fy × d − apr+

2

= 1,25 ×1520,531 × 420 × 539 - 75,4342

= 400163579,2 Nmm Mpr- = 1,25 ×As- × fy × d − apr-

2

= 1,25 ×1900,664 × 420 × 539 - 75,4342

= 490795556 Nmm SNI 2847:2019 Ps 18.6.5.1 Vsway atau Vpr = Mpr+Ln Mpr-

= 400163579,2 +490795556

= 207200 N 4300

Ve = Vg + Vpr

(10)

= 74,2296 + 207200

= 132970 N Tahanan Geser Beton Vpr = 207200 N Ve = 132970 N Pu = 0 Sehingga :

SNI 2847:2019 Ps. 18.6.5.2

Vc = 0 jika Vpr ≥ ½Ve dan Pu < Ag fc'20 Vpr ≥ 12Ve

207200 ≥ 12(132970) 207200 ≥ 66485 Pu < Ag fc'20 0 < 300000 × 24,9

0 < 373500 20

Maka nilai dari Vc adalah 0 dan tidak diperhitungkan

Tabel 6. Rekapitulasi Penulangan Balok Induk

Gambar 7. Penulangan Balok Induk Perencanaan Kolom [17]

Cek Persyaratan Struktur Kolom

1. Sesuai SNI 2847:2019 Pasal R.18.7.1, gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom harus melebihi : Pu = 2128,0284 kN = 21280284 N

Pu > 0,1 × Ag × fc’

21280284 > 0,1 × 360000 × 29,05 21280284 N > 1045800 N (OK)

2. Sesuai SNI 2847:2019 Pasal 18.7.2.1, sisi penampang terpendek tidak luring dari 300 mm B kolom = h kolom = 600 mm > 300 mm (OK)

3. Sesuai SNI 2847 – 2019 Pasal 18.7.2.1, rasio penampang tidak boleh kurang dari 0,4

b kolom

h kolom = 600600 = 1 > 0,4 (OK)

Cek Syarat “Strong Column Weak Beam”

m cm Tarik Tekan Tarik Tekan

SLOOF 5 50 x 60 4D 22 5D 22 3D22 3D 22 Ø10 – 250 Ø10 – 250

BI 1 5 50 x 60 4D 22 5D 22 3D22 3D 22 4D10 - 100 4D10-150

BI 2 5 45 x 55 3D 22 4D 22 3D 22 3D 22 4D10 - 100 4D10-100 Tulangan Lentur

Tumpuan Lapangan

Type Balok Bentang Tulangan Geser

Tumpuan Lapangan Dimensi

(11)

Gambar 8. Diagram Interaksi P-M Kolom

Gambar 9. Output Interaksi P-M Kolom Dari gambar di atas, didapatkan nilai Mnc kolom adalah 825,36 kN m

Maka dilakukan cek syarat

∑Mnc ≤ 1,2 ∑Mnb

825,36 kN.m ≥ 824,371 kN.m (OK)

Maka syarat “strong column weak beam” telah terpenuhi.

Tulangan Transversal

Tulangan hoop diperlukan sepanjang l0 dari ujung-ujung kolom dengan l0 merupakan nilai terbesar berdasarkan SNI 2847:2019 pasal 18.7.5.1

 Tinggi kompenen struktur pada muka joint, h = 600 mm

 1/6 bentang bersih kompenen struktur

1

6 × ln = 16 ×(4000 − 600) = 566,667 mm

 450 mm

Maka digunakan yang terbesar, yaitu lo = 600 mm

Tabel 7. Rekapitulasi Kolom

cm Pada Lo diluar Lo

K1 (Lt 1 -3) 60 x 60 16D 22 4D13-100 4D13-100 K2 (Lt 4 -Atap) 55 x 55 16D 22 4D13-100 4D13-100

Type Kolom Dimensi

Geser Lentur

Tulangan

(12)

