• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Biaya Overhead dengan Metode Tradisional dan Metode ABC

N/A
N/A
Muh Akif 387

Academic year: 2024

Membagikan " Perhitungan Biaya Overhead dengan Metode Tradisional dan Metode ABC"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Setup 25 / 50.000 = $0.0005 75 / 250.000 = $0.0003 Pemindahan

Material

140 / 50.000 = $0.0028 210 / 250.000 = $0.00084

Inspeksi Produk 1.200 / 50.000 =

$0.024

2.800 / 250.000 =

$0.0112

Total Biaya Overhead per Unit:

Robot Mobil

Pembalap

$0.427 3

$0.05674

2. Biaya Overhead dengan Metode ABC (Activity Based Costing) Biaya Overhead Total:

Faktor Alokasi Biaya

Mesin Jam $150.00

0

Setup $80.000

Pemindahan Material

$70.000

Inspeksi Produk $50.000

Biaya Overhead per Unit:

Faktor Alokasi Robot Mobil Pembalap

Mesin Jam 20.000 / 50.000 * $150.000 =

$6.000

10.000 / 250.000 * $150.000 =

$600

Setup 25 / 50.000 * $80.000 = $40 75 / 250.000 * $80.000 = $24 Pemindahan

Material

140 / 50.000 * $70.000 = $196 210 / 250.000 * $70.000 = $58.80

Inspeksi Produk 1.200 / 50.000 * $50.000 = $1.200 2.800 / 250.000 * $50.000 = $560

Total Biaya Overhead per Unit:

Robot Mobil

Pembalap

$7.43 $1.242,80

(2)

6

3. Total Biaya Produksi

Metode Robot Mobil Pembalap

Tradisiona l

$200.000 + $0.4273=

$204.273

$750.000 + $0.05674 = $755.674

ABC $200.000 + $7.436 = $207.436 $750.000 + $1.242,80 =

$751.242,80

2. Perhitungan Biaya Produk dengan Metode Absorpsi dan Variabel Perusahaan Overton:

 Produksi tahun lalu: 80.000 unit

 Penjualan tahun lalu: 79.000 unit

 Tidak ada persediaan awal

 Aktivitas praktis: 80.000 unit Biaya Produksi:

 Bahan Baku Langsung: $596.000

 Tenaga Kerja Langsung: $104.600

 Overhead Variabel: $88.000

 Overhead Tetap: $228.800 Pertanyaan:

1. Hitunglah biaya dari satu unit produk dengan perhitungan biaya absorpsi.

2. Hitunglah biaya dari satu unit produk dengan perhitungan biaya variabel.

3. Hitunglah biaya dari persediaan akhir dengan perhitungan biaya absorpsi.

4. Hitunglah biaya dari persediaan akhir dengan perhitungan biaya variabel.

Solusi:

(3)

overhead x Aktivitas per unit) Biaya per unit = $596.000 / 80.000 unit + $104.600 / 80.000 unit + ($2.86 per unit x 1 unit) Biaya per unit = $7.45 + $1.31 + $2.86 Biaya per unit = $11.62 per unit

2. Biaya Per Unit dengan Metode Variabel Biaya per unit dengan metode variabel:

Biaya per unit = Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung + Overhead Variabel Biaya per unit = $596.000 / 80.000 unit + $104.600 / 80.000 unit + $88.000 / 80.000 unit Biaya per unit = $7.45 + $1.31 + $1.10 Biaya per unit = $9.86 per unit

3. Biaya Persediaan Akhir dengan Metode Absorpsi Persediaan akhir: 80.000 unit - 79.000 unit = 1.000 unit Biaya persediaan akhir dengan metode absorpsi:

Biaya persediaan akhir = Persediaan akhir x Biaya per unit (Metode Absorpsi) Biaya persediaan akhir = 1.000 unit x $11.62 per unit Biaya persediaan akhir = $11.620