Gambar 10. Penulangan Kolom Perhitungan Pondasi

Data Perencanaan

Kuat Tekan Beton = 29,05 Mpa Fy tulangan lentur = 420 Mpa Fy tulangan geser = 280 Mpa Diameter tiang pancang = 40 cm Berat Volume Tanah =18,5 kN/m3 Sudut gesek ф = 15̊

Kedalaman tanah = 5 m

Berat bangunan = 1616 kN (dari outupu ETABS) Ap = 14 × π × 𝑑

= 14 × 3,14 × 40

= 1257 cm2 Ka = π × d

= 3,14 × 40

= 126 cm2 Qu ijin = Qc × Ap3 + JHL ×Ka5

= 200 × 12573 + 580 ×1265

= 98352,794 kg = 983,528 kN Menghitung N Tiang

Gaya aksial kolom Puk = 1616 kN

Berat poer rencana = B.L.h poer. Bj beton

= 2 x 1 x 0,6 x 24

= 28 kN Total Beban Vertikal = 1616 + 33,6

= 1644,8

Qu ijin = 983,528 kN

N tiang = Qu ijin∑v

= 983,5281644,8

= 1,672 = 2 buah Menghitung Efisiensi Tiang Kelompok

 Menghitung efisiensi

Eg = 1 − arc tg ds × (n 1) m + (m 1)n 900 mn

= 1 − arc tg 0,41 × (0 1) m + (1 1)0 900 1.0

= 1

(13)

 Maka efisiensi pada setiap 1 tiang pancangnya Pef = Qall x Eg

= 983,582 x 1

= 983,582 kN

 Setelah diketahui efesiensi pada 1 tiang pancangnya maka efesiensi pada satu grupnya adalah Pefg = ntp x Pef

= 2 x 983,582

= 1967,056 kN

Setelah dihitung efesiensi dari grup pile tersebut,nilai 2 TP memnuhi syarat, 1967,056 kN lebih besar daripada 1713,72 kN, yaitu beban per pilecapnya. Maka jumlah TP yang memenuhi syarat grup dan memiliki selisih dengan beban keseluruhan, yaitu pilecap dengan jumlah 2TP.

Ptot < Pefg 1713,72 kN < 1967,056 kN

Gambar 11. Penulangan Poer

Gambar 12. Potongan A – A 4. Simpulan

1. Perencanaan Hotel 5 Lantai ini menggunakan struktur beton bertulang, dengan menggunakan K-300 dengan fc’ 24,9 Mpa untuk balok dan pelat, sedangkan untuk Kolom menggunakan K-350 dengan fc’ 29,05 Mpa dengan mutu baja pada tulangan longitudinal menggunakan BJTS 420A dan mutu baja pada tulangan transversal menggunakan BJTP 280.

2. Perencanaan struktur gedung beton bertulang dirancang dengan metode SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus), dimana bangunan gedung hotel masuk kedalam katgori resiko IV dengan nilai I = 1 dan R = 8

3. Pondasi yang digunakan dalam pembangunan hotel ini adalah pondasi pancang dengan kedalaman 5 m dan diameter pancang 40 cm dan 50 cm.

4. Perencanaan Hotel ini berlandaskan pada SNI 1727:2020 untuk desain pembebanannya, SNI 2847- 2019 tentang persyaratan beton untuk bangunan gedung, dan SNI 1726:2019 untuk perencanaan gempanya.

Daftar Pustaka

[1] R. A. Nugroho et al., “Perencanaan Struktur Gedung 9 Lantai Hotel Sky Sea View Jepara,” J. Civ. Eng. Study, vol. 01, no. Dl, pp. 34–46, 2021.

[2] Badan Standardisasi Nasional, “SNI 1727:2013 tentang Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan

(14)

Struktur Lain,” Beban Minim. untuk Peranc. Bangunan Gedung dan Strukt. Lain, p. 196, 2013, [Online]. Available:

www.bsn.go.id.

[3] 2847:2013 SNI, “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung,” Bandung Badan Stand. Indones., pp. 1–265, 2013.

[4] Badan Standardisasi Nasional, “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002,”

Bandung Badan Stand. Nas., p. 251, 2002.

[5] B. S. N. Indonesia, “SNI 03-1726-2002: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung,” Badan Standarisasi Nas. Indones. Jakarta, 2002.

[6] A. Kustirini, M. Qomaruddin, D. S. Budiningrum, and I. E. Andammaliek, “The Influence Of Compressive Strength Of Mortar Geopolimer On Addition Of Carbit Waste Ash With Curing Oven System,” in Proceedings of the 1st International Conference on Civil Engineering, Electrical Engineering, Information Systems, Information Technology, and Agricultural Technology, 2020, pp. 1–4.

[7] M. Qomaruddin, H. A. Lie, A. Hidayat, S. Sudarno, and A. Kustirini, “Compressive Strength Analysis On Geopolymer Paving By Using Waste Substitution Of Carbide Waste And Fly Ash,” 2019, doi: 10.1088/1742- 6596/1424/1/012052.

[8] M. Qomaruddin and S. Sudarno, “The study of laminate concrete between geopolymer and conventional,” 2019, doi:

10.1088/1742-6596/1363/1/012011.

[9] Y. Fahrizal, Y. A. Saputro, and D. Rochmanto, “Analisis Kepadatan Tanah Pada Akses Jalan Conveyor Pltu Tjb Unit 3 , 4 Dengan Menggunakan Standar Aashto T 191,” J. Civ. Eng. Study, vol. 02, pp. 42–48, 2022.

[10] widayat Widayat, H. Satriadi, L. P. Wibawa, G. F. Hanif, and M. Qomaruddin, “Oil and gas characteristics of coal with pyrolysis process Oil and Gas Characteristics of Coal with Pyrolysis Process,” 2022, vol. 020077, no. July.

[11] A. G. Arifah, “Perencanaan Struktur Gedung Kuliah Fakultas Teknik di Malang dengan Metode Sistem rangka Pemikul Momen Menengah.,” Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya., 2017.

[12] I. Hidayat, “Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon Menggunakan Struktur Beton SNI 2013.,”

Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, 2017.

[13] I. Hidayat, “Analisis Struktur Laboratorium Fakultas Ekonomi Universitas Jendral Soedirman Menggunakan Struktur Beton SNI 2013.,” Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon., 2017.

[14] P. R. Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, no. 14. 1970.

[15] J. Purnomo and J. Chandra, “Evaluation of a Reinforced Concrete Wall Macroscopic Model for Coupled Nonlinear Shear-Flexure Interaction Response,” Civ. Eng. Dimens., vol. 20, no. 1, pp. 41–50, 2018, doi: 10.9744/ced.20.1.41-50.

[16] R. R. Puspita, “Desain StrukturGedung Hotel Swiss-Bellin Darmocentrum Surabaya Menggunakan Sistem Ganda dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok – Plat Lantai.,” Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya., 2017.

[17] M. Ramadhyanita, “Modifikasi Struktur Gedung perkuliahan Fakultas Pertanian di Surabaya Menggunakan Dual System (Sistem Ganda) Sert Metode Pelaksanaan Konstruksi Kolom dan Shearwall.,” Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya., 2017.

Referensi

Dokumen terkait

2.5 Khảo sát các điều kiện nuôi cấy thích hợp cho sinh tổng hợp amylase Các điều kiện nuôi cấy thích hợp cho sinh tổng hợp amylase của các chủng vi nấm nghiên cứu được khảo sát theo

2020 ‘Aluminum Casting Inspection Using Deep Learning: A Method Based on Convolutional Neural Networks’, Journal of Nondestructive Evaluation,... COMPUTER VISION INSPECTION OF Page 75