4. Biaya Persediaan Akhir dengan Metode Variabel Biaya persediaan akhir dengan metode variabel:

Biaya persediaan akhir = Persediaan akhir x Biaya per unit (Metode Variabel) Biaya persediaan akhir = 1.000 unit x $9.86 per unit Biaya persediaan akhir = $9.860

Kesimpulan:

 Biaya per unit produk dengan metode absorpsi: $11.62

 Biaya per unit produk dengan metode variabel: $9.86

 Biaya persediaan akhir dengan metode absorpsi: $11.620

 Biaya persediaan akhir dengan metode variabel: $9.860

(4)

3. Analisis Investasi CAM X dan CAM Y

Weeden Inc. mempertimbangkan dua pilihan investasi dalam peralatan manufaktur berbantukan komputer (CAM):

Model CAM X:

o Harga beli: $2.400.000

o Arus kas masuk tahunan setelah pajak: $600.000 o Masa proyek: 10 tahun

o Biaya modal: 10%

Model CAM Y:

o Harga beli: $2.800.000

o Arus kas masuk tahunan setelah pajak: $700.000 o Masa proyek: 10 tahun

o Biaya modal: 10%

Pertanyaan:

1. Hitunglah NPV untuk setiap proyek. Model manakah yang akan Anda rekomendasikan?

2. Hitunglah IRR untuk setiap proyek. Model manakah yang akan Anda rekomendasikan?

Solusi:

1. Perhitungan NPV

NPV (Net Present Value) adalah nilai sekarang dari semua arus kas bersih (net cash flow) selama masa proyek, dikurangi dengan investasi awal.

Rumus:

NPV = Σ (CFt / (1 + r)^t) - I0 Dimana:

 CFt = Arus kas bersih pada tahun t

 r = Biaya modal

 t = Tahun

 I0 = Investasi awal

Perhitungan NPV untuk CAM X:

(5)

NPV_CAM_Y = (700.000 / (1 + 0.1)^1) + (700.000 / (1 + 0.1)^2) + ... + (700.000 / (1 + 0.1)^10) - 2.800.000

NPV_CAM_Y ≈ $3.201.458 Kesimpulan NPV:

CAM X: NPV = $2.218.857

CAM Y: NPV = $3.201.458

Berdasarkan NPV, CAM Y lebih menarik karena memiliki nilai NPV yang lebih tinggi ($3.201.458) dibandingkan dengan CAM X ($2.218.857).

2. Perhitungan IRR

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto yang membuat NPV proyek sama dengan nol.

Metode:

Metode Iterasi:

o Tebak nilai IRR awal.

o Hitung NPV dengan nilai IRR tersebut.

o Ulangi proses hingga NPV = 0 atau mendekati 0.

Metode Kalkulator Keuangan:

o Masukkan arus kas bersih dan investasi awal ke kalkulator keuangan.

o Hitung IRR dengan fungsi IRR.

Perhitungan IRR untuk CAM X:

IRR_CAM_X ≈ 21.7%

Perhitungan IRR untuk CAM Y:

IRR_CAM_Y ≈ 27.8%

Kesimpulan IRR:

(6)

CAM X: IRR = 21.7%

CAM Y: IRR = 27.8%

Berdasarkan IRR, CAM Y lebih menarik karena memiliki tingkat pengembalian internal (IRR) yang lebih tinggi (27.8%) dibandingkan dengan CAM X (21.7%).

4. Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Pelanggan

Perusahaan Patin dihadapkan pada keputusan untuk menerima atau menolak pesanan 20.000 jas hujan dari pelanggan luar daerah dengan harga $8 per unit. Berikut adalah analisis untuk membantu pengambilan keputusan:

Analisis Kuantitatif:

1. Hitung Profit:

Profit dari pesanan:

 Pendapatan: 20.000 unit * $8/unit = $160.000

 Biaya Produksi: 20.000 unit * $8.75/unit = $175.000

Profit: $160.000 - $175.000 = -$15.000 (Kerugian) Profit dari bisnis regular:

 Pendapatan: 170.000 unit * $12/unit = $2.040.000

 Biaya Produksi: 170.000 unit * $8.75/unit = $1.495.000

 Biaya Penjualan Variabel: 170.000 unit * $0.50/unit = $85.000

 Biaya Penjualan Tetap: $85.000

Profit: $2.040.000 - $1.495.000 - $85.000 - $85.000 = $375.000 Total Profit:

 Profit dari pesanan + Profit dari bisnis regular = -$15.000 + $375.000 = $360.000 2. Pertimbangan Tambahan:

 Kapasitas produksi yang tidak terpakai: Menerima pesanan memungkinkan Perusahaan Patin untuk menggunakan kapasitas produksi yang tidak terpakai (30.000 unit) dan meningkatkan efisiensi.

(7)

Analisis Kualitatif:

1. Dampak pada Reputasi:

 Menerima pesanan dapat meningkatkan reputasi Perusahaan Patin sebagai perusahaan yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.

 Menolak pesanan dapat merusak reputasi dan membuat pelanggan enggan untuk memesan di masa depan.

2. Dampak pada Karyawan:

 Menerima pesanan dapat membantu menjaga stabilitas kerja dan moral karyawan dengan memastikan produksi penuh.

 Menolak pesanan dapat menyebabkan pemotongan jam kerja atau PHK bagi karyawan.

3. Peluang Bisnis Baru:

 Menerima pesanan dapat membuka peluang bisnis baru di wilayah luar daerah yang sebelumnya tidak dilayani.

 Menolak pesanan dapat membatasi peluang untuk memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan.

Kesimpulan:

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif, Perusahaan Patin direkomendasikan untuk menerima pesanan 20.000 jas hujan dari pelanggan luar daerah dengan harga $8 per unit.

Alasan:

(8)

 Meskipun pesanan menghasilkan sedikit kerugian ($15.000), total profit perusahaan masih lebih tinggi ($360.000) dibandingkan dengan menolak pesanan.

 Menerima pesanan memiliki beberapa keuntungan kualitatif, seperti meningkatkan reputasi, menjaga stabilitas kerja karyawan, dan membuka peluang bisnis baru.

 Perlu diingat bahwa analisis ini hanya mempertimbangkan pesanan khusus ini dan tidak memperhitungkan faktor lain yang mungkin memengaruhi keputusan perusahaan.

 Penting untuk mempertimbangkan semua faktor yang relevan sebelum membuat keputusan akhir.

 Analisis ini hanya sebagai panduan dan tidak menggantikan penilaian profesional dari manajemen Perusahaan Patin.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “Analisis Perbandingan Metode Tradisional dan Metode Activity Based Costing dalam Perhitungan Unit Cost pada PD Kebersihan Kota

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dalam membebankan biaya overhead pabrik dengan menggunakan activity based costing belum sepenuhnya sesuai dengan konsep activity based

Dengan menggunakan pendekatan ABC (Activity Based Costing) dalam melakukan perhitungan unit cost pada biaya kuliah tunggal pada program diploma tiga untuk

Dengan menggunakan ABC system (Activity Based Costing System) biaya overhead pabrik dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan banyaknya aktivitas pembentuk

ABC ( Activity Based Costing ) adalah metode penentuan biaya produk yang pembebanan biaya overhead berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan dalam

Dari pengamataan serta perhitungan dari waktu baku serta perhitungan semua aspek biaya produksi maka disimpulkan metode Activity Based Costing (ABC Berdasarkan pada hasil

Hasil perhitungan biaya pelayanan hemodialisa dirumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) didapatkan bahwa unit

Menggunakan Activity Based Costing (ABC), perhitungan kos overhead menjadi lebih akurat karena sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dilekatkan ke jasa